Walaupun ada teriakan, permohonan, dan seruan minta tolong dari warga Gaza, respons yang diberikan para penguasa muslim tersebut menunjukkan pengkhianatan terhadap rakyat Palestina.
Oleh. Kembang Wangi
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Setahun sudah Zionis Yahudi menyiksa Palestina terutama semenjak operasi Topan Al-Aqsha yang dilancarkan 7 Oktober tahun lalu. Hal demikian menyebabkan masyarakat Gaza mengalami penindasan, cobaan yang berat, hidup dengan berbagai rasa sakit serta penderitaan. Semua diakibatkan serangan militer oleh entitas Yahudi.
Hingga tulisan ini disusun penyerangan terhadap Palestina masih berlangsung. Upaya mereka melakukan genosida terhadap warga Gaza dilancarkan secara keji dan biadab. Seluruh dunia menyaksikan hal ini dan tiada yang bisa menghentikannya. Meski ada beberapa upaya perlawanan yang dilakukan, faktanya masih belum bisa menghentikan serangan tersebut.
Gaza Hampir Hancur Lebur
Penghancuran Zionis Yahudi terhadap Palestina dilakukan secara sengaja dan terencana. Dalam upayanya melakukan penghancuran Zionis Yahudi sudah menjatuhkan bom sebanyak kurang lebih 70 ribu ton (antaranews.com, 4-6-2024). Dampaknya mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang mencapai Rp5,4 triliun. Tercatat 814 masjid, 3 gereja, dan 19 pemakaman menjadi target mereka. Sebanyak 11 fasilitas administrasi dan pendidikan juga diluluhlantakkan oleh tangan mereka (jakarta islamic centre, 8-10-2024). Situs bersejarah berupa gereja yang berusia ratusan tahun pun tidak luput dari serangan mereka, contohnya Gereja Bizantium Jabalia (cnbcindonesia.com, 30-1-2024).
Tak terhitung korban yang meninggal karena pembunuhan. Masalah pengungsi dan kelaparan akhirnya menjadi problem berat yang kini dijalani warga Gaza. Berdasarkan data yang ada, dalam kurun waktu satu tahun terakhir korban sudah berjumlah 41.820 terbunuh sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak dan 96.810 terluka (jakarta islamic centre, 8-10-2024). Pengungsi juga menghadapi masalah kekurangan dalam bahan pangan, ketersediaan air, serta obat.
Korban perang bukan dari kalangan muslim saja, bahkan penduduk kristiani juga banyak yang menjadi korban. Para petinggi agama kristiani di sana sampai mengkhawatirkan keberadaan mereka serta keberlangsungan hidup penganutnya.
Hikmah di Balik Tragedi Gaza
Bercermin dari kekejaman Zionis Yahudi di Gaza maka kita dapat melihat hikmah atau pelajaran yang bisa diperoleh, yaitu:
Pertama, kebenaran firman Allah Swt. dalam surah Al-Anfal ayat 73 mengenai sifat kaum kafir dalam memusuhi kaum muslim. Allah menegaskan bahwa orang kafir itu menjadi penolong bagi sebagian yang lain hingga kaum muslim diwajibkan untuk saling melindungi. Karena jika tidak dilakukan, maka bumi akan menjadi kacau dan rusak.
Seperti yang kita ketahui bahwa Zionis Yahudi adalah pemeran utama dalam tragedi serangan terhadap Palestina. Sementara empat negara adidaya yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman adalah pemeran pendukung yang memasok dana dan kekuatan militer bagi Zionis Yahudi dalam melancarkan aksinya. Terbukti September lalu Amerika Serikat mengirimkan bantuan militer yang setara Rp131,6 triliun kepada Zionis Yahudi setelah penyerangan terhadap Lebanon.
Kedua, Zionis Yahudi adalah pecundang sejati dan kekalahan mereka makin jelas terlihat. Islam memiliki perangkat aturan yang berasal dari Allah Swt. termasuk dalam berperang. Salah satunya adalah tidak melakukan serangan kepada kaum yang lemah yaitu pihak sipil, perempuan, anak-anak, lansia, dan kaum disabilitas. Berbeda dengan kaum muslim maka Zionis Yahudi sebaliknya, mereka melakukan penyerangan justru terhadap kaum lemah tersebut.
Hal itu membuktikan betapa pecundangnya Zionis Yahudi. Mereka tidak berkutik ketika menghadapi pejuang muslim karena khawatir akan kalah dan porak-poranda oleh serangan balasan dari pejuang muslim. Dengan adanya perang yang masih berkecamuk ini telah menimbulkan dampak yang cukup signifikan di tubuh Zionis Yahudi sendiri. Mereka sadar bahwa perekonomian mereka telah berada di titik terendah. Biaya perang yang tidak sedikit serta pemboikotan terhadap produk Zionis Yahudi merupakan beberapa faktor yang menjadikan ekonomi Zionis Yahudi berada di titik nadir. Pada akhirnya mereka mengalami kejatuhan di bidang ekonomi dan militer.
Ketiga, ketegaran muslim Gaza membuka mata dunia. Mengapa hal ini terjadi? Dunia saat ini terpesona oleh ketegaran muslim Palestina khususnya Gaza. Terlepas dari tragedi dan kesedihan karena perang yang dialami oleh saudara kita di sana, masyarakat dunia terperangah melihat betapa iman mereka demikian kuat ketika menghadapi perang ini. Kesabaran yang tiada batas, ketegaran yang tiada henti, serta berprasangka baik terhadap Allah Swt. tetap ditunjukkan. Sekalipun mereka dibombardir dengan serangan yang brutal, mereka masih menjalankan ibadahnya. Keimanan mereka tidak pernah luntur. Hal ini merefleksikan perjuangan umat oleh rakyat Palestina serta kelompok mujahid yang setia, sabar, dan tetap teguh berdiri kokoh melawan Zionis Yahudi.
Keempat, terkuaknya sifat asli pemimpin muslim saat ini. Berdasarkan sejarah yang ada, kita sepertinya sudah memahami atau setidaknya mengetahui bagaimana perlakuan pemimpin muslim di masa lalu terutama di era Khalifah Umar bin Khattab ra. Tindakannya yang sangat masyhur adalah ketika beliau mengkhawatirkan jalanan yang berlubang. Beliau khawatir jika keledai yang melewati jalan tersebut akan terperosok.
Baca juga: Gaza Merindukan Kehadiranmu
Apa Kabar Penguasa Muslim Dunia?
Bila kita lihat saat ini, sikap penguasa muslim akan genosida Gaza sangat berbanding terbalik dengan yang dilakukan Khalifah Umar ra. Para pemimpin muslim saat ini tidak bisa menunjukkan cakarnya atau taringnya ketika berhadapan dengan Zionis Yahudi sebagai penjahat perang. Mereka tidak berkutik terhadap apa yang dilakukan Zionis Yahudi. Walaupun ada teriakan, permohonan, dan seruan minta tolong dari warga Gaza, respons atau tanggapan yang diberikan para penguasa muslim tersebut menunjukkan pengkhianatan terhadap rakyat Palestina. Mereka seakan akan tuli, bisu bahkan buta terhadap kejahatan perang dan genosida yang dilakukan Zionis Yahudi.
Parahnya mereka emoh untuk membantu Palestina secara riil. Secara tidak langsung hal ini memperlihatkan bahwa pemimpin muslim tersebut tidak berniat untuk membela darah dan kehormatan umat. Yang mereka lalukan hanya mengecam tanpa tindakan yang nyata serta menyarankan doa untuk Palestina saja.
Perang juga telah membuka tabir yang selama ini tersembunyi yaitu menyingkapkan kebenaran dari para penipu. Realitas yang sesungguhnya kita bisa melihat pihak yang membela Palestina dengan tulus atau pihak yang mengekor Zionis Yahudi. Alhasil, wajah pemimpin Islam yang sesungguhnya tampak terlihat saat ini. Mereka lupa dengan pernyataan Rasulullah saw. yang terkandung dalam hadis yang diriwayatkan dari Muslim bahwa sesama muslim adalah saudara dan tidak boleh saling menzalimi termasuk mendiamkan ketika ada yang dizalimi.
Islam Mempunyai Solusi yang Tepat Sasaran
Islam adalah agama sempurna yang memiliki aturan komprehensif dan patut diterapkan dalam kehidupan bernegara agar Islam rahmatan lil alamin tercipta total. Konflik Gaza bagaikan benang kusut yang tiada ujungnya. Lembaga internasional baik Islam maupun non-Islam tidak mampu menyelesaikannya. Akhirnya muncul pertanyaan pelik seperti kapan konflik ini selesai? Kapan Palestina mampu merdeka dari cengkeraman Zionis Yahudi? Pertanyaan-pertanyaan ini akan selalu bercokol dalam benak kita selama jalan yang ditempuh bukan jalan yang Islam tetapkan.
Perundingan, diplomasi, bahkan perdamaian tidak menjamin masalah Palestina selesai. Adanya peran media Barat pro Zionis dalam mengalihkan umat dengan membiaskan masalah Palestina sebagai persoalan etnis atau nasional semata telah memudarkan umat akan pentingnya membela Palestina. Umat dialihkan pemikirannya agar tidak mengambil jalan yang sahih dalam menyelesaikannya.
Allah Swt. menegaskan kepada kita selaku hamba-Nya untuk berperang atau berjihad dan mengusir penjajah ketika tanah yang dimiliki muslim diduduki kaum kafir. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 191. Kita juga diharamkan untuk berdamai dan menerima keberadaan penjajah di tanah kaum muslim seperti Zionis Yahudi lakukan.
Selain jihad, jalan yang seharusnya ditempuh umat adalah memiliki junnah atau pelindung umat yang akan dilakukan oleh institusi Khilafah Islamiah. Bukankah Rasulullah saw. sudah memberitahu kita umatnya bahwa pelindung umat adalah imam (khalifah) seperti yang beliau sampaikan dalam hadis yang diriwayatkan dari Al-Bukhari dan Muslim. Di mana kelak Khilafah akan mengirimkan pasukan ke Palestina untuk mengusir Zionis Yahudi dan memberi hukuman juga. Karena hal ini pernah dilakukan Rasulullah saw. sebagai kepala negara Daulah Islamiah. Kala itu beliau mengusir Yahudi dari Madinah dan menghukum mereka karena pengkhianatan kepada beliau dan kaum muslim.
Penutup
Kesadaran akan pentingnya kehadiran Khilafah Islamiah di tengah umat adalah pekerjaan rumah yang sangat penting saat ini. Membangkitkan pemikiran umat adalah tugas kita semua. Tentunya dengan jalan yang sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw. Sekarang adalah waktu yang tepat melaksanakan perjuangan untuk mengusir Zionis Yahudi dan menolong saudara kita di Gaza.
Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Palestina butuh junnah... Khilafah-lah satu-satunya junnah