Bencana Bukti Kelemahan Manusia

bencana bukti Kelemahan manusia

Bencana terjadi akibat pola pikir kapitalisme yang melahirkan manusia-manusia serakah dalam mengeksploitasi alam.

Adinda Khoirunnisa'
(Kontributor NarasiLiterasi.Id)

NarasiLiterasi.Id-Bencana mulai melanda negeri ini seiring datangnya musim hujan. Ramai berbagai media memberitakan bencana yang mengerikan. Salah satunya yang tengah terjadi di Sukabumi. Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam sepekan ke depan menetapkan status tanggap darurat bencana pascabencana hidrometeorologi yang melanda daerah itu. Jenis bencana hidrometeorologi terjadi pada Selasa (3-12-2024) dan Rabu (4-12-2024) yang memorak-porandakan sejumlah daerah di Kabupaten Sukabumi yakni banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, dan angin kencang. (Tirti.id, 5-12-2024)

Penyebab banjir di Sukabumi ini tidak hanya karena adanya pendangkalan sungai. Sebelumnya Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti menemukan hutan gundul tepat di atas tanah longsor di Jalan Pelabuhan Ratu. Beliau menduga tanah longsor yang terjadi merupakan akumulasi dari hutan gundul dan hujan dengan intensitas tinggi.

Pada Jalan Akses Pelabuhan Ratu hanya dalam radius sekitar 500 meter ditemukan tiga titik longsor yang berbeda. Salah satu titik longsor yang paling parah tampak terdapat hutan gundul. Ditemukan potongan pohon tersisa yang begitu banyak. (Jawapos.com, 7-12-2024)

Ulah Manusia

Ketidakseimbangan alam yang terjadi merupakan ulah tangan manusia. Eksploitasi sumber daya tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sehingga merusak ekosistem yang seharusnya dijaga. Semua terjadi karena penerapan sistem kapitalisme di negeri ini.

baca juga: Bencana Kekeringan Terus Meluas

Manusia haus akan kekayaan duniawi dan tak lagi memperhatikan dampak dari perbuatannya. Sikap rakus manusia terhadap isi dunia telah melalaikan mereka pada kehidupan akhirat. Mereka abai terhadap aturan Ilahi sehingga menimbulkan kerusakan di berbagai aspek kehidupan.

Allah Swt. berfiman:
Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum: 41)

Bencana yang tengah terjadi merupakan kewajaran. Penerapan sistem kapitalisme di negeri ini merupakan penyebab utamanya. Kapitalisme menyuburkan manusia-manusia rakus yang tidak merasa berdosa karena telah mendapatkan legalitas atas UU yang bisa mereka pesan. Mereka dengan mudah melakukan eksploitasi terhadap alam secara besar-besaran. Seperti konversi lahan sawah menjadi ruko atau perumahan, membabat hutan yang kemudian dijadikan sebagai lahan pertanian. Pengelolaan lahan yang salah ini, akhirnya menambah deretan kesalahan manusia terhadap alam.

Keadaan alam akan berbeda ketika Islam yang diterapkan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al A'raf ayat 96;
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

Pengelolaan Alam dalam Islam

Janji Allah Swt. akan keberkahan dalam ayat tersebut di atas merupakan keniscayaan. Akidah yang tertanam kuat dalam diri individu muslim menjadi fondasi ketakwaan. Pribadi seperti ini akan senantiasa berhati-hati dalam melakukan aktivitas di dunia. Standar halal haram akan menjadi pertimbangan ketika melakukan perbuatan.

Pemimpin dalam Islam pasti akan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Mereka menyadari bahwa kepemimpinannya kelak dihisab dan dipertanggungjawabkan di yaumil akhir. Syariat Islam memiliki aturan yang sempurna. Dalam hal pengelolaan lahan pembagian kepemilikannya sangatlah jelas. Dalam Islam ada tiga kepemilikan, yaitu kepemilikan individu, umum, dan negara. Pelanggaran terhadap aturan ini merupakan kemaksiatan. Tak boleh ada manusia baik individu atau kelompok yang mengelolanya kemudian mengundang-undangkan sesuai hawa nafsunya. Negara memiliki tanggung jawab untuk mengelola kekayaan alam milik umum. Hasilnya akan dikembalikan kepada masyarakat berupa berbagai pelayanan. Negara juga bertanggung jawab atas pemanfaatan dan penjarahan hutan oleh segelintir orang. Negara harus tegas melakukan penindakan sesuai tuntunan syariat.

Khatimah

Segala yang telah terjadi akhir-akhir ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita untuk segera menyadari kelemahan diri. Kita adalah manusia yang memiliki banyak keterbatasan. Bahkan tidak kuasa atas diri sendiri. Ketika ajal menjemput tak bisa kita menghindarinya. Sebagai makhluk ciptaan Allah Swt. tidak layak bagi kita mendurhakaiNya. Kita wajib mentaati syariat Allah Swt. menerapkannya secara sempurna dalam naungan khilafah. Dengan demikian keberkahan yang kita harapkan akan terwujud. Sungguh alam akan mengeluarkan hasil terbaiknya untuk kemaslahatan umat atas kehendakNya. Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Logo NaLi website-
Adinda Khoirunnisa' Kontributor NarasiLiterasi.Id
Previous
Generasi Sadis dalam Buaian Sistem Kapitalis
Next
Liberalisasi di Perguruan Tinggi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram