
Sistem Islam yang menerapkan hukum secara adil dapat menjadi solusi untuk mencegah tindakan-tindakan kriminal, termasuk agresivitas remaja.
Oleh. Zaymah Bubiyah
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Di era digital saat ini, kasus kekerasan dan kriminalitas di kalangan remaja semakin mengkhawatirkan. Salah satu peristiwa tragis yang baru-baru ini terjadi adalah pembunuhan pelajar di Lamongan, Jawa Timur. Kasus ini tidak hanya menyayat hati, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar, apa yang salah dengan sikap remaja saat ini? Dan yang lebih penting, bagaimana kita mencegah kejadian serupa di masa depan?
Pada 16 Januari 2025, sebuah insiden mengejutkan terjadi di Lamongan, Jawa Timur. Seorang pelajar berusia 16 tahun membunuh teman sebayanya karena cintanya ditolak. Baik korban maupun pelaku adalah siswa di SMA swasta yang sama. Kasus ini bukanlah kejadian yang berdiri sendiri, tetapi mencerminkan kegagalan dalam pembentukan karakter generasi muda kita.
Agresivitas remaja tidak muncul tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap perilaku destruktif ini, di antaranya: pengaruh media sosial dan tontonan, game kekerasan, zina, dan perilaku seksual tidak seimbang, serta kurangnya pengendalian emosi.
Konten kekerasan dan seksual yang marak di media sosial dapat memengaruhi pola pikir remaja. Tanpa filter yang baik, mereka cenderung meniru apa yang mereka lihat. Selain itu, permainan yang mengandung unsur kekerasan dapat memicu perilaku agresif, terutama jika dimainkan secara berlebihan tanpa pengawasan. Ketidakstabilan emosional akibat perilaku seksual yang tidak sehat juga dapat menimbulkan perasaan marah, kecewa, hingga frustrasi yang mendorong perilaku agresif. Remaja yang tidak mendapatkan pendidikan emosi dan perilaku yang memadai sering kali kesulitan mengendalikan diri. Hal ini disebabkan oleh minimnya pendidikan karakter di rumah maupun sekolah, kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua, serta pengaruh lingkungan sosial yang negatif.
Lingkungan tempat seorang remaja tumbuh sangat memengaruhi kepribadiannya. Jika mereka berada di lingkungan yang penuh kekerasan atau ketidakstabilan, risiko terpengaruh dan mengadopsi perilaku agresif akan semakin tinggi.
Mengurangi Agresivitas Remaja
Mengatasi agresivitas remaja membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.
Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
Pertama, sekolah dan keluarga harus mengajarkan pentingnya pengendalian emosi dan perilaku sejak dini.
Kedua, orang tua harus lebih terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, termasuk memantau aktivitas di dunia nyata maupun digital.
Ketiga, semua pihak harus berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman, seimbang, dan mendukung tumbuh kembang remaja.
Keempat, masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendukung remaja dengan memberikan contoh positif dan menghindari normalisasi kekerasan.
Islam sebagai Solusi Kaffah
Dalam menghadapi kasus agresivitas remaja, Islam menawarkan solusi yang komprehensif dan menyeluruh. Dengan menerapkan nilai-nilai Islam, kita dapat membentuk generasi muda yang memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan sikap yang lebih bijak dalam menghadapi konflik. Penerapan nilai-nilai Islam meliputi pendidikan akhlak, peran orang tua sebagai teladan, dan penegakan syariat Islam. Mengajarkan nilai-nilai akhlak sejak dini agar remaja memiliki landasan moral yang kuat dalam bertindak. Tugas orang tua memberi contoh yang baik, menerapkan komunikasi yang efektif, dan membimbing anak-anak dengan kasih sayang. Sistem Islam yang menerapkan hukum secara adil dapat menjadi solusi untuk mencegah tindakan-tindakan kriminal, termasuk agresivitas remaja.
Baca: Remaja Lemah Produk Sekularisme
Allah Swt. berfirman: “Dan janganlah kamu melakukan kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaiki, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan penuh harap (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf : 56)
Rasulullah saw. bersabda: ”Sesungguhnya Allah telah mengharamkan kezaliman atas diri-Nya, dan Dia menjadikannya haram di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Muslim)
Islam mengajarkan pentingnya pengendalian diri, menahan amarah, dan menghindari kezaliman sebagai cara untuk menghindari sikap agresif. Dengan berpegang pada ajaran Al-Qur’an dan hadis, kita dapat membimbing generasi muda untuk memiliki karakter yang lebih baik dan mengatasi konflik dengan bijaksana.
Kasus kekerasan di kalangan remaja menjadi pengingat bagi kita semua bahwa membangun generasi yang lebih baik membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Dengan menerapkan nilai-nilai agama, memperkuat pendidikan karakter, dan menciptakan lingkungan yang positif, kita bisa mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.
Mari bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, damai, dan sejahtera. Dengan menerapkan nilai-nilai Islam secara kaffah, generasi muda akan tumbuh menjadi individu yang beriman, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan zaman dengan bijak. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Astaghfirullah, perilaku remaja kini makin mengkhawatirkan saja
Makin beringasnya remaja seharusnya sudah cukup membuat pemangku kebijakan intropeksi.