Gencatan Senjata Disepakati, What Next?

Gencatan Senjata Disepakati, What Next

Setelah gencatan senjata disepakati, apakah perjuangan kaum mulsimin akan selesai? Jawabnya tidak. Karena gencatan senjata ini hanya bersifat temporal. Umat Islam wajib terus melancarkan dukungan kepada Palestina dengan beragam cara.

Oleh. Tari Ummu Hamzah
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Kontributor Narasiliterasi.id-Gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlangsung pada hari Minggu (19-1-2025), di mana jeda enam pekan dalam pertempuran selama 15 bulan di Gaza dimulai. Gencatan senjata tersebut juga sebagai momen dimulainya pembebasan puluhan sandera yang ditawan militan, termasuk tiga perempuan muda yang dibebaskan pada jam-jam pertama berlakunya kesepakatan itu. (Voa.com, 20-01-2025)

Setelah gencatan senjata ini disepakati, apakah perjuangan kaum mulsimin akan selesai? Jawabnya tidak. Karena gencatan senjata ini hanya bersifat temporal. Pun ada yang menyatakan bahwa gencatan senjata itu adalah betapa Israel bukan dalam rangka membebaskan Palestina dari tangan mereka, tetapi karena negara pendonor mereka, Amerika, sedang mengurusi urusan kebakaran di LA. Otomatis dana-dana yang seharusnya dialokasikan untuk membantu Israel, mereka gunakan untuk mengurusi urusan dalam negerinya. Maka dari itu, momen ini bisa dijadikan kesempatan kita, umat Islam untuk terus melancarkan dukungan kepada Palestina dengan beragam cara.

Bersuara di Media Sosial

Langkah berikutnya yang wajib terus dilakukan oleh umat adalah dengan, tetap bersuara di media sosial. Apa yang dilakukan oleh Hamas dan rakyat Palestina sejatinya adalah untuk membuka mata dunia bahwa kekejaman Israel sudah di luar akal manusia. Mereka, Hamas dan rakyat Palestina bertarung bukan untuk memenangkan militer, melainkan untuk membuka mata dunia soal genosida yang dilakukan Israel. Itulah kemenangan yang sejati menurut mereka. Lalu siapa yang akan membantu mereka membuka mata dunia jika bukan kita, kaum muslimin di seluruh penjuru dunia?

Kita, kaum muslimin di Indonesia yang diberikan kemudahan oleh Allah untuk mengakses sosial media, jangan sampai kita berhenti bersuara agar masyarakat dunia bangun dan menyaksikan sendiri kekejaman Israel lewat sosial media. Jangan sampai pula darah dan nyawa yang dibayar mahal oleh masyarakat Palestina sia-sia tanpa ada perubahan pandangan masyarakat dunia atas kekejaman Israel.

Opini di sosial media pun dewasa ini tampak berhasil membuka mata dunia. Terbukti dengan adanya boikot masyarakat dunia terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Begitu pun dengan adanya aksi damai masyarakat dunia untuk menghentikan genosida terhadap orang-orang Palestina. Para tokoh-tokoh dunia juga satu demi satu menyatakan secara terbuka akan keberpihakannya kepada Palestina.

Mengkaji Islam

Selai dukungan berupa terus bersuara di media sosial, umat butuh tetap mengkaji kajian keislaman yang mendalam lagi kaffah. Abu Ubaidah, juru bicara Brigade Al-Qassam Hamas dalam suatu kesempatan pernah mengatakan bahwa salah satu kontribusi kita untuk membantu masyarakat Palestina adalah dengan terus berupaya kuat menjauhkan diri kita dari kemaksiatan. Kemaksiatan ini adalah noda yang mampu menghalagi seseorang untuk menjadi orang yang saleh.

Orang saleh adalah mereka yang senantiasa menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu perintah Allah adalah tetap mengingat bahwa seluruh kaum muslimin di dunia ini adalah saudara kita. Maka ketika kita menjadi orang yang saleh, kita berharap bahwa doa-doa kita untuk orang-orang Palestina diijabah oleh Allah. Kita pun akan tetap terkoneksi dengan masyarakat Palestina dengan doa-doa kita. Ibarat kata kita di Indonesia ini adalah energi dari sebuah peluru, sedangkan masyarakat Palestina adalah pelatuk pelurunya yang akan digunakan untuk menembak musuh. Jadi bagaimana "energi besar" itu bisa tercipta, jika kita di sini berbuat maksiat?

Di sisi lain ada perkataan yang sangat bijak dari Prof. Abdul Fatah Al-Uwaisi, seorang pakar ilmu sosial internasional. Beliau mengatakan bahwa masyarakat Palestina berharap Indonesia menjadi pusat pengembangan studi Baitulmaqdis. Ini dikarenakan kondisi Indonesia itu tenang, jauh dari penjajahan secara fisik.

Maka dari itu, sudah saatnya kaum muslimin mendalami kajian-kajian Islam seputar Baitulmaqdis agar kaum muslimin tidak lupa tentangnya. Karena jika kita membahas Baitulmaqdis, tidak akan ada tekanan dari pihak mana pun.

Masyarakat Indonesia yang beriman atau tidak beriman pun tahu bahwa Baitulmaqdis itu ada hubungannya dengan Palestina dan kekejaman Israel. Pembahasan soal Baitulmaqdis di Indonesia dirasa cukup aman. Di sisi lain, pembahasan soal Baitulmaqdis tidak hanya soal akidah saja, melainkan soal pemembahasan jihad fisabilillah, kepemimpinan, dan Daulah Islam.

Memunculkan Rasa Memiliki

Umat muslim di mana pun berada tentu harus merasa memiliki Baitulmaqdis. Betapa pentingnya rasa memiliki (sense of belonging) atas Baitulmaqdis. Kita harus paham bahwa Baitulmaqdis itu bukan hanya milik orang-orang Palestina. Orang Palestina sendiri mengatakan bahwa mereka hanya menjaga tanah kaum muslimin yang menjadi hak kaum muslimin seluruh dunia. Amanah kita sebagai kaum muslimin untuk menjaga Baitulmaqdis sudah diwakilkan mereka.

Dalam hal ini kita berutang banyak kepada masyarakat Palestina. Perjuangan mereka mampu membuka mata dunia atas kekejaman Israel. Andai kata mereka itu pembuat konten, merekalah yang berhasil menyajikan konten secara riil penderitaan itu seperti apa. Mereka yang mampu menyajikan the biggest show on earth yang mengubah mata dunia. Sesuatu yang kita sebagai kaum muslimin di Indonesia tidak akan bisa melakukannya. Maka sekali lagi betapa kita berutang banyak kepada mereka atas menguatnya opini-opini Islam di tengah masyarakat dunia.

Baca juga: Gaza Merindukan Kehadiranmu!

Maka jika kita tidak mengakaji Islam terutama soal Baitulmaqdis, tidak akan tumbuh rasa memiliki terhadap Baitulmaqdis. Ilmulah sesungguhnya yang akan menimbuhkan pemahaman. Pemahaman itu akan melekat, maka value ilmu itu sendiri akan melekat dan bertahan lama. Dengan menimba ilmu Islam, diharapkan akan memupuk rasa memiliki atas Baitulmaqdis.

Suarakan Pengiriman Tentara Negeri Muslim

Sudah saatnya kita mengambil peran dalam perjuangan jihad. Kita suarakan kepada pemimpin-pemimpin kaum muslimin untuk mengirimkan tentara terbaik untuk melawan Israel. Langkah yang sudah dilakukan saat ini berupa memboikot produk Israel saja tentulah belum cukup untuk membebaskan Baitulmaqdis. Meskipun cara ini berhasil membuat pincang perekonomian kapitalis, tetapi kita perlu strategi politik tingkat tinggi. Hal ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw. dengan jihad fisabilillah. Ya, dengan mengangkat senjata.

Makna jihad ini bukan hanya bersungguh-sungguh, tetapi adalah qital, yaitu berperang. Jihad juga tidak dikhususkan bagi personal, tetapi ditujukan untuk negara. Maka kita harus pahami dengan jelas makna jihad itu secara syar'i itu apa. Karena percaya atau tidak, pemahaman yang benar tentang jihad akan menumbuhkan mental-mental pejuang pada kaum muslimin.

Di sisi lain, jihad ini tidak sama dengan perang-perang seperti yang ada di masa kini. Contohnya perang Ukraina kemarin. Jihad lebih dikhususkan pada negara yang bertujuan untuk memyebarkan Islam dan menerapkan Islam secara kaffah. Nah, karena jihad itu adalah syariat Islam, maka kita butuh institusi negara Islam untuk menggerakkan aktivitas jihad ini. Maka dari itu, sudah saatnya kita mengambil peran dalam upaya menegakkan kembali Daulah Islam sebuah institusi negara yang diwariskan oleh baginda Rasulullah Muhammad saw. Daulah Islam pun merupakan induk dari segala hukum syariat agar bisa tegak di muka bumi. Inilah yang dapat menyempurnakan upaya agar kita bisa membebaskan Baitulmaqdis.

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tari Ummu Hamzah
Tari Ummu Hamzah Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Permasalahan Pagar Laut dan Solusi Islam
Next
Pagar Laut, Kedaulatan Negara yang Tergadaikan
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram