Ketamin, Manfaat dan Dampaknya bagi Tubuh

Ketamin, Manfaat dan Dampaknya bagi Tubuh

Ketamin dapat menyebabkan keadaan sedasi (merasa tenang dan rileks), terbebas dari rasa sakit, imobilitas, dan amnesia (tidak ingat kejadian saat berada di bawah pengaruh obat).

Oleh. Siska Juliana
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Belakangan ini, perilaku Elon Musk dianggap kontroversial. Banyak yang meyakini perubahan sikapnya akibat mengonsumsi ketamin. Pasalnya, ia pernah mengatakan bahwa memiliki resepnya dan menggunakan obat tersebut sekitar dua minggu sekali untuk membantu mengatasi gejala depresi.

Ia mengaku tidak menyalahgunakannya sebab penggunaan yang berlebihan justru akan berdampak negatif. Lantas, apa sebenarnya ketamin? Benarkah dapat mengurangi depresi? Apa saja manfaatnya? Yuk, kita bahas!

Mengenal Ketamin

Melansir dari American Addiction Centers, ketamin merupakan obat bius disosiatif yang memiliki beberapa efek halusinogen. Obat ini mampu untuk mendistorsi persepsi penglihatan dan suara, serta membuat pengguna merasa terputus dan tidak terkendali. Obat ini dikenal sebagai anestesi disosiatif halusinogen karena membuat pasien merasa terpisah dari rasa sakit dan lingkungannya.

Ketamin dapat menyebabkan keadaan sedasi (merasa tenang dan rileks), terbebas dari rasa sakit, imobilitas, dan amnesia (tidak ingat kejadian saat berada di bawah pengaruh obat). Ketamin merupakan produk medis yang disetujui sebagai anestesi suntik. Digunakan untuk manusia dan hewan sejak tahun 1970-an. Penggunaan sebagai esketamin (spravato) bisa berupa semprotan hidung untuk pengobatan depresi yang resistan. (inet.detik.com, 11-03-2025)

Terapi Ketamin

Terapi infus ketamin telah digunakan untuk mengatasi depresi pada pasien dengan depresi yang resistan terhadap pengobatan (TRD) karena efek antidepresannya yang cepat. Pengobatan depresi merupakan penggunaan yang tidak sesuai label karena bukan indikasi yang disetujui FDA.

Dalam uji klinis, terapi ketamin diberikan sebagai infus intravena, tetapi dapat diberikan sebagai semprotan intranasal, tablet lepas lambat, tablet sublingual, dan bentuk lainnya. Infus ini diberikan sebagai dosis tunggal sekali, sedangkan dalam terapi multidosis sebagai infus sekali, dua kali, atau 3 kali seminggu selama 2 minggu.

Terkadang infus dilanjutkan sekali atau dua kali seminggu selama fase lanjutan dengan total 4—6 minggu terapi atau dikurangi secara bertahap. Dosis untuk terapi lebih rendah daripada anestesi. Jika pasien tidak merespons beberapa infus di awal, maka kecil kemungkinan mereka akan merespons infus selanjutnya.

Penyalahgunaan Ketamin

Sejak tahun 1999, ketamin termasuk sebagai zat terlarang Schedule III sehingga ilegal untuk penggunaan nonmedis. Bentuk ketamin yang ada di pasar gelap beraneka ragam. Umumnya ditemukan dalam bentuk cairan bening atau bubuk putih, terkadang menjadi kapsul. Ketamin yang berupa bubuk dapat dihirup, digulung menjadi rokok dengan tembakau atau ganja. Selain itu, dicampurkan ke dalam minuman karena tidak berbau dan tidak berasa.

Penyalahgunaannya dipicu oleh efek yang ditimbulkan, yaitu sensasi disosiatif dan efek halusinogen. Dalam beberapa tahun terakhir, popularitasnya meningkat. Mayoritas remaja menggunakannya saat pesta. Pada tahun 2023, survei nasional terhadap pemuda Amerika memperkirakan sebanyak 1% dari semua siswa sekolah menengah atas telah menggunakan obat ini dalam setahun terakhir.

Efek Samping Jangka Pendek

Konsumsi ketamin menimbulkan efek yang dapat dirasakan beberapa menit setelah penggunaan. Efek yang dirasakan bervariasi tergantung jumlah obat yang dikonsumsi. Efek akut dapat berlangsung selama beberapa jam, bahkan sampai beberapa hari.

Pada dosis yang rendah, efek yang dirasakan antara lain:

  • Disorientasi, kebingungan, hilangnya koordinasi motorik.
  • Pusing, mual, muntah.
  • Meningkatnya tekanan darah, detak jantung, pernapasan, suhu tubuh.
  • Adanya perubahan persepsi sensorik, termasuk halusinasi visual atau pendengaran.
  • Merasa terpisah dari diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Penggunaan ketamin bersamaan dengan obat lain sangat berbahaya, seperti MDMA, amfetamin, metamfetamin, dan kokain. Contohnya, penggunaan dengan alkohol atau depresan sistem saraf pusat (SSP) lainnya dapat mengakibatkan depresi pernapasan yang parah dan kematian.

Efek Samping Jangka Panjang

Penelitian menunjukkan penyalahgunaan ketamin jangka panjang dapat menimbulkan beberapa risiko neurologis. Menurut hasil tinjauan pada 2022 menemukan bahwa penggunaannya dalam jumlah besar dan jangka waktu yang lama dikaitkan dengan perubahan struktur dan fungsi tertentu di otak.

Ketamin merupakan obat bius yang sangat kuat sehingga dapat menyebabkan bahaya serius. Akibat yang dirasakan antara lain hilangnya perasaan pada tubuh, kelumpuhan otot, hilangnya kontak pikiran dengan realitas sehingga menjadikan pengguna rentan untuk menyakiti diri sendiri atau disakiti orang lain.

Selain itu, ketamin juga menyebabkan masalah kandung kemih. Ditandai dengan keinginan dan seringnya buang air kecil. Saluran kemih dari ginjal hingga kandung kemih juga dapat terpengaruh dan inkontinensia (kencing tidak terkendali) mungkin terjadi. Sakit di bagian perut dan kerusakan hati juga dapat terjadi akibat konsumsi ketamin secara rutin dan berlebihan.

Pandangan Islam

Dalam Islam, terdapat lima hal yang wajib dijaga dan kemaslahatannya menjadi tujuan pokok syariat (maqasid syariah), yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Kelima hal tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan hal mutlak yang harus ada pada manusia. Jika ada salah satu yang tidak terpenuhi akan menimbulkan ketimpangan dalam hidup manusia. Oleh karena itu, Allah memerintahkan untuk melakukan segala upaya agar kelima hal itu terpenuhi dengan baik.

Atas dasar itu, konsep Islam memiliki pandangan istimewa tentang kesehatan. Kesehatan merupakan sebaik-baik nikmat yang Allah Swt. anugerahkan sesudah nikmat iman. Dengan demikian, setiap individu muslim harus merawat kesehatannya bersamaan dengan negara yang berada di garda terdepan dalam perkara ini.

Negara memastikan setiap individu senantiasa terikat hukum syarak ketika beraktivitas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Alhasil, menjadi kunci terawatnya kesehatan mereka.

Kesimpulan

Islam menjaga setiap individu agar terhindar dari penyalahgunaan obat-obatan yang dapat membahayakan tubuh. Seluruh pelaksanaannya akan diawasi dan digunakan sebagaimana mestinya. Ini sebagaimana hadis Rasulullah saw., “Rasulullah saw. telah melarang setiap-tiap zat yang memabukkan (muskir) dan zat yang melemahkan (muftir).” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Siska Juliana
Siska Juliana Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Penegakan Syariat Islam Kaffah dalam Bingkai Khilafah
Next
Ganja di Bromo dan Semeru
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram