Kesehatan Mental Generasi Rusak, Tanggung Jawab Siapa?

Kesehatan Mental Generasi Rusak, Tanggung Jawab Siapa?

Kesadaran yang mengkristal bahwa kemuliaan terletak pada amal saleh dan rida Allah Swt. akan membentuk kesehatan mental generasi terjaga dengan sendirinya.

Oleh. Riza Maries Rachmawati
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Ir. Soekarno yang dikenal sebagai Bapak Pendiri Bangsa pernah berkata dalam salah satu pidatonya, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia". Begitulah Soekarno meyakini bahwa pemuda memiliki kekuatan yang sangat besar dalam bidang apa pun, terutama dalam membangun bangsa yang kokoh dan kuat. Tentu, bangsa dan negara kuat ini hanya akan terwujud jika ditopang oleh pemuda atau genarasi yang bermental baja.

Namun amat disayangkan, kondisi generasi saat ini sangat mengkhawatirkan. Dikutip dari tempo.com (15-02-2025), tercatat di Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sebanyak 15,4 juta orang atau setara 34,9 persen dari total remaja Indonesia menderita kesehatan mental. Ratih Ayu Isyana Bagoes Oka selaku Wakil Menteri Kementerian Kependudukan mengatakan, "Memang generasi muda saat ini menghadapi tantangan yang semakin kompleks, salah satunya adalah isu kesehatan mental di kalangan remaja."

Health Collaborative Center (HCC) dan Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) bersama Yayasan BUMN melalui inisiatif Mendengar Jiwa Institute melakukan penelitian pada pelajar SMA di Jakarta. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa 34 persen pelajar berindikasi memliki masalah kesehatan mental. Selain jumlah penderita kesehatan yang tinggi, kasus childfree di lakangan generasi muda pun jadi masalah yang tidak bisa disepelekan. Banyak kalangan muda yang takut untuk menikah sehingga angka pernikaharan dari tahun ke tahun semakin menurun. (disway.id, 16-02-2025)

Kapitalisme Biang Masalah Kesehatan Mental

Berbagai program telah dicanangkan oleh pemerintah, salah satunya program Generenasi Berencana. Program tersebut berisi penyuluhan kepada para remaja untuk membekali mereka dalam perencanaan pendidikan, karier, dan pernikahan yang matang. Namun, sesungguhnya program-program semisal itu belum mampu menyentuh akar permasalahan dari kesehatan mental remaja ini. Karena sejatinya penerapan sistem sekuler kapitalismelah yang menjadi biang munculnya masalah kesehatan mental ini.

Seseorang berperilaku sesuai dengan pemahamannya. Sementara itu, pemahaman yang merebak saat ini dipengaruhi oleh ide sekularisme kapitalisme. Ide sekularisme adalah ide yang memisahkan agama dari kehidupan. Sekularisme membuat manusia merasa kehidupan di dunia tidak terikat dengan aturan agama kecuali masalah spiritual. Hal ini menjadikan masyarakat khususnya generasi muda cenderung berperilaku mengikuti hawa nafsunya. Mereka ingin bebas dalam bersikap tanpa harus terikat dengan aturan agama.

Dari ide sekuler ini lahirlah ideologi kapitalisme yang memandang capaian dan kepuasaan materi menjadi orientasi hidup. Tujuan hidup generasi muda saat ini hanyalah untuk mencari kesenangan dunia yang berstandar pada materi semata. Ketika mereka tidak mampu menggapai kesenangan materi berupa prestise, harta, jabatan maka mereka akan merasa gagal.

Alhasil, kesehatan mental generasi menjadi terganggu. Maka, tidaklah mengherankan bila produk yang dihasilkan dari sistem yang rusak yakni sistem sekuler kapitalis adalah generasi yang rapuh dan rentan terkena penyakit mental.

Cara pandang generasi yang salah dalam kehidupan tidak bisa lepas dari peran negara penganut sistem sekuler kapitalisme yang tidak mampu memberikan perlindungan bagi generasi muda. Misalnya dari sistem pendidikan, pendidikan dalam sistem ini justru membekali siswa dengan pemahaman hidup yang materialistik. Platform media sosial dibiarkan menciptakan gaya hidup liberal yang bebas nilai moral agama yang makin menjerumuskan generasi pada lingkaran materialistik. Padahal gaya hidup yang seperti ini sangat berbahaya, bisa mengakibatkan pengabaian potensi generasi muda untuk berkarya dan berprestasi.

Sistem dalam Islam

Berbeda dengan sistem sekuler kapitalisme yang abai terhadap nasib generasi. Sistem Islam justru memberikan perlindungan yang ekstra kepada seluruh warganya termasuk generasi mudanya. Sistem Islam yang diterapkan oleh institusi negara yaitu Daulah Khilafah memandang negara berfungsi sebagai junnah (pelindung).

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang akan berperang) mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR. Muttafqun ‘Alaihi dan lain-lain).

Sedangkan pemuda memiliki potensi yang luar biasa dan memiliki kekuatan yang dibutuhkan umat, terlebih sebagai agen perubahan menuju kebangkitan Islam. Maka, sebagai negara junnah, negara memastikan potensi generasi muda terarah untuk kemualiaan Islam dan kaum muslimin.

Islam memiliki sistem pendidikan yang akan mampu melejitkan potensi generasi dan mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuan penciptaan dan mempersembahkan karya terbaik untuk umat dan Islam. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan Islam memastikan setiap individu memiliki kepribadian Islam dan keahlian ilmu kehidupan. Tolok ukur kepribadian Islam dilihat dari akliah (cara berpikir) dan nafsiah (cara bersikap) sesuai dengan syariat.

Kesehatan Mental Ditopang Daulah

Dengan demikian, setiap individu akan memiliki kesadaran untuk beramal sesuai dengan syariat Islam. Generasi muda akan senantiasa menyikapi berbagai hal dalam kehidupannya dengan bersandar pada aturan syariat, bukan semata karena dorongan hawa nafsunya. Mereka menyadari kemuliaan terletak pada amal saleh dan keridaan Allah Swt. Mereka akan berlomba-lomba melakukan kebaikan sesuai potensi yang mereka miliki. Kesadaran yang mengkristal ini akan membentuk mental yang kuat sehingga kesehatan mental generasi pun akan terjaga dengan sendirinya.

Baca juga: Bukan Sekadar Sabar, Islam Menyelesaikan Kesehatan Mental dengan Komprehensif

Khilafah sebagai pelindung generasi akan mengontrol konten-konten yang ada di media sosial. Media dalam Khilafah digunakan untuk mengedukasi umat terkait syariah, meningkatkan taraf berpikir politis warga negara, atau menunjukkan kewibawaan Khilafah di kancah perpolitikan internasional.

Salah satu contoh generasi terbaik yang dihasilkan sistem Islam ialah sosok-sosok seperti Abdullah bin Umar, Abdullah bin Suhail, atau Muhammad Al-Fatih. Mereka adalah sosok pemuda yang mengabdikan dirinya untuk Islam. Mereka menyadari kebutuhan umat dan kemuliaan Islam kala itu.

Sungguh hanya dalam naungan Daulah Khilafah saja generasi muda muslim akan terjaga kesehatan mentalnya dan akan siap untuk berjuang untuk kemuliaan Islam. Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Riza Maries Rahmawati
Riza Maries Rachmawati Kontributor Narasiliterasi.id dan Guru SD
Previous
Ramadan Ramah di Kantong, Why Not?
Next
Islam, Solusi Hakiki Tuntaskan Korupsi
4.5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Riza
Riza
3 months ago

Islam Rahmatan Lil'Alamin

Ima
Ima
3 months ago

Mental generasi akan sehat dalam pendidikan Islam

trackback

[…] Baca: Kesehatan Mental Generasi Rusak, Salah Siapa? […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram