Remaja Lemah Produk Sekularisme

remaja lemah produk sekularisme

Remaja Islam dididik tidak hanya pada aspek akademis, tetapi juga dalam pembentukan akhlak mulia, pengendalian diri, dan kesadaran terhadap hubungan antar manusia.

Oleh. Erna Astuti, A.Md.
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.Id-Jangan rindu ... Ini berat ... Kau takkan kuat ... Biar aku saja. (Dilanku tahun 1990)

Kalimat tersebut merupakan petikan dari film Dilan yang mewakili seseorang yang sedang jatuh cinta. Cinta merupakan perasaan komplek yang melibatkan aspek emosional, spiritual, dan psikologis yang dapat membuat seseorang rela melakukan apa saja untuk orang yang dicintainya. Hal itu berlaku bila cinta bersambut antara laki-laki dengan perempuan yang saling mencintai.

Namun, berbeda bila terjadi penolakan cinta, maka yang terjadi malapetaka. Seperti yang dialami seorang pelajar SMK di lamongan. FPR (16 tahun) yang dibunuh oleh teman dekatnya sendiri. Kasus bermula ketika pelaku pembunuhan AI (16 tahun) menyukai korban, tetapi korban menolak cintanya dengan alasan sudah memiliki pacar. Sakit hatilah yang memicu amarah pelaku. Akhirnya pelaku melakukan tindakan keji tersebut pada Jumat (10-1-2025).

Korban dibunuh dengan cara dijerat lehernya dengan menggunakan kerudung korban. Tidak hanya sampai di situ pelaku juga memukul korban berulang kali pada bagian perut dan mata kanan, kemudian membenturkan kepala korban ke tembok hingga mengakibatkan pendarahan. Papar AKBP Bobby pada Beritasatu.com, Jumat (17-1-2025).

Pelaku tega membunuh teman dekatnya sendiri lantaran menolak cintanya. Usai membunuh korban ditinggalkan begitu saja di dalam warung hingga lima hari. Pelaku pun tidak menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Ia beraktifitas seperti biasa laiknya tak terjadi apa-apa.

Sebenarnya berita temuan mayat itu sudah ramai di media sosial. Akibat dari perbuatannya pelaku dijerat pasal UU 80 ayat 3 nomor 35 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan atau pasal 340 KUHP atau pasal 338 KUHP dengan hukuman penjara selama 15 tahun. Menurut AKP Rizki akbar kusniadi, Kasat Reskrim, mengungkapkan. (Surya.co.id, Kamis,16-1-2025)

Sekularisme Melahirkan Remaja Lemah

Sungguh miris, berulangkali masyarakat selalu dikejutkan dengan terungkapnya peristiwa pembunuhan yang dilakukan pelajar. Remaja yang seharusnya sibuk mempersiapkan masa depan yang cemerlang, ternyata dihadapkan pada kondisi mental yang sedang sakit dan terjerumus ke dalam jurang kriminalitas.

Seperti peristiwa pembunuhan ini, cuma gara-gara penolakan cinta pelaku dengan teganya melakukan kekerasan sampai menghilangkan nyawa korban. Melihat fakta tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa peristiwa ini banyak disebabkan beberapa faktor.

Dimulai dari lemahnya kontrol emosi, kurangnya pendidikan moral, juga pengabaian terhadap kesehatan mental dikalangan remaja. Selain alasan tersebut ternyata lingkungan yang kurang sehat juga ikut berkontribusi dalam memperburuk kondisi.

Ini semua adalah potret nyata dari berbagai kondisi yang melingkupi generasi remaja. Buah dari hasil dukungan sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan di negeri ini. Sistem yang membuat rusak dan hancurnya kondisi generasi muda.

Sistem kapitalisme sekularisme adalah suatu sistem yang berasaskan pemisahan agama dari kehidupan. Agama dijauhkan dari aturan kehidupan, mengakibatkan manusia lalai terhadap aturan agama sehingga tidak paham akan halal dan haram. Tolok ukur kebahagiaan dari sistem kapitalisme adalah materi atau terpenuhinya keinginan seseorang. Akhirnya orang akan gelap mata dan menghalalkan berbagai cara termasuk emosi dilampiaskan sesuai dengan hawa nafsu. Pertanyaannya, apakah mereka menyadari bahwa perbuatannya sangat kejam dan sadis?

Baca juga: Kenakalan Remaja Berujung Malapetaka

Islam Solusi Komprehensif

Sangat disayangkan melihat potret generasi saat ini begitu banyak persoalan yang membelitnya. Umat jelas membutuhkan solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang melanda dunia dan negeri ini.

Solusi yang sifatnya komprehensif tidak lain adalah sistem Islam. Pendidikan dalam Islam tidak hanya berfokus pada aspek akademis, selain itu juga berperan dalam pembentukan akhlak mulia, mengendalikan diri, dan kesadaran yang benar terhadap hubungan antar manusia. Singkatnya, pendidikan yang membentuk kepribadian Islam.

Islam sebagai agama yang paripurna telah memberikan seperangkat aturan yang jelas dalam kehidupan manusia. Seperti dalam TQS. Al-Maidah: 3, khususnya sistem pergaulan antara laki-laki dan perempuan, untuk mencegah timbulnya fitnah dan perilaku yang melampaui batas. Sistem sosial Islam akan menjaga pergaulan sesuai dengan tuntunan syarak.

Islam melarang adanya ikhtilat (campur baru) laki-laki dan perempuan tanpa adanya hajat syar'i. Begitu juga dengan berkhalwat (berdua-duaan) dengan yang bukan mahram. Mereka boleh bertemu ketika ada hajat syariat misalnya dalam pendidikan, kesehatan, persaksian, peradilan, jual beli dan sebagainya.

Dengan adanya peraturan ini, hubungan remaja laki-laki dan perempuan diarahkan agar tetap dalam batas yang wajar. Hal ini untuk mencegah terjadinya hubungan yang merusak moral dan memicu konflik emosional. Islam juga memerintahkan seorang wanita ketika keluar rumah wajib menutup auratnya, kecuali muka dan telapak tangan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam surah An-Nur: 31 dan surah Al-Ahzab: 59. Bukan hanya wanita, Islam memerintahkan kepada pria untuk menundukkan pandangannya, seperti dalam firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam surah An-Nur: 30.

Aturan Islam yang lain dalam mekanisme untuk mencegah kejahatan, yaitu menerapkan sistem sanksi yang tegas bagi siapapun yang melakukan pelanggaran. Sanksi ini berfungsi sebagai penebus dosa dan mencegah kasus tersebut terulang. Dalam Islam pelaku bisa diberikan sanksi ketika ia sudah memasuki usia baligh karena mereka sudah terbebani syariat Islam, bukan berdasarkan batas usia yang ditetapkan manusia. Dengan demikian, penerapan syariat Islam secara menyeluruh akan mendukung penjagaan dalam berbagai bidang lainnya.

Khatimah

Tidak ada lagi kasus tragis seperti ini karena dapat dicegah sejak awal dengan mengatasi akar permasalahannya. Dengan penerapan sistem Islam, terutama sistem pendidikan dan sistem pergaulan nantinya para pelajar dapat terhindar dari tindakan kriminal dan rusaknya pergaulan.

Dengan demikian pelajar bisa fokus dalam mengoptimalkan potensinya untuk kebaikan dan amal saleh. Mewujudkan generasi hebat, taat syariat, dan faham ilmu yang dipelajari. Wallahu'alam bishawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Logo NaLi website-
Erna Astuti, A.Md. Kontributor NarasiLiterasi.Id
Previous
Secercah Harap Anak Gaza
Next
Kondisi Pendidikan Tinggi Kian Sulit
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca: Remaja Lemah Produk Sekularisme […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram