
Kita Kita melihat bahwa begitu arogannya AS dan Israel ini terhadap Palestina. Genosida itu nyata adanya, tetapi dunia seolah bungkam. bahwa begitu arogannya AS dan Israel ini terhadap Palestina. Genosida itu nyata adanya, tetapi dunia seolah bungkam.
Oleh. Mulyaningsih
(Kontributor NarasiLiterasi.Id)
NarasiLiterasi.Id-Masih dan terus saja terjadi. Palestina, negeri yang penuh dengan sejarah kaum Muslim masih saja belum merasakan kedamaian nyata. Penjajah masih saja bertengger kokoh di sana. Tak ayal, korban pun makin banyak berjatuhan. Mulai dari anak, remaja, orang tua, bahkan lansia telah menjadi korban kebengisan Yahudi. Tak luput dari serangan juga, ternyata para jurnalis telah menjadi korban nyata.
Dikutip dari salah satu laman nasional meyebutkan bahwa terjadi serangkaian serangan brutal pasukan Zionis ke Gaza. Salah satu korbannya adalah seorang jurnalis yang pernah viral menulis terkait dengan pesan kondisi di sana. Fatima dan kerabatnya (7 orang) ternyata telah tewas dalam serangan tersebut. (cnnindonesia.com, 19-04-2025)
Kelaparan di Gaza
Rangkaian serangan yang dilakukan Zionis tersebut menambah korban jiwa yang tewas. Tak hanya itu, kelaparan juga telah melanda Gaza. Bahkan mereka memakan apa yang ada, termasuk daging kura-kura. Sampai saat ini, yang bertahan di sana berharap hanya dengan bantuan kemanusiaan dari negara lain. Namun, faktanya bantuan tersebut sangat sulit menembus dinding perbatasan. Tentunya Zionis tak akan pernah membiarkan bala bantuan datang untuk penduduk Gaza.
Baca juga: Gaza Merindukan Kehadiranmu!
Dapat dibayangkan betapa sulitnya mereka hidup. Hidup bergantung dengan bantuan, perlindungan seadanya, bahkan mereka harus pindah dari kamp satu ke yang lainnya. Tentunya dengan kondisi yang begitu minim sekali, air bersih sulit didapati, rumah dan bangunan nyaris tak ada yang berdiri akibat pengeboman yang dilakukan Zionis. Bahkan serangan yang dilakukan kian masif setelah mendapat dukungan dari sang ibu, yaitu AS.
Relokasi Warga
Amerika sendiri mempunyai tujuan tertentu di Gaza. Presidennya pun telah menyampaikan dengan tegas bahwa mereka akan membangun kembali Gaza dengan tujuan wisata. Sehingga wilayah tersebut harus bersih dari segalanya, termasuk manusia. Oleh karenanya, para penduduk yang masih ada harus pindah atau relokasi ke wilayah lain.
Dengan sombongnya Presiden AS ini menyatakan akan membangun kembali Gaza untuk dijadikan kota wisata. Hingga dia minta penduduk Gaza untuk direlokasi ke negara tetangga atau wilayah lainnya.
Kita melihat bahwa begitu arogannya AS dan Israel ini terhadap Palestina. Genosida itu nyata adanya, tetapi dunia seolah bungkam. Bahkan organisasi internasional saja tak ada nyali besar untuk menghentikannya. Ya, wajar saja karena di balik PBB itu ada tangan AS. Wajarlah jika serangan demi serangan tetap saja berlangsung bahkan lebih masif lagi.
Palestina Sendiri
Inna lillahi, sungguh ini merupakan bukti bahwa sistem sekarang ini hanya memihak pada negara atau masyarakat yang mempunyai kuasa dan kaya. Itulah adanya, ketika punya segalanya maka akan berbuat arogan dan sekehendak sendiri yang penting keinginannya terlaksana. Sedih dan miris memang melihat kondisi saudara kita di Palestina sana. Hati ini terasa tergores sembilu yang begitu tajam, sulit untuk diungkapkan.
Walaupun kita mengetahui banjir aksi serta demo dilakukan oleh berbagai lembaga. Para aktivis penggiat HAM, orang biasa, dan seniman di berbagai negara telah melakukan aksi prosesnya itu. Namun, yang terjadi sama saja tak ada perubahan.
Bahkan ada fatwa ulama internasional yang menyatakan bahwa kita harus berjihad dalam menghadapi Zionis tadi. Namun, tak jua terealisasi, pasalnya kaum muslim bingung siapa yang mengomandoi itu semua. Jika tidak ada komando penuh maka tetap saja jihad tak bisa berlangsung. Apalagi kita sulit untuk mengakses ke wilayah Palestina sana.
Pemimpin kaum muslim pun hanya diam membisu, paling bisa mengecam dan melaknat tindakan Zionis Yahudi. Hal itu karena kita semua terdekat oleh negara bangsa atau nasionalisme. Racun tersebut begitu mematikan dan membuat kaum muslim tercerai berai. Tak mampu melakukan tindakan berarti demi saudaranya nun jauh di sana. Bahkan negara tetangga Palestina saja hanya diam membisu tanpa bisa melakukan tindakan riil yang mampu membantu saudaranya. Padahal kaum muslim itu saudara, jika satu sakit maka yang lainnya akan merasakan jua.
Khilafah untuk Kemerdekaan Palestina
Kita ingat bahwa nasionalisme juga telah berhasil meruntuhkan institusi Islam yang telah mampu menguasai dunia hampir 1300 tahun lamanya. Di bawah Islam, dunia begitu damai dan masyarakat mendapati sejahtera. Namun ketika Daulah Islam (Khilafah) runtuh dunia benar-benar terombang-ambing tanpa tahu tujuan dengan jelas. Bahkan kerusakan telah tampak di darat dan laut karena Islam tidak mengatur kehidupan manusia.
Rasulullah saw. bersabda bahwa umat Islam adalah satu tubuh. Artinya kaum muslim wajib untuk menolong saudaranya. Hal ini bisa dilakukan manakala kita membuang jauh sistem yang telah ditetapkan sekarang. Buang jauh kapitalisme sekuler yang telah mengakar kuat dalam benak kaum muslim. Harus kita ganti dengan pemahaman bahwa kita adalah satu tubuh yang harus dipimpin oleh seorang pemimpin (khalifah). Dan dalam satu institusi yang mampu menerapkan hukum syarak secara sempurna. Ialah Daulah Islam (Khilafah) yang akan menerapkan Islam dalam kehidupan manusia termasuk akan melindungi seluruh kaum muslim dan nonmuslim yang berada di bawah komandonya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.
"…kemudian akan kembali lagi Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, kemudian beliau diam." (HR. Ahmad)
Khilafah akan menjaga kaum muslim dari serangan negara lain. Termasuk juga akan mengeluarkan perintah jihad untuk mengusir penjajah dari wilayah Khilafah. Komando itu akan disampaikan oleh Khalifah sebagai pemimpin kaum muslim. Alhasil, masalah Palestina akan berakhir jika Islam dan Khilafah telah ditetapkan dalam kehidupan manusia. Wallahualam bissawab. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

[…] Baca: Palestina Butuh Kekuatan Global (Khilafah) […]
[…] Baca juga: Palestina, Butuh Kekuatan Global (Khilafah) […]