Nyawa Hilang Akibat Buruknya Jalan

Nyawa Hilang Akibat Buruknya Jalan

Pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan berbagai kebutuhan rakyat terpenuhi. Salah satunya berupa jalan umum yang layak untuk kebutuhan rakyat menjadi hal yang sangat penting.

Oleh. Agus Susanti
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Jalan atau infrastruktur adalah sarana transportasi utama pagi publik. Banyak umat yang membutuhkan sarana prasarana terbaik untuk kebutuhan mencari rezeki sehari-hari. Buruknya jalan umum yang dilalui sering kali menjadi hambatan, bahkan menelan korban hingga menghilangkan nyawa akibat laka lantas.

Sayang, keluhan rakyat hanya menguap di udara. Pemerintah dengan sigap bergerak ketika ada hal-hal yang dibutuhkan para kapitalis, misalnya jalan tol. Sedangkan jika menyangkut kepentingan rakyat, pemerintah seolah tutup mata dan telinga.

Meskipun sudah banyak terjadi kecelakaan, tetapi perbaikan jalan masih terlihat kurang serius. Terbukti dengan masih banyaknya jalan yang rusak/tidak layak. Jika pun ada perbaikan jalan, sebatas dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang biasa sehingga jalan sangat mudah rusak kembali.

Seperti yang baru-baru ini terjadi kembali, seorang pengendara motor Dodi Pratama (23) warga Desa Tanjung Buluh, Kabupaten Serdang Bedagai meninggal dunia terlindas truk kontainer, pada hari Kamis, 06-02-25. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Lintas Sumatera Medan-Tebing Tinggi di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan. (analisasumut.com, 07-02-25)

Jalan Tak Rata Menghilangkan Nyawa

Sebagaimana yang terjadi pada hari Kamis (6-2-25) sekitar pukul 15.00 terjadi kecelakaan tunggal yang disebabkan jalan yang tidak rata. Kecelakaan ini mengakibatkan seorang pengendara motor asal Tanjung Buluh terjatuh dan terlindas truk di Pasar Bengkel, Kabupaten Serdang Bedagai.

Menurut saksi Andi Utomo, seorang anggota BKM (badan kenaziran masjid) dan anak dari pemilik masjid, serta bukti sebuah rekaman CCTV yang berada di Masjid Ash-Shafina Pasar Bengkel, korban yang berkendara dari arah Tebing Tinggi memang murni terpeleset di aspal yang tidak rata. Korban terjatuh tepat di depan ban sebuah truk kontainer sehingga tak sengaja kepala korban terlindas. Insiden ini mengakibatkan kepala korban pecah dan meninggal di tempat.

Kecelakaan yang disebabkan buruknya jalan raya seperti ini bukanlah kali pertama terjadi di Pasar Bengkel tersebut. Hal ini jelas membuktikan abainya pemerintah dalam memperhatikan kebutuhan umat yang bersifat vital. Jalan umum adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya. Sudah seharusnya pemerintah senantiasa memperhatikan dan memastikan fasilitas publik yang digunakan rakyat sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan sarana prasarana publik dalam keadaan baik dan jauh dari bahaya, apalagi jika berpotensi menghilangkan nyawa.

Baca juga: Kerusakan Jalan, Dampak Tambang atau Kelalaian?

Abainya Pemerintah pada Rakyat Kecil

Pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan berbagai kebutuhan rakyat terpenuhi. Salah satunya berupa jalan umum yang layak untuk kebutuhan rakyat menjadi hal yang sangat penting. Sebab, dari sanalah rakyat banyak menjalankan aktivitas, mulai dari bekerja, sekolah, dan lainnya.

Namun, ketika pemerintah membiarkan banyak jalan raya yang rusak atau tidak layak sama saja artinya pemerintah telah mengabaikan tugasnya terhadap rakyat. Apalagi bila jalan yang rusak/tidak layak tersebut sampai mengakibatkan terjadinya kecelakaan, bahkan meninggal dunia, dan berulang. Sementara, pertanggungjawaban negara bukan hanya di dunia, melainkan hingga di akhirat kelak.

Seperti kejadian yang terjadi di Pasar Bengkel tersebut yang memakan korban jiwa untuk kesekian kalinya. Pemerintah telah berlaku pilih kasih, hanya memperhatikan kepentingan korporasi dengan menyediakan jalan tol yang mulus, sementara rakyat kecil yang beraktivitas di jalan raya biasa dibiarkan lalu-lalang menggunakan infrastruktur yang tak layak. Aspal yang tidak rata, berlubang, dan sebagainya menjadi tantangan sehari-hari bagi warga. Maka tak heran, jika banyak korban kecelakaan yang terus terjadi.

Hal ini sejatinya terjadi karena dianutnya sistem kapitalisme. Sebuat sistem yang menjadikan negara dan pemimpinnya hanya mementingkan para pemilik modal dibanding rakyat.

Pelayanan Terbaik Hanya dalam Sistem Islam

Dalam sistem Islam, pemimpin negara bertanggung jawab sepenuhnya dalam mengurusi berbagai kebutuhan pokok rakyatnya tak terkecuali memberikan fasilitas jalan raya/umum yang baik dan layak adalah salah satunya.

Pemimpin dalam sistem Islam tidak membedakan antara rakyat biasa dengan yang lainnya, semua diberikan hak yang sama. Dalam sistem Islam yakni Khilafah, pembangunan jalan umum harus diprioritaskan, anggarannya menggunakan kas negara yang tersimpan di baitulmal.

Jika dari baitulmal tidak memadai sementara kebutuhan fasilitas umum seperti jalan kian mendesak, maka pembiayaan menggunakan uang pajak yang diambilppppp hanya dari orang kaya, muslim, dan dewasa saja yang ada di dalam negara tersebut. Uniknya, pajak ini akan dihentikan jika pembiayaan sudah mencukupi dan baitulmal sudah memiliki anggaran kembali.

Bahkan, saking negara memperhatikan urusan rakyat dalam persoalan penyediaan infrastruktur umum, jika mekanisme pertama dan kedua belum juga mencukupi, pembangunan tetap dilaksanakan. Pembiayaannya akan diambil oleh pemimpin Islam dari pinjaman negara lain dengan catatan tidak ada unsur riba dan perjanjian yang akan menghilangkan kedaulatan negara.

Sebab dalam Islam, pertanggungjawaban pemimpin negara bukan hanya sebatas di dunia, melainkan hingga di akhirat kelak. Maka dari itu, jangankan memberikan bahaya (dharar) bagi manusia, menyebabkan bahaya bagi hewan sekalipun akan dimintai pertanggungjawaban.

Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata, "Seandainya seekor keledai terperosok karena jalanan yang rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah Swt., 'Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?'."

Begitulah sifat pemimpin dalam sistem Islam yang sangat berhati-hati terhadap urusan rakyat yang ada dalam naungannya. Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Agus Susanti Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Runtuhnya Simbol Kesombongan Manusia
Next
Kenaikan Harga, Tradisi Jelang Ramadan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram