Mengakhiri Nestapa Palestina

Mengakhiri Nestapa Palestina

Nestapa tiada bertepi masih akan terus dirasakan oleh rakyat Palestina karena belum ada yang bisa menghentikan kebiadaban zionis Israel.

Oleh. Maftucha
(Kontributor NarasiLiterasi.Id)

NarasiLiterasi.Id-Rakyat Palestina seharusnya bisa menikmati syahdunya beribadah di bulan Ramadan dan indahnya idulfitri. Namun, Israel lagi-lagi melakukan tindakan biadab dengan melakukan serangan. Lebih dari 400 warga Palestina meninggal dalam sekali serangan. Mayoritas korban meninggal adalah anak-anak, belum lagi korban luka-luka yang juga tidak kalah banyak.

Konflik Tiada Akhir Palestina

Konflik di Palestina adalah peperangan terbesar sepanjang sejarah manusia. Baik waktu, korban, maupun kerusakan yang diakibatkan. Peperangan ini juga menjadi aib terburuk bagi kaum muslim karena diamnya mereka terhadap genosida ini. Apatah artinya kecaman jika tidak ada tindakan riil untuk menghentikan kebiadaban zionis Israel.

Kecaman seharusnya ditindaklanjuti dengan mendatangkan tentara untuk menghentikan genosida ini. Namun, negeri-negeri Arab justru hanya diam tanpa ada perlawanan. Pendudukan Israel atas wilayah Palestina sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari peran Inggris yang telah memberikan legitimasi bagi Yahudi untuk bisa menempati wilayah di Palestina.

Jika Amerika sebagai ibu asuh bagi Israel, maka Inggris adalah ibu kandung dari Israel. Melalui perjanjian Sykes-Picot, Deklarasil Balfour, dan ketetapan United State Yahudi mendapat legitimasi untuk bermigrasi ke Palestina.

Tercatat sejak tahun 1923 hingga saat ini Israel terus mencaplok wilayah Palestina dan melakukan intimidasi dan pembantaian kepada rakyat Palestina. Penolakan rakyat Palestina atas penjajahan ini dianggap sebagai sebuah perlawanan dan sebagai tindakan terorisme yang mengancam keberadaan Israel.

Dari berbagai peperangan yang terjadi, rakyat Palestina tidak hanya kehilangan tanah dan rumah mereka. Akan tetapi, kehilangan nyawa keluarga mereka. Eskalasi besar-besaran ini membuat rakyat Palestina harus hidup di bawah tekanan militer Israel. Mereka dengan pongahnya menghancurkan rumah warga dan membangun pemukiman di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Gencatan Senjata dan Peran AS

Gencatan senjata telah dilakukan berkali-kali. Namun, selama itu pula Israel melanggarnya, gencatan senjata ini hanya menjadikan Israel semakin brutal. Kebiadaban Israel tidak lain akibat peran utama Amerika dalam memberikan dukungan baik senjata maupun strategi. Bahkan di akhir kesepakatan gencatan senjata, AS justru memberikan lampu hijau bagi Israel untuk terus melakukan penyerangan.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio memaparkan bahwa ia telah menandatangani deklarasi untuk mempercepat pengiriman senjata senilai US$4 miliar atau sekitar Rp66 triliun bantuan militer ke Israel. (CNN Indonesia, Minggu 02-03-2025). Pemerintahan Presiden Donald Trump telah menyetujui hampir US$12 miliar dalam penjualan militer asing besar-besaran ke Israel.

Serangan pada Rabu (13-03-2025) yang mengakibatkan 413 korban jiwa diklaim oleh Benjamin Netanyahu sebagai permulaan. Juru bicara Gedung Putih juga mengatakan bahwa sebelum melakukan penyerangan ini Israel telah berkonsultasi dengan AS.

Dilansir dari Reuters bahwa Pentagon pada hari Jumat (28-02-2025) telah menyetujui potensi penjualan bom, peralatan penghancur, dan persenjataan lainnya senilai hampir US$3 miliar ke Israel. Sungguh AS secara tidak langsung telah menjadi penghancur utama Palestina dan sudah sepantasnya untuk diadili.

Israel dalam ultimatumnya hanya memberikan tiga opsi buruk kepada rakyat Palestina yakni, mengungsi ke negara lain, menjadi budak Israel, atau memilih untuk dibunuh. Opsi seperti inikah yang akan diamini oleh negara-negara Arab?

Mengakhiri Penderitaan Rakyat Palestina

Tidak ada kata yang bisa mengungkapkan apa yang telah dialami rakyat Palestina. Penderitaan, penyiksaan, dan kelaparan telah menjadi makanan sehari-hari mereka. Jika bukan karena keimanan yang tertanam kuat di dalam kalbu mereka, sudah pasti keputusasaan akan menerpa mereka dan lebih memilih meninggalkan negeri mereka yang diberkahi.

Namun, itu tidak terjadi pada mereka. Lihatlah bagaimana anak-anak mereka begitu kuat dan berani untuk menghadapi tentara Israel. Ini adalah pemandangan tidak biasa yang tidak akan kita temukan di peradaban manapun selain Islam.

Bersikap diam amatlah naif. Harus ada solusi yang benar-benar fundamental agar Palestina segera terbebas dari kekejaman Israel, yakni dengan persatuan kaum muslimin melalui tegaknya Khilafah Islamiyah.

Dengan tegaknya Khilafah maka khalifah akan mengerahkan tentaranya untuk membebaskan al-Aqsa dan melenyapkan zionis Israel dari permukaan bumi. Umat Islam harus sadar bahwa selama Khilafah belum tegak maka nasib kaum muslimin akan terus tertindas dan tidak dipertimbangkan.

Rasulullah saw. pernah bersabda yang artinya, "Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya. Maka seseorang bertanya, "Apakah karena sedikitnya jumlah kita?" "Bahkan kalian banyak, akan tetapi kalian seperti buih mengapung." Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menimpakan dalam hati kalian penyakit al-Wahn. Seseorang bertanya, "Ya Rasulullah, apakah al-Wahn itu? Nabi shallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Cinta dunia dan takut akan kematian." (HR. Abu Dawud)

Persatuan umat Islam yang telah lenyap inilah yang membuat orang-orang kafir tidak takut dengan umat Islam. Mereka lebih memilih memihak kepada orang kafir demi sesuap harta yang tidak ada artinya.

Baca: Jihad dan Khilafah Solusi Hakiki Palestina

Metode Menegakkan Khilafah

Menegakkan kembali Khilafah Islamiyah memang bukan perkara yang mudah. Dalam kitab Daulah Islamiyah karya Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani di sana digambarkan bahwa menegakkan Khilafah bukan sekadar Khilafah bisa tegak. Namun, tidak memiliki kekuatan atau dengan kata lain mudah dirobohkan akibat ketidaksiapan umat Islam.

Rasulullah sebagai tauladan terbaik telah mencontohkan bagaimana menegakkan Daulah Islam dulu ketika di Madinah. Rasulullah bahkan ditawari oleh pemuka Quraisy, jika memang ingin menjadi pemimpin maka beliau akan di angkat sebagai pemimpin mereka asalkan meninggalkan dakwah Islam. Akan tetapi, Rasulullah dengan tegas menolak tawaran tersebut dan terus dalam jalan dakwah.

Rasulullah melakukan tasqif atau pembinaan kepada para sahabat, Rasulullah menanamkan akidah dan kebenaran Al-Qur'an serta mengkritik segala praktik batil di tengah-tengah masyarakat Mekah. Hingga Sahabat Rasulullah Mus'aib bin Umair di utus untuk berdakwah ke Madinah dan masyarakat Madinah begitu antusias dengan dakwah Islam hingga kemudian Rasulullah saw. dibaiat sebagai pemimpin negara.

Demikian juga dengan dakwah saat ini. Tidak boleh sedikit pun bergeser dari tuntunan Rasulullah. Kita harus menyadarkan kepada masyarakat terutama umat Islam akan pentingnya penerapan syariat Islam secara kaffah melalui tegaknya Khilafah Islamiyah. Untuk itu harus ada kutlah atau partai yang akan mengemban tugas ini.

Kutlah atau partai ini bukan sembarang partai, partai ini harus berideologi Islam karena tugasnya mengemban dakwah Islam. Partai Islam ini bukan partai yang bertarung dalam pemilu dan berkolaborasi dengan demokrasi yang mengatasnamakan rakyat, lalu duduk di kursi pemerintahan dan selanjutnya mengkhianati rakyat dengan menerapkan kebijakan yang diinginkan para kapital. Akan tetapi, partai ini berjuang untuk mencabut pemikiran kufur yang ada di tengah-tengah masyarakat dan kemudian diganti dengan pemikiran Islam.

Khatimah

Dakwah inilah yang akan membuat umat sadar bahwa hanya Islam yang mereka butuhkan. Dengan dilandasi keimanan umat akan meminta dengan sendirinya agar mengganti sistem kufur dengan Islam.

Dengan tegaknya Khilafah maka umat Islam akan berada di bawah satu komando dan akan menyelamatkan umat Islam di manapun mereka berada tidak terkecuali Palestina yang saat ini sedang berlumuran darah akibat penganiayaan dan pengusiran yang dilakukan oleh Zionis Israel.

Palestina akan direbut kembali sebagaimana apa yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dan Salahuddin Al-Ayyubi sehingga nestapa Palestina akan sirna. Aamiin, Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Maftucha Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Ganja di Bromo dan Semeru
Next
Palestina Jangan Dilupakan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Mengakhiri Nestapa Palestina […]

trackback

[…] Baca juga: Mengakhiri Nestapa Palestina […]

trackback

[…] Baca juga: Mengakhiri Nestapa Palestina […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram