Kepemimpinan Ideologis, Solusi Pembebasan Palestina

kepemimpinan ideologis solusi palestina

Palestina membutuhkan kepemimpinan ideologis yang dapat mengirimkan pasukan militer yang ikut serta berjihad membebaskan Al-Aqsha.

Oleh. Yulia
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Kepemimpinan ideologis telah lama menjadi pilar penting dalam perjuangan berbagai bangsa yang menginginkan kebebasan. Di tengah kompleksitas konflik berkepanjangan di Palestina, kepemimpinan berbasis ideologi muncul sebagai solusi strategis yang mampu menghadirkan arah dan tujuan yang jelas bagi perjuangan rakyat Palestina.

Dalam hal ini tidak hanya menawarkan perlawanan fisik, tetapi juga memberikan fondasi moral dan intelektual dalam mencapai pembebasan yang hakiki. Ketua DPR RI Puan Maharani kembali menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina dan Ukraina dalam forum internasional.

Adapun Puan memastikan posisi Indonesia untuk Palestina dalam Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) atau forum parlemen Indonesia dengan negara-negara Afrika yang digelar di Bali. Puan menegaskan bahwa upaya maksimal akan dilakukan Indonesia untuk misi yang mulia ini, termasuk melalui diplomasi parlemen. (bisnis.com, 8-9-24)

Selain itu, Indonesia juga secara konsisten lantang menyuarakan di dunia global untuk mewujudkan perdamaian Palestina maupun negara yang terlibat perang saat ini. Namun, sangat disayangkan apa yang dilakukan oleh negara ini belum menyentuh akar masalah dan hanya bisa berjuang untuk donasi serta diplomasi. Bahkan perang terus terjadi tanpa ada kata henti. Gencatan senjata hanya menjadi kesepakatan yang selalu dikhianati oleh tentara Israel.

Seruan terus digaungkan oleh berbagai negara sebagai bentuk rasa prihatin. Sementara itu, serangan terus terjadi tanpa henti. Alhasil dapat kita pahami jika bentuk seruan saja yang diberikan dunia untuk membebaskan Palestina tentu tidak akan bisa.

Pasalnya, mereka sedang melawan penjajah secara fisik sendirian tanpa ada bantuan militer dari negeri lain. Warga Palestina hanya mengandalkan ketabahan dan kesabaran menjadi tameng terkuat saat ini. Jika diplomasi dan seruan saja yang dilakukan, kapan pertolongan secara militer dapat dikerahkan oleh dunia?

Kejahatan yang Dilindungi

Dunia harus memahami bahwa perang yang terjadi saat ini di Palestina bukan hanya tentang dua negara yang sedang berperang. Namun, ada kekuatan lain yang membantu pihak penjajah untuk melancarkan aksinya. Militer Zionis telah melancarkan operasi besar-besaran di Tepi Barat bagian utara dan Lembah Yordan pada hari Rabu (28/8/2024), yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 22 tahun terakhir. (muslimahnews.net, 8-9-2024)

Mereka tidak akan puas dengan serangan-serangan kecil sehingga selalu berupaya untuk melakukan serangan yang lebih besar. Badan keamanan Zionis juga menyatakan bahwa alasan mereka melakukan serangan adalah untuk menghilangkan terorisme terhadap warga Zionis. Sedangkan yang mereka serang adalah anak kecil dan wanita. Perbuatan mereka sudah melampaui batas hukum perang dunia.

Namun, tidak ada sanksi yang diberikan karena PBB sendiri memiliki standar ganda dalam menerapkan aturannya. Hal ini menjadikan tindakan Zionis Israel adalah kejahatan yang dilindungi oleh Dunia. Padahal jelas sekali bahwa tindakannya tidak manusiawi. Mirisnya, kejahatan yang dilindungi ini telah berlangsung puluhan tahun sejak 1947, yaitu ketika PBB mengusulkan Resolusi 181 yang membagi Palestina menjadi dua negara.

Dengan demikian, seruan dan diplomasi tidak akan memengaruhi apa pun terhadap perang yang terjadi di Palestina. Bahkan solusi dua negara hanya formula dari Amerika untuk tetap menstabilkan entitas Yahudi. Palestina membutuhkan kepemimpinan ideologis yang dapat mengirimkan pasukan militer yang ikut serta berjihad membebaskan Al-Aqsha. Oleh karenanya, umat Islam di Palestina saat ini sangat membutuhkan kepemimpinan ideologis untuk membebaskan mereka dari penjajahan.

Kepemimpinan internasional yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang potensi dan kemampuan umat. Berbagai aspek dikuasainya, mulai dari militer hingga perekonomian. Dengan begitu, akan menjadi sebuah kekuatan besar yang dapat membantu Gaza memerangi tentara Yahudi yang bersenjata lengkap. Inilah kepemimpinan yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah Allah taala dan tidak tunduk pada sistem sekuler kapitalisme.

Urgensi Kepemimpinan Ideologis

Saat ini kaum muslim berada di tengah kemerosotan berpikir sehingga perubahan hakiki begitu sulit dilakukan. Meski demikian, perubahan tersebut bukanlah hal yang mustahil sebagaimana yang Allah terangkan dalam surah Ar-Ra’d ayat 11:

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu bangsa sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu bangsa, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Kaum muslim perlu melakukan perubahan hakiki, yaitu mewujudkan kepemimpinan yang berlandaskan ideologi Islam, sebagaimana yang pernah dilakukan Rasulullah di Madinah. Beliau memimpin Madinah dan menyebarkan dakwah ke berbagai penjuru dunia, menyampaikan kalimat tauhid serta menghilangkan segala kekufuran di bumi Allah. Ketika kaum muslim berada dalam satu pemikiran, akan mudah bagi mereka untuk membebaskan tanah Al-Aqsha.

Baca: lorong-panjang-palestina-meraih-asa/

Selain itu, genosida yang terjadi telah berlalu selama hampir satu tahun yang mengakibatkan puluhan ribu warga Palestina telah syahid. Nelangsanya, syahidnya warga Palestina seolah menjadi pemandangan biasa di berbagai media sosial. Sedangkan Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 47: “Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.”

Olehnya itu, sungguh tidak layak kaum muslim hanya mendiamkan apa yang tengah terjadi di tanah yang diberkahi itu. Tanah Al-Aqsha adalah tanah yang diberkahi, sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an surah Al-Isra ayat 1:

“Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Bagaimanapun Zionis telah melakukan pembantaian terhadap warga Palestina. Bagi warga Palestina, mereka tidak akan gentar karena telah meyakini janji Allah yang pasti.
Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Mata Uang Zimbabwe Menuju Standar Emas
Next
Fufufafa dan Cacat Politik Demokrasi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram