Manuver Politik Barat Atas Tanah Palestina

Manuver politik barat

Palestina dan umat Islam dipaksa untuk mengakui keberadaan dan kedaulatan negara Israel. Ini adalah sebuah kemenangan besar bagi pencuri sekaligus penjajah.

Oleh. Kurnia Dewi
Kontributor NarasiLiterasi.Id

NarasiLiterasi.Id--Kelompok dakwah pembebas mengitari Palestina. Mereka berdiri di negeri-negeri kaum muslim seperti Suriah, Mesir, Lebanon, Yordania, dan Gaza sendiri sebagai ancaman bagi Zionis yang sedang melakukan genosida di Gaza-Palestina, jantung Timur Tengah. Atas dasar radar inilah Barat membentengi kepentingan mereka di Palestina menggunakan manuver politik yang didalangi oleh Trump dan sekutu laknatullah dengan memproklamirkan 20 poin rencana perdamaian dengan nama Comprehensive Plan to End the Gaza Conflict. (kompas.tv, 30-9-2025)

Untuk Kepentingan Siapa?

Tujuan dari 20 poin ini mengacu pada two states solution.

Pertama, mengakui kedaulatan Israel.

Palestina dan umat Islam dipaksa untuk mengakui keberadaan dan kedaulatan negara Israel. Ini adalah sebuah kemenangan besar bagi pencuri sekaligus penjajah. Maka two states solution dinilai amat menguntungkan bagi pelaku pencaplokan tanah umat Islam di Palestina yaitu Zionis. Barat juga tidak ketinggalan diuntungkan rencana ini. Keberadaan negara Zionis di Timur Tengah merupakan upaya Barat untuk menancapkan pisau di jantung Islam. Israel dijadikan Barat sebagai pangkalan militer raksasa yang berguna untuk memata-matai dan menghalau ancaman potensi nuklir dari negeri Syam dengan motif War on Terrorism.

Barat tidak akan membiarkan negeri kaum muslim untuk memiliki senjata kuat yang berpotensi mengalahkan mereka. Barat juga mengupayakan untuk membuat pemerintah transisi di Palestina di bawah pengawasan Dewan Perdamaian Internasional yang diketuai oleh Trump. Sehingga terwujud Palestina di bawah kekuasaan Barat. Penghancuran syariat Islam dari dalam dapat dilakukan melalui kebijakan sekuler dan sesat khas mereka.

"'Jika penduduk Syam rusak agamanya, maka tidak tersisa kebaikan di tengah kalian. Keistimewaan Negeri Syam lainnya karena negeri tersebut dinaungi sayap malaikat rahmat dan merupakan pusat negeri Islam pada akhir zaman.” (HR at-Tirmidzi)

Kedua, membungkam upaya jihad.

Pengakuan dua negara seolah-olah memberikan angin segar bagi kebebasan Palestina. Sehingga umat Islam tidak perlu lagi memusatkan pikiran dan perhatian untuk menyuarakan jihad demi membebaskannya. Jihad yang dilancarkan saat ini sedikit banyak telah membuat Barat kuwalahan meski belum berhasil dimenangkan. Namun, setidaknya perjuangan para jihadis telah membentuk opini dunia akan kekejian Zionis dan anteknya.

Opini ini berhasil mengubah arah pandang perpolitikan banyak negara di dunia untuk bekerja sama dengan Zionis karena masifnya penolakan dari masyarakat yang sadar. Meskipun di bawah meja para pemimpin negara-negara di dunia sedang berkhianat pada perjuangan mereka dengan menyepakati opsi two states solution.

Umat Islam Wajib Menolak Solusi Dua Negara

Kewajiban umat Islam untuk menolak two states solution didasari pada fakta bahwa Syam termasuk Palestina secara utuh adalah tanah kharaj milik mereka. Syam adalah tanah yang diberkahi Allah untuk umat Islam dan menjadi benteng terakhir pada perang besar akhir zaman.

Ketika terjadi fitnah, iman akan berada di Syam.” (HR Ahmad)

Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang menang dalam memperjuangkan kebenaran. Tidak akan membahayakan mereka orang yang menelantarkan mereka hingga datang keputusan Allah, dan mereka tetap demikian adanya.” Para sahabat bertanya: “Di manakah mereka?” Beliau menjawab: “Di Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis.” (HR Ahmad)

Baca juga: Dilema Resolusi Palestina

Jihad di Bawah Lindungan Sistem Islam

Jihad fii sabilillah adalah kewajiban bagi umat Islam. Tujuannya adalah untuk membela dan menjunjung tinggi agama Allah Ta'ala. Pengaturan jihad tertuang dalam syariat Islam. Yang perlu dipahami bahwa jihad tidak akan pernah berhasil tanpa ada naungan dari negara yang menerapkan sistem Islam secara mutlak. Karena kedudukan negara yang menerapkan sistem Islam (khilafah) adalah sebagai susunan pemerintahan yang mengatur terpenuhinya segala kebutuhan menunaikan perintah Allah termasuk jihad.

Jihad menempatkan negara sebagai aktor. Negara wajib mengadakan persiapan matang berupa strategi, persenjataan, industri militer, tentara yang kuat, dan sumber daya yang memadai. Sehingga jihad tidak bisa dilakukan oleh sekelompok orang atau golongan semata.

Sebagaimana Allah tidak pernah memerintahkan Rasulullah untuk mengangkat pedang untuk membebaskan negeri-negeri sebelum beliau mendirikan negara Islam di Madinah. Sedangkan apa yang terjadi di Palestina saat ini adalah peperangan sekelompok pejuang melawan negara-negara kafir yang bersekutu.

Pernahkah kita berpikir mengapa yang berperang melawan Hamas bukan kelompok kafir saja? Mengapa harus negara kafir yang turun tangan? Karena mereka sadar bahwa kepentingan perang adalah urusan negara. Sedangkan saat ini umat Islam tidak memiliki negara yang menaungi mereka menggunakan sistem Islam yang menyeluruh sebagaimana negara yang pernah didirikan oleh Rasulullah sehingga harus berjuang sendiri-sendiri.

Khatimah

Oleh karena itu, umat Islam harus segera sadar dan bangun dari pemikiran nasionalisme yang membuat umat tersekat-sekat dengan konsep negara kebangsaan. Allah menciptakan manusia dengan kebangsaan yang berbeda-beda dengan tujuan saling mengenal, bukan untuk bersikap individual. Umat Islam di seluruh dunia adalah saudara dan harus bersatu dalam naungan sebuah negara agar dapat menunaikan seluruh kewajiban ibadah termasuk berjihad di jalan Allah.

Dengan demikian Palestina bisa segera merdeka sebagaimana pernah dibebaskan oleh khalifah Umar bin Khattab dari cengkeraman Bizantium pada 637 Masehi dan Shalahuddin al-Ayyubi dari tentara Salib pada tahun 1187 Masehi. Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Narasiliterasi.id
Kurnia Dewi Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Derita Gaza: Urgensi Kepemimpinan Islam
Next
Program MBG Menguntungkan atau Merugikan?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram