Parpol Spanyol Desak Hukum dan Embargo Israel

Parpol spanyol desak hukum dan embargo Israel

Umat harus menyadari bahwa saat ini mereka terjajah secara pemikiran sehingga tidak mampu menggagas solusi untuk mengusir Zionis dari Palestina.

Oleh. Siska Juliana
(Kontributor Narasiliterasi.id)

NarasiLiterasi.Id-Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez didesak oleh sejumlah partai politik termasuk koalisi pemerintah untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel akibat genosida di Palestina. Partai ini terdiri dari mitra koalisi Sumar dan empat partai lain pemerintah yaitu Podemos, Esquerra Republicana de Catalunya (ERC), EH Bildu dari Basque, dan Blok Nasionalis Galicia (BNG).

Seruan ini disampaikan secara tertulis yang diajukan kepada arsip parlemen Spanyol pada Kamis (19-12-2024). Isi surat tersebut adalah tuntutan adanya embargo militer serta sanksi politik dan ekonomi terhadap Israel.

Surat ini juga berisi desakan agar Sanchez meminimalkan hubungan diplomatik dengan Israel dan menangguhkan perjanjian perdagangan sampai pendudukan Israel di Palestina berakhir. Selain itu, meminta Wakil Presiden Komisi Eropa sekaligus Komisioner untuk Kompetisi Teresa Ribera Rodriguez untuk mendorong pembatalan perjanjian Uni Eropa dengan Israel sebab saat ini memberikan perlakuan dagang istimewa pada Zionis. (cnnindonesia.com, 20-12-2024)

Kekejaman Israel

Rentetan serangan udara Israel masih terjadi hingga saat ini. Serangan terbaru menghantam rumah di Gaza utara dan rumah dekat RS Kamal Adwan di Beit Lahiya. Masing-masing menewaskan 10 dan 20 orang. Serangan tersebut terjadi tepat sebelum tengah malam. (REUTERS, 19-12-2024)

Tentu kita juga tidak akan melupakan hantaman bom di tenda pengungsian di kompleks RS Martir Al-Aqsa, Deir Al-Balah, Gaza tengah pada Senin (14-10-2024). Para pengungsi yang berada dalam tenda tersebut terbakar hidup-hidup.

Gencatan senjata masih terus dibahas di Doha, Qatar. Akan tetapi, Israel terus menggempur Gaza dengan alasan mereka ingin membasmi Hamas. Sungguh itu alasan klasik di saat puluhan ribu warga sipil telah meninggal. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyatakan bahwa setidaknya 45.059 orang telah meninggal dunia.

Kecaman untuk Israel

Genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina yang terjadi lebih dari setahun semakin menimbulkan berbagai kecaman. Dunia internasional merasa muak dan jengah. Upaya isolasi internasional terhadap Israel terus meluas. Pada tahun ini, Spanyol dan Irlandia telah resmi mengakui kedaulatan negara Palestina.

Presiden Asosiasi Sepak Bola Norwegia Liz Klaveness mengatakan bahwa mereka akan berusaha keras agar pihak-pihak berwenang menjatuhkan sanksi pada Israel. Semua itu dilakukan agar serangan Israel terhadap warga sipil Gaza yang tidak berdosa segera dihentikan.

Negara-negara lain pun telah mengambil langkah-langkah konkret untuk menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan memutus hubungan diplomatik, menangguhkan penjualan senjata, dan menempuh jalur hukum internasional. Negara-negara yang memutus hubungan diplomatik di antaranya wilayah Timur Tengah (Yordania, Bahrain, Turki), Chad, Amerika Latin (Cile, Honduras, dan Kolombia). Namun, pemutusan hubungan ini faktanya tidak jelas. Negara-negara tersebut tidak memiliki pengaruh politik yang besar di Timur Tengah.

Beberapa negara juga akan menghentikan penjualan senjata ke Israel di antaranya, Italia, Belgia, Spanyol, Kanada, dan Jepang. Akan tetapi, dampaknya tidak terlalu besar pada serangan di Palestina. Senjata yang diimpor ke Israel lebih dari 95 persen berasal dari Amerika dan Jerman. Sampai saat ini tidak ada tanda bahwa mereka akan menghentikannya. 

Hal berbeda dilakukan oleh Afrika Selatan yang mencoba menghentikan Israel lewat peradilan internasional. Mereka mengajukan kasus ke Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag dengan tuduhan Israel melakukan genosida terhadap penduduk di Gaza Palestina.

Dukungan AS pada Israel

Berbagai kecaman, perundingan, dan kesepakatan bukanlah aksi nyata untuk kemerdekaan Palestina. Setelah semua itu dilakukan, terbukti hingga hari ini tidak mampu menghilangkan penjajahan Zionis atas Palestina.

Di sisi lain, dukungan AS pada Israel terus dilakukan untuk merampas wilayah Palestina. The National Interest melaporkan bahwa miliaran dolar uang dikirimkan kepada Zionis untuk pembiayaan perang yang sedang berlangsung. Jumlah uang yang fantastis itu bersumber dari pajak Amerika.

Selain keuangan, Amerika juga mengirim sistem pertahanan rudal THAAD dan 100 tentaranya untuk membantu mengoperasikan rudal tersebut. Hal ini merupakan bukti meningkatnya dukungan AS pada Zionis. Dengan dukungan biaya yang meningkat cepat serta pengerahan pasukan untuk membantu Zionis menimbulkan risiko AS terlibat secara langsung dalam perang tersebut.

Bantuan yang diberikan AS pada entitas Yahudi bukanlah tanpa alasan. Jika melihat sejarahnya, adanya entitas Yahudi di Timur Tengah merupakan strategi besar AS untuk mempertahankan hegemoninya. 

Baca juga: Seruan Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Sikap Penguasa Muslim

Ketika AS dan Yahudi bahu-membahu menjajah Palestina, sikap berlawanan justru diperlihatkan oleh penguasa muslim. Mereka menutup mata atas pembantaian kaum muslim di Palestina. Di saat AS mengirimkan senjata untuk Zionis, para penguasa muslim sama sekali tidak memiliki keinginan mengirim pasukan militernya untuk membebaskan Palestina.

Kaum muslim lainnya bungkam melihat genosida yang terjadi. Mereka terjebak oleh sekat nasionalisme yang membuatnya diam di tempat. Sedangkan kaum muslim Palestina hidup bagai di penjara. Zionis menggempur, mengisolasi, dan menutup pintu masuk bantuan.

Nasionalisme yang diembuskan Barat telah memecah belah negeri-negeri muslim menjadi berbagai negara bangsa. Mereka dibatasi oleh wilayah masing-masing dan enggan memahami kondisi satu sama lain dengan alasan “bukan urusan kita”.

Umat Islam tidak menyadari bahwa nasionalisme telah membunuh perasaan dan pemikiran mereka terhadap dunia Islam, termasuk Palestina. Nasionalisme telah menjadi racun yang menggerogoti persatuan kaum muslim dan menjadi batu sandungan untuk kembali mendapatkan predikat sebagai umat terbaik.

Persatuan Umat Islam

Penjajahan di Palestina tidak akan berhenti jika para penguasa muslim hanya melontarkan kecaman, melakukan konferensi, deklarasi, protes, mengirimkan bantuan kemanusiaan, dan sebagainya. Adanya perbedaan visi dan kepentingan menjadi penyebab utama kaum muslim belum dapat membebaskan Palestina.

Mereka disibukkan dengan masalah dalam negerinya dan mengesampingkan krisis Palestina. Negara Irak, Iran, Lebanon, dan Mesir berperang melawan Yahudi, tetapi itu dilakukan untuk kepentingannya sendiri.

Awal mula penderitaan umat Islam di seluruh dunia adalah pascatumbangnya Khilafah Islamiah. Perjanjian Sykes Pycot merupakan kebijakan politik Barat yang memecah belah umat Islam setelah Perang Dunia II berjalan secara sistemis menghancurkan Khilafah. Kemudian dengan adanya Deklarasi Balfour, mereka mendirikan negara Yahudi.

Oleh karena itu, solusi pembebasan Palestina sangat erat kaitannya dengan Khilafah. Sejarah membuktikan bahwa di bawah naungan khilafah, pendudukan Yahudi tidak akan pernah terjadi. Khilafah senantiasa melindungi negeri-negeri muslim.

Umat Islam semestinya tidak mengikuti arahan Barat ataupun tidak melakukan aliansi dengan orang-orang kafir mengenai solusi pembebasan Palestina. Seharusnya umat Islam bersatu untuk melepaskan ikatan nasionalisme yang selama ini membelenggu mereka.

Umat harus menyadari bahwa saat ini mereka terjajah secara pemikiran sehingga tidak mampu menggagas solusi untuk mengusir Zionis dari Palestina. Kesadaran ini harus dibina terus-menerus agar tercipta kesadaran kolektif di tengah umat. Selanjutnya, umat berjuang bersama-sama untuk menegakkan institusi khilafah yang akan memberikan solusi hakiki bagi pembebasan Palestina.

Dengan tegaknya khilafah, maka khalifah akan memobilisasi pasukan militer dan mengerahkan tank-tank tangguh dengan seruan jihad fi sabilillah.

Khatimah

Dengan demikian, tegaknya Khilafah merupakan suatu kebutuhan mendasar dan sangat penting untuk memerdekakan negeri-negeri muslim dari segala bentuk penjajahan kaum kafir.

“Sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya: 92)

Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Siska Juliana
Siska Juliana Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Untukmu yang Setia di Jalan Dakwah
Next
Gen Z Membela Rakyat: Harus Dibangun atas Kesadaran Utuh!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram