Telaga Kasih Literasi merupakan naskah dan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis. Sebuah kisah penuh ibrah dan menginspirasi bagi orang lain. Namun satu hal yang pasti, untaian aksaraku ini kelak akan menjadi kenangan terindah.
Oleh: Bunga Padi
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Kisah Telaga Kasih Literasi dari Andrea Aussie ini merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi sang penulis. Sejak pertama kali aku menjadi kontributor di media NarasiPost.Com (NP) hingga menerbitkan puluhan buku, telah banyak membelinya. Ya, puluhan buku terbitan dari NarasiPost (NP) Media Publisher telah menjadi koleksi perpustakaan mini di rumahku. Pada kesempatan kali ini tanganku dengan lincah memilah-milah buku. Siapa tahu menemukan kalimat yang bisa jadi sumber ide pikiranku.
Netraku tak kalah membidik tiap lembar kertas yang kubaca berharap menemukan sumber inspirasi. Iya, sesuatu yang amat berharga bagiku, berupa potongan-potongan informasi kisah nyata sosok perempuan yang telah menginspirasiku di dunia Telaga Kasih Literasi selama ini. Meski mengenalnya hanya lewat Smartphone, saat rapat live via Zoom, maupun membaca naskah Story beliau di website NP.
Berangkat dari naskah-naskah beliau dan intensnya pembicaraan kami bila ada kesempatan, membawaku sedikit jadi mengenalnya. Seiring berjalannya waktu muncullah kekaguman, rasa sayang, dan percaya padanya. Sebagai sebentuk cinta kepada saudara seakidah.
Siapa lagi kalau bukan Ibu Andrea dari Aussie. Oleh karena itu, saya tak ingin melewatkan kesempatan kali ini mengulas sedikit kiprah beliau dalam membangun media NarasiPost.Com, serta bagaimana meriayah mereka yang berada di dapur NP. Ulasan itu akan kutuangkan ke dalam rubrik Story dengan tema, “Tim Redaksi di Mataku” pada Challenge Meraki Literasi Batch-2 edisi 10 Juni—10 Juli 2024.
Baca juga:
https://narasipost.com/challenge-dawai-literasi/01/2024/celoteh-challenge-literasiku/
Mengenal Lebih Dekat sang Founder NP
Kuakui penaku belum lincah merangkai aksara. Diksi yang kusematkan pun mungkin tak seindah para pujangga NarasiPost.Com Namun, bagiku menulis tak membuatku patah semangat. Walau naskahku belum semenarik para sahabatku, tetapi setidaknya aku masih punya semangat untuk uji nyali. Kini, aku akan mencoba kembali ikut challenge rubrik Story. Berharap kali ini aku berhasil menorehkan tinta emas untuknya, yaitu Telaga Kasih Literasi dari Andrea Aussie seminimalnya layak publish dan dibaca para sahabat NP di luar sana.
Bukan menang yang ingin kugapai atau reward jadi harapan. Aku hanya ingin mengungkapkan secercah rasa yang telah menumpuk di hatiku. Aku tak ingin menyimpannya sendiri tanpa makna berarti. Apatah lagi kisah Telaga Kasih Literasi ini penuh ibrah dan menginspirasi bagi orang lain. Insyaallah, satu hal yang pasti, untaian aksaraku ini suatu saat nanti akan menjadi kenangan terindah.
Di luar sana, mungkin sebagian dari mereka sudah mengenal beliau. Namun, ada juga yang belum, bahkan tidak mengenal sama sekali. Akan tetapi berbeda pula bagi kalangan media online dan pecinta literasi di tanah air. Nama beliau sangat familier dan disegani. Penasaran 'kan siapakah beliau? Yuk, kita kenalan dengan beliau?
Beliau bernama Andrealica Nhordeeniz. Sebuah nama yang indah buah pemberian papa angkatnya yang berasal dari Inggris. Ada nama lainnya yaitu Wind Wickham. Tetapi penghuni Konapost biasa menyapanya Mom Andrea. Pasti penasaran 'kan kenapa dipanggil Mom Andrea? Iya, nama Andrea adalah nama beliau yang juga diberikan kepada putrinya, hasil pernikahan beliau dengan pria bule. Oya, meski beliau menggeluti pekerjaan di bidang kesehatan tetapi piawai juga berbisnis properti. Beliau sendiri asli kelahiran Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.
Namun, sejak muda telah mengisi masa hidupnya di berbagai belahan dunia sekitaran 36 tahun silam. Banyak negara yang pernah disinggahinya seperti Arab Saudi, Dubai, Hongkong, Finlandia, dan lain-lain. Tak jarang pengalaman safar dan mukim beliau selama di negara tersebut dituangkan ke dalam rubrik True Story dan Traveling. Sebagai orang yang memiliki hobi yang sama, tentu saya senang sekali membaca kisahnya, serasa saya sedang diajak jalan keliling dunia tanpa harus keluar biaya. Hihi, asyik 'kan? Sekarang beliau berdomisili di Double Bay, Kota Sidney, Australia.
Ibu dua anak ini, mempunyai hobi fotografi, melukis, traveling, hingga berkebun. Tak kalah menarik di antara banyak habit beliau adalah membaca dan menulis. Itu pula yang akhirnya mengantarkan beliau menjadi salah satu kontributor penulis naskah untuk media TV Liputan 6 pada zamannya.
Walaupun tinggal di luar negeri, tetapi kecintaan beliau terhadap dunia literasi dan dakwah tetap bersemayam kokoh di jiwanya. Kemudian, berusaha merangkul para penulis ideologis yang ada di negara asalnya untuk menuangkan ide-ide hebatnya dalam dunia literasi via NarasiPost.com. Belakangan diketahui beliau adalah founder sekaligus Pemimpin Redaksi NP. Barakallah.
Menoreh Karya Telaga Kasih Literasi Tebar Inspirasi
Kepiawaian beliau dalam menulis berbagai genre patut diapresiasi. Tidak hanya mampu membawa pembacanya larut dan menyelami sebuah cerita, akan tetapi penggunaan diksi yang tepat, indah, teralur, membuat karya beliau enak dibaca serta mudah dipahami. Tak heran jika kemudian naskah beliau selalu ramai dikunjungi pembacanya dan memperoleh views tinggi. Namun, ada nilai yang lebih penting dari sebuah tulisan, yakni makna yang terkandung di dalamnya.
Ada sebuah pesan moral dan spiritual yang disampaikan di balik naskah tersebut. Seperti pada rubrik Motivasi yang berjudul, “Gapailah Asamu” mengandung pesan agar kita tidak boleh menyerah dan berputus asa dalam menjalani setiap ujian kehidupan di dunia fana. Berikut cuplikan torehan pena beliau di bawah ini. Semoga bisa menjadi obat lara dan penguat diri tatkala futur melanda, seumpama telaga kasih literasi yang tiada henti memotivasi.
“ Aku hanya menginginkan dirimu bangkit. Kejarlah semua asa dan mimpimu sebagai bukti bahwa dirimu mampu melakukannya. Empaskan kegagalan dengan kerja lebih keras dan lebih cerdas untuk menggapai kesuksesan. Ingatlah seseorang tidak akan berakhir ketika dia mengalami kegagalan. Namun, berakhir di saat dia berhenti." ( Andrea Aussie )
Pun begitu di dunia podcast. Kemampuan beliau sebagai narator tak kalah bagus dengan para podcaster andalan NP asuhannya. Bagiku mendengarkan suara beliau yang khas, lirih, dan berkesan berat saat membacakan naskah Family tidak ada bosannya meski diputar berulang kali. Bagaimana mau bosan, beliau begitu menjiwai kisah dalam membacakan naskah tersebut. Wajarlah kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pendengarnya.
Duh, aku kok jadi rindu ya, mendengarkan siaran podcastnya. Sampai detik ini aku masih sering mendengarkan siaran podcast NP, termasuk salah satu karya besutan beliau yang berjudul “Putriku”. Sebuah naskah yang ditulis dan di-VO sendiri oleh beliau. Entah kenapa, aku suka sekali mendengarkannya. Diriku merasa akulah yang sedang dinasihati seorang ibu.
Jika sudah begini, tiba-tiba butiran bening meleleh di mataku. Jujur saja, nasihat itu seperti mendera kalbuku. Sungguh betapa mulia dan hebatnya hati seorang ibu dalam menyayangi dan menjaga permata hatinya. Meski telah berpisah jutaan kilo meter. Namun, untaian doa selalu menyertai di mana pun berada. Pengorbanan sepenuh jiwa seorang ibu yang tak digantikan oleh apa pun di dunia ini. Namun satu yang pasti, " A mother's love is like no other love".
Melihat kelembutan hati Ibu Andrea kepada putrinya, tentu saja membuat alam sadarku melintas ke memori masa lalu ke kampung halaman. Aku teringat akan ibu kandungku, ibu susuanku, ibu mertua, dan orang tua angkatku yang lain. Di mana sejak kecil hingga aku menikah tetap perhatian, menyayangiku, dan terus mendoakanku. Walau sebagian telah wafat, aku dapat merasakan kasih sayang dan doa tulus mereka untukku hingga kini. Barakallah.
Pun denganku sebagai seorang anak berkewajiban berbakti, memuliakannya, dan mendoakan setiap saat. Baik kepada mereka yang masih hidup agar senantiasa berlimpah keberkahan dari Allah Swt. maupun kepada mereka yang telah tiada. Semoga Allah mengampuni segala dosa dan khilafnya, dan menempatkan mereka di sisi-Nya. Aamiin.
Tiadalah kebahagiaan seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, dan senantiasa berbuat baik kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya. Mengangkat derajat hidupnya serta memudahkan jalannya kelak meniti surga.
Teringat untaian indah firman-Nya yang menuturkan, “Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembali.” (TQS. Lukman : 14)
Wallahu a’lam bisawwab.
Bersambung. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Alhamdulillah terwujud. Jazakillah khairan katsier NaLi telah memberikan kesempatan utk belajar sesuatu yg tdk terpkirkan oleh sy sebelumnya. Semoga Allah meridai upaya ini. Aamiin
MasyaAllah, sebuah true story yang indah. Setiap untaian katanya penuh makna akan kerinduan pada sang Pemred.
MasyaAllah barakallah mbak Mimi. Semoga mbak Mimi dan Mom Andrea diberikan kesempatan oleh Allah untuk bertemu langsung dan melepas rindu.
Wa fiik barakallah Mbak Isty, telah hadir di sini, sehat dan bahagia selalu. Selalu ditunggu naskah kerenmu.
Aamiin Ya Mujibassailiin, doa terbaik untukmu ya Mbak Isty
Wah , storynya bikin penasaran mbak Bunga Padi, saya ingin tahu kelanjutannya ... Keren...
Wah masyaallah barakallah, pokoknya bakalan seru, asyik, bikin guemes, ngeselin, syahdu, dan ada lucu-lucunya juga, pasti bikin kamu pinisirin..huwaa haha. Tunggu aza episode selanjutnya. Oya, jazakillah khairan udah melipir dimari. Sukses dunia akhirat to u.
Doa
Untaian kata penuh makna, menorehkan sejuta kenangan indah yang tak terlupa. Barakallah mba @Bunga Padi.
Aamiin ya mujibassailiin, doa terbaik terhimpun untukmu Mbak Atin. Berada di dunia Konapost telah mengajarkan banyak hal. Salah satunya bagaimana merangkai diksi yg indah yg bisa kupersembahkan untukmu saudariku..eaaa haha. Jazakillah khairan telah hadir di roomkkoe. Sukses dunia akhirat. Amin
Masyaallah.. tabarakallah..
Story yg berkesan tentang seseorang yg istimewa dan ditulis oleh seorang yg istimewa pula.
Wa fiik barakallah Mbak Dina, siapa pun yg berada di Konapost, saya yakin pasti punya kisah indah tak yg terlupakan, betul tak? Jazakillah khair telah mampir ya. Sukses dunia akhirat.
Terhanyut aku membacanya mbak Mimy. Diantos part 2 nya
Masyaallah hanyut kemana Mb Irma ke hulu apa ke hilir..hahah, itu adalah sepenggal kisah hidup seseorang yg sdg belajar merangkai kata. Jazakillah khairan Mb Irma supportnya, semoga part 2 sgr hadir ya