
Strategi pendidikan negara Khilafah atau sistem pendidikan negara Islam menitikberatkan pada kualitas peserta didik yang berkepribadian islami.
Oleh. Kurnia Dewi
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Strategi pendidikan negara Khilafah atau sistem pendidikan negara Islam menitikberatkan pada kualitas peserta didik yang berkepribadian islami. Kualitas yang didapat melalui pembinaan, pengaturan, dan pengawasan di seluruh aspek pendidikan. Hal ini meliputi penyusunan kurikulum berbasis akidah Islam, pemilihan tenaga didik yang kompeten (kemampuan ajar yang disertai dengan keimanan), pemantauan prestasi peserta didik, berikut upaya peningkatannya.
Pada instansi pendidikan resmi, tujuan pendidikan berupa peningkatan prestasi peserta didik baik di sekolah, akademi, dan universitas dilengkapi berbagai sarana penunjang. Mulai dari laboratorium hingga berbagai sarana yang disesuaikan dengan kebutuhan, semuanya disiapkan oleh negara.
Tidak hanya itu, biaya pendidikan dalam negara Khilafah sepenuhnya ditanggung oleh negara alias gratis. Ini karena pendidikan merupakan kebutuhan primer dan titik vital bagi suatu negara agar generasinya tidak tercemar oleh pemikiran dan kebudayaan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Baca juga: Komersialisasi Pendidikan
Strategi Pendidikan di Sistem Islam
Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menulis kitab Pembukaan Rancangan Undang-Undang Negara Khilafah dalam "Muqaddimah Dustur" yang salah satunya berisi tentang pasal-pasal strategi pendidikan, di antaranya:
Pasal 165 berisi, "Kurikulum pendidikan berlandaskan akidah islamiah. Mata pelajaran serta metodologi penyampaian pelajaran seluruhnya disusun tanpa adanya penyimpangan dalam pendidikan sedikit pun dari asas tersebut."
Landasan dari pasal ini ialah bahwasannya teladan umat manusia, Rasulullah saw., pertama kali yang diserukan oleh beliau adalah akidah Islam. Setelah para sahabat menganut Islam, barulah beliau mengajari mereka hukum-hukum Islam.
Tsaqafah (kebudayaan) adalah tulang punggung bagi eksistensi dan keberlangsungan suatu umat. Di atas tsaqafah inilah dibangun peradaban, tujuan, dan corak kehidupan yang membedakan suatu umat dengan umat yang lain. Tsaqafah mencakup akidah beserta segala sesuatu yang terpancar darinya, baik hukum, solusi kehidupan, sistem, ilmu pengetahuan, dan segala sesuatu yang tertaut dengan akidah tersebut. Apabila tsaqafah tersebut rusak, maka hilanglah kekhasan dari suatu umat yang membedakannya dari umat yang lain. Oleh karena itu amatlah penting keberadaan tsaqafah yang benar di tengah-tengah umat begitu pula dengan mempelajarinya.
Tsaqafah Islam menempatkan akidah Islam sebagai pokok/induk pembahasan dalam pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud berkenaan dengan akidah Islam, seperti tauhid. Begitupun pengetahuan yang dibangun di atas landasan akidah Islam, seperti fikih, tafsir, dan hadis. Bahkan, termasuk pula berupa pengetahuan yang terpancar dari akidah Islam, seperti hukum-hukum Islam.
Strategi Pendidikan di Sistem Kapitalisme
Demikian pula kapitalisme, mereka mengajarkan tsaqafah dengan menempatkan akidah sekularisme —pemisahan agama dari kehidupan— sebagai induk pembahasan dan pemikiran. Maka dari itu, kurikulum yang mereka jejalkan kepada umat tidak ada keterikatannya dengan agama.
Bagaimana jika tsaqafah asing ditanamkan di negeri kaum muslim? Dampak yang terjadi adlah berupa:
Pertama, akan muncul dan berkembang opini umum yang rusak. Masyarakat muslim yang seharusnya berpikiran dan berperasaan islami justru malah menyuarakan pemahaman yang rusak yang bertentangan dengan Islam. Hal ini disebabkan umat sudah teracuni oleh tsaqafah kapitalisme. Contohnya ketika muslimah menyuarakan feminisme, kaum muslim menerima nasionalisme, mendukung gerakan gender nonbiner dan hal serupa lainnya.
Kedua, lahirnya intelektual yang ke-Barat-Baratan. Sebagai produk dari tsaqafah, intelektual yang terpapar tsaqafah kapitalisme tidak akan mampu mengindera beban umat beserta solusi yang benar. Karena pola pikir dan pola sikap mereka sudah "terprogram" dengan pemikiran yang sesat, yaitu kapitalisme.
Hal di atas berdampak pada tidak akan pernah selesainya permasalahan pendidikan dan generasi. Pendidikan dalam kapitalisme menghasilkan generasi bersyahsiah dangkal, mudah terkena mental issue, terseret pergaulan bebas, LGBT, mem-bully, memperkosa, menentang orang tua, dan hal-hal lain yang bersifat menyimpang. Munculnya perilaku-perilaku menyimpang ini disebabkan tidak dihadirkannya keimanan kepada Allah Swt. sebagai landasan berpikir dan berperilaku yang diajarkan di ranah pendidikan.
Butuh Perjuangan Besar
Tsaqafah kapitalisme senantiasa menyunat peran generasi. Tidak akan ditemui di sana pemuda sebagai pejuang perubahan seperti Mush'ab bin Umair. Juga tak akan ada pribadi seperti Rufaidah al-Aslamiah yang menjadi panglima perang di usia muda.
Maka dari itu, dibutuhkan perjuangan besar agar negara kita mampu memberlakukan kurikulum berasaskan akidah Islam. Di mana tentunya aktivitas ini dibarengi dengan penerapan seperangkat syariat Islam secara menyeluruh.
Negara berideologi Islam (Khilafah) senantiasa mengikuti aturan Islam yang menempatkan pendidikan sebagai kebutuhan dasar. Hal ini termaktub dalam ayat al-Qur’an:
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1)
Khilafah tidak akan menjadikan pendidikan sebagai alat perdagangan kepada rakyat. Pendidikan digratiskan dalam negara Khilafah. Mereka tidak akan bermudah-mudah menerima tsaqafah asing untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan meskipun diberikan iming-iming investasi.
Khilafah juga memiliki lembaga penerangan/i’lam yang akan mengeksekusi peraturan tentang penayangan segala bentuk media di dalam negara. Generasi pun akan terlindungi dari tontonan yang membahayakan.
Tidak hanya itu, gaji tenaga kerja di bidang pendidikan di negara Khilafah amat besar. Kondisi ini meminimalisasi kasus suap untuk mengutak-atik kurikulum yang ditetapkan negara pada satuan pendidikan.
Terakhir, Khilafah memberlakukan sanksi tegas yang menjerakan bagi segala bentuk penyimpangan terhadap syariat Islam.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

MasyaAllah, pengaturan sistem pendidikan Islam keren sekali ya. Pantaslah kalau akhirnya bermunculan orang-orang hebat kalau sistemnya seperti ini. Semoga segera terwujud.
[…] Baca juga: Strategi Pendidikan Khilafah […]