
Apa yang disampaikan di dalam aksi mahasiswa sejatinya bukan masalah yang ringan diselesaikan oleh individu, sebab ia bersifat sistemis.
Oleh. Verawati S.Pd.
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Tagar Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu adalah dua hal yang sedang viral di media sosial. Tagar-tagar ini menggambarkan kekecewaan dan kritik atas kinerja pemerintah. Tidak hanya itu, aksi mahasiswa bertajuk Indonesia Gelap terjadi di mana-mana. Mereka menyuarakan secara langsung kekhawatiran atas kebijakan yang ditetapkan Prabowo yaitu efisiensi anggaran.
Mahasiswa Universitas Negeri Makassar melakukan aksi unjuk rasa di depan Kampusnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (19-2-2025). Dalam aksinya tersebut mereka menyuarakan sejumlah tuntutan termasuk perhatian terhadap anggaran pendidikan dan kesehatan. (bbcnews.com, 21-02-2025)
Hal yang serupa terjadi di Jakarta. Mahasiswa dari berbagai kampus dan ormas menggelar aksi bersama. Dilansir CNNIndonesia.com (20-02-2025), massa mahasiswa yang tergabung dalam aksi puncak Indonesia Gelap bersama koalisi masyarakat sipil di kawasan dekat Istana Kepresidenan yakni di Patung Kuda, Jakarta pada Jumat (21-2-2025) hari ini akan melakukan demonstrasi tanpa mengenakan jas almamater kampus masing-masing.
Beberapa poin yang mereka suarakan adalah mendesak pencabutan atau peninjauan ulang Inpres Nomor 1 Tahun 2025 karena dianggap berpotensi merugikan rakyat, menolak pemotongan anggaran pendidikan, menuntut transparansi pengelolaan anggaran negara, mengkritisi program makan bergizi gratis, dan menolak kebijakan yang dianggap menguntungkan oligarki. Secara umum aksi ini menggambarkan kekhawatiran mahasiswa terhadap masa depan bangsa terutama masalah pelayanan publik.
Baca juga: Efisiensi Anggaran Picu Aksi Indonesia Gelap
Aksi Mahasiswa adalah Amar Makruf
Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut adalah sebuah kewajiban. Terlebih mahasiswa bagian dari rakyat yang memiliki kelebihan dari sisi semangat, tenaga, juga ilmu pengetahuan. Suaranya akan dapat memengaruhi atau didengar oleh penguasa.
Tak hanya itu, demonstrasi damai atau aksi dalam pandangan Islam adalah aktivitas yang agung. Pahalanya begitu besar dan tergolong syahid jika meninggal. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, "Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Dari hadis di atas menunjukkan bahwa unjuk rasa adalah aktivitas yang mulia. Sampai-sampai pahalanya disamakan dengan pahala jihad. Sebab, tidak mudah mengatakan kebenaran di hadapan penguasa terlebih penguasa zalim. Taruhannya adalah nyawa. Penguasa bisa dengan mudah menghabisi seseorang yang dianggap mengganggu atau menghalangi tujuannya.
Untuk itu diperlukan keberanian dan juga sikap politik yang benar, bukan hanya sekadar emosi sesaat dan kosong dari esensi perubahan. Mahasiswa diharapkan memahami arah politik benar yang mampu mengarahkan pada perubahan yang hakiki yaitu penerapan sistem Islam.
Problemnya Bersifat Sistemis
Apa yang disampaikan di dalam aksi mahasiswa sejatinya bukan masalah yang ringan dan mudah diselesaikan oleh individu, presiden sekalipun. Ini disebabkan bahwa semua masalah yang disampaikan bersifat sistemis yakni berkaitan dengan sistem kehidupan yang dianut oleh negara ini yakni kapitalisme. Dalam sistem ini, agama dipisahkan dengan kehidupan. Artinya, aturan yang dipakai adalah aturan buatan manusia, bukan aturan Sang Pencipta yakni Allah Swt. sehingga jauh, bahkan mustahil ada keadilan.
Kebebasan adalah ciri dari sistem kapitalisme. Kebebasan beragama, berpendapat, termasuk kebebasan memiliki harta adalah hal yang diutamakan. Dengan adanya kebesaran inilah pada akhirnya kekayaan negeri ini dikuasai hanya oleh segelintir orang, yakni kelompok pemilik modal saja. Muncullah slogan “si kaya makin kaya dan si miskin makin miskin”. Inilah hasilnya.
Kenapa ada efisiensi anggaran dan pemotongan anggaran di berbagai pos belanja negara? Negara sedang kesulitan mendapatkan pendapatan atau uang. Sumber daya alam dan kekayaan negeri ini sudah dikuasai oleh para pemilik modal (kapitalis). Padahal, program yang akan diwujudkan, banyak yang memerlukan uang segera. Salah satunya adalah program makan bergizi gratis.
Program efisiensi anggaran sejatinya menggambarkan kondisi ekonomi negara ini sedang mengalami kesulitan. Maka, wajar tagar Indonesia Gelap ramai disuarakan. Awal tahun 2025 pemerintah menetapkan PPh atau pajak penghasilan sekitar 12%, kemudian rakyat menolak dan akhirnya kebijakan ini hanya pada barang mewah saja. Artinya, dalam sistem kapitalisme, pajak menjadi tumpuan utama dalam menggerakkan ekonomi dan menjalankan negara.
Sulitnya Solusi
Lalu kemana perginya kekayaan alam negeri ini? Jawabannya bahwa hampir semua kekayaan alam dikelola dan diserahkan pada swasta dan asing. Merekalah yang menikmatinya. Kenapa bisa terjadi? Kembali ke problem utama yakni kapitalisme karena memang sistem memberikan kebolehan yang seluas-luasnya bagi pemilik modal atau swasta untuk memilikinya. Bahkan, kekuasaan, aturan, serta hukum negeri ini pun banyak disetir mereka. Kalau sudah diambil alih swasta, maka orientasinya adalah keuntungan. Lalu apa peran negara? Perannya sekadar pembuatan regulator semata yang sering kali itu pun berpihak pada pemilik modal.
Ibarat kotak, penguasa dalam sistem kapitalisme demokrasi hanya diberikan satu kotak untuk mengatur ekonomi. Kotak ini untuk diotak-atik. Postur anggaran pendapatan negara bertumpu pada pajak dan utang, sementara belanja begitu banyak. Ironisnya, belanja terbanyak adalah bayar utang dan bunganya. Maka tak heran, efisiensi anggaran dilakukan sebagai upaya menyelamatkan keuangan negara.
Namun, apakah ini akan menjadi solusi? Ketika efisiensi ini salah sasaran, jelas tidak akan jadi solusi. Terlebih yang dipotong adalah anggaran untuk kebutuhan pelayanan publik. Jelas hal ini akan menyulitkan masyarakat.
Artinya, selama negeri ini masih menggunakan kapitalisme, maka akan sulit menemukan solusi atas berbagai persoalan yang terjadi, sebab sudah rusak dari sisi akidah atau pondasinya. Kalau pondasi sudah rusak, maka bangunan apa pun akan hancur.
Pemuda Agent of Change
Sejarah telah mencatat bahwa perubahan itu ada di tangan para pemuda. Rasulullah beserta sahabatnya mampu mengubah Arab jahiliah menjadi cahaya Islam yang penuh Rahmat. Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan adalah pemuda yang menemani perjuangan Rasulullah. Bahkan, di kala masih anak-anak pun, ia mampu menjadi teladan kebaikan seperti sayidina Ali bin Abi Thalib. Beliau menjadi panglima perang di usia yang sangat muda.
Mus’ab bin Umair juga tokoh pemuda yang gagah berani. Beliau meninggalkan semua kenikmatan dunia dan hidupnya diwakafkan untuk Islam. Sebelum berhasil mengubah Madinah. awalnya di wilayah tersebut sering terjadi konflik atau perang antar suku. Kemudian beliau mampu mengislamkan tokoh Madinah dan akhirat. Seluruh Madinah bersinar dengan Islam. Sinarnya terpancar hingga ke seluruh penjuru dunia hingga saat ini.
Hal yang sama disampaikan oleh Presiden Soekarno, "Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia." Hal ini menggambarkan bahwa peran pemuda begitu besar dalam kemajuan dan kebangkitan suatu bangsa, bahkan peradaban. Mereka adalah aset berharga yang potensinya luar biasa. Maka dari itu, perlu upaya yang serius dan terus-menerus untuk mengarahkan mereka untuk menjadi agent of change. Yakni membina mereka seperti Rasulullah membina para sahabatnya, menjadi politikus Islam.
Menjadi politikus Islam artinya harus memahami Islam secara menyeluruh sekaligus menjadikan sebagai solusi. Karena akar masalahnya sistemis, maka diperlukan juga solusi sistemis. Untuk memahami bahwa problem hari ini adalah seperti itu, maka perlu pengetahuan, pengkajian, dan pemahaman yang serius dan mendalam. Harus ada pemikiran lain di luar kebiasaan atau keadaan sekarang. Jika problemnya adalah sistem kapitalisme, tentu tidak bisa menggunakan pemikiran kapitalisme lagi untuk menyelesaikan. Dibutuhkan solusi di luar kapitalisme. Solusi tersebut adalah Islam.
Penutup
Seperti itulah pemahaman yang mestinya dimiliki oleh para pemuda Islam. Islam dijadikan satu-satunya sumber solusi. Islamlah yang diperjuangkan dan disebarkan ke seluruh penjuru dunia. Indonesia gelap maka dibutuhkan cahaya, dan cahaya itu adalah Islam yang dibawa oleh para pemuda. Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
