Fantasi Sedarah: Rusaknya Tatanan Keluarga

fantasi sedarah rusaknya tatanan keluarga

Fantasi sedarah adalah alarm rusaknya tatanan keluarga. Aktivitas ini jelas menyalahi fitrah manusia, merusak moral, mengancam keberlangsungan kehidupan, serta pengabaian terhadap aturan agama dan nilai-nilai masyarakat.

Oleh. Riani Andriyantih
Kontributor NarasiLiterasi

NarasiLiterasi.Id-Menjijikkan sekaligus memprihatinkan. Kondisi jagat media sosial, khususnya platform Facebook, kini menjadi bahan perbincangan panas di berbagai media sosial lainnya akibat kemunculan sebuah grup kontroversial berjudul Fantasi Sedarah.

Grup Fantasi Sedarah membuat geram masyarakat yang menilai bahwa keberadaannya tidak sepatutnya ada, apalagi dengan jumlah pengikut yang sangat banyak. Isi percakapan dan pembahasan dalam grup tersebut secara jelas menunjukkan adanya aktivitas penyimpangan seksual yang rusak dan merusak.

Meskipun demikian, grup ini telah diikuti oleh lebih dari 32.000 pengguna, dengan isi percakapan yang membahas kelainan seksual yang mana para anggotanya mengaku sebagai pelaku serta penikmat aktivitas seksual dengan anggota keluarga mereka sendiri.

Digitalisasi Bebas Tanpa Pengawasan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) meminta pihak kepolisian untuk mengusut grup Fantasi Sedarah karena dinilai meresahkan masyarakat dan mengandung unsur eksploitasi seksual. Sekretaris Kemen PPPA menyatakan bahwa proses hukum harus ditegakkan jika terbukti terdapat penyimpangan, sebagai efek jera bagi para pelaku, sebab hal ini berdampak buruk bagi perempuan dan masa depan anak-anak. (news.republika.co.id, 17-05-2025)

Kemunculan grup ini membuktikan bahwa di era digital saat ini, setiap individu masyarakat dapat mengekspresikan dirinya secara bebas tanpa mempertimbangkan etika, moral, bahkan nilai-nilai agama. Dengan akses yang begitu mudah dan minimnya pengawasan dari pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang seharusnya bertugas mengawasi platform media sosial, sangat mungkin akan bermunculan grup-grup serupa yang termasuk dalam kategori aktivitas menyimpang.

Ditambah lagi dengan algoritma media sosial, yang apabila seorang pengguna mengklik satu konten tertentu, maka secara otomatis platform tersebut akan merekomendasikan konten serupa. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena sekalipun konten tersebut bersifat sensitif, grup-grup menyimpang dapat dengan mudah terpromosikan dan menjangkau pengguna dari berbagai kalangan usia.

Lemahnya pengawasan oleh lembaga terkait menjadi bukti belum optimalnya peran negara dalam memberikan rasa aman dan nyaman di ruang maya. Kurangnya antisipasi dini dalam mencegah aktivitas yang menyimpang menjadi catatan serius.

Efek Bagi Generasi

Grup Fantasi Sedarah adalah alarm bagi kita bahwa keadaan saat ini sangat mengkhawatirkan. Ini menjadi peringatan darurat bagi generasi mendatang. Jika aktivitas penyimpangan seperti ini tidak segera ditindaklanjuti, maka bukan tidak mungkin keburukan ini akan ditularkan dan dianggap lumrah oleh generasi muda.

Aktivitas ini jelas menyalahi fitrah manusia, merusak moral, dan mengancam keberlangsungan kehidupan. Anak-anak tidak memiliki jaminan keamanan saat mengakses media dan bahkan bisa menjadi objek penyimpangan seksual.

Aktivitas dalam grup ini sangat merusak, di mana tanpa rasa malu para anggotanya saling bertukar kisah tentang nafsu seksual terhadap anggota keluarga sendiri. Bahkan, anak-anak balita tak luput dari pikiran kotor para pelaku penyimpangan.

Baca juga: Anak-anak Belum Aman dari Pedofilia

Buah Busuk Sekularisme

Kondisi mengerikan ini menunjukkan adanya pengabaian terhadap aturan agama dan nilai-nilai masyarakat. Masyarakat hidup bebas tanpa kendali, hanya demi kepuasan individu seakan-akan hidup seperti binatang. Tatanan keluarga telah rusak, bahkan sistem keluarga Muslim pun telah runtuh.

Inilah buah penerapan sistem sekuler kapitalisme. Tanpa agama, yang berkuasa adalah hawa nafsu dan akal manusia yang terbatas serta menyesatkan. Kapitalisme dengan semangat liberalnya telah merusak sendi-sendi kemuliaan manusia. Bahkan, negara sering kali turut memperparah kerusakan tersebut melalui kebijakan yang diambil. Negara lalai dalam menjaga tatanan kehidupan keluarga.

Pandangan Islam

Dalam Islam, hubungan seksual sedarah atau inses secara tegas dilarang. Hal ini melanggar norma agama maupun sosial. Bagaimana mungkin keluarga, yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman dan aman, berubah menjadi sumber penyimpangan seksual yang dilakukan oleh orang-orang terdekat?

Keteladanan yang seharusnya berasal dari orang tua dan anggota keluarga justru berubah menjadi monster pemuas nafsu. Inses juga dapat membawa malapetaka, seperti kehamilan yang menghasilkan anak dengan kondisi fisik atau mental yang tidak sempurna akibat pertemuan gen yang serupa.

Dengan demikian, fungsi keluarga sebagai pelindung dan sumber keteladanan hilang total. Aktivitas inses bukan hanya menyimpang secara moral, tetapi juga mengancam keberlangsungan generasi.

Kembali pada Aturan yang Memuliakan

Islam melarang inses sebagai bentuk perlindungan terhadap kemuliaan keluarga dan kelangsungan hidup generasi. Islam adalah sistem hidup yang sempurna, yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan menempatkan rakyat sebagai pelaksana hukum syariat.

Negara dalam sistem Islam bertanggung jawab penuh untuk menjaga keutuhan keluarga serta menegakkan norma sosial yang sesuai dengan ajaran Islam. Islam menetapkan inses sebagai perbuatan haram yang wajib dijauhi. Negara wajib menyiapkan langkah pencegahan, termasuk membangun ketakwaan, menutup semua celah kemaksiatan, serta melaksanakan amar makruf nahi munkar.

Sanksi tegas akan memberikan efek jera kepada pelaku dan menjadi pelindung bagi keluarga. Kebijakan media juga harus diarahkan untuk memberantas perilaku menyimpang, agar masyarakat terhindar dari pelanggaran hukum syariat.

Dengan demikian, Islam menjaga kemuliaan individu, baik dari tingkat pribadi, masyarakat, maupun negara. Masyarakat akan hidup sesuai fitrah yang lurus dan sadar bahwa dirinya adalah hamba Allah yang wajib taat kepada aturan-Nya demi keselamatan dunia dan akhirat.

Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Riani Andriyantih Kontributor Narasiliterasi.Id
Previous
Generasi Muda Jadi Sasaran Judol
Next
Fenomena Inses: Cerminan Runtuhnya Ketahanan Keluarga
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Fantasi Sedarah: Rusaknya Tatanan Keluarga […]

trackback

[…] Baca juga: Fantasi Sedarah: Rusaknya Tatanan Keluarga […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram