
Kelaparan di Gaza adalah tanggung jawab kaum muslim seluruhnya. Mengusir dengan melakukan perlawanan terhadap para penjajah merupakan jalan yang harus segera dilakukan.
Oleh Rini
Kontributor NarasiLiterasi.Id
NarasiLiterasi.Id-Gaza Palestina deritanya seakan tiada akhir. PBB dengan program pangan dunia (World Food Program/WFD) menyatakan bahwa stok makanan yang disediakan di dapur umum siap saji diperkirakan akan habis dalam beberapa hari ke depan. Kebutuhan yang ada saat ini hanya tersedia dan bisa menjangkau 25 persen dari kebutahan sehari-hari. (antaranew.com, 26-04-2025).
Ulah Penjajah
Blokade yang dilakukan oleh penjajah Israil semenjak 2 Maret 2025 dilakukan di segala arah di Gaza. Adanya blokade itu tidak hanya menimbulkan kelaparan dan krisis pangan tetapi pembantaian terhadap warga sipil tidak pernah sekalipun dihentikan. Kebuasan mereka makin tak terkendali dengan memborbardir Gaza hingga rata menjadi tanah. Alasan yang tidak mendasar yakni sebagai upaya penekanan terhadap HAMAS untuk membebaskan para sandera.
Gaza adalah Kita
Dunia menyaksikan kekejaman mereka dengan mata telanjang. Namun, tak satupun penguasa negeri-negeri muslim tergerak untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya di Gaza. Sedangkan PBB sebagai polisi dunia tak bisa diharapkan untuk menciptakan perdamaian dunia. PBB sebagai lembaga internasional begitu nyata kelemahannya ketika harus berhadapan dengan kepentingan AS dan para sekutunya (Barat).
Kelaparan di Gaza adalah tanggung jawab kaum muslim seluruhnya. Ingatlah Nabi memberikan banyak wasiat terkait persaudaraan kaum muslimin. Nabi bersabda, "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnnya, dia tidak menzaliminya, tidak membiarkan untuk disakiti. (HR.Bukhari).
Sampai kapan kita menyaksikan dan membiarkan saudara kita lemah tak berdaya tergoyak oleh kebiadaban para penjajah. Genosida dan kelaparan yang mereka rasakan tidakkah menggetarkan dan memunculkan rasa takut akan pertanyaan di yaumulakhir nanti atas sikap diamnya kita sebagai saudaranya.
Baca juga: Nasib Tragis Anak-Anak Gaza
Sudah saatnya umat ini membuka mata dan telinga. Bantuan yang telah dan akan diberikan berupa makanan, minuman, obat-obatan belum bisa menghilangkan akar penderitaan mereka. Mengusir dengan melakukan perlawanan terhadap para penjajah merupakan jalan yang harus segera dilakukan. Sehingga kesatuan dalam pemikiran untuk mengirim pasukan terbaik di negeri-negeri muslim juga merupakan kebutuhan mendasar dalam membebaskan saudara kita di Gaza.
Bahasa yang Dipahami Penjajah
Sepanjang sejarah Islam yang telah ada tak ada satupun penguasa negeri muslim dalam menyelesaikan masalah Palestina dengan berkompromi. Mendiamkan dan menyetujui solusi dua negara adalah bentuk sikap pengecut dan pengkhianatan terhadap rakyat Palestina.
Seharusnya para penguasa muslim harus menjadi penolong utama atas penjajahan yang dialami saudaranya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Shalahuddin al-Ayyubi yang tidak melakukan negosiasi dengan mendatangi Paus Gregory VIII untuk berbagi tanah Palestina. Namun, dengan gagah berani melakukan perang Hittin dan berhasil dimenangkan oleh Allah Swt. atas kesungguhan melawan penjajah atau tentara salib dan menghancurkannya di seluruh wilayah kaum muslim.
Solusi Islam Yang Sempurna
Oleh karena itu, pembebasan Palestina dengan jihad yang dikomandoi oleh seorang khalifah pun harus ada di tengah pemikiran umat saat ini. Persatuan pemikiran dalam mewujudkan negara adidaya dalam Islam pun harus terus disampaikan. Dalam bingkai Khilafah, sebuah pemerintah Islam yang akan menerapkan Al-Qur'an dan hadis secara menyeluruh. Salah satunya ajaran jihad akan terlaksana dengan sempurna.
Memahami bahwa hanya dengan jihad dan pentingnya sebuah negara Khilafah dalam melaksanakan ajaran Islam secara sempurna. Maka pemikiran ini sudah semestinya ada dalam benak sebagai cita-cita besar kaum muslim. Cita-cita untuk membebaskan saudara kita di Palestina dari penjajahan yang berujung derita tanpa akhir.
Khatimah
Oleh karena itu butuh keseriusan dalam dakwah yang bisa meningkatkan taraf berpikir umat. Sehingga umat ini tidak lagi berharap kepada slogan-slogan palsu yang diopinikan oleh lembaga internasional (PBB) tersebut. Sistem kapitalisme yang melahirkan paham nasionalisme adalah bencana besar bagi umat ini untuk bisa memahami ajaran Islam secara sempurna dalam menolong sesama saudaranya terlebih yang ada di Gaza.
Kehadiran kelompok dakwah yang lurus dan ideologis pun juga merupakan kebutuhan bagi umat saat ini. Karena sesungguhnya dakwah yang dicontohkan Rosul selain meningkatkan taraf berfikir dan bersikap dari buruk menjadi mulia hanya dengan Islam saja. Dan inilah kunci dari sebuah kebangkitan itu dengan merubah berbagai pemahaman dari sumber kejeniusan manusia beranjak kepada bimbingan wahyu.
Keyakinan akan adanya kehidupan akhirat menjadikan seorang muslim berlomba dalam kebaikan yang bersandarkan pada Islam semata. Baginya hidup itu hanyalah dua pilihan dalam perjuangan yakni hidup mulia atau mati syahid. Islam begitu indah mengajarkan jalan yang harus ditempuh dalam meraih kemenangan. Bantuan terbaik yang akan kita berikan kepada saudara kita di Palestina tidak sekadar menghilangkan rasa lapar dan dahaganya tetapi mencabut akar permasalahan yaitu keberadaan penjajah di negeri yang diberkahi tersebut.
Kelompok dakwah yang seperti itulah yang akan menghilangkan pemikiran rusak dan merusak dari pemikiran kapitalisme sekularisme. Dengan mengubah pemikiran dan membersihkan pemahaman umat yang sudah sangat dalam terbuai dalam khayalan nasionalisme yang diyakininya.
Adanya pembinaan intensif secara personal dan komunal diharapkan umat ini mempunyai pemahaman bahwa mengembalikan kembali persatuan, kekuatan, dan kekuasaan Islam hanyalah dengan penerapan syariah Islam secara menyeluruh dalam bingkai Khilafah.
Dengan kelaparan yang terjadi di Gaza Palestina sejenak kita renungkan sebuah hadis nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim "Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri."
Wallahualam bissawab. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
