Bunuh Diri,Potret Kegagalan Sistem Pendidikan Sekuler

Bunuh Diri, Potret Kegagalan Sistem Pendidikan Sekuler

Maraknya siswa yang bunuh diri menjadi potret kegagalan sistem pendidikan sekuler. Sistem ini telah melahirkan penyakit mental.

Oleh. Mahganipatra 
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa : 29)

Kasus pelajar bunuh diri kembali viral. Secara berulang, mahasiswa di beberapa universitas ternama ditemukan bunuh diri dengan kondisi mengenaskan. Cara mereka menghabisi nyawanya pun bermacam-macam, ada yang mencakup obat bius, gantung diri hingga terjun dari gedung. Demikian pula dengan penyebabnya, mulai dari masalah asmara, depresi, utang pinjol hingga tekanan dan perundungan para senior dalam proses pendidikannya.

Dilansir dari radarsemarang .jawapos.com , Aulia Risma Lestari, seorang dokter sekaligus mahasiswi kedokteran Undip Semarang yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Kedokteran Undip di RSUP Dr Kariadi, nekat menghabisi nyawanya karena tidak tahan dengan tekanan dan perundungan yang diterima dari seniornya. Aulia menelan obat bius jenis Roculax ke dalam tubuhnya hingga terbunuh di kamar kosnya di wilayah Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

Ternyata kasus bunuh diri mahasiswa bukan yang pertama. Sebelumnya, juga lebih dari lima orang siswa yang melakukan bundir. Di Bogor misalnya, diwartakan oleh Republika.co.id, sejak tahun 2015, sedikitnya lima mahasiswa Universitas IPB Bogor juga melakukan bunuh diri. Demikian pula di universitas-universitas lainnya. Peristiwa pelajar bundir seakan menjadi tren dan solusi instan para pelajar ketika mengalami masalah dalam kehidupannya.

Fenomena bunuh diri di kalangan mahasiswa saat ini, menyisakan pertanyaan besar bagi kita semua. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada apa dengan sistem pendidikan kita hari ini?

Bunuh Diri, Masalah Kesehatan Mental

Di era globalisasi, ketika teknologi makin canggih, isu kesehatan mental menjadi topik yang hangat dan penting untuk dibahas. Terutama kehidupan di kalangan pelajar di negeri ini. Munculnya fenomena kecemasan dan stres dalam jangka panjang yang dialami siswa hingga menyebabkan masalah kesehatan mental dan akhirnya memilih untuk bunuh diri.

Para mahasiswa yang baru masuk perguruan tinggi (PT) rara-rata mengalami masa transisi, mengalami perubahan, baik suasana, aktivitas, dan pola hidup. Perubahan utilitas sehari-hari yang padat, tuntutan akademik yang tinggi, kehidupan sosial yang beragam, dan beban tanggung jawab yang terus meningkat. Sementara, peningkatan karier maupun masa depan dalam jarak dekat.

Persoalan ini menambah panjang masalah yang menggambarkan kompleksnya permasalahan yang dihadapi para mahasiswa. Terlebih tekanan sosial seperti harapan orang tua, teman sebaya, dan masyarakat umum juga memengaruhi. Hal ini menambah beratnya beban antara harapan dengan realitas yang harus ditanggung yang pada akhirnya menyebabkan situasi makin tidak baik-baik saja.

Perubahan maupun tekanan yang dialami siswa, sadar ataupun tidak, telah berdampak pada kelelahan secara fisik maupun mental. Apalagi ketika kemampuannya tidak proporsional. Hal ini sangat berisiko menciptakan kecemasan, stres, depresi, bahkan menjadi penyebab masalah kesehatan mental lainnya yang kadang berakhir pada pilihan untuk bunuh diri.

Bunuh Diri Marak, Kegagalan Sistem Pendidikan Sekuler

Jika kita menelusuri lebih dalam, semua ini terjadi sangat erat kaitannya dengan sistem kehidupan yang diterapkan hari ini, yaitu sistem kapitalisme-sekuler yang diadopsi oleh negara. Paradigma kehidupan yang serba materialistis telah mendorong seseorang berpikir dan berperilaku permisif, hedonis, dan liberal. Akidahnya yang sekuler, yaitu memisahkan sistem aturan kehidupan dari aturan dan nilai-nilai agama telah menciptakan kerusakan tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Tidak terkecuali dalam sistem pendidikan saat ini. Sistem pendidikan sekuler telah menjadi landasan institusi/lembaga pendidikan untuk mendidik generasi saat ini. Padahal pendidikan merupakan satu-satunya metode untuk menjaga dan melahirkan generasi yang siap menjadi tulang punggung negara, sekaligus menjadi generasi yang akan meneruskan estafet kepemimpinan menuju peradaban yang gemilang.

Ketika negeri ini dengan suka rela mengambil sistem pendidikan sekuler sebagai landasan kurikulum pendidikan, maraknya bunuh diri di kalangan siswa adalah cermin dari kegagalan sistem ini. Sistem pendidikan sekuler hanya mampu melahirkan generasi yang bermental penyakit, tidak mandiri, kehilangan identitas, lemah iman, dan lupa pada aturan Sang Pencipta.

Mereka hanya disibukkan dengan beragam aktivitas yang bersifat materialistis, seperti hura-hura, seks bebas, dan tawuran. Lantaran masalah diputuskan pacar saja, sampai rela bunuh diri akibat tidak sanggup menahan beratnya beban kehidupan yang harus dia tanggung. Sungguh miris.

Lalu, akankah kita terus bertumpu pada sistem yang nyata-nyata telah menyumbangkan kerusakan dan kebinasaan kepada generasi kita hari ini?

Sistem Islam Solusi Terbaik 

Salah satu ibadah yang paling dicintai Allah Swt. adalah meneladani Rasulullah saw. Demikian pula dalam masalah pendidikan, Rasulullah saw. telah mencontohkan dengan jelas melalui sikap beliau. Rasulullah telah mengatur dan menyelenggarakan pendidikan untuk seluruh warga negaranya di Madinah.

Andai saja kita mau mengikuti metode beliau, sudah pasti kita akan berhasil. Seharusnya sebagai seorang muslim, kita memahami bagaimana tujuan sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah Swt. Hal ini termaktub dengan jelas di dalam surah Adz-Dzariat ayat 56, Allah Swt. berfirman yang artinya:

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Saat itu, sebagai kepala negara Rasulullah saw. telah berhasil menempatkan sendi-sendi dasar pendidikan. Secara teknis maupun strategi, beliau mampu membangun, menumbuhkan dan membangkitkan kesadaran, tanggung jawab, dan partisipasi aktif setiap warga negara. Termasuk generasi muda untuk ikut berkontribusi dalam membangun negara, antarsesama warga negara, dan seluruh lingkungan pendukungnya.

Pasalnya, pembangunan suatu negara mustahil dapat terwujud tanpa kesadaran, tanggung jawab, serta partisipasi aktif dari seluruh masyarakat, baik secara individu maupun kolektif. Oleh karena itu, bagi seluruh kaum muslim hari ini sangat penting untuk membangun kesadaran bahwa sistem yang diterapkan hari ini adalah sistem yang rusak.

Oleh karena itu, seharusnya kita bersegera mengganti sistem rusak ini dengan sistem yang baik dan sempurna, yakni sistem Islam kafah. Sesungguhnya seluruh umat Islam di seluruh dunia akan mampu menyelesaikan masalah pendidikan generasi hari dengan kembali menjalankan pendidikan berdasarkan sistem pendidikan Islam.

Sistem Pendidikan Islam

Sistem pendidikan Islam akan senantiasa menjaga mental generasi, karena tujuan dari sistem pendidikan Islam adalah membentuk seseorang agar berpikir ( aqliah ) dan berpikir (berperilaku) secara Islami sehingga terbentuklah kepribadian Islam ( syakhsiyah Islam ).

Baca: pemimpin-yang-dirindukan

Sementara kekuatan aqliah islamiyah hanya bisa terbentuk dengan kuat, ketika seseorang memiliki keyakinan yang benar dan kokoh terhadap akidah Islam dan memiliki tsaqafah Islam yang cukup. Kemudian akan diimplementasikan dalam perilakunya (nafsiah) sehari-hari dengan cara tunduk dan taat terhadap aturan-aturan Sang Pencipta, yaitu Allah Swt.

Oleh karena itu, keniscayaan agar bangsa ini segera bangkit menuju pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang mampu melahirkan generasi penerus dan pembangun peradaban emas yang mulia, yakni saat umat Islam di seluruh dunia kembali menegakkan sistem Islam yang sempurna, sistem Islam kafah (Khilafah). 

Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Mahganipatra Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Pantai Teluk Penyu yang Memesona
Next
Utang Meroket, Negara Kian Terjerat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca: bunuh-diripotret-kegagalan-sistem-pendidikan-sekuler/ […]

trackback

[…] Baca: bunuh-diripotret-kegagalan-sistem-pendidikan-sekuler […]

trackback

[…] Baca juga :bunuh-diripotret-kegagalan-sistem-pendidikan-sekuler/ […]

trackback

[…] firman Allah Swt. dalam QS. An-Nur ayat 2, yang […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram