Buku ini, sedikit banyak akan menambah wawasan anda tentang seputar pendidikan anak dan cita-cita membangun keluarga sakinah. Anda juga diajak untuk menjadi Ayah-Ibu yang baik bagi anak-anak: memberi dan bukan menuntut, mengasihi dan bukan menyakiti.
Judul: Positive Parenting: Cara-Cara Islami Mengembangkan Karakter Positif pada Anak Anda
Penulis: Mohammad Fauzil Adhim
Penerbit: Mizania
Cetakan: ke-2, November 2011
Tebal: 265 halaman
Peresensi: Maya Rohmah
NarasiPost.Com-Sungguh, anak-anak lahir untuk zaman yang berbeda dengan zaman kita, orangtuanya. Maka menjadi orang tua harus berbekal ilmu yang memadai. Sekadar memberi uang atau menyediakan fasilitas yang memadai, takkan cukup membuat anak-anak itu menjadi manusia unggul. Banyak hal tak bisa dibeli dengan materi. Mereka juga membutuhkan dukungan saat mereka terempas. Mereka membutuhkan perhatian, ketulusan, dan kasih sayang.
Menyadari hal itu, maka para orang tua, termasuk saya, berlomba menemukan metode yang tepat untuk mendidik anak-anak mereka, karena anak adalah investasi terbaik orangtuanya. Apalagi saat ini, tantangan dan hambatan untuk mendidik anak-anak semakin kompleks. Untuk itu, tidaklah mudah menemukan sebuah buku panduan untuk mengasuh dan membesarkan anak yang lengkap.
Buku-buku yang ditulis oleh ahli pendidikan dan parenting barat kebanyakan hanya menekankan pada sisi kecerdasan dan kesuksesan secara material. Sedangkan buku-buku yang berasal dari Timur (termasuk Islam) sudah mengarah kepada pembangunan akhlak dan karakter yang baik, namun terkadang, hemat saya, masih kurang membumi.
Buku yang berjudul "Positive Parenting" karya Ustaz Mohammad Fauzil Adhim ini mencoba menggabungkan sumber-sumber mutakhir dari barat dan juga khazanah Islam yang sangat kaya berkaitan dengan bagaimana pola mendidik anak.
Buku ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama bertutur tentang dasar-dasar positif parenting; bagian kedua tentang perwujudan positif parenting.
Memandang anak dalam bentuk yang positif, mendidik anak dengan penuh cinta dan kasih sayang, adalah ciri dari "positive parenting" yang digagas oleh penulis. Berbagai macam perilaku yang anak-anak lakukan adalah cara unik mereka untuk menunjukkan potensi luar biasa dari dalam diri mereka. Islam pun memberi catatan kepada para orangtua untuk memenuhi hak-hak anak, seperti pendidikan, perlakuan lembut, serta perawatan dan pemeliharaannya. Membaca buku ini, selain mendapatkan wawasan lengkap seputar pendidikan anak dan cita-cita membangun keluarga sakinah, anda juga diajak untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak: memberi dan bukan menuntut, mengasihi dan bukan menyakiti.
Halaman 107 penulis membahas tentang sibling rivalry (persaingan antar saudara). Banyak di antara kita yang tidak merencanakan kelahiran dengan baik. Anak-anak kita memiliki adik karena adiknya memang sudah lahir. Ia lahir begitu saja. Dan tiba-tiba sesudah kelahiran, semua berubah, orangtua merasa repot. Karena tidak ingin direpotkan oleh anak, kita sering mengambil jalan pintas dengan membiarkannya menonton televisi atau bermain ponsel.
Di sisi lain, ketika anak masih satu atau dua, mungkin masih repot karena keduanya sama-sama bersaing mendapatkan perhatian dari kita. Tetapi ketika sudah lebih dari dua, secara alami mereka akan belajar bekerja sama jika kita tidak mengambil jalan pintas melalui gawai ketika mereka berselisih.
Benar juga, pikir saya. Sebenarnya ada banyak pemikiran Positive Parenting lainnya yang dituangkan dalam buku ini. Misalnya terkait dengan konflik yang terjadi di Palestina baru-baru ini. Kita, para orang tua, menjadi sosok yang paling mungkin untuk membangkitkan rasa kepekaan, peduli dan empati kepada saudaranya sesama muslim, sekali pun itu nun jauh di sana. Kita buka mata mereka bahwa ada saudaranya yang harus mereka tolong di Palestina, di Afghanistan, maupun di belahan bumi lainnya. Semoga anak-anak kita, menjadi generasi yang menyala-nyala semangatnya, hidup jiwanya, cerdas akalnya, kuat imannya, tajam pikirannya, dan gigih perjuangannya.
Buku ini ditulis dengan gaya bahasa bertutur, ditambah dengan contoh-contoh praktis yang mudah sekali untuk diaplikasikan. Dan, ada puluhan kalimat bijaksana yang terserak dalam buku ini yang bisa dijadikan kutipan, contohnya seperti ini:
"Kita mendidik buah hati kita untuk menggenggam benda-benda, membanggakannya, dan meyakinkan diri-sendiri bahwa dengan itu anak-anak akan percaya diri. Padahal yang terjadi justru sebaliknya, semakin menjauhkan mereka dari matangnya jiwa" (hal.173).
"Jika anak-anak tidak menikmati kegiatan membaca dan menulis, sulit kita berharap mereka akan menjadi orang-orang yang berilmu yang antusias mengembangkan diri dan meningkatkan ilmunya." (Hal. 241).
Sangat menginspirasi!
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com