
Khilafah yang akan menyatukan negeri-negeri muslim. Kemudian menggerakkan pasukan untuk membebaskan Palestina.
Oleh. Verawati S.Pd
(Kontributor Narasiiterasi.id)
NarasiLiterasi.Id-Kematian Sang Paus begitu menggema. Berita viral dan kurang lebih selama satu minggu terus ditayangkan di hampir setiap kanal televisi dan media lainnya. Dunia pun seakan berduka cita dan kehilangan. Kondisi ini berbeda dengan berita kematian warga Gaza, bukan cuma satu tapi sudah ribuan nyawa. Namun, media nasional tampak sepi dari pemberitaannya. Kalaupun ada hanya sebentar dan sekilas saja. Tidak adai pemberitaan yang masif. Seakan-akan Gaza sudah aman dan umat Islam tidak harus peduli lagi.
Padahal faktanya warga Gaza nasibnya makin mengenaskan. Pasca gencatan senjata justru makin parah. Mirisnya lagi warga muslim di sekitarnya atau pun di belahan lainnya diam saja. Hanya mencukupkan dengan kecaman. Padahal perut, nyawa, dan kehormatan tidak akan hilang dengan kecaman. Justru musuh makin berani dan ganas.
Saking sulitnya makanan mereka harus makan daging kura-kura. Warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka imbas krisis makanan akibat pengepungan dan genosida yang dilakukan Israel. (cnnindonesia.com, 19-04-2024)
Khilafah Sang Pembebas Palestina
Di tengah diamnya dunia terhadap nasib Palestina, seruan jihad pun mulai menggema. Salah satu seruan jihad datang dari Sekretaris Jenderal Internasional Union of Muslim Scholars (IUMS) Syaikh Ali Al-Qaradaghi, yang mengeluarkan fatwa intervensi militer, ekonomi, dan politik dari seluruh negara Muslim untuk menghentikan genosida dan penghancuran di Palestina. Dikutip dari Middle East Eye News. Pernyataan ini menegaskan bahwa diamnya pemerintah Arab dan Islam di tengah penderitaan Gaza adalah dosa besar menurut hukum Islam (Hidayatullah, 08-04-2025)
Seruan ini pun banyak yang menyambutnya dengan baik tapi ada juga yang menolak. Adapun yang menerima banyaknya jihad secara ekonomi dengan boikot salah satunya. Sedangkan jihad militer sangat sulit. Seikat nasionalisme masih menjadi penghalang. Para pemimpin negeri-negeri Islam pun berat menggerakkan pasukan nya. Terbukti hingga detik ini pun belum ada pemimpin negeri-negeri muslim yang berani untuk terjun langsung untuk berperang melawan zionis.
Adapun Mesir yang di wakili oleh Dar al-Ifta menentang adanya fatwa ini. Menurut mereka jihad adalah konsep syar’i yang sangat sensitif dan memiliki syarat, rukun, dan tujuan yang ditetapkan secara jelas oleh syariah. Mereka menolak klaim kelompok atau organisasi non-negara yang mengeluarkan fatwa jihad tanpa izin otoritas sah karena berpotensi menimbulkan kerusakan dan kekacauan di dunia Islam. (metrotvnews.com, 11-04-2025)
Sebenarnya penolakan ini bisa dibenarkan. Bahwa sesungguhnya jihad memang tidak bisa dilakukan oleh sebuah organisasi. Namun, harus di bawah komando penguasa Islam yang sah, yakni seorang Khalifah dalam naungan Daulah Islamiyyah.
Inilah urgensinya kehadiran Daulah Khilafah Islamiyyah. Karena hanya khalifahlah satu-satunya yang mampu membebaskan Palestina. Hanya Khilafah yang akan menyatukan negeri-negeri muslim. Kemudian menggerakkan pasukan untuk membebaskan Palestina. Setelah bebas, maka Palestina akan bergabung dengan Daulah Khilafah.
Khilafah Ditakuti dan Dirindukan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Senin (21-4-2025) malam bahwa dia tidak akan menerima pembentukan kekhalifahan mana pun di pantai Mediterania. Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa respons Israel tidak akan terbatas pada Yaman, tetapi akan meluas ke Lebanon dan wilayah lainnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Yahudi laknatullah, takut dan tahu benar bahwa Khilafah akan kembali tegak. Oleh karenanya mereka terus berusaha sekuat tenaga untuk mencegahnya.
Hanya saja sejatinya yang kuat bukanlah Israel. Namun, para pendukungnya yakni negara-negara besar terutama adalah Amerika Serikat. AS lah yang menjadi sutradaranya. Tanpa pasokan senjata, keuangan dan lainnya dari AS, sekat Israel mudah dikalahkan.
Maka yang mampu mengalahkan Amerika Serikat adalah negara yang sepadan. Bukan sebuah milisi, bukan sebuah negara kecil dengan senjata dan pasukan yang seadanya. Namun, sebuah negara besar yang memiliki pasukan, senjata dan lainnya secara mandiri dan besar. Negara tersebut tidak lain adalah negara Islam yakni Daulah Khilafah Islamiyyah, yang dipimpin oleh seorang Khalifah.
Umat Islam Harus Semangat
Umat Islam harus semangat dan terus berusaha untuk mewujudkan tegaknya Khilafah. Apa yang sudah dilakukan oleh umat ternyata bukan hanya sekedar NATO (Not Action Talk Only). Seruan atau dakwah yang terus disampaikan mulai berbuah. Umat mulai sadar bahwa solusi permasalahan umat Islam khususnya Palestina hanya bisa diselesaikan dengan kehadiran dan penerapan sistem Islam.
Kita harus terus berdoa meminta pertolongan Allah Swt. dan agar diberikan kekuatan. Terus berusaha untuk menyadarkan umat Islam, meminta pertolongan pada para pemilik kekuatan dan terus menyampaikan hukum-hukum Islam di tengah-tengah masyarakat. Sehingga segera terwujud kembali sistem Islam dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyyah.
Wallahualam bissawab. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

[…] Baca: Hanya Khilafah yang Akan membebaskan Palestina […]