Pakistan vs India dan Jihad Membela Palestina

Pakistan vs India

Pakistan memiliki militer yang bisa melakukan pembelaan kepada Palestina yang terjajah. Mengingat sepak terjang militer Pakistan di dunia yang tidak bisa di anggap remeh.

Oleh. Maya
(Kontributor NarasiLiterasi.Id)

NarasiLiterasi.Id-Hubungan negara India dan Pakistan kembali memanas. Jika dihitung dari awal kemerdekaan Pakistan tahun 1947 dari Inggris, kurang lebih terjadi tiga kali perang yang disebabkan sengketa di wilayah Kashmir. Pada puncak Perang Dingin antara dua negara tersebut masing-masing negara memiliki pendukung yang kuat. India banyak mendapat dukungan dari Uni Soviet, sementara Pakistan mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Cina. Hari ini Perang Pakistan vs India jadi ajang uji coba alutsista Cina, yang mana kelompok bersenjata menembaki wisatawan di destinasi wisata populer di daerah pegunungan Pahalgam di Kashmir yang dikelola India pada 22 April lalu. Korban tewas sedikitnya 25 warga negara India dan satu warga negara Nepal dalam pembantaian itu. Peristiwa ini merupakan rangkaian panjang dari sengketa antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir yang hingga saat ini tidak ada penyelesaiannya.

Jika dilihat dari kekuatan militer negara Pakistan, militer Pakistan merupakan salah satu militer kaum muslimin yang paling kuat, baik dari sisi tentara maupun senjatanya. Militer Pakistan sangat bisa melakukan pembelaan kepada Palestina yang terjajah, mengingat sepak terjang militer Pakistan di dunia yang tidak bisa di anggap remeh.

Namun, miris. Pakistan justru melakukan perang lagi dengan India. Lagi-lagi dengan isu yang sama, yaitu sengketa wilayah Kashmir. Jika sedikit saja ada kepedulian melihat penderitaan saudara muslim di Palestina, seharusnya kekuatan militer Pakistan tidak terjebak pada situasi yang sama di saat saudara muslim di Palestina sedang dijajah. Begitu mudah Pakistan mengangkat senjata hanya untuk kepentingan nasionalismenya hingga memicu konflik berkepanjangan. Namun, abai dan terkesan tak peduli untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin.

Baca juga: Pandangan Islam atas Konflik Pakistan vs India

Nasionalisme Menyekat Kesatuan

Hal ini terjadi karena paham nasionalisme yang membuat negeri muslim tersekat-sekat dalam bingkai negara. Sejak runtuhnya sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah tahun 1924. Kondisi ini mengingatkan kita pada sabda Nabi saw. tentang kaum muslim, “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya. Maka seseorang bertanya, ‘Apakah karena sedikitnya jumlah kita?’ Bahkan kalian banyak, tetapi kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menimpakan dalam hati kalian penyakit al-wahn. Seseorang bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah al-wahn itu?’ Nabi saw. bersabda, ‘Cinta dunia dan takut akan kematian.'” (HR. Abu Dawud No. 4297).

Puncaknya, pemimpin-pemimpin kaum muslimin menganggap ikatan nasionalismelah yang lebih penting dari pada ikatan akidah Islam. Bukankah di dalam Al-Qur'an yang merupakan pedoman hidup umat Islam, Allah Swt. Berfirman, "Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.” (TQS. At- Taubah: 14)

Allah akan Menghancurkan Musuh-musuh Islam

Allahlah yang akan menghancurkan musuh-musuh Islam dengan perantara tangan-tangan umat Islam yang peduli akan penderitaan saudara di Palestina. Dengan berpangku tangan dan mengabaikan tangisan pilu muslim Palestina, sejatinya umat Islam telah nyata berada dalam cengkeraman pembenci Islam. Negeri muslim yang dekat dengan Palestina dan memiliki kekuatan militer hendaknya tidak mengabaikan seruan ini. Karena di dalam Al-Qur'an Allah Swt. berfirman di surah Al-Baqarah ayat 191 Allah berfirman: "Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Makkah); dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir." (TQS. Al-Baqarah: 191)

Ayat ini memaparkan tentang perintah untuk melawan dan membela diri dari orang-orang kafir yang telah mengusir Nabi Muhammad saw. dan para pengikutnya dari Makkah, serta memberikan peringatan tentang konsekuensi dari tindakan tersebut. Sama halnya tragedi yang dialami Palestina hingga saat ini. Berdasarkan ayat-ayat tersebut seharusnya militer Pakistan lebih sigap mengangkat senjata untuk menolong saudara muslim di Palestina. Sudah lebih dari 50.000 korban jiwa menjadi tumbal kebengisan kafir penjajah. Kondisi ini sangat jauh berbeda dari gambaran Nabi Muhammad saw. bahwa sejatinya umat Islam adalah satu tubuh.
"Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuhnya ikut merasakan tidak bisa tidur dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Muslim No. 4685)

Persatuan Umat Islam

Persatuan umat Islam akan terwujud dalam sebuah negara yang menerapkan syariat Islam, yaitu Khilafah. Khilafah adalah junnah bagi kaum muslim, tempat mereka berlindung dan mendapatkan keamanan. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, yang (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’Azza wa Jalla dan berlaku adil, ia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya. Dan jika ia memerintahkan selain itu, ia akan mendapatkan siksa.” (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad).

Khalifah merupakan kepemimpinan umat Islam yang akan menjaga umat Islam dari kezaliman, penindasan, penjajahan, dan keterpurukan. Ketidakadanya Khilafah, menjadikan umat Islam bagai buih dalam lautan, jumlah mereka banyak tapi tak memiliki kekuatan. Derita saudara muslim di Palestina merupakan contoh ketidakberdayaan negeri-negeri muslim untuk membela.

Penutup

Akar dan solusi masalah dari peristiwa di Kahsmir tidak lain adalah persatuan negeri-negeri Islam. Untuk itu, mereka harus mengangkat pemimpin yang akan menyatukan seluruh kaum muslimin di dunia dalam satu kepemimpinan, yang akan menjaga kehormatan dan kemuliaan Islam dan kaum muslimin di seluruh dunia dalam sistem Islam yaitu Khilafah.

Ini waktu yang tepat untuk membangkitkan umat dengan ikut memperjuangkan tegaknya Khilafah sebagai perisai hakiki. Sudah saatnya Islam kembali memimpin peradaban. Dengan begitu, gelar sebagai umat terbaik di muka bumi akan terwujud. Insyaallah. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Maya Kontributor NarasiLiterasi
Previous
Pandangan Islam atas Konflik Pakistan vs India
Next
Islam Menjadi Jaminan Keamanan dari Premanisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Haifa
Haifa
5 months ago

Barakallah Mbak Maya

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram