Mi Instan, Makanan Sejuta Umat

Mi Instan, makanan sejuta umat

Padahal jika mi instan dimakan terlalu sering bisa berbahaya bagi kesehatan. Karena disebabkan banyaknya proses kimia dan penambahan bahan lain yang tidak baik bagi kesehatan.

Oleh. Rastias
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Siapa sih yang tidak menyukai mi instan? Saya rasa kebanyakan orang menyukainya. Hampir kebanyakan orang setiap hari menyantapnya, bahkan sampai ada yang nyetok juga buat persediaan.

Emang rasanya enak dan murah, sih. Selain itu, dipilih karena praktis dalam penyajiannya sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk memasaknya. Oleh karena itu, mi instan bisa menjadi pilihan yang tepat untuk dikonsumsi pada tanggal tua tiba. hehe
Tapi yakin, mi instan itu sehat?

Kandungan Mi Instan

Mi instan termasuk makanan ultraolahan atau ultra procesed food (UPF). Makanan ultraolahan adalah jenis makanan yang telah diubah dari bentuknya yang asli menjadi bentuk baru lagi karena alasan kesehatan, kenikmatan, maupun alasan tertentu lain. Proses pembuatannya yang dilalui antara lain pendinginan, pemasakan, pemanasan, dan pengeringan.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mi instan jika hanya dikonsumsi setahun sekali. Tetapi pada kenyataannya, sebagian besar orang terlalu sering mengonsumsinya. Apalagi ada yang mengonsumsi beberapa kali sehari. Padahal jika dimakan terlalu sering bisa berbahaya bagi kesehatan. Karena disebabkan banyaknya proses kimia dan penambahan bahan lain yang tidak baik bagi kesehatan.

Baca: penuaan-manusia-menurut-sains-dan-al-quran

Secara umum, bahan dasar dalam pembuatannya adalah tepung terigu dan tepung mocaf, sedangkan bahan tambahan lain yang digunakan adalah air, garam, minyak goreng, dan berbagai zat kimia, seperti pewarna kuning (tartrazine), natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil dan pengental), bahan tambahan pangan, dan MSG. Sebenarnya masih banyak kandungan lain. Namun, rasanya terlalu panjang artikel ini jika membahas kandungan tersebut. Nah, kandungan-kandungan zat kimia inilah yang menjadikan mi instan tak baik dikonsumsi, apalagi berlebihan dan terus menerus.

Bahayanya

Mungkin kamu pernah mendengar kabar bagaimana kondisi usus orang yang setiap hari mengonsumsusi mi instan. Ya, gangguan pencernaan. Gangguan pencernaan yang ada dapat berbagai macam jenisnya, mulai dari perut terasa penuh, diare, peradangan pada usus dan lain-lain. Ini hanya salah satu bahaya dari mi instan, belum termasuk bahaya-bahaya lainnya.

Apa saja bahaya-bahaya yang ditimbulkan ketika mengonsumsi mi instan?

  1. Sindrom metabolik
    Penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ahli di Korea Selatan, mengungkapkan bahwa orang yang makan mi instan 2—3 kali seminggu, termasuk mi Jepang dan ramen, memiliki risiko peningkatan sindrom metabolik. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa berusia 18 — 29 tahun lebih dari 3.000 kali. Hasilnya, orang yang makan mi instan 2—3 kali atau bahkan lebih dalam seminggu memiliki tekanan darah dan glukosa darah lebih tinggi dibandingkan orang yang hanya mengonsumsinya sekali dalam sebulan. Sindrom metabolik ini disebabkan karena tingginya natrium dan lemak jenuh yang terdapat pada mi instan

  2. Diabetes. Mi instan terbuat dari Maida. Maida adalah tepung terigu yang diolah melalui proses penggilingan, penghalusan, dan pemutihan. Maida tidak memiliki kandungan nutrisi apa pun selain kaya rasa juga kandungan gula yang tinggi. Oleh karena itu, mengonsumsi maida dapat meningkatkan gula darah.

  3. Liver. Pengawet dan zat aditif yang terdapat dalam mi instan akan menekan kerja organ hati (liver) bila dikonsumsi terlalu banyak. Karena sesungguhnya pengawet dan zat aditif ini sulit dijelaskan. Jika hal ini terus dibiarkan, organ hati (liver) bisa menimbun lemak berlebih dalam selnya. Apabila terjadi penimbunan lemak, maka akan menimbulkan kerusakan pada organ hati (liver).

  4. Obesitas
    Jumlah kalori dan lemak jenuh yang terkandung cukup tinggi, sehingga memberikan rasa enak dan membuat ketagihan. Akan tetapi, tingginya kalori dan lemak jenuh inilah yang justru memberikan kontribusi besar pada peningkatan berat badan.

  5. Tekanan darah naik. Mi instan memiliki kandungan natrium yang tinggi. Menurut jurnal Nutrients (2017), makanan ultraproses ini menyediakan sekitar 80% asupan garam harian. Padahal anjuran mengonsumsi garam tiap orang yaitu sekitar 1 sendok teh per hari. Oleh karena itu, asupan garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah.

Mengingat bahayanya, sebaiknya kamu menghindari makan mi instan setiap hari dan usahakan untuk mengutamakan makan makanan sehat. Makan sehat bukan hanya buah dan sayur saja, lo. Tetapi makan sehat yaitu makan bahan pangan yang tidak berubah jauh dari bentuk aslinya dan dengan nutrisi yang seimbang. Misal porsi piring kamu makan terdiri dari nasi yang dicampur biji-bijian seperti jagung, kacang hijau, lalu lauk ayam yang masih terlihat paha ayamnya bukan nugget ayam di tambah sayur bayam, dan buah pisang.

Yuk biasakan makan makanan sehat, nutrisi seimbang, halal dan tayib. Karena sehat itu berasal dari apa yang kita makan.

Allah Swt. telah berfirman,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah 168) .

Berpola makan sehat dan hidup sehat itu bisa banget diusahakan. Tinggal kitanya mau bergerak sekarang atau menunggu sakit baru berubah. Semua kembali kepada kita.

Hidup sehat dan pola makan sehat itu tidak bisa kayak "Yoyo". Kadang iya, kadang tidak. Semua butuh konsisten dan komitmen. Semoga semua yang mau hijrah ke pola yang lebih sehat, dimudahkan oleh Allah dalam menjalaninya. Aamiin. Wallahu'alam bishawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Rastias Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Kekeringan di Spanyol: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Next
Memahami dan Mengoptimalkan Potensi Anak Usia Balig (Part 1)
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram