
Impaksi gigi merupakan pertumbuhan gigi yang tidak normal. Gigi seperti tertanam di dalam gusi sehingga pertumbuhannya tidak sempurna. Impaksi gigi terjadi saat gigi tidak mendapatkan ruang yang cukup untuk tumbuh dan keluar dari gusi.
Oleh. Deena Noor
(Kontributor Narasiliterasi.Id)
NarasiPost.Com-“Impaksi gigi, Bun, bukan infeksi,” ucapnya sambil memegang pipi.
“Oh, apa itu?” tanyaku. Sepertinya ini pertama kali aku mendengar kata itu.
“Jadi, impaksi itu ketika gigi tumbuh tidak normal, Bun. Ada gigi saya yang tumbuhnya itu bukan keluar gusi kayak gigi pada umumnya, tetapi malah di dalam gusi dan menekan gigi di sampingnya. Saya sendiri baru tahu kalau ada kelainan pada gigi setelah periksa ke dokter gigi. Kagetnya, nggak cuman satu, tetapi ada tiga gigi yang terimpaksi! Pantas kok sakit banget,” jelasnya dengan suara agak pelan.
Oalah. Ternyata orang dewasa masih bisa mengalami gangguan pada pertumbuhan giginya, ya? tanyaku sambil membayangkan sakitnya gigi yang terimpaksi. Kalau sakit gigi karena bolong, aku tahu rasanya karena pernah mengalami.
“He eh, Bun. Saya kira awalnya hanya karena gigi bolong. Makanya, saya nggak periksa ke dokter dan cuman diobatin pakai obat yang biasanya. Eh, lha kok sakitnya nggak sembuh-sembuh dan kayak menjalar ke mana-mana, ke kepala dan ke leher. Saya mau makan juga nggak enak. Sakit semua rasanya. Mikir jadi nggak fokus. Buat beraktivitas juga nggak nyaman,” jelasnya lagi.
Aku setuju dengannya. Sakit gigi itu memang sakit sekali. Bahkan, saking sakitnya sampai ada yang bilang kalau mending sakit hati daripada sakit gigi. Eh, apa iya?!
Impaksi Gigi
Karena penasaran, aku pun mencoba googling tentang impaksi gigi. Ketemulah di alodokter.com penjelasan terkait impaksi gigi, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya. Dari yang kubaca, impaksi gigi merupakan pertumbuhan gigi yang tidak normal. Gigi seperti terjebak di dalam gusi sehingga pertumbuhannya tidak sempurna. Impaksi gigi terjadi saat gigi tidak mendapatkan ruang yang cukup untuk tumbuh dan keluar dari gusi.
Kondisi ini menyebabkan gigi tumbuh menyamping atau menjauh dari geraham di sampingnya, terpendam, atau hanya tumbuh sebagian. Impaksi gigi dapat menyebabkan rasa sakit, bengkak, infeksi, atau merusak gigi di sekitarnya. Jika dibiarkan, dapat menimbulkan masalah lainnya seperti timbulnya plak gigi, kesulitan mengunyah, atau kerusakan saraf sekitar gigi.
Gejala Impaksi Gigi
Impaksi gigi biasanya terjadi pada gigi bungsu. Namun, impaksi juga mungkin terjadi pada gigi lain seperti gigi taring.
Adapun gejala impaksi gigi secara umum meliputi:
- Gigi hanya muncul sedikit atau sebagian di permukaan gusi.
- Nyeri di bagian belakang mulut, terutama di sekitar gigi bungsu.
- Sakit kepala berkepanjangan.
- Gusi bengkak.
- Kesulitan membuka mulut.
- Terasa sakit atau tidak nyaman saat mengunyah makanan.
- Bau mulut atau rasa tidak enak di mulut karena adanya infeksi gigi.
- Terjadi pergeseran pada gigi di sekitar gigi yang terimpaksi.
- Kelenjar getah bening membengkak.
Penyebab Impaksi Gigi
Pertumbuhan tidak normal pada gigi dapat terjadi karena berbagai kondisi. Penyebab utama adalah ruang rahang yang terlalu kecil sehingga gigi tidak dapat tumbuh dengan semestinya. Adapun penyebab lainnya adalah
- Gigi susu yang terlambat tanggal sehingga menghalangi gigi permanen untuk tumbuh.
- Adanya tumor atau kista di rahang yang menghalangi pertumbuhan gigi.
- Gigi lain sudah tumbuh dalam posisi tidak beraturan sehingga menghalangi gigi bungsu.
- Jaringan gusi yang tebal sehingga menghambat gigi tumbuh keluar.
- Posisi gigi yang tidak normal seperti tumbuh miring atau bengkok atau terlalu dekat dengan gigi yang lain.
- Faktor genetik, yakni ada riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
Ketika ada gigi yang tumbuh tidak normal biasanya akan menyebabkan pertumbuhan gigi menjadi tidak beraturan. Selain menimbulkan ketidaknyamanan dalam mengunyah makanan, gigi yang tidak beraturan juga dapat mengganggu penampilan, rasa percaya diri, dan kesehatan gigi dan mulut.
Pengobatan
Pada beberapa orang, impaksi gigi mungkin tidak terlalu mengganggu. Namun, pada sebagian orang lainnya hal itu dapat memberikan gangguan berarti seperti nyeri yang menjalar ke leher, telinga, wajah, dan kepala. Penggunaan obat pereda nyeri, mengompres dengan handuk dingin, atau berkumur dengan air garam hangat dapat membantu, tetapi hanya sesaat. Tindakan khusus dapat dilakukan sesuai tingkat keparahannya.
Jika impaksi gigi tidak menimbulkan gejala, biasanya cukup dengan kontrol rutin ke dokter. Hal ini untuk mengetahui perkembangan impaksi gigi sekaligus mengantisipasi jika kemudian kondisi memburuk.
Pada impaksi gigi yang menimbulkan gejala, perlu dilakukan tindakan yang lebih serius. Jika impaksi gigi hanya sebagian, maka dilakukan tindakan pencabutan gigi. Adapun impaksi gigi yang menyeluruh, biasanya dokter akan menyarankan untuk tindakan operasi ekstraksi gigi. Operasi ini dilakukan dengan menyayat gusi terlebih dahulu, baru kemudian mencabut gigi yang terimpaksi. Setelah itu, sayatan dijahit kembali dan menutup gusi dengan kain kasa.
Setelah tindakan operasi, dokter juga akan meresepkan obat pereda nyeri seperti asam mefenamat dan juga antibiotik untuk mencegah infeksi. Tindakan tambahan lain mungkin dilakukan jika dirasa perlu. Yang penting, nyeri atau gangguan yang diakibatkan impaksi gigi sudah tidak ada lagi sehingga pasien dapat beraktivitas seperti biasanya.
Baca Juga: https://narasiliterasi.id/medical/01/2025/hipertrofi-konka-pemicu-sulit-bernapas/
Pentingnya Gigi
Gigi nyatanya merupakan bagian penting dari tubuh manusia. Dengan gigi, kita dapat mengunyah makanan sehingga lebih mudah ditelan dan masuk dalam pencernaan. Kita punya gigi seri depan untuk menggigit, gigi taring untuk menyobek makanan, dan gigi geraham untuk mengunyah, menghancurkan, dan menggiling makanan.
Selain itu, keberadaan gigi juga membantu kita dalam berbicara. Dengan adanya gigi, terutama gigi taring dan gigi seri, kita dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas.
Karena itulah, menjaga kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting. Menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang tepat membantu menjaga gigi tetap sehat. Memeriksakan gigi secara rutin ke dokter juga diperlukan guna mengetahui kondisi kesehatan gigi secara lebih jelas. Ini juga mendeteksi adanya impaksi gigi sejak dini sehingga dapat mengantisipasi potensi gangguan yang muncul.
Menjaga Nikmat Sehat
Menjaga kesehatan gigi bukan semata untuk menopang fungsi gigi tetap berlangsung dengan baik. Gigi yang sehat dapat membantu menjaga kelancaran aktivitas secara keseluruhan. Jika gigi sakit, biasanya dapat menjalar ke mana-mana. Kepala menjadi pusing. Leher dan telinga terasa sakit. Hal ini karena saraf pada gigi terhubung dengan saraf yang ada di kepala, telinga, dan leher.
Bayangkan saja betapa tidak nyamannya ketika beraktivitas dengan kondisi nyeri dan sakit di sejumlah bagian tubuh. Sudahlah tidak fokus, pekerjaan juga tidak beres-beres. Emosi pun kadang gampang tersulut karenanya. Duh, nggak enaknya sakit gigi.
Maka dari itu, merawat gigi merupakan bagian dari menjaga nikmat sehat yang telah diberi. Ketika gigi sakit, nikmat sehat sedang dicabut sehingga terasa mengganggu dan menghambat aktivitas sehari-hari. Beribadah pun dapat terganggu karena nyerinya seperti menusuk-nusuk membuyarkan konsentrasi. Gigi mungkin tampaknya kecil, tetapi ia bisa menjadi masalah besar dan menyakitkan bila mengalami gangguan.
Merawat Gigi ala Nabi
Islam sangat memperhatikan kesehatan tubuh secara menyeluruh. Gigi pun tak luput diperhatikan perawatannya agar senantiasa bersih dan sehat. Kita dapat mengikuti cara Rasulullah saw. dalam merawat gigi. Rasulullah saw. rutin menjaga kebersihan gigi dengan bersiwak sebagaimana yang disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim: “Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali melakukan wudhu.”
Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut dalam Islam. Selain itu, dari hadis ini juga diketahui bahwa Rasulullah sangat menganjurkan umatnya untuk menggunakan siwak dalam merawat gigi.
Siwak sendiri adalah ranting atau batang dari pohon arak. Pohon bernama latin Salvadora persica ini terkategori semak belukar yang banyak ditemui di Timur Tengah. Penggunaan siwak untuk merawat gigi dan mulut sudah dari ribuan tahun yang lalu. Manfaat siwak selain untuk membersihkan juga dapat mencegah gigi berlubang, melindungi gusi, dan menyegarkan napas.
Cara berikutnya adalah dengan membersihkan gigi dari sisa makanan. Berkumur-kumur atau menyikat gigi dapat membantu membuang sisa makanan yang menempel. Dalam hadis riwayat At-Tabrani, Rasulullah menekankan pentingnya untuk menghilangkan sisa makanan yang ada di gigi: “Buanglah sisa-sisa makanan di gigimu, karena perbuatan itu adalah kebersihan, dan kebersihan itu akan mengajak (menggiring) kepada iman, dan iman itu akan bersama orang yang memilikinya dalam surga.”
Khatimah
Impaksi gigi merupakan gangguan pada pertumbuhan gigi yang memang normal terjadi dan dapat diatasi. Pengobatan dapat dilakukan sesuai dengan tingkat keparahannya. Adapun perawatan gigi secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan dan mencegah masalah pada gigi.
Islam memberi kita panduan dalam menjaga kesehatan dan menghadapi penyakit, termasuk yang berkaitan dengan gigi. Ketika Allah takdirkan sakit itu datang, maka hendaknya diterima dengan sabar dan ikhlas. Sakit itu adalah ketetapan dari-Nya. Hindari mengeluh, apalagi sampai yang berlebihan. Lebih baik mencari cara untuk mengobatinya. Sakit memang tidak enak, tetapi bersamanya ada kesempatan untuk meluruhkan dosa-dosa.
Impaksi gigi karena faktor genetik juga merupakan ketetapan dari Allah Swt. yang tidak dapat dihindarkan. Tidak ada seorang pun yang dapat memilih dia lahir dari keturunan siapa, termasuk penyakit turunan yang menyertainya. Yang dapat dipilih adalah bagaimana menyikapi impaksi gigi sebagai salah satu ujian dari Sang Khalik. Bila bersabar dan mencari pengobatan sesuai tuntunan syariat, maka Allah akan meridai dan menganugerahkan pahala-Nya yang tak terbatas.
Wallahu a’lam bishshawwab []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
