
Moderasi agama digunakan juga untuk menghalangi kembalinya umat Islam ke dalam agama secara murni dan melaksanakan ajaran syariat Islam secara kaffah.
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Sebagai muslim tentu sepakat bahwa perdamaian, kerukunan, dan toleransi antarumat beragama di negeri ini harus terus dirawat dan dipertahankan. Karena itu segala potensi yang bisa merusaknya harus dijauhkan. Namun, solusinya bukan dengan mengembangkan moderasi agama atau harus memaksakan sikap beragama secara moderat kepada kaum muslim.
Saat ini dengan alasan mempererat persaudaraan antarumat beragama, untuk membangun perdamaian di tengah maraknya intoleransi, moderasi digulirkan. Bahkan pertemuan tokoh lintas agama pun marak digelar, dengan tema spirit toleransi beragama, yang mengarah kepada proyek moderasi agama.
Belum lama ini, dokumen spirit toleransi telah ditandatangani oleh Paus Fransiskus dalam dokumen Abu Dhabi. Bahkan rencananya pada September 2024 mendatang, Indonesia akan dikunjungi oleh pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus. Hal ini dilakukan dalam rangka menghadiri pertemuan dengan para tokoh lintas agama. Pertemuan itu rencananya akan digelar pada tanggal 5 September 2024 pukul 09.00 WIB di Masjid Istiqlal, Jakarta. Pertemuan tersebut digelar dengan spirit toleransi beragama. (KompasTV.com, 6-7-2024).
Pesan Moderasi
Rencananya Paus Fransiskus akan menghadiri sejumlah agenda di Indonesia. Setelah bertemu Presiden RI Joko Widodo, Paus Fransiskus juga akan bertemu dengan tokoh masyarakat, masyarakat sipil, serta sejumlah pejabat di Istana Kepresidenan.
Selain untuk menemui sejumlah tokoh dan biarawan/ biarawati, seminaris, dan katekis di Gereja Maria Diangkat ke Surga, Katedral Jakarta, puncak kunjungan paus adalah pada acara Misa di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta yang akan dihadiri oleh ribuan umat Katolik.
Dilansir dari Kompas TV, rencana kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September mendatang dimaknai sebagai simbol persaudaraan tanpa memandang latar belakang. Kedatangannya saat ini tengah dipersiapkan oleh sejumlah pihak. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga Konferensi Wali Gereja Indonesia sebagai lembaga pimpinan umat Katolik di Indonesia. Kontribusi negara juga sangat besar dalam proses persiapan kedatangan Paus Fransiskus. Negara juga memberikan fasilitas keamanan selama kunjungan paus ke Indonesia. Sebelum akhirnya ia akan melanjutkan kunjungannya ke Papua Nugini dan Timor Leste. (KompasTV.com, 6-7)
Paus Fransiskus berkeliling ke berbagai negara dengan membawa misi spirit toleransi dan membangun perdamaian di tengah maraknya intoleransi. Sebagaimana yang telah di sepakati dalam Dokumen Abu Dhabi.
Di Indonesia sendiri spirit toleransi dan membangun perdamaian di tengah maraknya intoleransi lebih dikenal dengan nama moderasi. Jadi dalam bahasa lain kedatangan Paus ke Indonesia lebih kepada membawa pesan moderasi, sebagaimana program yang tengah digulirkan Barat dan diikuti oleh negeri ini melalui berbagai programnya. Sebagai contoh nyata dari program ini adalah adanya pembentukan Kampung Moderasi Beragama (KMB).
Mengapa Moderasi Agama?
Moderasi beragama digadang-gadang sebagai wujud toleransi yang diharapkan bisa menciptakan persatuan. Jalan moderat yang diambil digadang-gadang akan bisa menciptakan perdamaian. Nyatanya justru menyeret umat pada perpecahan, karena toleransi dalam bingkai moderasi layaknya sekadar persepsi persatuan saja.
Pasalnya, istilah moderasi beragama adalah beragama secara moderat. Bahkan berikutnya dimunculkan istilah Islam moderat, adalah istilah yang cenderung rancu dan tidak jelas karena bisa berpotensi merugikan Islam dan ajarannya. Moderasi agama yang merupakan paham keagamaan yang moderat, yang dilawankan dengan radikal, merupakan istilah yang tidak ilmiah. Namun, cenderung menjadi sebuah istilah politis yang mempunyai maksud dan tujuan politik tertentu.
Moderat dinarasikan agar bisa memasukkan nilai-nilai Barat yaitu kapitalisme sekuler. Pemisahan agama dari kehidupan sebagai landasannya. Sebaliknya radikal adalah paham keagamaan yang dilekatkan pada kelompok-kelompok Islam yang menolak keras sekularisme Barat, yaitu yang menghendaki penerapan syariat Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.
Skenario Global untuk Melemahkan Islam
Sejak ledakan gedung WTC 11 September 2001, AS telah memanfaatkan isu terorisme sebagai bagian dari skenario globalnya untuk melemahkan Islam dan kaum muslim. Untuk itu, para peneliti kemudian menganjurkan beberapa pilihan langkah bagi AS, salah satunya adalah mempromosikan jaringan Islam moderat untuk melawan gagasan-gagasan yang ia anggap sebagai Islam radikal. Mereka bahkan menyebut ideologi Islam dijuluki sebagai ideologi para ekstremis. Bahkan pada tahun 2005, Perdana Menteri Inggris Toni Blair mengatakan bahwa kelompok ekstremis adalah kelompok yang menolak legitimasi Israel, memiliki pemikiran bahwa syariat adalah dasar hukum Islam, kaum muslim harus menjadi satu kesatuan dalam naungan Khilafah, tidak mengadopsi nilai-nilai liberal Barat. Inilah yang dianggap sebagai paham keagamaan kelompok-kelompok radikal. Sementara itu sikap keagamaan moderat adalah sebaliknya, tidak radikal.
Oleh karena itu moderasi agama harus dipandang dalam perspektif politik global, bukan sekadar perspektif politik lokal Indonesia saja. Karena pada faktanya moderasi agama merupakan bagian dari strategi politik luar negeri dari Barat khususnya Amerika dan sekutunya. Mereka menganggap ketika ajaran Islam murni masih diyakini dan tumbuh berkembang di tubuh umat Islam, maka selama itu pula akan ada arus perlawanan terhadap negara kafir penjajah Barat.
Di Balik Moderasi Agama
Gagasan proyek moderasi beragama ditujukan oleh Barat untuk mengubah sudut pandang kaum muslim, agar mereka mau menerima ide dan pemikiran Barat khususnya demokrasi dan kebebasan. Sebab Islam moderat adalah kunci penyebaran demokrasi Barat di negeri-negeri Islam.
Moderasi agama digunakan juga untuk menghalangi kembalinya umat Islam ke dalam agama secara murni dan melaksanakan ajaran syariat Islam secara kaffah. Inilah cara-cara mereka yang berusaha untuk mempertahankan sistem kapitalisme sekularisme di negeri-negeri muslim, agar mereka tetap bisa menjajah negara-negara lainnya dan dapat mengeksploitasi sumber kekayaan negeri-negeri Islam.
Melalui moderasi agama upaya-upaya dilakukan untuk mengerdilkan ajaran Islam. Melalui propaganda perang melawan radikalisme, Barat melakukan framing negatif terhadap ajaran Islam. Stigma radikal disematkan kepada muslim yang menentang ideologi kapitalisme. Sebaliknya mereka memuji muslim yang pro dengan kapitalisme sekuler sebagai muslim modern. Ini karena para penganut Islam moderat biasanya menolak formalisasi syariat Islam kaffah dalam bingkai sistem pemerintahan.
Para pembenci Islam sering membuat opini fiktif seolah penerapan syariat Islam adalah sebuah ancaman. Umat Islam sering dituding intoleran sehingga mengharuskan adanya moderasi beragama. Padahal faktanya terorisme melalui imperialisme di dunia justru secara riil dilakukan oleh negara-negara penjajah yang mengusung ideologi kapitalisme sekularisme dan komunisme.
Oleh karena itu, ide moderat hanyalah pemetaan yang didasarkan pada ciri atau sifat orang yang mengambil Islam secara sempurna (kaffah). Dikatakan moderat jika dia bisa bersikap terbuka menerima apa yang dari luar dan mau berkompromi dengan Barat. Disebut radikal fundamentalis atau ekstremis kalau tidak bisa terbuka dan tidak mau berkompromi dan mempromosikan Islam moderat ala Barat.
Islam Sebuah Ideologi
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, dan dengan sesamanya. Satu-satunya agama yang lengkap dan sempurna adalah Islam. Syariatnya tidak perlu tambahan dari mana pun dan siapa pun. Termasuk Islam pun tidak membutuhkan intervensi dari pihak-pihak lain. Terlebih narasi-narasi sumbang atas nama membangun kehidupan yang harmonis dan toleran di tengah kemajemukan.
Islam sejatinya adalah sebuah ideologi. Oleh karena itu kaum muslim harus waspada terhadap strategi Barat untuk menjauhkan umat dari Islam ideologis. Islam bukan hanya agama yang mengatur masalah akidah, ibadah, akhlak saja. Akan tetapi Islam juga mengurusi masalah ekonomi, pemerintahan, sosial, peradilan, sanksi hukum, pendidikan, serta politik luar negeri. Inilah yang dimaksud dengan Islam kaffah.
Kesempurnaan Islam yang tidak lagi membutuhkan agama atau ajaran lain telah ditegaskan oleh Allah Swt. dalam surah Al-Maidah ayat 3 yang artinya, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah aku ridai Islam untuk menjadi agama kalian.”
Oleh karena itu, kaum muslim yang mendapat petunjuk jiwa dan hatinya pada kebenaran Islam akan terus berjuang melawan berbagai stigma negatif yang muncul. Termasuk ide moderasi beragama. Para pejuang muslim yang telah memahami dari mana ia berasal, yakni dari Allah, mereka juga memahami apa tujuan hidup di dunia, yakni dalam rangka beribadah kepada Allah, dan ke mana segala amal perbuatannya harus dipertanggungjawabkan, akan membuat seorang muslim tidak akan pernah terseret oleh arus moderasi beragama dalam bungkus apa pun.
Penutup
Berdasarkan firman Allah yang menyatakan bahwa Islam sudah sempurna, maka umat Islam harus menolak dan melawan ide moderasi agama. Karena ia bukan berasal dari Islam. Moderasi digagas untuk melanggengkan penjajahan terhadap dunia Islam serta mengubah sudut pandang kaum muslim agar menerima ajaran sekularisme, pluralisme, dan liberalisme. Hal ini bisa merusak kesucian dan kemurnian Islam seta merusak pemikiran kaum muslim.
Baca juga: Menyikapi Pesan Kunjungan Paus
Umat Islam harus terus disadarkan akan kewajibannya agar selalu terikat dengan syariat Allah. Karena syariat Allah adalah standardisasi perbuatan seorang muslim. Sementara keimanan adalah wujud dari bentuk ketaatan, kepatuhan, serta penerimaan sepenuhnya terhadap syariat Islam. Wallahualam bissawab. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
