Untuk Gaza yang Tak Gentar

Gaza tak gentar

Yakinlah, pertolongan itu nyata adanya dari tentara terbaik yang kaum muslim miliki. Bukan dari hasil kesepakatan Barat yang menyesatkan.

Oleh. Ummu Rahmat
Kontributor NarasiLiterasi.Id

NarasiLiterasi.Id--Gaza terus dibombardir. Tragedi kemanusiaan di bumi para anbiya ini terus digencarkan. Mulai dari blokade yang berkepanjangan. Hingga berujung pada kasus kelaparan akut. Juga Serangan udara yang tiada berkesudahan. Sampai pembunuhan jurnalis yang terus dilakukan. Semua ini intens dilakukan Israel. Dan dunia seolah mendukungnya, karena memilih bungkam. Apa yang dilakukan oleh tentara Israel ini tentu bukan tanpa alasan, melainkan ada maksud di dalamnya.

Menciptakan Ketakutan

Israel menyebutnya sanksi atas apa yang dilakukannya kepada Gaza hari ini. Israel menganggap Gaza itu ‘nakal’ tak mau nurut. Itulah mengapa, ia dibombardir tiada henti. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendudukan Israel atas tanah Palestina adalah akibat dari tingginya hasrat untuk menguasai tanah tersebut dalam rangka untuk mendirikan sebuah negara bagi keturunan Yahudi. Maka dengan segala cara Israel lakukan untuk mengosongkan Gaza. Tentu agar mereka lebih mudah untuk memilikinya. Maka apa yang ia lakukan saat ini pun, adalah upaya untuk menciptakan ketakutan mendalam bagi warga Gaza. Harapannya, warga Gaza akan menyerah dan pergi meninggalkan tanah mereka. Sayangnya, semua itu tidak terjadi.

Olehnya itu, tak heran bila Amerika berulang kali meminta Hamas untuk menyerah dan keluar dari Gaza. Mulai dari isu merelokasi warga Gaza, hingga kabar akan membangun kembali Gaza. Asal tak ada Hamas di sana. Artinya bahwa sang adikuasa hendak membuat pernyataan ke dunia bahwa penyebab Gaza demikian hari ini, adalah akibat adanya Hamas di tengah-tengah mereka. Hanya saja, penduduk Palestina yang tersisa bersama barisan mujahidinnya, tak gentar sedikitpun. Ghirah perjuangan mereka justru makin kukuh.

Penduduk Gaza walau sudah kehilangan segalanya, tak ada satupun yang mencela Hamas apalagi menuduh mereka sebagai biang dari huru-hara di tanah mereka. Warga di sana mendukung dengan tulus mereka yang berjuang. Bahkan penduduk yang kian terdesak itu lebih memilih merintis perjuangan. Dari pada harus menyerahkan Gaza kepada tentara Zionis laknatullah.

Membungkam Media

Bahkan sebagaimana kita saksikan di media-media yang berseliweran, penduduk Gaza dengan lantang berkata, jika mereka akan tetap di tanah mereka meski harus binasa bersamanya. Ini adalah ucapan dari kekukuhan iman dan kelurusan akidah. Yang tak akan bisa goyah oleh hantaman amunisi kaum penjajah.

Sebagaimana kita ketahui bahwa baru-baru ini Netanyahu kembali menawarkan beberapa hal kepada Hamas. Namun, permintaan perdana menteri Israel itu dianggap gila oleh Hamas. Hamas pun tak akan menurutinya. Maka ketika hari ini kita melihat pembunuhan beruntun kepada para jurnalis, juga blokade yang berkepanjangan, serta maraknya pembunuhan di pos-pos bantuan, sebetulnya ini taktik dari penjajah. Mereka menciptakan sebuah trauma dan ketakutan mendalam kepada penduduk Palestina dengan harapan mereka akan menyerah.

Tuntutan untuk Mengakhiri Perang

Tentara Zionis membunuh para jurnalis agar kabar tentang Gaza tak didengar dunia. Agar Gaza perlahan dilupakan oleh dunia. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Dukungan dari penduduk global justru mengalir deras. Bahkan banyak negeri non muslim sekalipun, menunjukan solidaritasnya pada Palestina. Pun di tubuh penduduk Gaza sendiri, ghirah perjuangan justru makin menyala.

Ketakutan akut justru melanda tentara Israel sendiri, akibat trauma terhadap perang yang tiada berkesudahan. Akibatnya, Tel Aviv kini sedang menghadapi gelombang demonstrasi besar-besaran dari warganya yang menuntut agar perang Gaza segera dihentikan. Penduduk setempat tidak ingin anak-anak mereka menjadi korban selanjutnya. Ditambah lagi, banyak tentara Zionis yang gugur dan pemerintah Israel berencana ingin melakukan perekrutan kembali. Bahkan mereka meminta agar warga keturunan Yahudi yang berada di luar Israel segera menggabungkan diri.

Sungguh, telah nyata janji Allah Swt. dalam QS. Ali Imran ayat 54 bahwa ketika kaum kafir dan munafik itu bersatu dalam membuat makar dan tipu daya, maka Allah Swt. sebaik-baik pembuat makar atas mereka.

Niat hati ingin melemahkan mental kaum muslim justru pihaknya yang tak kuasa menanggung beban. Namun, meski demikian adanya. Kaum ini tetap berupaya terus menerus. Begitupula dengan para pemimpinnya yang tiada henti melakukan penawaran demi penawaran dengan pejuang Palestina. Bagaimana sebaiknya umat menyikapi semua ini?

Baca juga: Solusi Kelaparan Sistemis di Gaza

Belajar dari Srebrenica

Ketika Nabi saw. mendekati kematiannya. Sebagaimana yang kita baca dalam sirah, Nabi bersedih tiada tara. Teringat nasib umatnya di akhir zaman. Nabi tiada henti menyebut kata ummati ... ummati ... ummati. Kesedihan mendalam di hati Nabi, menunjukan kelamnya nasib umatnya di kemudian hari. Dan kekhawatiran itu terbukti. Di mana setelah kepergiannya, umat muslim menjadi santapan liar mereka yang haus akan kekuasaan. Ya, bila kita membuka kembali lembar-lembar sejarah perjalanan umat ini. Kita akan menemui deretan fakta memilukan di tubuh umat Muhammad saw. Mereka dibantai, dibunuh, dan dimurtadkan.

Tragedi pembersihan etnis sebagaimana yang hari ini terjadi di Gaza, sebelumnya telah dialami oleh Muslim Bosnia. Dan saat itu, dunia seolah menganggap itu biasa. Malahan ibarat bak sebuah pembiaran karena katanya itu perang pada kaum ekstrimisme. Padahal semua bohong. Itu hanya dalih untuk membenarkan segalah perbuatan mereka.

Para penjajah memang berhasrat pada negeri itu. Karena mempunyai potensi geopolitik yang baik. Namun, sulit untuk ditaklukan. Agar mereka lebih mudah menjalankan misinya ke depan. Maka perlu untuk menghabisi penduduknya. Agar kelak tak ada yang mengintervensi kebijakan, ketika wilayah itu sudah ada dalam dekapannya. Inilah cara-cara keji penjajah.

Jangan Teperdaya

Maka teruntuk Gaza hari ini yang masih terus bertahan. Tentu sudah mafhum dengan tragedi berdarah di Srebrenica yang tiap tahun diperingati. Di mana saat itu mereka juga diminta untuk meletakan senjata maka mereka akan dijamin keselamatannya. Padahal, itu taktik agar pejuang dan masyarakat Bosnia lengah. Maka dengan begitu mereka dengan mudah dijinakkan. Dan pilunya ini menjadi tragedi paling memilukan dalam sejarah perjalanan umat manusia di dunia. Muslim Bosnia dibunuh dengan sadis. Muslimahnya diperkosa, anak-anak dibunuh tanpa belas kasih. Banyak warisan peradaban Islam dimusnahkan. Bagi muslim yang berhasil selamat pun mengalami trauma hebat.

Dari kisah di Srebrenica ini mengingatkan kita agar jangan pernah terpedaya dengan bujuk rayu penjajah apapun iming-imingnya. Karena bagaimanapun juga dalam hati mereka tersimpan bara permusuhan kepada umat ini. Apa yang terucap di bibir-bibir mereka tidaklah sejalan dengan isi hati. Lihatlah bagaimana muslim Bosnia yang saat itu dimuat di truk-truk yang katanya hendak dibawa ke tempat pengungsian yang lebih aman. Justru digiring ke lokasi pembunuhan massal. Muslim Bosnia yang ada dalam kendali tentara Belanda waktu itu, dengan alasan Belanda tak bisa melawan pada tentara Serbia akhirnya mereka diserahkan untuk dihabisi. Padahal, jika hendak dipikir, sangat tidak masuk akal sebuah kompi pasukan hadir di medan perang tetapi tidak membawa perlengkapan senjata yang memadai dari musuh.

Namun, di sinilah kita dapat melihat, bagaimana Barat menyusun taktik yang pada akhirnya mereka itu saling membantu satu sama lain. Maka wajar bila dunia melalui lembaga internasionalnya tak menghukum siapa-siapa. Bahkan sang pelaku kejahatan pun sejak tahun 1995 sampai 2010 tak kunjung bisa ditemukan oleh PBB.

Maka dari kisah itu juga kita dan Gaza harus belajar. Walau terseok tak boleh menyerah. Semoga Allah Swt. mengaruniakan kesabaran dan kekuatan sampai pertolongan itu nyata adanya dari tentara terbaik yang kaum muslim miliki. Bukan dari hasil kesepakatan Barat yang menyesatkan.

Khatimah

Dunia hari ini memang seolah tidak berdaya menghadapi penjajah Zionis laknatullah. Semua model kejahatan sudah dilakukan olah tentara Zionis. Namun, itu tak membuat dunia turun tangan. Kenapa? Karena dunia berada di bawah kendali pelaku kejahatan. Maka tak ada solusi hakiki bagi persoalan dunia muslim hari ini bila menyandarkannya pada sistim kapitalisme dan sekularisme. Sistim ini tak membawa watak untuk memuliakan umat manusia. Mereka hanya membawa misi mengeksploitasi alam semesta beserta isinya demi kepuasaan hasrat kapitalisnya.

Maka hanya kepada Islam saja umat ini berharap. Karena Islam dengan tatanan kehidupannya, membawa misi kemuliaan bagi semesta beserta isinya. Tak ada penjajahan yang ada hanya penaklukkan yang memuliakan. Tak ada pertumpahan darah yang semena-mena, yang ada nyawa dijaga dengan sebaik-baiknya. Maka sudah pasti tak akan ada huru-hara mewarnai dunia kala Islam menjadi pengayomnya.

Semoga Gaza terus bertahan, sampai masa yang dinanti tiba. Allah Swt. sendiri yang menurunkan tentara terbaik untuk Gaza dan dunia. Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Logo NaLi website-
Ummu Rahmat Kontributor Narasiliterasi.Id
Previous
Solusi Kelaparan Sistemis di Gaza
Next
Zakat Yes, Pajak No
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram