Anak durhaka juga terbentuk akibat sistem pendidikan berasaskan sekularisme. Sistem ini hanya fokus pada angka capaian belajar saja.
Oleh. Irma Sari Rahayu
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Hai, Guys! Fenomena anak durhaka kepada orang tua di era modern seperti sekarang, makin banyak, lo. Ada yang membentak, memukul, memenjarakan, bahkan ada yang sampai tega membunuh orang tuanya. Penyebabnya pun beragam, mulai dari masalah sepele hingga berat.
Nasib tragis dialami seorang pedagang yang ditemukan tewas tertusuk. Setelah diselidiki, ternyata korban ditusuk oleh kedua putri kandungnya sendiri. Alasannya, kedua pelaku merasa sakit hati setelah dimarahi sang ayah. Padahal, pelaku dimarahi karena mencuri uang ayahnya sendiri.(Liputan6.com, 23-6-2024). Astagfirullah, tega banget, ya.
Ada lagi, nih, Guys, yang enggak kalah sadis. Seorang pemuda di Lampung tega membunuh ayahnya sendiri, gegara kesal diminta mengantarkan ke kamar mandi oleh ayahnya yang sedang strok (enamplus.liputan6.com, 21- 6- 2024). Duh, padahal ayahnya memang sudah enggak bisa ke kamar mandi sendiri.
Penyebab Anak Durhaka
Guys, fenomena Malin Kundang alias anak durhaka kepada orang tua pada zaman now marak terjadi. Penyebabnya bukan lagi karena malu dengan kondisi orang tua yang miskin dan renta, bahkan bisa karena hal yang receh. Hanya karena dimarahi, tidak dituruti kemauannya, tidak sabar, dll. Begitu mudahnya generasi sekarang meluapkan emosinya bahkan berbuat kasar kepada orang tuanya sendiri.
Kehidupan yang makin jauh dari agama dan salah dalam mendidik bisa menjadi faktor hilangnya kasih sayang anak kepada orang tuanya. Saat ini banyak orang tua yang lalai dalam menanamkan pendidikan adab kepada anak. Orang tua lebih cenderung menyerahkan pendidikan adab, agama, dan budi pekerti kepada pihak sekolah. Padahal, waktu kebersamaan anak lebih banyak di rumah daripada di sekolah. Iya ‘kan?
https://narasiliterasi.id/family/11/2023/pentingnya-family-time/
Anak durhaka juga terbentuk akibat sistem pendidikan yang berasaskan sekularisme. Sistem ini hanya fokus pada angka capaian belajar saja. Sangat minim dalam memerhatikan nilai ruhiyah siswa. Penanaman sikap sabar, sopan santun, dan menyayangi dipelajari sebatas ilmu tanpa terapan. Alhasil generasi zaman now kering dari ketertautan hatinya kepada Sang Pencipta. Enggak ingat lagi nilai baik dan buruk, dosa ataupun pahala. Sedih banget, ya.
Satu lagi nih, yang memberikan pengaruh besar kepada perilaku kasar remaja sekarang. Apa itu? Yup, media. Game, sinetron, film, dan berbagai media saat ini, banyak banget mengumbar adegan kekerasan. Marah-marah, pemukulan, intimidasi, dll., sering dipertontonkan dengan vulgar. Akibatnya, ditiru deh oleh remaja.
Rida Allah, Rida Orang Tua
Guys, kewajiban anak untuk berbakti kepada orang tua sudah Allah sampaikan sejak ribuan tahun yang lalu. Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia untuk memuliakan orang tua lewat nasihat seorang ayah kepada anaknya. Begitu indah nasihat tersebut sampai Allah abadikan di dalam salah satu surah dalam Al-Qur’an.
Allah Swt. berfirman di dalam surah Lukman ayat 14:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
Allah juga mengingatkan kita agar senantiasa berkata-kata yang baik dan lemah lembut kepada orang tua. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Isra ayat 23:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
Berkata “ah” saja enggak boleh, apalagi membentak, memukul bahkan membunuh, lebih enggak boleh lagi. Coba deh diingat-ingat betapa besar peran dan jasa orang tua kepada kita. Ayah mencari nafkah sampai lelah, ibu juga enggak kalah lelah mengurus rumah dan anaknya. Siapa yang memandikan dan membersihkan tubuh kita kalau kotor dan kita belum mampu membersihkannya sendiri? Pasti orang tua. Apakah mereka mengeluh? Pasti enggak. Karena mereka sayang dengan anaknya.
Kisah Teladan Pemuda Muslim yang Menyayangi Orang Tua
Banyak, kok, kisah-kisah inspiratif para pemuda muslim yang begitu sayang kepada orang tuanya. Misalnya, Sa’ad bin Abi Waqqash yang merupakan paman Nabi saw. Sa’ad masuk Islam sejak usia 17 tahun dan termasuk generasi yang pertama masuk Islam, dikenal sangat menyayangi ibunya. Namun sayang, sang bunda yaitu Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah masih menyembah berhala. Ia terus membujuk Sa’ad agar meninggalkan Islam, bahkan rela enggak makan dan minum. Sa’ad enggak goyah, lo, Guys. Ia tetap keukeuh dalam keimanannya dan setia menjaga ibunya.
Belum lagi kisah menyentuh hati milik seorang pemuda yang namanya begitu dikenal oleh penduduk langit. Uwais al-Qorni, seorang pemuda miskin yang memiliki penyakit kulit belang (sopak) yang berasal dari Yaman. Demi memenuhi keinginan ibunya berhaji, Uwais rela berlatih naik dan turun bukit setiap hari sambil menggendong anak kambing.
Saat musim haji tiba, Uwais menggendong ibunya yang sudah tua dan lumpuh, menempuh perjalanan dari Yaman menuju Makkah dengan berjalan kaki. Uwais melakukan tawaf dan berdoa untuk ibunya. Ia juga meminta kepada ibunya agar membawanya masuk surga.
Ada satu keinginan Uwais yang belum terlaksana yaitu bertemu dengan Nabi saw. Namun sayang, setelah kembali menempuh perjalanan jauh, Uwais enggak berjumpa dengan Nabi karena sedang pergi perang. Meskipun enggak sempat bertemu, Nabi kemudian menitipkan pesan kepada para sahabat, apabila pergi ke daerah Yaman agar mencari Uwais al-Qorni.
Guys, menyayangi, merawat, dan menghormati orang tua adalah kewajiban kita sebagai anak. Allah akan memberikan pahala untuk setiap upaya kita. Jangan lupa, setiap keberhasilan yang kita raih, ada doa orang tua juga, lo. Kalau orang tua rida, Allah pasti rida, dan Allah akan memudahkan segala urusan kita. Enggak sepatutmya kita berbuat kasar apalagi durhaka kepada orang tua. So, jangan menjadi anak durhaka, ya!
Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Alhamdulillah akhirnya sukses publish lagi Mb Irma ...
Ya Allah naskah ini mengandung nasihat yg luar biasa agar kita jgn sampai menjd anak yg durhaka pada otu.
Semoga Allah terus limpahkan hidayah taufik dan inayah-Nya Aamiin
[…] Baca : Jadi Anak Durhaka? Jangan, Ya ! […]