
Jihad fi sabilillah dan Khilafah adalah satu-satunya jalan untuk memenangkan kembali tanah Palestina (termasuk Baitulmaqdis) yang terjajah.
Oleh. Sylviantia Najma
(Kontributor Narasiliterasi.id)
NarasiLiterasi.Id-Derita rakyat Palestina tidak kunjung berakhir, bahkan terasa makin menyesakkan dada ketika kita melihatnya. Masih terngiang berbagai kondisi di sana saat bulan Ramadan lalu. Selama berpuasa, mereka tidak sempat memikirkan akan sahur dan berbuka puasa dengan apa. Bisa selamat dari serangan bom adalah fokus utama mereka.
Tidak ada tempat yang aman dan nyaman untuk beribadah. Masjid-masjid telah hancur sehingga puing-puing reruntuhan masjid menjadi pusat ibadah Ramadan. Berbuka puasa dengan rumput dan lemon saja sudah sangat mereka syukuri. Sementara itu, di belahan bumi yang lain, umat Islam sibuk memikirkan akan memakai baju baru apa untuk berlebaran. Sedangkan saudara kita di Palestina harus memakaikan kain kafan ke tubuh kaku keluarganya yang gugur akibat serangan penjajah Israel biadab.
Genjatan senjata yang disepakati beberapa waktu lalu lagi-lagi harus mendapat pengkhianatan. Mulai dari penundaan pembebasan sandera, blokade bantuan, hingga kembali dilancarkannya serangan bom ke pusat-pusat pengungsian dan permukiman masyarakat sipil. Tidak ayal, hingga kini daftar korban gugur dan terluka akibat serangan Israel makin bertambah panjang.
Belum lagi adanya perbincangan konyol Presiden Amerika Donald Trump untuk memindahkan seluruh rakyat Palestina yang tersisa di Gaza ke negara Mesir dan Yordania. Alasannya untuk pemulihan dan penjagaan perdamaian. Mungkin para penjajah tersebut (AS dkk.) merasa sudah memiliki hak atas tanah Gaza sehingga boleh mengambil dan menentukan keputusan atasnya. Sungguh ini merupakan pemikiran yang konyol dan congkak.
Berjuang Mempertahankan Palestina
Selama ini seluruh dunia umumnya dan umat Islam khususnya melihat ke arah Palestina dengan pandangan empati penuh rasa iba sehingga tercurahlah begitu banyak bantuan dan doa untuk Palestina. Namun, ternyata dengan bantuan dana dan doa saja Palestina tidak kunjung terbebaskan. Sudah seharusnya umat Islam melihat ke Arah Palestina dengan pandangan berbeda. Palestina adalah tanah berkah tempat Baitulmaqdis berada. Sebagai muslim sejati, haruslah ada rasa memiliki pada diri kita, juga rasa ingin berjuang merebutnya kembali, dan rasa ingin mempertahankannya sepenuh jiwa raga.
Rasulullah telah mencontohkan bagaimana umat Islam memandang Baitulmaqdis, Palestina. Sejak diturunkannya surah At-Tin ayat 1-3 yang artinya, "Demi (buah) tin dan (buah) zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Makkah) ini yang aman." (QS At-Tin: 1-3) Allah mengarahkan pandangan Rasulullah Muhammad dan kaum muslim kepada Baitulmaqdis.
Sejak saat itu pula, Rasulullah meningkatkan intensitas pemberian ilmu dan pengetahuan tentang Baitulmaqdis, menumbuhkan kecintaan dan kepedulian para sahabat terhadapnya. Hingga menjadikan berkunjung ke Baitulmaqdis sebagai salah satu cita-cita para sahabat. Sebagaimana umat Islam saat ini memandang Ka'bah dan kota Makkah.
Jihad dan Khilafah
Setelah terbentuknya pemerintahan Islam yang kuat di Madinah, sekitar enam tahun selepas hijrah, Rasulullah mengirimkan surat kepada Kaisar Heraklius pemimpin Roma yang saat itu menguasai wilayah Baitulmaqdis sebagai bentuk keseriusan Rasulullah secara politik untuk merebut kembali apa yang menjadi milik umat Islam. Bukti tercurahnya perhatian Rasulullah pada Baitulmaqdis makin jelas ketika Rasulullah mulai mengirimkan pasukan untuk membuka jalan pembebasan Baitulmaqdis. Mulai dari perang Mu'tah, perang Tabuk, hingga sebelum wafat Rasulullah mengutus Usamah bin Zaid sebagai panglima pasukan menuju Baitulmaqdis.
Sejarah mencatat, perjuangan terus berlanjut dan barulah pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab umat Islam berhasil membebaskan Baitulmaqdis dengan segala keberkahannya. Sejak awal, Rasulullah sudah menunjukkan pada kaum muslim bahwa Baitulmaqdis adalah amanah yang harus dijaga.
Bisa kita pelajari dari perjuangan Rasulullah dan para sahabat bahwa jihad fi sabilillah adalah satu-satunya jalan untuk memenangkan kembali tanah Palestina (termasuk Baitulmaqdis) yang terjajah. Jihad yang dimaksudkan tentunya jihad yang terorganisasi dengan mengirimkan pasukan yang independen di bawah satu komando kekhilafahan Islam yang kuat. Hal ini sebagaimana pada zaman Rasulullah, Umar bin Khattab, hingga Shalahuddin Al-Ayyubi.
Baca juga: Anak-Anak Palestina akan Meminta Pertanggungjawaban
Namun, untuk mencapainya ada satu titik tolak yang tidak dapat dilewatkan yaitu mempersiapkan umat agar layak dan mampu berjuang dalam pembebasan Baitulmaqdis. Secara jelas, caranya juga telah dicontohkan Rasulullah, yaitu dengan sungguh-sungguh mempelajari sejarah Islam secara menyeluruh dan Baitulmaqdis secara khusus.
Umat Islam juga harus menyadari pentingnya penerapan kembali Islam kafah dalam setiap sisi kehidupan lalu turut serta memperjuangkan tegaknya kembali hukum Allah di muka bumi dalam naungan Khilafah 'ala minhajin nubuwwah. Perjuangan tersebut dapat dimulai dengan turut serta secara aktif mendakwahkannya.
Berdakwah untuk Kemenangan Palestina
Melihat kondisi saudara kita di Palestina saat ini tentulah kita tidak bisa lagi duduk diam dan berleha-leha. Perjuangan harus segera dipacu agar terbentuk kesiapan umat Islam untuk menyambut kembali kemenangan hukum Allah atas hukum buatan manusia. Sudah saatnya umat Islam di seluruh dunia bergerak bersama dan memandang ke arah Palestina dengan pandangan yang berbeda.
Umat Islam harus mempelajari dengan baik segala hal tentang Palestina melalui kajian-kajian keislaman, lalu menyadari bahwa satu-satunya metode pembebasan Palestina adalah dengan Khilafah dan jihad. Dengan demikian, terwujudlah hati dan diri yang mantap untuk turut aktif mendakwahkannya dengan seluruh kemampuan yang dimiliki.
Umat Islam sudah seharusnya tidak mencukupkan diri dengan menghujat penjajah, mengirimkan doa dan bantuan logistik, maupun melakukan boikot. Akan tetapi, kita harus berjuang sungguh-sungguh mengembalikan kemuliaan dan keberkahan tanah Palestina dan Baitulmaqdis. Dengan perjuangan nyata yang sepenuhnya meneladani apa yang dilakukan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Wallahua'lam bi shawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
