Sudah menjadi rahasia umum bahwa pornografi dapat menimbulkan kecanduan. Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi mengakibatkan kerusakan otak yang serius, bahkan lebih parah.
Oleh. Sri Haryati
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Akibat pornografi, kejahatan anak kian merebak. Fenomena yang terjadi sungguh miris, yakni maraknya pemerkosaan, seks bebas, hingga pembunuhan yang melibatkan anak. Bagaimana nasib masa depan negera ini jika moral generasinya kian bobrok?
Seperti yang dilansir dari cnnindonesia.com (06-09-2024), empat remaja di bawah umur telah memperkosa dan membunuh seorang siswi SMP berinisial AA di Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan. Jasad korban ditinggalkan di sebuah kuburan Cina pada Minggu (01-09-2024) sekitar pukul 13.00 WIB oleh keempat pelaku, yaitu IS (16), MZ (13), AS (12), dan NS (12).
Berdasarkan pemeriksaan, keempat pelaku mengaku melakukan pemerkosaan untuk menyalurkan hasrat setelah menonton video porno. IS merupakan kekasih AA dan ia memiliki sejumlah video porno di ponselnya. Ia mengaku telah menonton video porno tersebut sebelum memperkosa dan membunuh korban. IS terlebih dahulu berkumpul bersama tiga pelaku dan merencanakan pemerkosaan terhadap AA.
Dampak Buruk Pornografi bagi Generasi
Tak bisa dimungkiri, saat ini kita hidup di era digital yang serba mudah. Kecanggihan teknologi ini bagaikan belati bermata dua. Selain berdampak positif, teknologi juga memiliki dampak negatif. Konten-konten yang berfaedah tentu sangat bermanfaat bagi penggunanya. Namun, konten-konten nirfaedah tentu akan berakibat buruk, bahkan fatal bagi penggunanya. Salah satu konten yang buruk adalah yang bermuatan seks, yakni pornografi. Mudahnya mengakses pornografi berdampak buruk bagi anak-anak atau remaja yang belum cukup umur.
Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) pada 2021 menyebutkan bahwa 66,6% anak laki-laki dan 62,3% anak perempuan Indonesia menyaksikan pornografi melalui media online. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pornografi dapat menimbulkan kecanduan. Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi mengakibatkan kerusakan otak yang serius, bahkan lebih parah.
Dampak buruk kecanduan pornografi di antaranya dapat mengubah sikap dan persepsi tentang seksualitas. Wanita dan anak-anak dianggap sebagai objek seks yang dapat meningkatkan eksplorasi seks remaja sehingga terjadi perilaku seks bebas dan berisiko. Selain itu, pornografi juga menjadi pemicu kejahatan, pemerkosaan, dan pembunuhan, seperti yang terjadi di Palembang.
Potret Buram Generasi
Maraknya kenakalan remaja saat ini sangat memprihatinkan. Banyak remaja yang terjerat narkoba, miras, dan pornografi hingga berakibat fatal dan menimbulkan berbagai kasus kejahatan.
Banyaknya kasus tawuran yang melibatkan pelajar, bullying, pemerkosaan, dan pembunuhan menjadi potret buram generasi saat ini. Semua itu tidak lain karena lemahnya iman dan minimnya pemahaman agama dari benak mereka.
Lemahnya iman membuat mereka melakukan perbuatan keji dan asusila. Minimnya pemahaman agama karena pendidikan agama hanya didapat di sekolah dengan jumlah jam pelajaran yang sangat sedikit dibandingkan mata pelajaran lain.
Miris, di tengah-tengah kerusakan akhlak dan moral generasi, penguasa lebih mementingkan kursi jabatan dan dinasti kepemimpinan daripada menyelamatkan moral generasinya. Kurikulum pendidikan berganti seiring pergantian pemimpin, seolah pendidikan hanya bahan percobaan. Alhasil, output pendidikan makin terpuruk, moral generasi kian ambruk, pengangguran terus menumpuk, hingga kejahatan anak pun terus merebak.
Pentingnya Penanaman Akidah Islam
Pemahaman sekularisme beserta turunannya telah mendominasi pemikiran dan perilaku masyarakat saat ini. Ini harus menjadi alarm bagi setiap keluarga muslim agar tidak abai dan lengah terhadap berbagai hal yang diindra anak. Keluarga sebagai pilar pertama harus menanamkan pemahaman Islam berupa akidah dan syariat Islam kepada anak-anaknya sejak dini.
Kita tidak bisa hanya berharap kepada sekolah atau lingkungan sekitar untuk memahamkan akidah yang kukuh. Semestinya rumah menjadi tempat terbaik dalam membentuk dan menguatkan akidah anak-anak muslim. Dengan pemahaman akidah Islam yang kukuh, mereka mengerti bahwa dirinya wajib terikat dengan aturan-aturan Allah Swt. dalam menjalani kehidupannya di mana pun berada, baik sendiri ataupun saat bersama orang lain.
Mengapa pemahaman akidah Islam sangat penting bagi setiap muslim? Ini karena akidah merupakan asas berpikir dan standar perilaku seseorang ketika ia menghadapi berbagai persoalan hidup. Akidah Islam menjadi fondasi dan juga benteng bagi setiap muslim dalam menjalankan kehidupannya.
Baca : Maraknya Pornografi: Buah Sistem Sekuler yang Kebablasan
Pendidikan yang Membentuk Kepribadian Islam
Berbagai kasus kejahatan dan kerusakan moral generasi terjadi karena jauhnya pemahaman agama yang benar dari benak pelajar. Kerusakan moral terjadi karena minimnya pelajaran agama.
Sistem pendidikan saat ini tidak berlandaskan akidah Islam, melainkan sekularisme. Pendidikan sekuler tidak ditujukan untuk mencetak generasi bertakwa, tetapi untuk tujuan materialistis. Akibatnya, lahirlah generasi permisif, berperilaku bebas, dan serba boleh, bahkan mereka berani melakukan kejahatan.
Fakta-fakta dekadensi moral seperti pergaulan bebas, zina, aborsi, tawuran pelajar, narkoba, pemerkosaan, pembunuhan, dan bunuh diri, hingga banyak kasus lainnya. Ini menunjukkan bahwa mereka jauh dari pemahaman Islam yang benar.
Sekularisasi pendidikan dengan minimnya jam pelajaran agama justru memperparah kerusakan moral generasi. Jika ingin memperbaiki kondisi ini, pelajaran agama seharusnya ditambah waktunya. Dengan demikian, anak dapat melakukan internalisasi sehingga kebaikan Islam terwujud dalam perilaku mereka.
Oleh karena itu, sistem pendidikan harus berlandaskan akidah Islam. Begitu pun proses pendidikan harus dijalankan sesuai syariat-Nya. Tujuan dan kurikulum pendidikan Islam adalah membentuk kepribadian Islam (syakhshiyah Islam) sehingga melahirkan pelajar bertakwa, serta cerdas dalam urusan dunia.
Sistem Islam Melindungi Generasi dari Pornografi
Satu-satunya cara memperbaiki dekadensi moral generasi adalah kembali kepada sistem Islam. Islam adalah sistem yang berorientasi memberikan hak kepada generasi, me-riayah (mengurus) dan memperhatikan aspek mendasar pembentukan kepribadian generasi, yakni berkepribadian Islam.
Agar generasi terhindar dari kecanduan pornografi, negara akan membersihkan media massa dan media sosial dari konten pornografi. Negara akan menutup situs-situs porno dan memblokir media massa yang terbukti menampilkan konten pornografi.
Begitu pun sistem sanksi yang tegas dan adil akan diterapkan bagi pelaku kejahatan. Pelaku bisnis pornografi akan dihukum tegas hingga memberikan efek jera. Negara akan menelusuri keberadaan mereka dari jejak digital hingga transaksi keuangan sehingga bisa ditangkap dan dihukum.
Sedangkan bagi pelaku kejahatan yang sudah balig diposisikan sebagai mukalaf, yaitu pihak yang bisa dibebani hukum. Sebagaimana kasus di Palembang, bagi pelaku yang sudah balig akan dihukum dengan hukuman zina atas kejahatan pemerkosaan, yaitu jilid seratus kali karena belum menikah.
Ini sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. An-Nur: 2 yang artinya;
“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali.”
Selain itu, para pelaku juga dikenai hukum kisas karena dengan sengaja melakukan pembunuhan terhadap korban. Hukuman terhadap mereka adalah dibunuh dengan cara dipenggal.
Ini sebagaimana firman Allah Swt.,
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu (melaksanakan) kisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh.” (TQS Al-Baqarah: 176)
Negara Islam betul-betul memperhatikan masa depan generasinya, karena merekalah penerus estafet kepemimpinan pada masa mendatang. Semua permasalahan remaja hanya akan hilang jika Islam diterapkan kaffah dalam institusi negara. Wallahualam bissawab. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
[…] Baca: pornografi-merusak-generasi […]
[…] Baca juga: Pornografi Merusak Generasi […]
[…] Baca: pornografi-merusak-generasi/ […]
[…] Baca: Pornografi Merusak Generasi […]