Jodohmu adalah Cerminanmu

jodohmu adalah cerminanmu

Jodohmu adalah cerminanmu. Bahwa pasangan hidup yang telah Allah pertemukan merupakan refleksi dari kepribadian, nilai-nilai perilaku dari diri kita sendiri.

Oleh. Desi Wulan Sari
(Kontributor Narasiliterasi.Id)

Narasiliterasi.Id-Menemukan jodohmu merupakan salah satu proses perjalanan hidup yang akan dilalui oleh kebanyakan orang. Jodoh itu sendiri bisa dikatakan sebagai mencari sosok yang diharapkan yang akan menjadi pendamping hidup kelak sebagai suami dan istri. Mereka saling mengisi kebahagiaan, memberikan dukungan, mengarungi kehidupan dalam bahtera rumah tangga, baik dalam suka maupun duka selalu bersama.

Rumah tangga dalam Islam bukan hanya sekadar ikatan pernikahan antara dua individu, tetapi lebih kepada sebuah perjalanan spiritual (ibadah terpanjang) dan sosial (hubungan antara suami dan istri, serta lingkungan) yang bertujuan untuk mendapatkan rida Allah. Pernikahan juga sebagai wujud manifestasi cinta dan tanggung jawab antara suami dan istri.

Sehingga dalam mencari jodoh pun, kita jangan sembarang memilih. Harus ada persyaratan yang sesuai dengan spesifikasi dalam Islam, agar hubungan yang diharakapkan akan terwujud kelak. Selain takdir Allah yang lebih banyak berperan kepada siapa kita akan dipertemukan dengan pasangan kita suatu saat nanti, karena Allah sudah mengatur jodoh kita sejak belum dilahirkan di dunia.

Jika ada ungkapan “jodohmu adalah cerminanmu” dapatlah kita artikan bahwa pasangan hidup yang telah Allah pertemukan merupakan refleksi dari kepribadian, nilai-nilai perilaku dari diri kita sendiri.  Dalam QS. Surah An-Nur ayat 26 Allah berfirman:

اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ اُولٰۤىِٕكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيمٌ۝٢٦

Artinya: “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka (yang baik) itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.

Jodohmu adalah Cerminanmu

Makin ke sini makin aku menyadari, tentunya Allah telah mengatur seluruh perjalanan hidupku, sejak lahir hingga dewasa, dan mempertemukan aku dengan pasangan, suamiku kini. Perjalananku dalam menemukan jodoh pun sungguh unik. Saat itu kami berdua pada posisi belum hijrah secara kaffah. Saat itu kami bekerja di salah satu kantor swasta telekomunikasi cukup besar di Jakarta, dan posisi pekerjaan kami berbeda departemen.

Walaupun berbeda departemen, tetapi lingkup pekerjaan kami berkaitan antara departemen engineering dengan departemen field operations. Selayaknya karyawan dan anak muda yang baru meniti karier tentu menjadi suatu kebanggan bahwa kami berada dalam satu perusahaan yang cukup besar dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan saat itu. 

Niatku hanya satu saat itu, aku bekerja untuk menafkahi diriku sendiri. Aku selalu menanamkan dalam diriku bahwa pekerjaan ini bagiku hanyalah sementara. Aku tidak ingin menjadi seorang wanita karier seutuhnya. Karena cita-citaku saat itu aku ingin menikah di usia 25 tahun dan aku ingin menjadi ibu rumah tangga yang memiliki kriteria tinggi dalam hal pendidikan, keterampilan, dan bermanfaat dalam rumah tangga. Doaku saat itu aku bisa dipertemukan dengan pasangan yaitu seorang suami yang kelak bisa mapan, sehingga aku tidak perlu lagi bekerja. Aku hanya ingin menjadi ibu rumah tangga yang fokus mengurus suami dan anak-anak kelak.

Singkat cerita, karena kami satu lantai di kantor, tentu membuat kami tak luput untuk bertegur sapa setiap harinya, hingga selama perkenalan berjalan selama tiga bulan kami merasa ada yang lebih dari sekadar teman. Pertemuan kami di saat waktu istirahat dan makan siang di kantin membuat kami lebih saling mengenal satu sama lain. Saat itu, tentu saja kami belum mengenal apa itu taaruf. Kami hanyalah anak muda yang sama-sama sedang mencari jati diri dan sosok anak muda yang haus akan pencarian ilmu agama.

Aku Jodohmu

Tepat di bulan keenam, kami pun memutuskan untuk menikah. Tentu rencana kami ini tidak akan mudah, bagaimana mungkin tiba-tiba kami harus saling memberi kabar kepada kedua orang tua kami dengan niat yang mengejutkan dan serba mendadak ini. Masyaallah, pastinya terbayang seperti apa kehebohan yang terjadi dalam keluarga kami saat itu.

Terlebih, perbedaan suku yang mencolok antara Sunda dan Minang. Berkaitan dengan adat istiadat saja sudah banyak perbedaan di antara keluarga kami, apalagi secara personal, berapa banyak pendapat yang muncul dari para kerabat kami. Padahal, alasan mengapa kami memutuskan ingin menikah cepat, agar di bulan Ramadan kala itu kami sudah bisa beribadah bersama-sama.

Jodohmu adalah cerminanmu. Kami memiliki visi misi yang sama tentang pernikahan, tujuan, dan perubahan menuju hijrah. Kami merasa satu frekuensi, lalu mengapa harus ditunda? Secara finansial pun kami sudah siap, insyaallah.

Qadarullah. Sekuat apa pun alasan macam ragam banyak orang terhadap niat kami, jika Allah sudah berkehendak, maka pasti akan terjadi. Alhamdulillah, setelah perjuangan dalam memahamkan kedua keluarga kami, akhirnya memakan waktu setahun bagi kami mewujudkan pernikahan tersebut. Di Tahun 2001 inilah kami melangsungkan pernikahan atas izin Allah.

LDR

Ternyata, Allah mendengar niat dan doaku saat itu. Aku ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik bagi anak-anakku nanti. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi dan fokus pada keluarga. Sehingga, setelah pernikahan berjalan satu tahun aku pun langsung melanjutkan kuliah S1 sambil bekerja. Dukungan dari suami pun terus mengalir, sehingga sampailah di mana kita memutuskan untuk LDR (long distance relation). Suami bekerja overseas sementara waktu, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Bekerja di luar negeri membuat aku sementara hidup sendiri dan mandiri. Aku bersyukur karena saat itu aku masih disibukkan dengan bekerja dan kuliah dalam satu waktu.

Hingga beberapa tahun berlalu, aku memutuskan untuk resign dari kantor karena doaku yang berikutnya terkabulkan. Aku sudah tidak harus bekerja lagi untuk memberikan tambahan pemasukan dalam rumah tangga. Alhamdulillah, hasil bekerja suamiku selama overseas mampu menghidupi rumah tangga kami.

Baca juga: Rumah Impian nan Abadi

Hadirnya Buah Hati

Setelah kehadiran dua anakku saat itu, kembali aku ingin mewujudkan cita-citaku ingin menjadi ibu yang baik dan berpendidikan tinggi. Semua aku niatkan untuk suami dan anak-anakku. Saatnya aku mengikuti tes program magister, alhamdulillah aku lulus tes dan diterima di kampus ternama “Yellow Jacket” Kulanjutkan kuliah S2 hingga aku bisa menyelesaikan studiku tepat waktu.

Saat wisuda S2, perasaan bangga menyelimutiku. dukungan dari suami, anak-anak, dan kedua keluarga besar kami membuatku terasa begitu mudah melaluinya. Allah berikan kelancaran studi dan finasial untuk kami. Allah kabulkan doaku sebagaimana niat kami untuk berhijrah pun semakin kuat.

Hijrah

Waktu terus berjalan, hingga hadirlah keempat anak kami dalam pernikahan ini. Kami dikaruniai tiga anak laki-laki dan satu anak perempuan. Alhamdulillah, rasa syukur kami tak pernah putus kepada-Nya. Hingga kami memutuskan untuk berdomisili di Kota Bogor. Karena kami merasa perjalanan hijrah kami untuk lebih dekat kepada Allah akan dimulai di Kota Hujan itu. Hingga perjalanan hijrah kami, sampai di tahun 2024 ini pun kami jalani dengan penuh suka cita. Kami telah terjun ke dalam dunia dakwah yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Mungkin inilah perjalanan hidup kami yang Allah kehendaki. Doakan kami bisa istikamah dan mampu menjalaninya hingga akhir hayat kami.

Sehingga, bagiku ungkapan "jodohmu adalah cerminanmu" sangat nyata. Betapa kami yang saat itu masih jauh dari ilmu-ilmu Allah. Hingga aku dan suami diberikan kesempatan hijrah kembali kepada syariat menuju Islam yang kaffah. Alhamdulillah, Allah hadirkan bagiku pasangan yang menurut Allah baik buat kami satu sama lain. Tidak ada harapan terbaik bagi kami di tahun 2025 ini, semoga kami bisa menjalani hidup ini lebih baik lagi. Rumah tangga kami senantiasa diberikan keberkahan, dan kami dihadirkan rumah tangga penuh rasa cinta yang besar kepada-Mu, sakinah mawadah warahmah hingga janah-Nya kelak. Aamiin. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Desi Wulan Sari Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Rumah Impian nan Abadi
Next
Taaruf di Jalan Islam
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Jodohmu adalah Cerminanmu […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram