Keistimewaan angka tujuh yang ada dalam Al-Qur’an, fakta kehidupan, dikuatkan juga dengan beberapa syariat Islam merupakan tanda-tanda kebesaran Allah Sang Penguasa alam.
Oleh. Netty al Kayyisa
(Kontributor Narasliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Angka tujuh dalam matematika disebut bilangan prima karena keistimewaannya yang hanya bisa dibagi dengan angka satu dan bilangan itu sendiri. Dalam kehidupan kita sehari-hari angka tujuh juga memiliki keistimewaan. Keistimewaan ini karena angka tujuh sering dikaitkan dengan hukum syarak, seperti tawaf dan sai pada rukun haji yang dilakukan sebanyak tujuh kali. Begitu juga melempar jumrah sebanyak tiga kali dengan masing-masing kerikil yang dilempar berjumlah tujuh buah.
Penemuan Tujuh Lapisan Bumi
Selain berhubungan dengan syariat, angka tujuh juga ditemukan para ilmuwan di bumi yang kita tempati. Bumi awalnya dikatakan memiliki tiga lapisan yaitu kerak, mantel, dan inti bumi. Perkembangan ilmu pengetahuan kembali memisahkan bumi menjadi empat bagian yaitu kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam bumi. Inti luar dan inti dalam dipisahkan karena bahan pembentuk lapisan ini berbeda. Demikian juga dengan tingkat suhu yang berbeda sangat ekstrem. Seiring dengan perkembangan alat pengukuran dan teknologi, ilmuwan pada abad 20 kembali mempublikasikan hasil penelitian tentang bumi yang menunjukkan lapisan bumi ada tujuh, bukan tiga atau empat lagi.
Hal ini terjadi sebagaimana dilansir dari repubika.co.id (4-9-2024). Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ilmuwan terlihat adanya lapisan kerak bumi yang tipis, diikuti dengan empat lembar lapisan dengan ketebalan berbeda-beda. Kemudian inti luar yang cair dan inti dalam yang padat. Artinya kerak bumi yang awalnya dianggap satu lapisan ternyata memiliki lapisan-lapisan lain yang berbeda dari sisi ketebalan dan bahan penyusun. Hal ini yang mendasari bumi disebut memiliki tujuh lapisan, bukan lagi tiga lapisan. Jadi tujuh lapisan bumi itu terdiri dari kerak bumi, litosfer, zona kerentanan bumi, mantel atas, mantel bawah, inti luar, dan inti dalam. Ada pula yang menyebut tujuh lapisan bumi itu dengan lapisan atas kerak bumi, lapisan bawah kerak bumi, lapisan teratas pita bumi, lapisan tengah pita bumi, lapisan terbawah pita bumi, lapisan luar inti bumi, dan inti bumi.
Sementara menurut Mir Aneesuddin, M.Sc yang menuliskan dalam Buku Saku Ayat-Ayat Semesta, sebagaimana yang disebutkan dalam kumparan.com (30 Mei 2022), tujuh lapisan bumi antara lain lapisan atmosfer yang terdiri dari troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer dan eksosfer, lapisan kerak dan mantel bumi yang dianggap sama, serta lapisan inti. Tujuh lapisan bumi menurut beliau dimulai dari udara yang menyelimuti bumi yang berbeda-beda struktur pembentuk udaranya dan ketebalannya.
Dalil Tujuh Lapis Bumi
Meski berbeda dari sudut pandang penentuan tujuh lapisan bumi, satu hal yang menyamakan dari penelitian ini adalah pembuktian firman Allah dalam surah At-Thalaq : 12
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ وَمِنَ ٱلْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ ٱلْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَىْءٍ عِلْمًۢا
“Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.”
Para ilmuwan berhasil membuktikan firman Allah ini setelah melakukan berbagai penelitian. Pun, dengan kesimpulan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangan teknologi yang ada. Sementara Al-Qur’an telah menegaskannya beribu tahun sebelum para ilmuwan membuktikannya.
Penemuan Ilmiah Bukti Kebenaran Al-Qur’an
Sejalan dengan penemuan lapisan bumi yang ada tujuh lapisan, ilmuwan juga telah menemukan bahwa atom terdiri dari tujuh lapisan pula. Hal ini menegaskan kebenaran bumi memiliki tujuh lapisan dan tidak mungkin lebih dari itu. Karena sistem yang mengatur seluruh alam semesta sama terdiri dari tujuh lapisan, maka atom yang membentuk benda di alam semesta juga memiliki tujuh lapisan.
Baca: Menelisik Otak Mini dari Janin Manusia
Dalam sebuah riwayat dari Said bin Zaid bin Amru bin Nufail r.a. menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
"Barang siapa mengambil sejengkal tanah dengan zalim, maka Allah akan mengalungkannya pada hari kiamat setebal tujuh lapis bumi." (HR. Muslim).
Hadis ini dengan jelas mengatakan jika bumi memiliki tujuh lapisan. Al-Qur’an dan hadis telah menetapkan bentuk bumi yang berlapis-lapis dan telah menentukan jumlah lapisannya yaitu tujuh. Ini berarti bahwa Al-Qur’an dan hadis telah mendahului para ilmuwan jauh sebelum mereka melakukan penelitian dan membicarakan realitas bumi. Sementara para ilmuwan dengan berbagai penelitiannya berubah-ubah dalam menemukan realitas bumi, maka Al-Qur’an dan hadis tidak pernah berubah. Hal ini menjadi satu bukti bahwa Al-Qur’an dan hadis diturunkan oleh pemilik kehidupan bukan karangan Nabi Muhammad.
Keistimewaan Angka Tujuh dalam Al-Qur’an
Jika mencoba mengupas Al-Qur’an lebih dalam, kita akan menemukan keistimewaan angka tujuh yang patut kita renungkan. Surah Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat. Surah ini juga disebut sebagai As Sabi’ul Matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena selalu diulang-ulang setiap hari di setiap salatnya seorang muslim. Jika azan tak pernah berhenti terdengar di sepanjang waktu, maka surah Al-Fatihah juga tak pernah berhenti dilafazkan.
Angka tujuh berikutnya juga terdapat pada surah-surah yang diawali dengan menyucikan nama Allah. Ketujuh surah itu adalah surah Al-Isra, Al-Hadid, Al-Hasyr, Ash-Shaf, Al-Jumuah, Ath-Thaghabun, dan Al-Ála. Keimanan kita yang ditandai dengan lafaz syahadat juga terdiri dari tujuh kata. Sungguh menakjubkan!
Keistimewaan Angka Tujuh Pembuktian Keimanan
Keistimewaan angka tujuh yang ada dalam Al-Qur’an, fakta kehidupan, dikuatkan juga dengan beberapa syariat Islam, tentunya bukanlah sebuah kebetulan. Hal ini merupakan tanda-tanda kebesaran Allah Sang Penguasa alam sebagaimana firman Allah dalam surah Adz-Dzariyat ayat 20-21:
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Allah ingin menjelaskan kepada kita kebesaran kuasa-Nya sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk menentang bahkan tidak beriman kepada-Nya. Allah memberikan kita akal yang dengannya manusia mampu melakukan penelitian-penelitian, mengembangkan teknologi dalam rangka memudahkan kehidupan. Dengan akal, Allah juga memerintahkan kita untuk memikirkan seluruh tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam untuk membuktikan keberadaan-Nya sebagai pencipta dan pengatur seluruh alam. Jika ada yang masih meragukannya, bukankah sungguh keterlaluan?
Khatimah
Al-Qur’an dan hadis telah mendahului ilmu pengetahuan modern dalam mengungkap fakta ilmiah. Demikian pula keistimewaan yang terjadi di alam semesta, diterangkan pula dalam Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan Al-Qur’an bukan karangan manusia tetapi berasal dari Sang Pencipta. Kebenarannya terjaga hingga akhir kehidupan di dunia. Maka sudah saatnya kembali pada aturan Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Sudah saatnya terikat dengan hukum Allah secara kaffah dalam seluruh kehidupan tanpa keraguan. Wallaahu a’lam bisawab. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
[…] Baca juga: Keistimewaan Angka Tujuh di Bumi […]
[…] Baca: keistimewaan-angka-tujuh-di-bumi/ […]