
Gen Z harus meningkatkan ketajaman berpikirnya pada level sistemik. Lebih jauh lagi gen Z harus mendapatkan pendidikan politik yang sahih agar memiliki bangunan kesadaran yang utuh tentang perubahan yang hakiki.
Oleh. Fatimah al Fihri
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen pada tanggal 1 Januari 2025 menimbulkan gejolak dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia, terutama mahasiswa. Dilansir dari saluran berita Kompas.com (19-12-24), perkumpulan massa yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, pecinta anime Jepang (Wibu) hingga penggemar K-pop (K-popers) akan melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana. Mereka yang dalam hal ini para generasi Z mengimbau kepada mahasiswa lainnya agar menghabiskan jatah cuti liburan untuk berunjuk rasa tolak kenaikan PPN.
Senada dengan hal itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair) menyuarakan penolakannya terhadap kenaikan PPN setelah melakukan kajian komprehensif dan mendalam mengenai dampak kenaikan PPN bagi masyarakat. BEM Unair menjelaskan bahwa kondisi ekonomi masyarakat sedang tidak baik karena banyak masyarakat turun kelas dari kelas menengah menjadi kelas bawah/miskin. BEM Unair juga menyoroti sosialisasi kenaikan PPN yang cenderung penuh kebohongan karena semula pemerintah menyampaikan hanya barang mewah yang terdampak kenaikan PPN. Namun ternyata kebutuhan pokok ikut terdampak kenaikan PPN.
Gen Z sebagai Agen Perubahan
Di tengah kehidupan era modern yang menyuguhkan kecanggihan teknologi, generasi Z atau gen Z memiliki potensi besar sebagai agen perubahan. Sering dikenal sebagai digital natives, tidak bisa dimungkiri mereka juga merupakan generasi yang hidup dalam dunia disruptif dan penuh tantangan. Berbagai tantangan global seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, kerusakan lingkungan, ketidakstabilan ekonomi turut mewarnai kehidupan gen Z dan secara tidak langsung menuntut gen Z untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Gen Z adalah generasi yang memiliki tingkat kekritisan dalam berpikir dan detail dalam mencermati suatu permasalahan. Salah satu karakteristik penting yang dimiliki gen Z yaitu sosial dan toleran. Mereka memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Mereka cenderung peka terhadap isu-isu sosial dan lingkungan serta terlibat aktif dalam kegiatan aktivisme. Sederet peristiwa dalam bebarapa tahun terakhir membuktikan dedikasi gen Z untuk membela rakyat dan memperjuangkan keadilan. Mereka menjadi motor penggerak masyarakat untuk menyuarakan kebenaran saat aksi tolak RUU pelemahan KPK, Omnibus Law, UU Cipta Kerja, hingga aksi penolakan keputusan MK terkait Pilkada. Aksi terbaru terkait penolakan kenaikan PPN juga membuktikan bahwa mereka memiliki potensi besar menjadi agen penggerak perubahan.
Baca juga: Pemuda Tolak Kenaikan PPN, Wujudkan Perubahan Hakiki
Bangunan Kesadaran yang Utuh
Penolakan Gen Z atas berbagai kebijakan yang menyengsarakan rakyat layak diapresiasi, tetapi harus ditingkatkan ke level sistemik. Aksi memperjuangkan keadilan yang selama ini dilakukan oleh mahasiswa tidak selalu membuahkan hasil yang diharapkan. Sebuah aksi perjuangan yang tidak dibangun dengan kesadaran yang sahih atas kerusakan sistem hari ini. Mahasiswa harus menyadari bahwa suara mereka hanya dianggap angin lalu bak kerikil di tengah hamparan gurun pasir, jika tidak berpijak pada fondasi yang sahih.
Bukan hanya pungutan pajak saja yang harus ditolak, melainkan juga sistem kehidupannya. Sistem inilah yang akan menjadi asas lahirnya kebijakan pajak atas rakyat yaitu sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme telah membuat jurang pemisah antara agama dan kehidupan, sehingga manusia menuhankan akal dan kebebasan. Penguasa memiliki kebebasan untuk membebani rakyat dengan pungutan pajak demi melancarkan kepentingannya.
Sistem kapitalisme telah melahirkan penguasa bermental culas, menghalalkan segala cara untuk menguntungkan kaum oligarki. Di sudut yang lain, kesulitan hidup yang dirasakan oleh rakyat datang bertubi-tubi. Bukan hanya soal pajak, tetapi soal hajat hidup rakyat yang masih ditarik biaya. Biaya kebutuhan sehari-hari seperti listrik dan air minum yang sejatinya milik rakyat pun dikenakan tarif. Biaya untuk mengakses kesehatan dan pendidikan yang sejatinya mesti ditanggung penuh oleh negara pun rakyat harus bekerja keras siang dan malam agar dapat mencicipinya. Selama masih menganut kapitalisme, selama itu pula hubungan antara penguasa dan rakyat layaknya penjual dan pembeli.
Seluruh kebijakan dan aturan kehidupan yang menyengsarakan rakyat tidak akan pernah hilang di sistem kapitalisme. Jadi, akar masalah sebenarnya terletak pada sistem yang dijalankan, bukan hanya pragmatis pada masalah yang ditimbulkan. Oleh sebab itu, gen Z harus meningkatkan ketajaman berpikirnya pada level sistemik. Lebih jauh lagi gen Z harus mendapatkan pendidikan politik yang sahih agar memiliki bangunan kesadaran yang utuh tentang perubahan yang hakiki.
Perubahan Hakiki dengan Islam
Islam memiliki sistem pendidikan Islam untuk membekali gen Z dengan berbagai ilmu agar produktif dan menghasilkan karya untuk umat. Sistem pendidikan Islam akan mendidik gen Z untuk menjadi pemimpin yang bersikap welas asih kepada rakyatnya. Bukan pemimpin yang memandang rakyat sebagai pembeli. Pemimpin di dalam Islam adalah pengurus urusan rakyat yang berarti mengurus beragam kebutuhan rakyat, baik kebutuhan primer maupun sekunder.
Islam juga akan memberikan pendidikan politik Islam sebagai bekal gen Z dalam memberikan kontribusi pada perubahan yang utuh dan hakiki untuk penerapan Islam kaffah dan tegaknya khilafah. Sistem politik Islam tegak di atas keimanan. Hal ini menjadikan semua hukum yang lahir dari sistem ini berasal dari Allah Swt. Sang Pencipta. Standar perbuatan manusia adalah halal dan haram. Siapa saja yang memegang kekuasaan tidak boleh keluar dari koridor halal dan haram. Ini karena mereka memahami tanggung jawab pemimpin langsung kepada Sang Pencipta.
Gen Z harus bergabung dengan partai politik Islam ideologis untuk mendapatkan pendidikan politik Islam yang utuh. Ini ditujukan agar gerak perjuangannya terarah dan berada pada jalan yang menghantarkan pada perubahan yang utuh dan hakiki. Perubahan yang menghantarkan pada kehidupan yang diatur dengan Islam kaffah. Inilah sebagai satu-satunya perubahan yang akan menyejahterakan dan membebaskan rakyat dari kezaliman penguasa di sistem kapitalisme. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
