Investasi Hilirisasi Meningkatkan Kesejahteraan, Benarkah?

Investasi Hilirisasi Meningkatkan Kesejahteraan Benarkah?

Investasi dalam sistem kapitalisme tidak bisa membuat rakyat sejahtera. Karena sistem ini akan lebih mengutamakan keuntungan pribadi dan golongan.

Oleh. Tami Faid
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Untuk meningkatkan ekonomi, Indonesia bekerja sama dengan Rusia dalam sektor kelautan. Terlansir di liputan6.com, dalam acara pameran global Fishery Forum dan Seafood Expo yang digelar Federal Agency For Fisheries Rusia, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak Rusia untuk berinvestasi ke hilirisasi rumput laut Indonesia (24-9-2024).

Pemerintah berharap bisa bekerja sama dengan KBRI di Rusia untuk melakukan pendekatan kepada para pelaku usaha di Rusia, yakni dengan cara menawarkan dan menginformasikan potensi rumput laut dan keragaman laut Indonesia, sehingga mereka berminat berinvestasi ke Indonesia.

Pemerintah berharap para pelaku usaha mau berinvestasi ke Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah melakukan program modeling untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas rumput laut. Untuk itu, pemerintah menunjuk Rote Ndao sebagai wilayah yang akan dikembangkan budi daya rumput laut menjadi mata pencaharian masyarakat Rote Ndao untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ada sekitar 4.615 pembudi daya rumput laut yang akan digarap.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya TB Haeru Rahayu, menyatakan bahwa program modeling budi daya rumput laut di Rote Ndao seluas 50 hektare diarahkan pada sistem pengolahan budi daya rumput laut yang terintegrasi berbasis kawasan dan mengimplementasikan konsep ekonomi biru, sehingga akan mampu meningkatkan produktivitas maupun untuk mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan usaha budi daya. (Neraca.co.id, 26-9-2024).

Pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui sektor kelautan dengan investasi hilirisasi rumput laut. Apakah program ini akan terwujud untuk kemakmuran rakyat?

Investasi Menguntungkan?

Investasi tidak serta-merta menguntungkan. Sistem kapitalisme dalam memajukan perekonomian, selalu berorientasi pada peningkatan laju investasi sehingga memudahkan investasi meskipun bertentangan dengan kepentingan rakyat. Pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk mendorong laju investasi seperti mengadakan investasi hilirisasi rumput laut.

Seharusnya, hilirisasi rumput laut bisa dikelola sendiri dan dikembangkan sendiri tanpa campur tangan pihak asing. Pemerintah juga membuat perundang-undangan yang ugal-ugalan untuk memberikan angin surga pada para investor, seperti Undang-Undang Cipta Kerja dan Undang-Undang Revisi Minerba. Dengan adanya UU ini, maka terjadi konflik di mana pemerintah lebih peduli dan mengutamakan keuntungan para pengusaha dibandingkan dengan kondisi rakyat.

Ada beberapa dampak akibat investasi, yaitu:

Pertama, di dalam perekonomian akan terjadi inflasi, sehingga terjadi lonjakan kenaikan harga barang.

Kedua, pelaku usaha swasta atau asing memanfaatkan tenaga kerja dengan memberikan gaji murah dan tidak memberikan jaminan perlindungan bagi para pekerja.

Ketiga, mengakibatkan industri lokal kalah saingan, sehingga banyak industri lokal yang gulung tikar dan dengan terpaksa memberhentikan para pekerja.

Keempat, terjadinya kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Kelima, terpengaruhnya masyarakat dengan budaya Barat seiring masuknya para investor asing ke dalam negeri. Masyarakat berperilaku jauh dari nilai agama, seperti pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan dan minum minuman yang beralkohol. Masyarakat pun berpikiran pragmatisme, sehingga menganggap bahwa investasi sesuatu yang positif.

Investasi Bukan Solusi

Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memajukan ekonomi negara, negara tidak seharusnya mengandalkan investasi dari negara-negara asing. Kualitas produk hilirisasi rumput laut bisa dikelola dan ditingkatkan oleh negara. Negara akan mengalami untung sedikit jika melakukan kerja sama melalui investasi.

Baca: Kelas Menengah Turun Kasta Air Kemasan Jadi Kambing Hitam

Investasi dalam sistem kapitalisme, tidak bisa membuat rakyat sejahtera. Karena sistem kapitalisme sekularisme akan lebih mengutamakan keuntungan sebanyak-banyaknya untuk pribadi. Belum lagi para oligarki yang suka korupsi.

Sebagaimana rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad : “Kaum muslim berkumpul (mempunyai hak yang sama) dalam tiga hal yaitu padang rumput, air, dan api”.

Hadis ini menjelaskan bahwa hutan, laut, dan tambang merupakan milik umum. Oleh karena itu, laut dan seisinya termasuk rumput laut merupakan kepemilikan umum, sehingga rumput laut tidak bisa menjadi milik pribadi atau milik pihak swasta maupun pihak asing. Jika dikuasai oleh pihak swasta, maka keuntungan tidak untuk kesejahteraan rakyat melainkan untuk kepentingan golongan maupun untuk kepentingan pribadi. Negaralah yang harus mengelola sendiri dan keuntungan diperuntukkan untuk kemakmuran rakyat juga kemaslahatan hidup banyak orang.

Pandangan Islam

Dalam sistem Islam, untuk memajukan negara dan menyejahterakan rakyat tidak dengan jalan investasi. Islam memiliki baitulmal yang mana pemasukan baitulmal salah satunya dari kepemilikan. Kepemilikan dibedakan ada tiga yaitu, kepemilikan pribadi, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Kepemilikan umum adalah kepemilikan yang tidak bisa dimiliki atau dikuasai oleh pribadi karena kepemilikan umum diperuntukkan untuk kemaslahatan rakyat seperti minyak, gas, batu bara, emas, mineral, BUMN kelautan, dan hasil hutan. Negara mengelola dan bertanggungjawab langsung sepenuhnya tanpa menunjuk pihak swasta.

Memajukan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam sistem Islam menjadi tanggung jawab kepala negara. Kepala negara (khalifah) akan berupaya penuh menggunakan pendapatan negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menjamin rakyat bisa memenuhi kebutuhan utama, seperti pangan, kesehatan, pendidikan, dan tempat tinggal. Kepala negara akan meriayah umatnya dengan berlandaskan Al-Qur’an dan As-sunah dalam mengurusi urusan-urusan rakyat, sehingga rakyat bisa memenuhi kebutuhannya.

Wallahu'alam bishawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Tami Faid Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Harga Beras Makin Mahal, Petani Untung?
Next
Indonesia Akan Menjadi Negara Maju, Benarkah?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Novianti
Novianti
15 days ago

Hilirisasi jika tetap dikelolla swasta, penikmat terbesar adalah swasta. Penguasanya hanya punya ambisi proyek dan investasi, sedang urusan rakyat dilupakan.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram