
Hipokrisi yang terjadi di negeri-negeri Islam disebabkan karena
kaum muslim mengadopsi dan menerapkan ide-ide yang berasal dari dunia Barat
Oleh. Arum Indah
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyoroti hipokrisi yang dilakukan dunia Barat terhadap dunia muslim. Hal itu diungkapkan Prabowo saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Ke-11 Developing Eight (D-8) di Kairo, Mesir. Hipokrisi itu terlihat saat suara-suara di negeri kaum muslimin justru sering diabaikan dan tidak dihormati oleh dunia internasional.
HAM yang sering digaungkan oleh kaum Barat nyatanya sama sekali tidak berpihak pada kaum muslim. Selain itu, Prabowo juga mengkritik divide et impera atau politik pecah belah yang terjadi di negeri-negeri Islam. Politik pecah belah ini telah mengakibatkan konflik internal antarnegara kaum muslim serta melemahkan solidaritas untuk mewujudkan perdamaian dan kemanusiaan. (kompas.com, 20-12-2024)
Masih menurut Prabowo bahwa pemimpin negeri-negeri kaum muslim sering kali menyerukan perdamaian untuk konflik di Palestina dan Suriah, bahkan mereka begitu ringan untuk memberikan bantuan kemanusiaan baik berupa makanan atau obat-obatan. Akan tetapi, seruan itu tidak dibarengi dengan langkah nyata untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu, Prabowo juga menyerukan kerja sama, kesatuan, penyamaan suara, dan kesadaran global agar tidak terjadi pecah belah di negeri-negeri Islam.
Hipokrisi HAM
Hipokrisi Barat khususnya AS dalam penegakan ide hak asasi manusia (HAM) tak hanya dikritik oleh Prabowo Subianto, melainkan juga Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi saat menghadiri Sidang Umum PBB di New York pada September lalu. Wang Yi juga menyoroti standar ganda AS terhadap HAM. Hal itu tercermin saat AS terus-menerus melakukan provokasi dan dukungan perang di Timur Tengah serta beberapa kawasan lain.
Perang yang telah menewaskan banyak korban yang tak bersalah itu nyatanya tak membuat Amerika melakukan suatu tindakan untuk menghentikannya. Wang mengatakan bahwa AS harusnya dapat melakukan gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan dari Gaza. Namun, mereka justru menyerang Cina dengan isu HAM terhadap Uighur. Wang menilai langkah itu sebagai upaya untuk mencoreng wajah Cina, tetapi AS seolah lupa dengan apa yang mereka lakukan di Timur Tengah.
Aliansi Masyarakat Sipil Global (Civicus) telah mencatat hipokrisi AS dan sekutunya terhadap HAM. Yang paling mencolok ialah saat AS dan sekutunya bergegas tampil terdepan untuk membela Ukraina dari invasi Rusia, tetapi memilih bungkam saat Israel meluluhlantakkan Gaza. Selain itu, AS juga pernah memuji Narendra Modi yang terkenal sebagai rezim tiran pelanggar hak minoritas Muslim di India. HAM tak lebih dari sekadar alat manipulasi AS untuk manuver politik dan melakukan tipu daya di negara-negara berkembang. Dengan alasan HAM, AS akan bebas mencampuri urusan politik negara-negara lain.
Politik Pecah Belah
Divide et impera (politik pecah belah) yang juga dikenal dengan divide and rule merupakan strategi politik yang dilakukan Barat terhadap negeri-negeri muslim, khususnya di Timur Tengah. Satu alasan terkuat yang mendorong ketidakstabilan politik di Timur Tengah adalah dukungan Barat terhadap aktor-aktor lokal. Pada awal abad ke-20, Inggris dan Perancis masih memegang kendali politik di Timur Tengah. Namun, sejak berakhirnya Perang Dingin, AS menjadi satu-satunya aktor yang memegang kendali di kawasan Timur Tengah. Strategi yang dimiliki ketiga negara itu untuk menembus Timur Tengah selalu sama yakni politik pecah belah.
Politik pecah belah ini bukan hanya untuk mencari sekutu di wilayah yang ingin dikuasai, melainkan juga untuk melemahkan struktur pemerintahan suatu negara, lalu mendorong perpecahan dan perselisihan internal di dalamnya. Dengan strategi politik pecah belah maka akan terjadi konflik di antara kelompok etnis, suku, dan agama. Jika konflik terjadi, negara adidaya akan dengan mudah mengeksekusi kepentingan-kepentingannya dan mulai mendominasi negara tersebut.
Strategi ini telah lama dijalankan oleh Barat, yakni sejak masa Perang Dunia I. Saat itu, Barat terutama Inggris mulai memecah belah kesatuan Khilafah Islam, mengadu domba umat Islam, menciptakan konflik, dan kerusuhan. Lalu Barat pun datang berlagak menjadi seorang pahlawan dan mengulurkan tangan pada umat Islam untuk memberikan solusi semu. Politik pecah belah ini merupakan cara paling efektif untuk mencapai tujuan dalam jangka pendek.
Kapitalisme Sumber Hipokrisi
Sejatinya kaum muslim tidak perlu berharap kepada ide HAM sebab ide ini bukanlah untuk umat Islam. Maka tak mengherankan jika banyak pelanggaran HAM terhadap kaum muslim dan tidak ada langkah nyata dari Barat untuk menghentikannya. HAM telah menjadi ciri imperialisme negara Barat khususnya AS. AS berhasil memaksa negara-negara lain untuk menjadikan HAM sebagai norma dasar dalam kehidupan.
Secara tidak langsung negara-negara itu telah menguatkan dominasi AS. Begitu pula dengan divide et impera, strategi ini memang bertujuan untuk memecah belah umat agar mudah untuk dikendalikan, disetir, dan dikuasai oleh AS. HAM dan politik pecah belah merupakan uslub yang senantiasa digunakan Barat untuk menjalankan misi imperialismenya. Uslub ini terus dilakukan berulang sepanjang sejarah peradaban Barat.
Alhasil, hipokrisi yang terjadi di dunia muslim adalah buah dari penerapan kapitalisme di dunia ini. Imperialisme merupakan metode baku bagi kapitalisme untuk menyebarkan ideologinya. Namun, negara-negara di dunia tentu akan menolak jika Barat jujur mengatakan akan melakukan penjajahan di seluruh dunia. Barat pun melakukan propaganda ide-ide mereka, memoles sedemikian rupa agar terlihat cantik, kemudian menawarkan ide tersebut untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di negara itu, padahal Barat-lah yang menjadi pemicu permasalahan itu sendiri. Lebih dari itu, secantik apa pun asing memoles ide mereka, ide mereka tetaplah usang, busuk, dan rusak.
Islam Sumber Kebangkitan Umat
Hakikat kebangkitan adalah peningkatan taraf berpikir. Dengan taraf berpikir yang tinggi itu suatu bangsa akan memiliki posisi yang kuat dan peran penting dalam konstelasi perpolitikan internasional. Negara itu akan mampu memengaruhi kebijakan-kebijakan internasional dan peradaban dunia. Dengan peningkatan taraf berpikir pula, suatu negara akan mendapatkan kemajuan ekonomi, pendidikan, dan peran strategis dalam kancah internasional.
Kebangkitan negeri-negeri Islam hanya bisa dicapai dengan menjadikan Islam sebagai ideologi dalam kehidupan sehari-hari, bukan ideologi yang lain. Umat Islam yang mengadopsi ideologi lain dalam kehidupannya telah terbukti membawa kesengsaraan sebagaimana yang terlihat hari ini. Negeri-negeri Islam bahkan menjadi objek jajahan bagi negara Barat. Barat bebas menyetir segala sendi kehidupan kaum muslim.
Merupakan sebuah ilusi jika kaum muslim ingin bangkit dengan mengadopsi ideologi kapitalisme. Pasalnya, sampai sekarang pun tidak ada satu negeri Islam yang berhasil bangkit dan menjadi negara adidaya saat mereka menjadikan kapitalisme dan demokrasi sebagai ideologi negaranya. Meskipun sebagian negeri kaum muslim mengalami kemajuan ekonomi, negeri-negeri itu tetap tidak memiliki andil dalam penataan kehidupan internasional dan tidak bisa menyelesaikan masalah dan keterpurukan di negeri Islam lainnya.
Mereka tetap menjadi negeri yang tunduk pada keputusan Barat. Kekayaan negeri-negeri itu juga tidak mampu membantu saudara-saudara seiman mereka di tempat lain. Oleh karena itu, kebangkitan negeri-negeri Islam hanya bisa dicapai dengan kembali kepada satu-satunya ideologi yang berasal dari Allah yaitu ideologi Islam.
Khilafah Kunci Kebangkitan Umat
Kunci yang memainkan peran penting untuk kebangkitan umat adalah dengan menegakkan pemerintahan yang akan menerapkan ideologi Islam itu sendiri. Khilafah menjadi satu-satunya sistem pemerintahan yang akan menerapkan Islam dalam seluruh lini kehidupan, bukan sistem yang lain. Islam mustahil diterapkan di atas sistem kapitalisme. Pasalnya, kapitalisme adalah sistem yang berasas sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan. Kapitalisme tidak akan memberi ruang bagi agama untuk mengatur kehidupannya.
Khilafah juga yang akan menghentikan hipokrisi dunia Barat terhadap dunia Islam. Dengan Khilafah, negeri-negeri Islam tak hanya akan saling bekerja sama dan satu suara, melainkan akan menjadi satu kesatuan yang padu dan memiliki visi misi yang satu, yakni menerapkan Islam dalam seluruh lini kehidupan dan mendakwahi seluruh dunia dengan Islam. Dengan Khilafah pula negeri-negeri Islam akan menjadi negara adidaya yang memiliki pengaruh dalam dunia internasional. Rasulullah telah mencontohkan bagaimana dulu Madinah yang menjadi Daulah Islam pertama berhasil menguasai seluruh Jazirah Arab dan 2/3 dunia.
Baca juga: https://narasiliterasi.id/opini/12/2024/pesona-khilafah-islam/
Oleh karena itu, hukum menegakkan khilafah atas kaum muslim adalah wajib. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis, “Siapa saja yang mati, sedangkan di lehernya tidak ada baiat kepada imam atau khalifah, maka ia mati jahiliah.” (HR. Muslim)
Khatimah
Hipokrisi yang terjadi di negeri-negeri Islam disebabkan karena kaum muslim mengadopsi dan menerapkan ide-ide yang berasal dari dunia Barat. Kaum muslim terjebak dan terpesona dengan ide-ide Barat yang penuh dengan kamuflase. Tanpa kaum muslim sadari, Barat telah menyeret mereka ke jurang penderitaan yang paling gelap dan dalam.
Pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengenai kesamaan suara, kerja sama, kesatuan, dan kesadaran global di dunia Islam hanya akan bisa terwujud manakala negeri-negeri kaum muslim mau menerapkan syariat Islam secara kaffah di bawah payung Khilafah. Wallahualam bissawab []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Umat terlalu percaya akan harapan semu yang dijanjikan kapitalisme, padahal hanya dengan Islam perdamaian yang sesungguhnya bisa tercapai.
Kemerdekaan seluruh bangsa dengan diawali melepaskan belenggu sistem kufur warisan barat, dan berganti dengan penerapan Islam kafah.