Mengembalikan Peran Hakiki Seorang Ayah

Peran Ayah

Ibarat kapal, ayah adalah nahkoda yang akan menentukan arah petualangan besar dan berlabuhnya di muara tujuan.

‎ Oleh. Riani Andriyantih, A. Md.
Kontributor NarasiLiterasi.Id

NarasiLiterasi.Id-Hari Ayah Nasional diperingati pada tanggal 12 November setiap tahunnya. Ironisnya, di balik peringatannya, Indonesia justru tercatat sebagai negara peringkat ketiga teratas kasus fatherless. Ya, di Indonesia memang tidak sedikit kaum laki-laki yang siap menjadi suami, tetapi faktanya belum siap menjadi seorang ayah. Sehingga banyak anak yang kehilangan sosok dan fungsi ayah dalam keluarga.
‎
‎Pada tahun 2025 tercatat sebanyak 15,7 juta anak Indonesia tumbuh tanpa figur ayah. Dalam beberapa kasus ayah hadir secara fisik, tetapi tidak hadir secara emosional dalam proses pertumbuhan anak. Sementara itu, 20,1 persen dari total 79,4 Juta anak berusia di bawah 18 tahun di Indonesia berpotensi tumbuh tanpa pengasuhan ayah atau fatherless.

Berdasarkan data Mikro Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik pada Maret 2024 tercatat 15,9 juta dari total 79,4 juta anak berusia di bawah 18 tahun: 4,4 juta anak tinggal di keluarga tanpa ayah dan 11,5 juta anak tinggal bersama ayah dengan jam kerja lebih dari 60 jam per minggu atau lebih dari 12 jam per hari. Berarti, seorang ayah lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah daripada bertemu anak di rumah. (detik.com, 17-10-2025)

Menyedihkan, fenomena hilangnya sosok ayah dalam proses pengasuhan dalam keluarga menyebabkan permasalah besar bagi kesehatan emosional anak. Anak yang tumbuh tanpa mendapatkan kasih sayang, perhatian, cinta, dan kasih dari seorang ayah cenderung akan tumbuh menjadi anak yang problematik, menyimpan luka, kurang percaya diri bahkan dimungkinkan kehilangan jati diri.

Mengapa Ayah Kehilangan Peran?

Selain karena faktor meninggal dunia, budaya Patriarki yang ada juga turut berkontribusi menjadi salah satu penyumbang angka fatherless. Dalam budaya ini, ayah hanya berperan sebagai pencari nafkah yang mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Menganggap bahwa kewajibannya hanyalah sekadar mencari nafkah sehingga menyerahkan tugas mengasuh, mendidik, dan membesarkan anak sepenuhnya kepada kaum ibu.

Faktor lainnya, dengan beratnya tuntutan hidup, seorang ayah harus memeras keringat, membanting tulang, berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mahal sehingga terkuras tenaga dan waktunya untuk bekerja. Tidak heran jika hanya sedikit waktu yang tersisa sehingga tidak lagi ada gairah untuk memberikan cinta pada buah hati.

Ayah Sesuai Fitrahnya

Sejatinya, sosok ayah merupakan pribadi yang bertanggung jawab yang selalu memastikan bahwa kondisi keluarganya dalam keadaan baik. Tidak hanya memastikan terpenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan dari rejeki yang halal, tetapi lebih dari itu ayah juga memastikan tangki cinta bagi anak-anaknya terpenuhi. Jika Ibu sebagai madrasah pertama maka ayah sebagai kepala sekolah dalam keluarga.

Peran ayah selain sebagai pencari nafkah juga sebagai teladan untuk menegakkan aturan dan membuat visi dan misi besar bagi keluarganya. Peran ayah menentukan akan dibawa dan dijadikan seperti apa keluarganya dibentuk. Ibarat kapal, ayah adalah nahkoda yang akan menentukan arah petualangan besar dan berlabuhnya di muara tujuan.

Allah Swt. memberi keistimewaan memilih seseorang untuk menjadi ayah.
‎Oleh karena itu, ayahlah yang menjadi seorang pemimpin dalam keluarga.

Berartinya Kehadiran Ayah

Bagi anak perempuan, ayah adalah cinta pertamanya yang diharapkan dapat mencurahkan kasih sayang, kelembutan, dan rasa cinta sehingga memberikan rasa aman dan nyaman. Menjadikan anak perempuan tidak akan mencari perhatian dari laki-laki lain di luar rumah.

Bagi anak laki-laki, ayah adalah contoh keteladanan yang paling dekat dalam kehidupannya. Kehadiran ayah menjadi contoh keteladanan yang baik yang dapat dilihat oleh anak laki-lakinya. Menjadikan anak laki-laki tumbuh sebagai laki-laki sejati yang siap dengan berbagai tanggung jawab.

Ayah yang terlibat langsung dalam pengasuhan anak-anaknya akan melahirkan anak yang lebih pintar, lebih sehat fisik dan mentalnya, lebih mudah menyesuaikan diri, serta sukses dan percaya diri.

Baca juga: Ayah Tak Sekadar Tulang Punggung

‎Keteladanan para Nabi dan Rasul

Dalam Al-Qur'an tercatat lebih banyak terjadi dialog antara anak dan ayah daripada dialog antara anak dan ibunya.
‎Hal demikian bukan berarti sosok ibu tidak penting. Namun, sebagai pengingat bahwa keberadaan ayah pun tak kalah penting.

Sebagai contoh, keteladanan Nabi Ibrahim as. Di tengah keterbatasan waktunya, ia tetap mampu mencetak anak-anaknya menjadi anak yang saleh. Nabi Ismail as. dan Nabi Ishak as. tumbuh dengan karakter cerdas dan saleh. Sehingga menjadi penerus untuk menyampai risalah Allah Swt., menyebarkan kebaikan dan kebenaran.

Sebagai ayah, Nabi Ibrahim as. mengajarkan keimanan yang kuat baik dari lisan maupun tindakan dan perbuatan sehari-hari.

Kita dapati juga bagaimana kisah Lukman Al-Hakim, yang Allah Swt. abadikan namanya dalam salah satu nama surah dalam Al-Qur'an. Lukman banyak memberikan contoh bagaimana dalam mendidik anak yang berkaitan dengan akidah, akhlak, dan syariah.

Demikianlah, begitu besar dan berharganya peran ayah dalam keluarga. Beratnya amanah yang dipikul seorang ayah seharusnya menjadikan dirinya sadar akan hisab yang berat dihadapan Allah Swt. kelak. Semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan kasih sayang dan inayat-Nya kepada kita, terkhusus pada para ayah. Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Riani Andriyantih Kontributor Narasiliterasi.Id
Previous
Pejuang Keluarga dalam Bayang-Bayang Kesejahteraan
Next
Marak Penculikan Anak: Lemahnya Jaminan Keamanan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Mengembalikan Peran Hakiki Seorang Ayah […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram