Tulisan-tulisan di buku ini bernyawa, memiliki gairah, seakan-akan sedang berbicara dengan kita. Isinya pun sudah pasti sangat familiar, karena pasti banyak dari kita yang melakukan hal yang serupa, tidak hanya untuk kaum remaja, bahkan sampai kaum dewasa.
Aqila Ghania Syaakirah
Judul: Tenanglah, Ada Allah
Penulis: Yusrina Sri
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Jenis Buku: Nonfiksi (Motivasi Islam)
Terbit: 13 Mei 2019
Jumlah Halaman: 288
ISBN: 978-602-04-9750-1
NarasiPost.com - “Terima kasih Allah, untuk segalanya. Kau tidak pernah biarkan aku tidak mendapat cahaya-Mu. Kau tidak pernah ingin aku tersesat begitu jauh.”
Begitulah bagaimana buku ini dibuka, dengan kalimat penuh syukur atas-Nya. Kita harus bersyukur setiap saat, apa pun yang Allah beri.
Sebelum memulai menganalisa buku ini, saya ingin menuliskan satu hal yang sangat menarik, yaitu buku ini ditulis dari pengalaman nyata si penulis dalam usahanya menyembuhkan diri dalam menghadapi segala kegelisahan dan hati yang goyah.
Buku ini secara umum menjelaskan bahwa dalam hidup akan ada titik yang terasa begitu kacau dan gelap gulita. Banyak sekali manusia yang mengira bahwasanya dunia bisa menyembuhkan luka yang sedang mereka tanggung. Padahal, jawabannya adalah ketika kita meminta pertolongan kepada-Nya. Kuncinya bukan di dunia, tetapi di Allah.
Selain itu, buku ini juga membahas tentang keyakinan kita kepada Allah yang dijelaskan dengan cara dan aspek yang berbeda-beda. Intinya, buku ini ingin menyampaikan derajat keyakinan kita kepada Sang Pencipta.
Pembahasan serta pesan yang dituliskan di buku ini dibagi menjadi sepuluh bagian, di mana di setiap bagiannya terdapat sekitar lima sampai sepuluh pesan yang bisa kita jadikan sebagai referensi dalam tahap penyembuhan diri.
Untuk isi, awalnya kita semua akan diajak untuk mengerti tentang hakikat hidup, bahwa esensi penciptaan manusia adalah untuk beribadah. Kita hidup rupanya bukan hanya sekadar lahir, sekolah, menikah, mempunyai anak, lalu mati.
Selama mempunyai misi, maka hidup kita adalah untuk mewujudkan misi tersebut (beribadah).
Allah memberikan kepada kita dunia sebagai media, maka dengannya segala rutinitas yang terkesan remeh bila diniatkan karena lillah akan berbuah pahala hingga bisa mengantarkan kita ke jannah-Nya.
Kemudian, kita akan dijelaskan tentang ujian. Hidup tidak akan pernah bisa lepas dari masalah. Maka, hakikat kita sebagai seorang muslim adalah menerima ujian yang Allah berikan. Sejatinya Allah memberikan ujian kepada kita semata-mata karena sayang. Allah ingin kita menjadi semakin kuat, tangguh dan kokoh dengan diberi beribu ujian.
Tidak hanya itu, buku ini juga memberi tahu bahwa setiap orang yang dilanda masalah harus tetap tenang karena Allah selalu bersamanya. Dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang.
Kita juga harus menerima masalah, menerima segala ketetapan dari-Nya. Kita harus tetap berprasangka baik kepada Allah apapun yang terjadi dan jangan pernah ragu kepada Allah.
Pesan lain yang ditulis dalam buku ini adalah jangan enggan untuk menangis di hadapan Allah. Rayulah Allah. Mintalah kepada Allah meski berulang-rulang kali, tak apa. Allah suka ketika hambanya yang berdoa. tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Ia lah pemilik alam semesta, kehidupan, manusia. Berdoalah terus, Allah akan memberi petunjuk.
Sedangkan kualitas dari buku ini sendiri, bila disesuaikan dengan sampul, jumlah halaman, isi, ukuran huruf dan harga, sangatlah sesuai. Mengingat kembali bahwa buku ini pun ditulis berdasarkan pengalaman nyata oleh si penulis menunjukkan bahwa isinya pun bukan hanya sekadar tulisan yang dibangun berdasarkan kumpulan huruf saja.
Tetapi, tulisan-tulisan di buku ini bernyawa, memiliki gairah, seakan-akan sedang berbicara dengan kita. Isinya pun sudah pasti sangat familiar, karena pasti banyak dari kita yang melakukan hal yang serupa, tidak hanya untuk kaum remaja, bahkan sampai kaum dewasa. Bahkan, tak hanya sekali pesan di buku 'Tenanglah, Ada Allah' membuat saya berurai air mata.
Kelebihan lain dari buku ini ialah di setiap bab pembahasan akan selalu ada satu kutipan yang dapat mewakili setiap pembahasan. Kutipan yang bisa mewakili, menceritakan kembali, membuat kita teringat lagi pesan yang telah disampaikan. Tentunya kutipan ini dapat kita pakai sehari-hari.
Selain itu, tulisannya pun dihiasi dengan warna dan ada yang ditebalkan, sehingga pembaca tidak akan mudah bosan dan mampu melihat dengan mudah kata kunci atau hal penting yang ingin disampaikan si penulis dengan penebalan tadi.
Namun, di buku ini ada banyak sekali struktur kata yang terulang-ulang dan tidak tepat. Ada beberapa bagian yang membingungkan karena stuktur kata yang terkesan agak ribet dan harusnya dibuat sedikit simpel dengan mengurangi kata-kata yang tidak perlu. Contohnya seperti kata “Prasangkaanmu” (halaman 139) terdengar aneh, lebih baik menjadi “Prasangkamu”. Contoh lain, “Terenyuh” (halaman 163), lebih baik menjadi “Sedih” atau “Tersentuh”. Lalu, “Menyemai” (halaman 169) seharusnya menjadi “Menanam” saja.
Dan juga ada beberapa kata yang tidak baku, peletakan tanda baca yang seharusnya ada tetapi tidak ada, sehingga membuat pembaca memerlukan waktu sedikit lama untuk memproses penjelasan yang disampaikan.
Dengan mengesampingkan beberapa kelebihan serta kekurangan yang ada, buku 'Tenanglah, Ada Allah' ini tetap menarik dan recommended untuk dibaca.
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com