
Genosida yang dilakukan Zionis Israel dengan arogansinya yang membabi-buta terus menekan Gaza.
Oleh. Maya
(Kontributor NarasiLiterasi.Id & Aktivis Dakwah)
NarasiLiterasi.Id-Pengecut dan lemah, itulah label yang pas tersemat bagi Zionis. Kelaparan mereka jadikan sebagai alat genosida. Genosida dilakukan Zionis terus-menerus dengan tidak manusiawi. Lebih dari dua bulan yang lalu, tepatnya 2 Maret 2025 pasokan makanan, air, dan obat-obatan diblokade Israel masuk ke Gaza. Mereka dengan sengaja membuat kaum muslim di Gaza dalam keadaan kelaparan berkepanjangan. Keji, Zionis Israel dengan arogansinya yang membabi-buta terus menekan Gaza. Tak hanya genosida lewat kelaparan, mereka juga menggempur Gaza dengan bom-bom yang terus diledakkan. Tidak hanya orang dewasa, balita, anak-anak, hingga lansia turut menjadi korban kekejaman Zionis penjajah.
Tak Peduli Genosida
Miris, dengan kondisi Gaza saat ini yang sangat memprihatinkan. Penguasa negeri-negeri muslim belum juga tergerak hatinya untuk membela dan menolong Gaza. Pembelaan yang dibutuhkan secara nyata oleh Gaza, selayaknya saudara. Seorang muslim tidak akan berpangku tangan dan diam saat saudaranya menderita dan terzalimi. Itulah seharusnya saudara seiman yang telah Nabi Muhammad saw. contohkan. Pasukan dikirim tidak hanya mengobati yang luka-luka saja, tapi tujuan utamanya untuk mengusir Zionis penjajah sampai ke akar-akarnya.
Namun, silih bergantinya berita hingga seluruh penjuru dunia bergema mendesak untuk angkat senjata, nyatanya nihil. Tidak ada satu negara pun membela. Butuh waktu dan pengorbanan sebesar apalagi agar penguasa negeri-negeri muslim sadar dari tidur panjangnya? Sadar jika saudaranya di Gaza butuh bantuan. Palestina sudah hancur luluh lantak dengan dentuman bom yang tidak henti-hentinya diluncurkan Zionis Israel. Namun, tak sedikit pun para pemimpin negeri muslim tergerak membantu Gaza, mereka hanya mengecam dalam ucapan, tapi diam dalam tindakan.
Ingatlah bahwa tempat sejarah yang tidak boleh umat Islam lupakan adalah Palestina. Di tanah Palestinalah tanah air kaum muslim berada. Sejak dibebaskan tahun 637 M oleh Khalifah Umar bin Khaththab tanah Palestina menjadi milik umat Islam. Tanah Palestina adalah tanggung jawab umat dan wajib bagi umat Islam untuk mempertahankannya. Khususnya para pemimpin negeri Islam, mereka tidak boleh hanya diam berpangku tangan.
Baca juga: kelaparan di Gaza
Akar Masalah
Hal ini tidak luput dari sistem pemerintah yang diemban setiap negeri muslim, yaitu sistem sekuler kapitalisme. Sistem ini yang membuat umat Islam jauh dari nilai-nilai keislaman. Ajaran Islam dijadikan hanya sekadar teori tanpa penerapan dalam kehidupan. Hingga tidak disadari oleh umat Islam sudah 100 tahun lamanya aturan Islam secara sempurna ditinggalkan. Umat malah bergantung pada sistem sekuler kapitalisme dengan konsepnya memisahkan agama dari kehidupan. Umat Islam disibukkan dengan rutinitas sehari-hari mengais rezeki yang mungkin cukup untuk hari ini saja. Jangankan memikirkan soal Islam, hidup mereka saja dibuat sempit oleh penguasa. Hal ini sangat berdampak pada pola pikir umat Islam yang semakin menurun seiring berjalannya waktu.
Umat Islam yang awalnya muyul (cenderung) kepada Islam, tergerus oleh keadaan. Perlahan tanpa disadari, muyul umat Islam beralih kepada sistem sekuler kapitalisme. Kondisi ini diperparah dengan nasib mengenaskan umat Islam yang menjadi minoritas di suatu negeri.
Diskriminasi, penyiksaan, pemerkosaan, penipuan dan lain-lain menjadi pemberitaan sehari-hari di media sosial. Contoh riil di Gaza hingga detik ini belum terbebas dari Zionis Israel.
Keadaan ini tidak akan mungkin terjadi jika umat Islam memiliki perisai, yakni negara Khilafah. Negara yang menerapkan seluruh aturan Islam tanpa terkecuali. Tegaknya Khilafah Islamiah akan mewujudkan persatuan antarnegeri muslim. Negara ini yang akan menjalankan perannya sebagai raa’in dan junnah untuk melindungi warganya, khususnya umat Islam dari Zionis penjajah. Sebagaimana yang dilakukan oleh Khalifah Mu'tasim Billah. Khalifah Bani Abbasiyah pertama yang meminta bantuan kepada bangsa Turki dari para penjajah. Sayangnya hingga saat ini negara Khilafah belum ada, dan saudara kita di Gaza tidak ada yang membela.
Mengembalikan Muyul Umat Islam
Umat butuh solusi dari problematika yang kusut ini. Sebagai umat Islam, sudah seharusnya merujuk pada pedoman hidup kita yaitu Al-Qur'an. Allah Swt. berfirman:
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (TQS. Ali Imron: 104)
Ayat ini menegaskan agar ada sekelompok orang yang memperjuangkan kembalinya Islam sebagai aturan. Islam tidak hanya sebuah agama, tetapi Islam adalah seperangkat aturan yang digunakan untuk mengatur sebuah negara. Sebagaimana Nabi Muhammad saw. contohkan penerapan syariat Islam di Madinah hingga berakhirnya Turki Utsmani tahun 1924 M oleh Mustafa Kamal Attaturk.
Perjuangan ini tidak mudah, tetapi sudah diawali oleh sebuah partai Islam ideologis yang tsiqqoh memperjuangkannya. Umat harus terus dibangun kesadarannya dengan dakwah pemikiran. Sampai perjuangan ini berada pada titik di mana umat Islam muyul akan sistem Islam. Dan siap berjuang bersama partai ini. Oleh karena itu, hanya partai inilah yang konsisten terus memperjuangkan tegaknya aturan Allah secara sempurna dalam wadah Khilafah Islamiah. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
