
Tawuran remaja tidak akan terjadi saat negara memberikan hukuman (sesuai apa yang telah diperbuat) saat melanggar aturan yang sudah ditetapkan hukum syarak.
Oleh. Tami Faid
Kontributor NarasiLiterasi.Id
NarasiLiterasi.Id-Tawuran remaja yang marak terjadi di berbagai kota dengan membawa senjata tajam seperti clurit panjang dan pendek, ini menjadikan masyarakat ketakutan, resah, dan terganggu aktivitasnya. Tindakan mereka brutal. Melansir dari CNN Indonesia, Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan menyampaikan bahwa ada tawuran antar pelajar di Jalan Karya Bakti gang Tawon, Medan sekitar pukul 02.00. Ada satu pelajar yang meninggal dunia disebabkan terkena bacok.
Tawuran ini disebabkan ada dua kelompok yang saling ejek, yaitu kelompok Remaja Independen dan War Buji (Warung Buk Kita) melalui media sosial. Mereka akan melakukan pertemuan untuk aksi tawuran. (3-5-2025)
Kasus yang sama terjadi di Tangerang. Sebanyak 28 remaja berhasil ditangkap oleh Kapolsek Ciseuk ketika mereka akan melakukan aksi tawuran. Di antara para pelajar juga ditemukan bom molotov dan minuman keras. Mereka sebagian besar masih pelajar, ada yang putus sekolah, menganggur, dan sisanya bekerja. (Metro TV, 5-5-2025)
Kedua fenomena tawuran di atas telah menunjukkan bahwa generasi saat ini menjadi generasi yang rusak dan brutal. Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan. Seharusnya para pelajar menggunakan waktunya untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk menyongsong masa depan yang gemilang. Namun sungguh disayangkan para pelajar terpengaruh dengan kehidupan yang liberalis. Kehidupan yang bebas, berkelahi, berfoya-foya, minum-minuman yang mengandung alkohol, dan seks bebas.
Pendidikan yang diperoleh seperti menguap tanpa jejak. Seharusnya pendidikan membuat mereka berperilaku seperti seorang pelajar yang mempunyai etika baik.
Peran Pemerintah Mengatasi Tawuran
Tawuran terus berulang di antara para pelajar. Wali kota tiap wilayah berbeda dalam menangani dan mencegah aksi tawuran seperti langkah-langkah yang diambil oleh wali kota di Tangerang Selatan dan Jawa Barat. Wakil wali kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan menyampaikan bahwa pencegahan tawuran antar pelajar dengan membuat langkah-langkah preventif melalui berbagai lini seperti melakukan pembinaan di sekolah, konseling dengan orang tua dan memberikan konseling kepada para pelajar dari DP3AP2KB, Pemkot juga menjalin sinergi dengan pihak sekolah melalui program CETAR atau Cegah Tawuran Antar Pelajar. Menurut Bapak wali kota mengambil langkah preventif lebih penting dan lebih efektif. (pilarsageichsan.com,7-5-2025)
Sedangkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi telah menerapkan program barak militer bagi anak nakal untuk mencegah tawuran antar pelajar. Namun apakah dengan langkah tersebut tawuran tidak akan terulang lagi?
Buah Kapitalisme
Langkah-langkah pencegahan tawuran antar pelajar yang diambil pemerintah merupakan hal yang baik. Namun, apakah langkah tersebut efektif? Selama negara masih menerapkan sistem kapitalisme tawuran masih akan terulang, karena sistem kapitalisme justru akan melahirkan aksi tawuran.
Aksi tawuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Pertama, faktor lingkungan yang bergaya hidup bebas.
Sistem kapitalisme membentuk pola pikir yang pragmatis dan liberalis, sehingga dalam kehidupan masyarakat hanya mementingkan mencari keuntungan materi. Gaya hidup bebas ala barat telah merusak generasi. Mereka lupa bahwa apa yang telah dilakukan akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Kehidupan yang tidak mengenal standar halal haram karena dalam kapitalisme menjauhkan agama dari kehidupan. Kondisi ini menyebabkan adanya kehidupan bebas. Bebas berbuat apa saja seperti tawuran yang dilakukan para pelajar.
Kedua, faktor kurikulum pendidikan yang bermekanisme pasar.
Dalam sistem kapitalisme pendidikan bermekanisme pasar. Pendidikan yang hanya bertujuan untuk mendapatkan gelar saja dan keuntungan materi sehingga kualitas pendidikan hanya bisa dilihat kesuksesan materi tapi tidak memiliki akhlak yang baik. Pendidikan yang berasaskan akidah Islam dan bisa membentuk generasi yang berpikiran cemerlang, berintelektual tinggi, dan memiliki akhlak yang baik yaitu hanya dengan menerapkan sistem Islam.
Baca juga: Duhai Pemuda, Berpijarlah!
Pandangan Islam Atas Tawuran Remaja
Dalam sistem Islam, negara sangat memperhatikan persoalan umat, terutama persoalan pergaulan di antara para remaja. Negara akan menerapkan pergaulan laki-laki dan perempuan sesuai hukum syarak. Tidak ada kehidupan yang bebas sesuai kemauan manusia tetapi kehidupan yang sesuai aturan Islam (syariat Islam).
Untuk menjadikan generasi yang berintelektual dan berakhlak mulia, negara akan memberlakukan kurikulum pendidikan berakidah Islam sehingga negara akan melahirkan generasi yang berintelektual tinggi, cerdas, dan berakhlak mulia. Seperti generasi hebat, Abu Nasir Mohamad Ibn al-Farakh al-Farabi hidup pada era kekhilafahan Abbasiyah. Farabi adalah seorang ilmuwan yang menguasai beberapa bahasa dan berbagai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia berkontribusi besar terhadap sains, filsafat, logika, sosiologi, kedokteran, matematika, dan musik.
Negara juga akan membina orang tua dengan memberikan tsaqofah tentang Islam terutama bagaimana peran orang tua dalam mendidik anak sesuai aturan Islam sehingga generasi menjadi generasi yang memiliki akhlak yang baik. Tidak akan ada tawuran pelajar yang meresahkan masyarakat. Negara akan memberikan hukuman (sesuai apa yang telah diperbuat) jika ada yang melanggar aturan yang sudah ditetapkan sesuai hukum syarak. Negara bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan dan keselamatan rakyat. Sabda Rasulullah saw.: “Imam merupakan pengurus rakyat dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus." (HR al-Bukhari dan Muslim)
Hikmah
Demikianlah untuk mencegah terjadinya tawuran, seharusnya kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam serta diterapkan sistem Islam secara menyeluruh. Dengan pendidikan berkurikulum akidah Islam akan mewujudkan generasi yang berintelektual tinggi dan berakhlak mulia.
Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
