
Evakuasi yang dilakukan oleh Presiden Prabowo, merupakan strategi appeasement terhadap kebijakan tarif impor 32% yang diberlakukan Trump. Kebijakan tersebut makin mengguncang perekonomian Indonesia.
Oleh. Tutik Haryanti
Kontributor NarasiLiterasi.Id
NarasiLiterasi.Id-Genosida yang dilakukan Zionis Yahudi sudah berjalan selama 18 bulan dan telah menelan korban lebih dari 50 ribu jiwa. Korban tersebut mayoritas perempuan dan anak-anak. Ternyata genosida tersebut tak cukup membuat Zionis merasa puas. Kini Zionis menginginkan agar Jalur Gaza segera dikosongkan. Dalam artian Zionis akan mengevakuasi warga Gaza ke negara lain.
Evakuasi Didukung AS
Keinginan Zionis ini diaminkan oleh AS melalui Donald Trump, dengan alasan akan membangun kembali kerusakan parah di wilayah Jalur Gaza. Menurut Trump dengan relokasi akan memudahkan pembangunan kembali wilayah Gaza. Rencananya AS akan merelokasi warga Gaza ke negeri-negeri muslim di sekitar Palestina, termasuk ke Indonesia. Meskipun secara geografis posisi Indonesia terletak jauh dari Palestina.
Presiden Prabowo memberikan sambutan rencana evakuasi warga Gaza ke Indonesia. Hal ini disampaikannya pada (9-04-2025) di saat akan melakukan kunjungan ke Timur Tengah. Pada intinya, RI siap mengirimkan pesawat untuk menjemput warga Palestina, dengan jumlah seribu orang untuk gelombang pertama. Hal ini sebagai bukti, bahwa RI berperan aktif dalam kepeduliannya terhadap warga Gaza yang terluka, anak-anak yatim piatu, korban trauma dan sebagainya. (BeritaSatu.com, 09-04-2025)
Evakuasi Implikasi dari Tarif Impor
Evakuasi yang dilakukan oleh Presiden Prabowo, merupakan strategi appeasement terhadap kebijakan tarif impor 32% yang diberlakukan Trump. Kebijakan tersebut makin mengguncang perekonomian Indonesia yang sedang terpuruk.
Tarif Impor ini diberlakukan di berbagai negara, sebagai upaya untuk memperkuat perekonomian Amerika Serikat yang saat ini makin melemah, serta terkait adanya rencana untuk menguasai wilayah Gaza. Akibat dari kenaikan tarif banyak negara yang akhirnya melakukan negosiasi terhadap kebijakan AS, termasuk Indonesia.
Bisa dipahami, jika evakuasi menjadi langkah Indonesia dalam rangka kemanusiaan yang sejalan dengan politik luar negeri untuk mendukung kebebasan Palestina, serta menghindari tekanan perekonomian akibat kebijakan tarif impor yang sangat tinggi.
Bila evakuasi warga Gaza ini terealisasi maka sangat disayangkan, sebab evakuasi akan memuluskan rancangan pendudukan AS dan makin memberikan keuntungan bagi Zionis Yahudi untuk mengosongkan wilayah Gaza. Meskipun evakuasi tersebut sesuai dengan pernyataan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), bahwa evakuasi adalah pemindahan warga dari tempat yang berbahaya menuju tempat yang aman. Namun, terlihat jelas kebijakan Indonesia sangat bergantung terhadap AS.
Prabowo beranggapan nantinya evakuasi bersifat sementara. Sebagaimana dengan Resolusi Majelis Umum PBB 1994, yang menegaskan bagi warga Palestina diberikan kesempatan untuk kembali ke negaranya. Namun, benarkah hal ini dapat dijalankan secara nyata, mengingat Zionis sampai 2025 masih tetap menolak kebijakan tersebut. Ditambah lagi ambisi Trump sebagai sekutu Zionis yang berkeinginan memperluas pendudukannya di wilayah Timur Tengah (TimTeng). Jadi, sepertinya hal ini sangatlah tidak mungkin bila warga Palestina akan diizinkan kembali ke negaranya.
Jihad Solusi Pembebasan Palestina
Sejatinya evakuasi warga Gaza ke Indonesia bukanlah solusi hakiki atas konflik Zionis dan Palestina. Penyelesaian genosida sama sekali tidak akan pernah selesai dengan evakuasi, karena tidak menyentuh akar masalahnya. Zionis telah mengakibatkan krisis kemanusiaan yang akut akibat genosidanya. Jelas ini berarti, tindakan evakuasi sangat tidak sebanding dengan perlakuan Zionis terhadap warga Gaza.
Buktinya hingga kini genosida Zionis makin brutal, korban jiwa terus berjatuhan. Meski dalam posisi gencatan senjata, Zionis tetap melakukan kebiadaban. Ironisnya, penguasa muslim dunia hanya diam, menyaksikan kepingan tubuh-tubuh warga Gaza terutama anak-anak berterbangan, akibat bom yang sangat dahsyat menghancurkan mereka.
Genosida di Gaza bukan saja hanya sekadar konflik dua negara sebagai isu kemanusiaan, tetapi merupakan bagian penting dari persoalan agama yang harus disadari oleh kaum muslim. Tanah Palestina sendiri merupakan tanah kharajiyyah yang dahulu dibebaskan oleh Umar bin Khatthab ra. dan Shalahuddin Al Ayyubi sehingga menjadi hak milik kaum muslim hingga akhir zaman. Dalam perjanjian Ummariyah pun telah melarang Zionis Yahudi untuk memasuki wilayah Palestina. Namun, inilah karakter asli dari Zionis Yahudi yang selalu mengingkari janjinya.
Khatimah
Satu-satunya solusi hakiki genosida di Palestina adalah jihad fii sabilillah. Bukan hanya dengan diplomasi (retorika), pemberian donasi, atau mengevakuasi warga Palestina. Mereka memiliki hak atas tanah Palestina, sedangkan Zionis Yahudi adalah musuh nyata bagi kaum muslim (muhariban fi' lan), yang harus diperangi oleh kaum muslim. Allah Swt. berfirman, "Perangilah mereka di mana saja kalian menemui mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian." (QS. Al-Baqarah: 191)
Jihad fii sabilillah tidak dapat dijalankan tanpa sebuah institusi yang akan menggerakkan kaum muslim. Di sinilah urgensinya kekuatan politik secara global, yakni Khilafah Islam 'alla minhaj an-nubuwwah, yang dapat menyatukan seluruh kaum muslim dan akan mengumpulkan kekuatan militernya untuk mengusir penjajah dari bumi Palestina. Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
