Spirit Rajab dalam Perjuangan Islam

Spirit Rajab dalam Perjuangan Islam

Spirit Rajab adalah perjuangan tiada henti di atas landasan akidah Islam. Semangat juang untuk kemuliaan Islam ini tidak akan pernah mati meski raga tak lagi bernyawa.

Oleh. Deena Noor
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Rajab adalah bulan yang istimewa. Bulan Rajab termasuk dalam bulan haram yang dimuliakan sebagaimana bulan Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam.

Keistimewaan bulan haram ini adalah bahwa setiap amal akan dibalas dengan berlipat ganda. Amalan saleh akan dilipatgandakan pahalanya. Sebaliknya, amal buruk yang dilakukan pada bulan haram ini akan mendapatkan dosa dan hukuman yang berlipat ganda.

Karenanya, Rajab memberi kesempatan emas untuk memperbanyak amal saleh dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Inilah spirit Rajab dalam melakukan amal secara optimal dan sebaik mungkin.

Spirit Rajab dari Dua Peristiwa Penting

Umumnya, orang mengingat Rajab dengan Isra Mikraj. Memang benar karena peristiwa monumental yang terjadi pada tahun kesepuluh kenabian Rasulullah ini menjadi momen penting ketika perintah salat diberikan.

Peristiwa penting lainnya adalah runtuhnya Daulah Khilafah Usmaniyah pada 28 Rajab 1342 H atau 3 Maret 1924. Inilah momen kehilangan terbesar umat Islam karena perisai yang melindungi mereka telah lenyap. Sejak saat itu, umat Islam dirundung berbagai permasalahan dan penderitaan akibat tidak lagi diterapkannya aturan Islam.

Dua peristiwa penting itu hendaknya menjadi perhatian umat. Salat dan keberadaan Khilafah merupakan dua hal yang sama pentingnya. Salat sebagai tiang agama, sedangkan Khilafah sebagai institusi yang menegakkan aturan agama.

Kita diperintahkan untuk mendirikan salat hingga akhir hayat kecuali bila ada uzur syar’i. Allah juga memerintahkan kita untuk masuk Islam secara kaffah, yang mana itu hanya dapat dilakukan bila Khilafah tegak. Keduanya merupakan kewajiban. Kita tidak bisa memilih salah satu lalu meninggalkan yang lainnya. Keduanya adalah perintah Allah yang harus dijalankan.

Ketika Khilafah tiada, maka hilanglah institusi penegak syariat Islam. Umat tidak lagi menerapkan aturan Islam dalam kehidupan. Syariat Islam tidak bisa diterapkan secara kaffah, termasuk salat yang akhirnya banyak dilalaikan oleh umat Islam.

Dengan ditinggalkannya Islam, kehidupan umat menjadi terpuruk. Beragam permasalahan terus mendera tiada henti. Kemaksiatan merajalela dan menghasilkan berbagai kerusakan. Umat Islam jauh dari definisi umat terbaik. Sebaliknya, umat Islam justru mengalami kemunduran dan penuh problema.

Sistem Batil Berkuasa

Runtuhnya Khilafah membuat sistem buatan manusia tampil sebagai pengatur kehidupan. Sistem sekularisme yang sama sekali tidak sesuai dengan fitrah ini memaksa muslim hidup di dalamnya meski jelas bertentangan dengan akidah Islam

Umat Islam tercerai-berai dan tersekat oleh batas semu nation state. Negara bangsa telah memisahkan umat Islam berdasarkan wilayahnya masing-masing. Umat pun sibuk dengan urusannya sendiri.

Tiada lagi persatuan dan persaudaraan yang kuat meskipun memiliki akidah yang satu. Ketika ada saudara muslimnya mengalami penderitaan, saudara muslim lainnya enggan membantu karena merasa itu bukan urusannya. Kalau pun ingin menolong, mereka terhalang oleh batas-batas nasional.

Umat Islam yang telah terpisah satu sama lain berada di bawah kendali kafir penjajah. Kekayaan alam negeri-negeri muslim dikuasai dan dikeruk asing. Umat dibuat sibuk dengan berbagai permasalahan sehingga tidak sempat memikirkan untuk melawan atau menjalin persatuan Islam kembali. Mereka pun pasrah dengan keadaan yang ada meskipun tersiksa dengan penderitaan.

Penjajah tersebut juga mengambil dari sebagian umat ini untuk dijadikan kaki tangan atau boneka. Melalui tangan-tangan mereka, berbagai aturan dan kebijakan zalim diterapkan atas umat Islam. Jadilah penjajahan Barat itu terus langgeng di negeri-negeri muslim. Umat ini tidak memiliki pelindung dan pembela karena pemimpin-pemimpin mereka telah dikendalikan dengan sejumput kekuasaan yang diberikan oleh kafir penjajah.

Inilah yang telah dan terjadi saat ini pada umat Islam. Tidak ada persatuan dan kesatuan sehingga penjajah mudah sekali memainkan kekuasaannya atas umat Islam. Itulah kenapa kezaliman terus terjadi atas Palestina, Rohingya, Xinjiang, dan negeri-negeri muslim lainnya.

Spirit Rajab dalam Perjuangan

Maka dari itu, Rajab menjadi momentum terbaik untuk kembali merajut persatuan hakiki. Rajab merupakan saat terbaik untuk meningkatkan amal dalam perjuangan mengembalikan institusi Khilafah Islamiah.

Dengan spirit Rajab, umat Islam hendaknya makin meneguhkan perjuangannya untuk mewujudkan institusi pemersatu umat tersebut. Peristiwa pembebasan Baitulmaqdis pertama dan kedua yang terjadi pada bulan Rajab sejatinya dapat dijadikan inspirasi dan pemantik semangat untuk totalitas dalam perjuangan. Dari dua peristiwa penting ini, umat harusnya mampu meresapi dan memaknai perjuangan luar biasa oleh para pendahulu.

Dengan segenap upaya dan doa, umat terdahulu bersama para pemimpinnya berjuang membebaskan tanah suci dari kafir penjajah. Kesungguhan dan ketakwaan pada Allah Swt. menjadi motivasi kuat untuk tidak membiarkan sejengkal tanah kaum muslim dikuasai oleh orang-orang kafir.

Bila dahulu Baitulmaqdis di bumi Syam dapat dibebaskan dari musuh-musuh, maka kini pun seharusnya demikian. Tidak ada alasan untuk tidak dapat melakukannya. Umat Islam memiliki bekal akidah yang benar. Jumlah umat yang banyak juga mampu menjadi kekuatan yang besar. Umat Islam juga dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa yang dapat menopang kehidupan.

Baca Juga: https://narasiliterasi.id/syiar/01/2025/rajab-momentum-wujudkan-kemuliaan-kaum-muslimin/

Spirit Rajab dan Persatuan Umat

Rajab juga menjadi momentum untuk merajut kembali persatuan umat yang terkoyak sekian lama. Umat Islam mampu untuk kembali bersatu di bawah naungan yang hakiki. Namun, masalahnya adalah mau atau tidak mewujudkannya. Berbagai tantangan dan hambatan menuju persatuan harusnya dapat diatasi bila menyadari pentingnya Khilafah.

Persatuan menjadi keharusan bila umat ini mau lepas dari cengkeraman penjajah dan sistemnya. Khilafah sebagai pemersatu dan pelindung umat menjadi sebuah kewajiban untuk direalisasikan keberadaannya.

Hanya dengan tegaknya institusi ini, umat Islam akan terbebas dari kungkungan penjajah dan meraih kembali kemuliaannya. Dengan adanya Khilafah, Palestina dan negeri-negeri muslim yang terjajah lainnya akan dapat dibebaskan. Khilafah dengan kekuatan militernya akan mengusir Zionis Israel dari bumi Syam.

Khilafah sebagai keharusan bagi umat Islam karena ialah yang dapat menghentikan kemaksiatan terbesar, yakni tidak diterapkannya syariat Islam dalam kehidupan. Keberadaan Khilafah sangat penting karena merupakan mahkota kewajiban atau taj al-furudl yang memungkinkan kewajiban-kewajiban lain dapat terlaksana dengan baik. Adanya Khilafah akan mampu menegakkan kemakrufan melalui penerapan Islam kaffah yang sekaligus akan menghilangkan kemungkaran.

Khatimah

Spirit Rajab adalah perjuangan tiada henti di atas landasan akidah Islam. Semangat juang untuk kemuliaan Islam ini tidak akan pernah mati meski raga tak lagi bernyawa. Perjuangan tersebut akan terus dilanjutkan oleh insan-insan yang taat pada Sang Pencipta dan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk meraih rida-Nya. Perjuangan menegakkan kembali Khilafah pasti akan menemui kemenangannya sebagaimana kabar gembira yang disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, “…. Kemudian akan ada Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah, kemudian beliau diam.”

Momen Rajab juga memotivasi hamba untuk melakukan amal saleh sebaik mungkin dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Berikan amal terbaik kita dalam perjuangan melanjutkan kembali kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah. Amal tersebut akan menjadi bekal dan pemberat timbangan di akhirat kelak. Terlebih lagi, amal tersebut dijanjikan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Tentu saja, amal yang ikhlas dan benar akan mendapatkan rida dari Allah taala.

Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Deena Noor Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Kasus Suap PAW Anggota DPR
Next
Kurikulum Pendidikan Lalu Lintas: Edukasi atau Komodifikasi?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Spirit Rajab dalam Perjuangan Islam […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram