
Matahari bagi umat Islam bukan sekadar benda angkasa belaka, tetapi ia adalah bukti tanda kekuasaan Allah.
Oleh. Irma Sari Rahayu
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Sebuah peringatan tentang datangnya badai matahari dan dampaknya bagi bumi dikeluarkan oleh Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA). Badai geomagnetik yang diperkirakan datang ke bumi tanggal 10 Oktober 2024 dengan level G4 (parah) terjadi akibat lontaran massa korona (CME) membentur bumi dengan kecepatan 1,5 juta mil per jam (tempo.co, 13-10-2024).
Peringatan akan badai matahari direspons oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan melaporkan bahwa Indonesia terkena imbas badai matahari pada tanggal 11-13 Oktober 2024. BMKG juga mengingatkan agar seluruh pihak mewaspadai terhadap berbagai akibat yang disebabkan badai ini (jatimtimes.com,13-19-2024).
Mengenal Badai Matahari
NASA (National Aeronautics and Space Administration) mendefinisikan badai matahari sebagai ledakan besar partikel, energi, medan magnet, dan material matahari yang dikeluarkan ke tata surya. Ledakan besar ini terjadi karena saling tersangkutnya medan magnet di permukaan matahari sampai kusut, akhirnya dilepaskanlah energi dalam bentuk partikel besar dan radiasi.
Baca: Gunung Bawah Laut, Penyeimbang Bumi
Solar storm atau badai matahari disebut juga sebagai badai geomagnetik. Badai matahari terjadi akibat flare atau ledakan matahari akibat terbukanya kumparan medan magnet di permukaan matahari yang bisa memancarkan energi sangat besar.
Badai Matahari Berbahayakah?
Para ilmuwan sepakat bahwa badai matahari tidak membawa efek bahaya secara langsung bagi manusia, tetapi ia berpengaruh besar kepada teknologi berbasis satelit dan jaringan listrik. Besarnya ketergantungan manusia pada teknologi berbasis satelit dan jaringan listrik tentu akan membawa dampak terhambatnya berbagai aktivitas manusia.
Berbagai kondisi yang terjadi sebagai dampak terjadinya badai matahari menurut NASA antara lain:
1. Gangguan jaringan listrik.
Badai matahari dapat menginduksi aliran listrik sehingga ia kelebihan beban. Akibatnya pemadaman listrik dapat terjadi untuk menjaga dari risiko buruk. Bayangkan kerugian yang dialami oleh manusia jika aliran listrik padam. Berbagai kegiatan ekonomi bisa terhambat bahkan terhenti.
2. Gangguan satelit dan navigasi.
Partikel badai matahari bisa merusak komponen elektronik pada satelit sehingga merusak sinyal GPS. Kondisi ini dapat mengganggu sistem komunikasi dan navigasi, terutama pesawat dan kapal di perairan. Dalam kondisi badai matahari, BMKG memberi peringatan kepada pengguna drone agar tidak mengoperasikannya sementara.
3. Gangguan komunikasi radio.
BMKG telah memberi peringatan kepada pihak penerbangan akan gangguan komunikasi radio yang diakibatkan oleh badai matahari ini. Jika hal ini terjadi, maka penerbangan bisa mengalami gangguan dan dihentikan sementara.
4. Munculnya Aurora Borealis dan Aurora Australis.
Fenomena menakjubkan yang disebabkan oleh badai matahari adalah kemunculan aurora di kutub utara dan selatan bumi. Bias sinar nan indah dan terlihat menari-nari ini muncul akibat bertabrakannya partikel matahari dengan atmosfer bumi. Di balik keindahannya, aurora yang disertai badai magnet bisa mengakibatkan gangguan jaringan komunikasi bahkan memengaruhi saluran listrik dan gas.
Matahari, Ciptaan Allah yang Menakjubkan
Dalam ilmu sains matahari termasuk ke dalam benda angkasa terbesar dalam sistem tata surya kita. Ia memiliki 99,8% massa total tata surya. Matahari terdiri dari gumpalan gas yang berpijar, memiliki garis tengah sekitar 1,4 juta km dengan suhu permukaan 5.499⁰ C dan 15 juta derajat lebih di bagian intinya. Matahari tidak termasuk planet, melainkan digolongkan ke dalam bintang karena bisa memancarkan sinar sendiri.
Allah Swt. menyebut matahari sebanyak 33 kali dengan sebutan syams di dalam Al-Qur’an. Matahari bagi umat Islam bukan sekadar benda angkasa belaka, tetapi ia adalah bukti tanda kekuasaan Allah. Matahari sangat berguna bagi kaum muslim yang berfungsi sebagai penanda waktu salat. Perbedaan waktu salat ditandai dengan bentuk bayangan yang dihasilkan. Selain itu, aktivitas matahari terbit, terbenam, tergelincir, cahaya yang muncul di ufuk timur, cahaya kemerahan yang menghilang di ufuk barat juga dipakai untuk menandai waktu salat.
Matahari sebagai sumber cahaya bermanfaat bagi makhluk hidup terutama manusia sebagai penerang, membantu proses fotosintesis pada daun hijau, dan pengubah Provitamin D3 menjadi Vitamin D3 di bawah lapisan kulit. Namun atas kuasa Allah, ada juga negara yang mengalami gelap selama berbulan-bulan hidup “tanpa matahari”.
Matahari juga sebagai penentu perhitungan kalender masehi. Allah Swt. berfirman dalam surah Yunus ayat 5 yang artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menempatkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang yang mengetahui”.
Keberadaan Matahari dan Peringatan bagi Manusia
Fenomena terbit dan tenggelamnya matahati yang mengakibatkan perubahan siang menjadi malam terjadi atas seizin Allah Swt. Pergantian siang dan malam adalah sebagai tanda kekuasaan Allah yang ditujukan kepada orang yang mau berpikir. Allah Swt. menyebutkan perubahan siang dan malam dalam Al- Qur’an surah Fussilat ayat 37, Al- Qashash ayat 73, dan Yasin ayat 40.
Matahari juga diciptakan Allah sebagai pengingat kepada manusia bahwa hari kiamat yang disebutkan dalam rukun iman yang kelima adalah benar adanya. Kemunculan hari kiamat ditandai salah satunya dengan terbitnya matahari dari ufuk barat. Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda:“Bersegeralah kalian beramal saleh sebelum terjadi enam perkara: matahari terbit dari arah barat, (turun) kabut tebal, Dajjal, hewan melata, kematian, dan kiamat.” (HR. Muslim, Ahmad, Hakim, Abdu bin Humaid, dan Ibnu Mardawih)
Akhir Matahari
Sebagaimana makhluk ciptaan Allah lainnya, matahari akan mengalami akhir dari usianya. Para ilmuwan memperkirakan usia matahari saat ini adalah 4,6 miliar tahun dan prediksinya, ia akan melewati waktu hingga 10 miliar tahun. Prediksi para ilmuwan, ketika matahari telah mencapai usia 10 miliar tahun maka ia akan menjadi bintang yang berwarna merah, ukurannya membesar, lebih terang dari sekarang, tetapi menjadi lebih dingin.
Kondisi ini disinyalir sebagai tanda berakhirnya kehidupan. Bahkan, Al-Qur’an sudah menggambarkan bahwa suatu saat nanti matahari akan redup atau padam. Allah memberi gambaran berakhirnya matahari dalam surah At-Takwir ayat 1 dan 2 yang menyebutkan bintang besar itu akan digulung.
Khatimah
Peristiwa badai matahari dan berbagai fenomena matahari, seyogianya bisa menjadi pengingat bagi manusia akan Maha Kuasanya Allah. Allah-lah Al-Khalik, Al-Mudabbir, Sang Pencipta dan Pengatur alam semesta. Apa yang terjadi di muka bumi semua berjalan sesuai keteraturan dan atas kehendak-Nya.
Wallahu a’lam bish-shawaab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

[…] Baca juga:badai matahari pengingat bagi manusia […]