Tawuran ART di Singapura, Hilangnya Muruah Wanita?

Tawuran ART di Singapura, Hilangnya Muruah Wanita?

Tawuran yang dilakukan ART di negeri orang sangatlah tidak pantas. Terlebih lagi, Indonesia sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Maka jelas perilaku ART tersebut tidak mencerminkan adanya nilai-nilai Islam.


Oleh. Tutik Haryanti
Kontributor Narasiliterasi.id

Narasiliterasi.id- Tawuran asisten rumah tangga (ART) pekerja migran Indonesia (PMI), tengah menjadi sorotan di beberapa negara. Dilansir dari CNNIndonesia (18-09-2024), dua kelompok pekerja migran asal Indonesia yang mengatasnamakan dirinya geng asisten rumah tangga, melakukan tawuran di Singapura. Keributan diawali dari salah satu anggota geng yang berinisial Sr, mengunggah sejumlah video yang menghina Sl, anggota geng lain. Tidak terima dengan unggahan video tersebut, Sl bersama teman-temannya melabrak Sr. Saat itu, Sr sedang tidur karena pengaruh dari minuman keras, di kawasan MRT Paya Lebar Square, Singapura pada 19 Mei lalu.

Menurut Channel NewsAsia (CNA), dalam persidangan di pengadilan, salah satu anggota geng ART dikenakan denda sebesar Rp11 juta dan harus dibayar penuh karena tidak mendapatkan bantuan dari Badan Hukum Kriminal. Perlu diketahui, berdasarkan aturan di Singapura, membuat keributan memang termasuk dalam tindakan kriminal. Pelakunya bisa dipenjara satu tahun atau denda hingga Rp59 juta.

Tawuran Membuat Citra Buruk Indonesia

Dari kejadian tawuran antar-ART di atas, patutlah kita mengelus dada. Apatah lagi kejadian tersebut dilakukan di negeri orang. Tentu saja hal ini membuat citra buruk bagi Indonesia di mata dunia. Terkait hal ini, Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo ikut angkat bicara. Ia mengajak para WNI dan PMI untuk menjaga martabat bangsa dan menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang penuh keramahan dan bersahaja.

Rahmad juga meminta pemerintah untuk membentuk forum dukungan dengan memberikan bimbingan dan edukasi kepada PMI agar dapat mengelola konflik dan stres sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang damai dan efektif. Perlunya forum dukungan ini dibentuk untuk membantu para PMI menghadapi berbagai tekanan, baik dari segi pekerjaan maupun lingkungan sosial. ( iNews.id, 18-09-2024 )

Sebenarnya apa yang mendorong ART tersebut melakukan tawuran, di manakah muruah mereka sebagai wanita? Lalu, mungkinkah terwujud cara pemerintah di atas dalam mengatasi masalah PMI? Adakah solusi tuntas yang dapat mencegah wanita dari perilaku tawuran dan tetap terjaga muruahnya?

Tawuran di Negeri Orang

Tawuran para pekerja migran Indonesia tidak dilakukan oleh ART di Singapura saja. Namun, pada tahun ini saja tawuran PMI sudah terjadi berulang kali. Di antaranya, tawuran geng TKI di Jepang yang sudah meresahkan warga setempat. Lalu, dua perguruan silat Indonesia yang bentrok pada tanggal 2 September yang mengakibatkan satu orang terbunuh di Changhua, Taiwan. Tawuran juga dilakukan oleh kelompok WNI yang terlibat baku hantam dengan menggunakan senjata tajam di klub malam Korea Selatan pada 28 April. Dari bentrokan ini dilaporkan satu orang meninggal dunia. (CNNIndonesia, 22-09-2024)

Tawuran ART Menghilangnya Muruah Wanita

Sungguh sangat disayangkan, Indonesia dengan beragam suku, agama, dan terkenal dengan masyarakatnya yang ramah tamah, ternyata sering membuat onar di negeri orang. Mirisnya, hal ini dilakukan oleh ART wanita yang seharusnya memiliki karakter lemah lembut dan sifat kasih sayang terhadap sesama. Muruah (kehormatan diri) seorang wanita seolah-olah telah raib dari diri para pelaku. Nafsu angkara sudah menutup hatinya sehingga tanpa rasa malu mereka sengaja melakukan tawuran di depan khalayak.

Padahal sejatinya, menjaga muruah adalah kewajiban bagi setiap muslim, terutama bagi wanita. Muruah adalah bagian yang penting dari diri manusia. Sikap muruah dapat tecermin dari akhlak seseorang berkaitan dengan adab-adab Islam. Oleh karena itu, tawuran sangat menyimpang dari ajaran Islam. Sebab, bila melihat secara fitrahnya wanita adalah pencetak dan pendidik generasi yang beradab. Lalu, bagaimana akan tercipta generasi beradab bila wanitanya gemar tawuran?

Kerusakan Wanita Akibat Sistem

Tawuran yang dilakukan ART di negeri orang sangatlah tidak pantas. Terlebih lagi, Indonesia adalah negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Dengan demikian, jelas bahwa perilaku ART tersebut tidak mencerminkan adanya nilai-nilai Islam. Makin rusaknya perilaku ART ini tidak lain karena adanya dukungan dari sistem kapitalisme sekuler yang menafikan agama dari kehidupan.

Sistem sekuler melahirkan kebebasan (liberal) bagi tiap-tiap orang dalam melakukan perbuatan. Minimnya keimanan, menghilangkan akal sehat sehingga mereka berbuat sekehendak hati dan tampak liar seperti tidak punya aturan. Bahkan, tidak terpikirkan pula oleh pelaku bahwasannya tawuran dapat membahayakan diri pelaku maupun orang lain.

Para ART ini tampaknya hanya mengejar materi dan kepuasan nafsu belaka. Terbukti, sebelum tawuran itu terjadi, salah satu ART di Singapura yang dilabrak sedang menikmati minuman beralkohol di tempat umum. Mereka mudah tersulut emosi gegara masalah yang dihadapinya.

Berbagai perilaku amoral para ART menjadi lumrah karena negara tempat mereka bekerja juga mengemban sistem kapitalisme sekuler. Kendati ada sanksi hukum di negeri tersebut dan upaya pemerintah Indonesia untuk memberikan perhatian secara moral, tidak berarti membuat para PMI itu jera. Buktinya tawuran masih terus berulang.

Baca: Pornografi Merusak Generasi

Menjadi ART di Luar Negeri Dambaan Wanita Indonesia

Di sisi lain, menjadi ART di luar negeri saat ini menjadi harapan besar bagi wanita Indonesia. Pasalnya, pekerjaan ini akan menaikkan gengsi mereka saat pulang ke kampung halaman. Menariknya lagi, bekerja di luar negeri menjanjikan gaji yang cukup fantastis.

Perekonomian dalam negeri yang sangat sulit, mendorong para wanita Indonesia untuk berangkat menjadi PMI. Meskipun mereka harus meninggalkan peran utamanya menjadi pengurus rumah tangga dan beralih menjadi tulang punggung keluarga. Ini bukti sistem kapitalisme sekuler tidak mampu memberikan kesejahteraan dan melindungi keimanan para ART. Alhasil kerusakan wanita makin menganga dan muruahnya tidak akan terjaga. Saatnya umat Islam meninggalkan sistem rusak ini dan beralih ke sistem yang sahih.

Islam Menjaga Muruah Wanita

Berbeda saat Islam memimpin dunia dan menjadi sistem sahih bagi kehidupan seluruh umat manusia. Di mana Islam telah memberikan aturan pula bagi muslimah dalam menjaga kehormatannya. Tentu saja dengan merujuk pada wahyu Allah Swt. sebagai Sang Pencipta.

Rasulullah saw. bersabda;
“Barang siapa yang menjaga kehormatannya, maka Allah akan menjaga kehormatannya dan barang siapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan.” (HR. Al-Bukhari)

Islam memiliki cara agar wanita dapat menjaga muruahnya, yakni dengan selalu menjaga tingkah laku, menjauhi apa yang dilarang oleh agama, dan menaati perintah-Nya.

Beberapa cara menjaga muruah wanita di antaranya:

Pertama, dengan berhijab (menutup aurat), baik di dalam maupun di luar rumah yang merupakan kewajiban dan bentuk pemuliaan bagi wanita muslimah.

Kedua, menjaga tingkah laku agar tidak melahirkan keburukan secara sengaja.

Ketiga, mengerjakan akhlak baik dan menjauhi akhlak buruk.

Keempat, khusyuk dalam beribadah.

Kelima, mengingat Allah dalam keadaan apa pun.

Keenam, sabar dalam menghadapi masalah.

Ketujuh, dengan berpuasa.

Islam tak hanya mampu menjaga muruah wanita. Islam juga menjamin kebutuhan pokok, baik sandang, pangan, dan papan sehingga wanita tidak perlu lagi bekerja ke luar negeri. Sebab, negara akan memberikan lapangan kerja yang luas bagi laki-laki dengan berbagai mekanismenya. Dengan demikian, laki-laki dapat menjalankan tugas utamanya sebagai pencari nafkah. Negara juga akan memberikan fasilitas lain secara murah bahkan gratis, seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, dan keamanan sehingga tidak menjadi beban rakyat.

Di sisi lain, negara juga akan memberikan sanksi tegas kepada siapa saja pelaku tawuran sesuai hukum Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan begitu, tidak akan terulang kejadian yang sama. Umat manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan, kesejahteraan, dan kenyamanan dalam hidup.

Khatimah

Kehormatan, kemuliaan, dan kesejahteraan wanita akan terwujud melalui penerapan sistem Islam secara menyeluruh. Dengan begitu, tawuran di negeri orang akan dapat diminimalisasi atau bahkan tidak akan ada lagi. Inilah yang harusnya diperjuangkan kaum muslim. Memperjuangkan dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia menjadi keharusan agar muruah wanita tetap terjaga di mana saja ia berada.

Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tutik Haryanti Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Sekolah Gratis di Kapitalisme, Mimpi!
Next
Pembangunan Masjid di Daerah Sulit Direalisasikan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yuli Sambas
1 month ago

Mbak Tutik keren ngungkapin opininya. Barakallah Mbak

trackback

[…] Baca: Tawuran ART di Singapura, Hilangnya Muruah Wanita […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram