Hilangnya Adab Generasi, Dampak Pendidikan Sekuler-Kapitalis

Hilangnya Adab Generasi, Dampak Pendidikan Sekuler-Kapitalis

Islam sudah merancang bagaimana pendidikan mampu membentuk generasi bersyakhsiyah islamiah yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang benar.

Oleh. Daun Sore
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Potensi peningkatan kualitas generasi penerus seolah terlihat memudar. Problematik yang dibuat dan dihasilkan oleh remaja saat ini cukup menjadi alasan dampak hancurnya penerus kehidupan di tengah masyarakat. Mulai dari karakter egois yang keras sampai pada gelar generasi stroberi yang tersemat.

Pemuda saat ini dengan pemahaman bebasnya membentuk sikap yang bebas pula. Mulai dari narkoba, zina, tawuran, bahkan saking seringnya, tak kaget lagi jika pun ada pembunuhan di tangan remaja belasan tahun.

Seperti yang baru-baru ini terjadi pada jejak artikel daerah Sindonews.com (18-01-2025), tawuran pelajar terjadi di Terminal Tunjung Teja, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang pada tanggal 13 Januari 2025. Dalam tawuran tersebut, satu pelajar tewas akibat mengalami luka bacok. Yang mana terjadi ketika SMKN Warunggunung, Kabupaten Lebak menyepakati berduel dengan SMA Negeri Cikeusal, Kabupaten Serang. Kedua sekolah tersebut sebelumnya saling ejek dan menantang di media sosial.

Bukan Terjadi Sekali Saja

Tindakan instan yang tidak memikirkan dampak ke depan ini bukan terjadi sekali saja. Namun, perilaku buruk ini menjadi salah satu kasus terbanyak bagi pelajar dalam negeri. Kriminalitas yang berulang menjadikan pola pikir masyarakat ikut berubah, yang awalnya kaget dan mawas menjadi abai dan terbiasa. Bahkan, dijadikan film yang ditonton oleh berbagai usia seperti halnya geng motor.

Lebih lanjut kondisi di atas pun akan memunculkan pandangan yang menormalisaasi kenakalan remaja. Di mana kenakalan tersebut malah kemudian membentuk mindset aplikatif bagi pemuda untuk melakukan tindak kenakalan serupa. Saat diklarifikasi, sebagian pun ada yang mengatakan agar terlihat keren dan berani. Di era sekarang, amat sulit tampaknya mengetahui mana pemuda yang bebas dari aksi merokok atau pemudi yang asyik dengan dunia percintaannya.

Kondisi di atas sejatinya tak bisa terlepas dari bagaimana pendidikan membentuk pemikiran dan pola sikap masyarakat. Kita tentu melihat bagaimana rusaknya seluruh bidang kehidupan, salah satunya pendidikan. Hal ini menjadi faktor yang mendasari dan mengatur awal dari seluruh bidang lainnya. Ya, sistem. Dengan amat jelas sistem yang diunggulkan saat ini terbukti gagal membentuk kepribadian baik bagi masyarakat, terutama pemudanya.

Dampak Sistem Pendidikan Sekuler

Sistem pendidikan sekuler yang dibuat oleh manusia, sang pemilik akal terbatas dan tak pernah puas, tidak akan memberi konsistensi pada kurikulumnya. Terlebih menggarisbawahi kurikulum yang sedang berlaku yaitu kurikulum merdeka yang digunakan oleh hampir semua tingkat pendidikan. Kesimpulan paling tampak pada kurikulum ini adalah hasil akhir yang ingin dituju yaitu mendapatkan pekerjaan dan mampu menghasilkan uang untuk meningkatkan pendapatan negaranya. Dengan kata lain, mewujudkan generasi kapitalis berbalut kurikulum bertopeng manis.

Para siswa dibiarkan memilih jurusan sesuai keinginannya dengan beban tugas menumpuk yang masih harus ditanggung. Hal ini membuat siswa lelah dan depresi, meski terdapat sebab lain karena kurangnya mengenali diri.

Satu hal yang perlu kembali diperjelas bahwa kurikulum pendidikan ala sekuler saat ini ingin mewujudkan generasi emas dengan kecerdasan dan kemampuannya menghasilkan prestasi. Namun, kurikulum yang ada terlupa memperhatikan kondisi karakter dan moral siswanya.

Hal ini memunculkan pemuda yang krisis identitas berdampak turunnya taraf berpikir. Liberalisasi tanpa sadar menempel pada diri pemuda sehingga tidak ada lagi yang namanya aturan dan pengatur. Pendidik dianggap tidak lebih dari pekerja yang membutuhkan gaji dan tidak berhak mengatur atau menghukum siswa yang dengan jelas bersalah. Hilangnya rasa hormat sebagai murid dan terhapusnya manusia berakhlak sebagai masyarakat menjadi dampak lanjutannya.

Sistem pendidikan sekuler lagi dan lagi tidak mampu untuk benar-benar mewujudkan generasi emas sebagaimana visi misi yang dicanangkan oleh pemerintah saat ini. Yang ada malah melahirkan generasi minim adab dan pengetahuan.

Lantas, bagaimana seharusnya sistem yang benar dalam pengaturan pendidikan?

Sistem Sahih Mengatur Pendidikan

Tentu, hanya Islam yang mampu mengatasi masalah atas segala kerusakan di lini kehidupan termasuk pendidikan. Aturan dalam Islam sudah langsung dihadirkan oleh Sang Pencipta, manusia tinggal pakai saja. Sebagai makhluk yang diciptakan, tentu manusia tidak mampu membuat aturan sendiri, baik untuk dirinya maupun manusia yang lain. Maka kedaulatan Allah berperan di sini.

Islam sudah merancang bagaimana pendidikan mampu membentuk generasi bersyakhsiyah islamiah yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang benar. Sistem pendidikan dalam Islam memiliki kurikulum sendiri dengan asas akidah islamiah, di mana keyakinan didapat dari proses berpikir. Berbeda dengan kurikulum yang terus-menerus berganti oleh pemerintahan saat ini, Kurikulum pendidikan Islam hanya satu dan tidak akan diganti-ganti apalagi diubah.

Sistem pendidikan dalam Islam akan menyeimbangkan antara pola pikir (akliah) dan pola sikap (nafsiyah) dengan ilmu dunia dan akhirat yang diselaraskan. Generasi Islam senantiasa diajarkan tsaqafah Islam dengan tersusun dari tingkat dasar. Maka, dengan usia yang masih muda sudah banyak generasi yang memiliki taraf berpikir cemerlang, dipenuhi dengan ide dan penemuan-penemuan yang dihasilkan.

Selaras dengan peraturan dan kurikulum pendidikannya, Islam terbukti telah melahirkan begitu banyak ilmuwan hebat berpengaruh, bahkan sebelum ilmuwan Barat lahir. Yang mana para ilmuwan Barat itu pun banyak mendapat inspirasi dan pelajaran dari ilmuwan Islam terdahulu.

Seperti Al-Khawarizmi sebagai penemu aljabar dan angka nol dalam matematika. Tak hanya berhenti pada satu bidang saja, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai astronom dan ahli geografi. Ada pula seorang ilmuwan yang terkenal dengan sebutan bapak kedokteran modern yaitu Ibnu Sina. Ibnu Al-Haitham sebagai penemu optik, di mana konsep optik yang ditemukan merupakan awal dari kamera obscura pertama di dunia. (detik.com, 14-03-2024)

Pendidikan dalam Sistem Islam

Contoh di atas adalah sedikit dari banyaknya para ilmuwan tersohor buah dari penerapan kurikulum Islam berbasis akidah islamiah. Para penuntut ilmu tidak hanya diberi kualitas ilmu terapan dan keislaman (tafsir, ushul fikih, dll.), tetapi juga memberikan kualitas pada akhlaknya. Senantiasa menjaga adab pada pendidik sebagai orang tua di dunia pendidikan.

Namun, hal ini tidak akan bisa terbentuk tanpa adanya kuasa berupa kekuatan pemimpin dan negara. Melihat bagaimana pemimpin dengan sistem sekuler yang dibawanya, sudah pasti tidak akan mampu menyaingi bagaimana Islam membentuk sebuah sistem dan aturan.

Baca juga: Strategi Pendidikan Khilafah

Maka hal utama yang harus dituntaskan ada pada negara. Sistem pendidikan Islam tidak akan mampu terbentuk pada sistem kapitalis ini. Ia hanya bisa terbentuk dalam naungan Khilafah Islamiah dengan khalifah sebagai satu pemimpin di seluruh dunia. Jika saat ini Khilafah Islamiah atau negara dengan kepemimpinan Islam belum ada, wajar jika para pemuda terkoyak identitas dan jati dirinya. Mereka hanya fokus pada situasi yang terjadi sekarang, bukan akan datang.

Maka dari itu, sudah semestinya fokus umat hari ini adalah bersama-sama mendorong tegaknya kembali aturan negara yang benar demi. Hal ini demi tercapainya pendidikan yang akan melahirkan sekelompok mujtahid hebat di masa depan. Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Daun Sore Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Agresivitas Remaja Makin Nyata
Next
Gen Z untuk Perubahan Hakiki
4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
annsprans
annsprans
3 months ago

MasyaAllah keren bangett😍🔥

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram