Runtuhnya Simbol Kesombongan Manusia

Runtuhnya Simbol Kesombongan Manusia

Kesombongan adalah sebuah sifat yang akan ada karena jauhnya seseorang dari sifat takwa. Terlebih lagi, saat ini kita hidup di sistem kapitalis sekuler yang menepis aturan agama dari kehidupan.

Oleh. Tari Ummu Hamzah
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Tahukah anda bahwa 2000 tahun yang lalu kerajaan Romawi kuno memiliki sebuah kota mewah nan gemerlap. Namanya kota Baia. Sebuah kota resor sekitar 30 km dari Napoli, di pesisir barat Italia.

Konon katanya, kota Baia seperti Las Vegas zaman sekarang. Kota ini menyajikan kesenangan duniawi tanpa henti. Bahkan, para pejabat kala itu memiliki banyak vila di pesisir pantai. Baia menjadi tujuan orang-orang kaya untuk menyalurkan hasratnya. Bukan hanya hasrat seksual saja, tetapi juga hasrat akan materi yang dimanifestasikan dalam berlomba-lomba membangun bangunan yang megah dan mewah.

Setiap vila difasilitasi dengan spa dan kolam beringin mozaik, tempat mereka menyalurkan hasrat liarnya. Tak heran jika orang-orang super kaya menjadikan tempat ini sebagai tempat pesta pora. Namun, keberadaan kota Baia yang dikelilingi dengan gunung merapi yang aktif kala itu, menjadi salah satu faktor keruntuhan kota ini. Bahkan, seiring dengan naiknya air laut, lama-kelamaan kota ini tenggelam ke dasar laut. (Detiknews.com, 09-01-2019)

Antara Baia dan Los Angeles

Dari cerita kota Baia ini, sesaat terlintas di benak saya adalah soal kebakaran di kota Los Angeles baru-baru ini. Di mana kota yang digadang-gadang menjadi kota para artis dan orang-orang super kaya, harus menelan kepahitan karena peristiwa kebakaran liar yang terjadi pada 7 Januari 2025.

Awal kebakaran terjadi pada pagi hari tanggal 7 Januari. Penduduk kawasan Pacific Palisades di sebelah barat Los Angeles melihat asap mengepul dari perbukitan di seberang rumah mereka. Selang beberapa jam kemudian api langsung melahap semua bangunan di wilayah tersebut. Setelah 24 jam, api telah membumihanguskan puluhan ribu rumah. Bahkan, papan bertuliskan Hollywood yang berdiri kokoh selama puluhan tahun itu pun habis dilahap api. (Kompas.com, 05-01-2025)

Materi, Simbol Kesombongan

Dari fakta tersebut kita tahu bahwa orang-orang kafir akan selalu berlomba-lomba untuk memuaskan keinginannya terhadap materi dan hawa nafsu. Ini karena materi dianggap sebagai tolok ukur kebahagiaan dan simbol strata kehidupan dan kesombongan. Orang-orang kaya senantiasa menduduki hierarki tertinggi dalam kelas masyarakat. Maka dari itu, materi dianggap sebagai puncak dari kebahagiaan dan tujuan hidup mereka.

Baca juga: Noktah Kesombongan

Nah, Penduduk di kota Baia yang orientasi kehidupannya serba materi, ditambah nihilnya nilai dan aturan hidup, menjadikan kehidupan mereka rusak dan berperilaku rendah. Sedangkan penduduk LA, Amerika yang digadang-gadang menjadi masyarakat modern dengan kesejahteraan dan pendidikannya yang layak, rupanya juga berperilaku sama seperti pendahulu mereka.

Sejarah yang Terulang

Sejarah manusia itu senantiasa akan terulang. Kehancuran itu memang pernah terjadi di sepanjang peradaban manusia. Di mana awal mula kehancuran itu adalah suburnya rasa sombong, tamak, dan rakus. Manusia-manusia terdahulu memang sudah melakukan praktik kesombongan itu. Seperti penduduk kota Baia, kota Pompeii yang diepercaya adalah kota kaum Nabi Luth, musnahnya kaum 'Ad dan Tsamud, dll. Di masa kaum-kaum tersebut hidup, mereka senantiasa berlomba-lomba mendapatkan dan memuaskan hasrat biologisnya, serta haus akan kekayaan. Tujuannya tidak lain hanya untuk mempertahankan hierarki tertinggi dalam sosial masyarakat.

Alih-alih mendapatkan kemuliaan, mereka malah terjerumus dalam kesesatan dan kerendahan moral. Segala hal akan dilakukan untuk mendapatkan materi dan kedudukan tak peduli halal haram. Semua kemaksiatan dan dosa-dosa besar yang mereka perbuat sejatinya mengundang kemurkaan Allah Swt.. Hingga pada akhirnya, Allah menurunkan musibah berupa bencana alam.

Jika dahulu pada masa-masa nabi dan rasul, Allah turunkan azab bagi kaum yang membangkang, maka setelah Rasulullah wafat, Allah menunda azab untuk orang-orang kafir itu di akhirat kelak. Rasulullah saw. bersabda, “Maukah kalian aku beri tahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang yang kasar, rakus, dan sombong.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Membentengi Diri dari Kesombongan

Kesombongan adalah sebuah sifat yang akan ada karena jauhnya seseorang dari sifat takwa. Terlebih lagi, saat ini kita hidup di sistem kapitalis sekuler yang menepis aturan agama dari kehidupan. Pendidikan moral dan spiritual pun minim diberikan kepada masyarakat. Akibatnya, out put dari pendidikan yang sekuler ini menciptakan generasi yang angkuh, penuh kesombongan, lagi culas.

Sistem ini juga yang bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan moral yang ada di tengah-tengah masyarakat. Wajar jika sejarah akan kesombongan orang-orang terdahulu juga akan terulang di peradaban yang menerapkan kapitalisme.

Untuk itu, sebagai seorang muslim alamiahnya adalah hidup di alam yang memberlakukan aturan Islam. Syariat Islam yang menyeluruh ini hanya bisa diterapkan dalam institusi negara yang diwariskan dari baginda Rasulullah saw. yakni Daulah Khilafah. Di mana Al-Qur'an dan Sunnah menjadi dasar berdirinya institusi ini.

Kaum muslimin yang hidup di dalamnya akan mendapatkan jaminan akidah. Selain itu, bagi orang-orang kafir juga akan mendapatkan perlindungan, asalkan mereka taat dengan aturan negara. Jadi, hanya dengan sistem Islamlah kesombongan manusia itu bisa ditundukkan, baik itu muslim atau nonmuslim. Mereka tidak akan menjadi individu-individu yang dipenuhi kesombongan dan merusak.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tari Ummu Hamzah
Tari Ummu Hamzah Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Pemerataan Pendidikan dalam Pandangan Islam
Next
Nyawa Hilang Akibat Buruknya Jalan
3.5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram