Mengenal Diri Setelah Mengelola Rasa Takut dan Cemas

Mengenal Diri Setelah Mengelola Rasa Takut dan Cemas

Dari rasa takut dan cemas itu, kenali diri. Gali versi terbaik dari dirimu dan kamu akan menemukan betapa berharganya dirimu. Allah Maha Baik, Dia begitu menyayangimu dengan cara-Nya.

Oleh. Wiwik Hayaali
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id- Hai, Hiks. Pernahkah kalian merasakan takut dan cemas berlebihan saat bertemu dengan orang lain? Atau melihat orang dari jauh saja kalian sudah cemas tingkat tinggi hingga terkesan pasif, tidak berani melakukan apa pun kecuali hanya diam sambil menunggu orang yang ada di sekitarmu menjauh. Terlebih lagi, kamu rela terkurung dalam satu ruangan sendirian dan tidak makan seharian demi tidak bertemu dengan orang lain. Pada kondisi tertentu, terkadang keringat dingin pun keluar, detak jantung pun makin cepat, terkadang saat tubuh pun ikut gemetar. Kalau kalian pernah merasakannya, berarti kita sama karena saya pun pernah mengalaminya. Peluk jauh untuk kalian. Sungguh, terpenjara dalam rasa seperti itu sangat menyiksa diri dan rasanya sangat tidak nyaman karena selalu dibayang-bayangi ketakutan dan kecemasan.

Tidak Mau Terus Terpenjara dalam Rasa Takut dan Cemas

Tidak hanya sehari dua hari saya merasakan ketakutan dan kecemasan berlebihan ketika bertemu orang lain. Rasa tidak nyaman itu berlangsung selama bertahun-tahun tanpa bercerita ke siapapun. Orang-orang mengira saya sebagai sosok yang pendiam, tidak mau bergaul dan sombong, tetapi mereka tidak pernah tahu tentang apa yang saya rasakan. Saya sadar, apa yang saya rasakan ini tidaklah wajar. Saya tidak mau terpenjara terus dalam rasa takut dan cemas. Dalam lubuk hati yang terdalam ada setitik keinginan untuk berubah. Saya ingin seperti mereka yang bisa bersikap normal ketika berinteraksi dengan orang lain. Saya ingin merasakan kebahagian dan kenyamanan dalam setiap tindakan yang saya lakukan. Saya tidak ingin terkurung lagi dan bisa menikmati makanan dengan bahagia. Faktanya, semua itu bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan. Kata berubah mudah sekali diucapkan, tetapi sulit ketika direalisasikan dalam tindakan. Rasa takut dan cemas bertemu orang lain itu masih menancap kuat meski saya secara sadar punya keinginan untuk berubah.

Allah Maha Baik Menunjukkan Cara Mengelola Rasa Takut dan Cemas

Sob, tahukah kamu? Dalam ketakutan dan kecemasan, saya sering berdialog pada diri sendiri. Pertanyaan-pertanyaan, “Kenapa saya seperti ini? Apa yang harus saya lakukan? Apakah saya akan terus seperti ini? Saya tidak suka dengan diri saya yang seperti ini, apakah saya bisa berubah? Bisakah saya seperti mereka yang bersikap normal?” begitu berisik di dalam kepala. Dalam setiap sujud, saya selalu mengutarakan keingininan saya untuk berubah, saya curahkan segala rasa yang menyesakkan kepada Yang Maha Mendengar, saya tumpahkan tangis hanya kepada-Nya.

Sob, dalam setiap permasalahan, Allah juga memberikan jalan keluar dengan cara-Nya. Ya, Allah Maha Baik. Pelan tetapi pasti, saya bisa merasakan kasih sayang Allah yang berlimpah. Ketika kecemasan dan ketakutan itu datang, saya mengatur pernapasan dan membaca istigfar sebanyak mungkin hingga rasa tidak nyaman itu berkurang. Saya melakukan aktivitas-aktivitas yang saya suka dengan perasaan tenang. Di lingkungan sekolah, seolah-olah saya dipaksa untuk terjun ke dalam interaksi sosial karena saat itu sekolah mewajibkan muridnya mengikuti minimal satu kegiatan organisasi. Yang awalnya terpaksa, saya mulai terbiasa meski rasa cemas dan takut itu masih ada. Dalam organisasi tersebut berkali-kali saya terlibat dalam kepanitiaan, lagi-lagi saya dipaksa untuk berinteraksi dengan banyak orang. Bagi orang lain mungkin itu hal yang kecil, tetapi bagi saya itu adalah hal yang besar dan menjadi titik balik perubahan dalam diri saya.

Menemukan Jawaban

Sob, seiring berjalannya waktu, saya makin sadar, dahulu yang saya merasa dipaksa untuk terjun dalam organisasi adalah salah satu cara Allah mengabulkan doa-doa saya. Kesukaan saya dengan anak-anak dan bahagia bermain dengan mereka juga salah satu cara Allah mengabulkan doa saya. Dari kesukaan saya terhadap anak, setelah lulus SMA saya dituntun Allah hingga bisa melanjutkan pendidikan jurusan keguruan. Saya makin bertemu dengan banyak orang dengan beragam karakter. Empat tahun kemudian saya mengajar di salah satu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, di sini pun setiap hari saya dipaksa berinteraksi dengan teman sejawat dan orang tua murid. Paksaan yang makin lama makin terbiasa dan meyenangkan.

https://narasiliterasi.id/motivasi/11/2023/lepaskanlah/

Sob, tahukah kamu? Cara Allah menunjukkan kasih sayang pada makhluknya sangatlah unik.  Kadang Allah menunjukkan kasih sayang-Nya dengan cara yang manusia sukai, kadang juga dengan cara yang manusia benci. Seseorang bisa merubah dirinya menjadi lebih baik jika dia punya keinginan untuk berubah dan berusaha mewujudkannya.

Sesuai dengan janji Allah dalam Al-Qur'an surah Ar-Rad ayat 11 yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Allah juga menciptakan manusia dengan bentuk terbaik-baiknya yang tertuang dalam Al-Qur'an surah At-Tin ayat 4 yang artinya: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik-baiknya."

Manusia adalah sebaik-baiknya makhluk yang Allah ciptakan. Ini adalah salah satu hal yang harus kita syukuri dengan cara melakukan hal baik sebanyak-banyaknya. Lalu apakah rasa takut dan cemas itu masih ada? Tentu saja masih ada. Akan tetapi, saya tahu kapan mereka datang dan cara mengelolanya agar menjadi emosi yang tidak merugikan karena cemas dan takut adalah contoh dua emosi dari banyaknya emosi yang Allah karuniakan pada manusia agar kita makin dekat dengan-Nya.

Wallahualam bishawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Wiwik Hayaali Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Menikmati Kekhusyukan Salat
Next
Guru Swasta Tidak Bisa daftar PPPK, Pemerintah Pilih Kasih?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Mengenal Diri Setelah Mengelola Rasa Takut dan Cemas […]

trackback

[…] Baca: Mengenal Diri Seetelah Mengelola Raasa Takut dan Cemas […]

trackback

[…] Baca: Mengenal Diri Setelah Mengelola Rasa Takut dan Cemas […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram