Matahari dan Teknologi AI
Saat ini teknologi kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat. Di antaranya mampu memprediksi terjadinya fenomena badai matahari.
Oleh. Siska Juliana
Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
NarasiPost.Com-Matahari merupakan sumber energi dan panas bagi planet kita. Namun, Matahari juga dapat menimbulkan beberapa bahaya bagi Bumi, salah satunya fenomena badai matahari. Lantas, seberapa besar dampaknya dan adakah cara untuk memprediksi fenomena ini?
Saat ini teknologi kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat. Di antaranya mampu memprediksi terjadinya fenomena badai matahari. Aktivitas Matahari yang tidak pasti menjadi tantangan yang dihadapi oleh fisikawan surya modern, salah satunya aktivitas lontaran massa korona (CME).
Studi terbaru menunjukkan bahwa aktivitas Matahari diamati oleh algoritma yang dilatih. Selama beberapa dekade dapat melihat tanda-tanda meningkatnya aktivitas di area yang disebut AR13664. Hal ini memungkinkan dapat mengantisipasi terjadinya ledakan di masa depan. (cnnindonesia.com, 03-02-2025)
Lontaran Massa Korona (CME)
Lontaran massa korona merupakan semburan besar plasma yang terlontar dari korona Matahari ke ruang angkasa akibat adanya gangguan pada magnetik Matahari. Saat garis-garis medan magnet tiba-tiba menyelaraskan diri, kemudian melepaskan energi dalam jumlah besar sehingga peristiwa eksplosif pun terjadi.
Kecepatan gerakan CME mulai dari beberapa ratus sampai ribu kilometer per detik. Lontaran ini mampu mencapai Bumi dalam hitungan hari jika lintasannya searah dengan kita. CME dan magnetosfer berinteraksi sehingga memicu badai geomagnet saat tiba di Bumi.
Dampak Badai Matahari
Dampak yang ditimbulkan dari badai matahari sangatlah beragam. Di antaranya mengganggu komunikasi satelit, sistem GPS, dan jaringan listrik. Badai matahari yang kuat dapat menyebabkan sekitar sepuluh persen dari semua satelit gagal. Hal ini dapat memicu masalah di area yang memerlukan posisi tepat, seperti pengiriman dan lalu lintas udara.
Baca juga:badai matahari pengingat bagi manusia
Arus yang ditimbulkan selama badai geomagnetik dapat menyebabkan transmisi tegangan transformator dan kerusakan pada kabel bawah laut. Akibatnya, pemadaman listrik dan internet meluas. Peristiwa parah pernah terjadi tahun 1989 di Quebec yang mengakibatkan pemadaman listrik selama 9 jam.
Di sisi lain, medan magnet dan atmosfer Bumi dapat melindungi kita dari badai matahari. Dengan efek yang terbatas pada tampilan cahaya aurora yang tampak indah di kutub utara dan selatan.
Teknologi AI dan Badai Matahari
Untuk memperkirakan fenomena badai matahari secara akurat dan dampaknya bagi magnetosfer Bumi menjadi tantangan bagi para astronom. Studi terbaru tim peneliti yang dipimpin oleh Sabrina Guastavino dari University of Genoa menerapkan teknologi AI untuk menyelesaikan tantangan tersebut.
Pada Mei 2024, mereka menggunakan teknologi ini untuk memprediksi peristiwa yang terkait badai matahari. Diketahui berasal dari wilayah 13644 yang menghasilkan suar besar. Dengan menggunakan teknologi AI, tim ini mampu mengarahkan teknologi pembelajaran mesin ke sejumlah besar data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Hal itu bertujuan untuk menemukan pola-pola kompleks yang tidak mudah dikenali dengan teknik konvensional.
Peristiwa tahun 2024 ini menjadi kesempatan luar biasa dan tidak biasa untuk menguji kemampuan AI dalam memprediksi aktivitas Matahari. Tujuannya untuk memprediksi terjadinya jilatan api Matahari, bagaimana perubahannya dari waktu ke waktu, serta produksi CME. Akhirnya, untuk memprediksi badai geomagnetik di Bumi.
Kemampuan AI terhadap peristiwa Mei 2024 memberikan hasil yang memuaskan. Prediksinya menunjukkan akurasi yang sangat tepat, belum pernah terjadi sebelumnya. Hasil waktu tempuh CME ke bumi dan permulaan badai geomagnet juga sangat akurat. Dampak dari penelitian ini sangat besar.
Dengan penerapan perangkat pembelajaran mesin AI untuk memprediksi aktivitas Matahari, mampu mengantisipasi pemadaman jarigan listrik, komunikasi, dan masalah satelit yang dapat menjadi kerugian besar saat CME menghantam Bumi.
Paradigma Kapitalisme
Di sisi lain, kemajuan teknologi saat ini tak jarang dianggap membahayakan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Adanya kekhawatiran ini membuktikan bahwa riset dan teknologi dalam sistem kapitalisme tidak menyejahterakan dunia serta menjadi problem serius.
Kapitalisme mengerdilkan peran teknologi untuk menginovasi produk-produk agar laku di pasaran. Ilmu terdedikasi untuk bisnis dan industri global. Penggunaan AI tidak hanya berkaitan dengan penggalian informasi, tetapi juga membuat keputusan-keputusan yang riskan, seperti hakim dalam memutuskan perkara maupun dokter dalam mendiagnosis suatu penyakit.
Bagaimanapun AI adalah buatan manusia yang tidak sempurna sehingga memiliki keterbatasan yang dapat menjerumuskan pada kesalahan yang fatal. Selain itu, perkembangan AI juga mengarah pada dibuatnya robot yang mampu merespons dengan emosi sebagaimana manusia. Tidak bisa dibayangkan wajah dunia jika penggunaan AI tidak terkendali. Perlahan-lahan manusia akan punah karena teknologi.
Pandangan Islam
Dalam pandangan Islam, kemajuan teknologi diarahkan untuk menunjang kehidupan manusia, serta membantu dan memudahkan, bukan mengkhawatirkan apalagi membahayakan. Teknologi yang dikembangkan akan mengenal batas. Perannya sebagai sarana dalam beribadah serta menyebarkan dakwah dan kemajuan Islam.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diintegrasikan dengan permasalahan di tengah masyarakat. Pada masa kekhalifahan, para ilmuwan mendedikasikan ilmunya untuk kemaslahatan umat. Sebut saja Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Biruni, Ibnu Qurra, dan yang lainnya. Dedikasi tersebut benar-benar sampai aplikasinya pada masyarakat.
Hal itu terjadi karena adanya campur tangan penguasa yang fokus terhadap kemaslahatan umat. Negara Islam tampil sebagai perisai dan pengurus umat, bukan regulator yang melayani para kapitalis. Negara mengambil peran besar dalam pengembangan riset untuk kemaslahatan umat.
Keistimewaan Matahari
Allah berfirman, “Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (Matahari).” (QS. An-Naba: 13)
Allah menjadikan Matahari sebagai zat yang bersinar (dzata dhiya-an) sehingga manusia menamakannya sebagai sumber kehidupan. Pada tatanan tata surya, matahari adalah titik berputarnya benda-benda langit. Matahari juga membantu kita untuk mengidentifikasi dan memahami benda langit lainnya. Misalnya dalam mengenali planet, komet, asteroid, dan sebagainya.
Tenaga Matahari sangat dibutuhkan untuk seluruh fenomena alam di Bumi ini. Mulai dari angin yang dapat bertiup akibat tekanan dan suhu, adanya awan dan hujan, siklus air, proses pasang surut air laut, dan lainnya.
Pada dasarnya, fungsi dari Matahari berasal dari curahan cahaya serta pancaran energinya. Melalui bayangan yang timbul karenanya, sinar matahari dimanfaatkan pula sebagai penentu waktu salat di bumi. Contohnya dengan perantara bayangan sebilah tongkat, kita semua dapat memahami waktu-waktu salat. Bayangan dari Matahari sendiri sudah digunakan oleh berbagai peradaban guna menyusun kalender.
Penutup
Dengan demikian, agar perkembangan dan penggunaan teknologi tidak mengancam dunia saat ini solusinya adalah menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan. Teknologi yang dikembangkan dan dikontrol dengan Islam sehingga kita dapat kembali kepada fitrah kehidupan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Wallahu a’lam bishawab. []