Matahari dan Teknologi AI

Saat ini teknologi kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat. Di antaranya mampu memprediksi terjadinya fenomena badai matahari.

Oleh. Siska Juliana
Tim Penulis Inti NarasiPost.Com

NarasiPost.Com-Matahari merupakan sumber energi dan panas bagi planet kita. Namun, Matahari juga dapat menimbulkan beberapa bahaya bagi Bumi, salah satunya fenomena badai matahari. Lantas, seberapa besar dampaknya dan adakah cara untuk memprediksi fenomena ini?

Saat ini teknologi kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat. Di antaranya mampu memprediksi terjadinya fenomena badai matahari. Aktivitas Matahari yang tidak pasti menjadi tantangan yang dihadapi oleh fisikawan surya modern, salah satunya aktivitas lontaran massa korona (CME).

Studi terbaru menunjukkan bahwa aktivitas Matahari diamati oleh algoritma yang dilatih. Selama beberapa dekade dapat melihat tanda-tanda meningkatnya aktivitas di area yang disebut AR13664. Hal ini memungkinkan dapat mengantisipasi terjadinya ledakan di masa depan. (cnnindonesia.com, 03-02-2025)

Lontaran Massa Korona (CME)

Lontaran massa korona merupakan semburan besar plasma yang terlontar dari korona Matahari ke ruang angkasa akibat adanya gangguan pada magnetik Matahari. Saat garis-garis medan magnet tiba-tiba menyelaraskan diri, kemudian melepaskan energi dalam jumlah besar sehingga peristiwa eksplosif pun terjadi.

Kecepatan gerakan CME mulai dari beberapa ratus sampai ribu kilometer per detik. Lontaran ini mampu mencapai Bumi dalam hitungan hari jika lintasannya searah dengan kita. CME dan magnetosfer berinteraksi sehingga memicu badai geomagnet saat tiba di Bumi.

Dampak Badai Matahari

Dampak yang ditimbulkan dari badai matahari sangatlah beragam. Di antaranya mengganggu komunikasi satelit, sistem GPS, dan jaringan listrik. Badai matahari yang kuat dapat menyebabkan sekitar sepuluh persen dari semua satelit gagal. Hal ini dapat memicu masalah di area yang memerlukan posisi tepat, seperti pengiriman dan lalu lintas udara.

Baca juga:badai matahari pengingat bagi manusia

Arus yang ditimbulkan selama badai geomagnetik dapat menyebabkan transmisi tegangan transformator dan kerusakan pada kabel bawah laut. Akibatnya, pemadaman listrik dan internet meluas. Peristiwa parah pernah terjadi tahun 1989 di Quebec yang mengakibatkan pemadaman listrik selama 9 jam.

Di sisi lain, medan magnet dan atmosfer Bumi dapat melindungi kita dari badai matahari. Dengan efek yang terbatas pada tampilan cahaya aurora yang tampak indah di kutub utara dan selatan.

Teknologi AI dan Badai Matahari

Untuk memperkirakan fenomena badai matahari secara akurat dan dampaknya bagi magnetosfer Bumi menjadi tantangan bagi para astronom. Studi terbaru tim peneliti yang dipimpin oleh Sabrina Guastavino dari University of Genoa menerapkan teknologi AI untuk menyelesaikan tantangan tersebut.

Pada Mei 2024, mereka menggunakan teknologi ini untuk memprediksi peristiwa yang terkait badai matahari. Diketahui berasal dari wilayah 13644 yang menghasilkan suar besar. Dengan menggunakan teknologi AI, tim ini mampu mengarahkan teknologi pembelajaran mesin ke sejumlah besar data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Hal itu bertujuan untuk menemukan pola-pola kompleks yang tidak mudah dikenali dengan teknik konvensional.

Peristiwa tahun 2024 ini menjadi kesempatan luar biasa dan tidak biasa untuk menguji kemampuan AI dalam memprediksi aktivitas Matahari. Tujuannya untuk memprediksi terjadinya jilatan api Matahari, bagaimana perubahannya dari waktu ke waktu, serta produksi CME. Akhirnya, untuk memprediksi badai geomagnetik di Bumi.

Kemampuan AI terhadap peristiwa Mei 2024 memberikan hasil yang memuaskan. Prediksinya menunjukkan akurasi yang sangat tepat, belum pernah terjadi sebelumnya. Hasil waktu tempuh CME ke bumi dan permulaan badai geomagnet juga sangat akurat. Dampak dari penelitian ini sangat besar.

Dengan penerapan perangkat pembelajaran mesin AI untuk memprediksi aktivitas Matahari, mampu mengantisipasi pemadaman jarigan listrik, komunikasi, dan masalah satelit yang dapat menjadi kerugian besar saat CME menghantam Bumi.

Paradigma Kapitalisme

Di sisi lain, kemajuan teknologi saat ini tak jarang dianggap membahayakan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Adanya kekhawatiran ini membuktikan bahwa riset dan teknologi dalam sistem kapitalisme tidak menyejahterakan dunia serta menjadi problem serius.

Kapitalisme mengerdilkan peran teknologi untuk menginovasi produk-produk agar laku di pasaran. Ilmu terdedikasi untuk bisnis dan industri global. Penggunaan AI tidak hanya berkaitan dengan penggalian informasi, tetapi juga membuat keputusan-keputusan yang riskan, seperti hakim dalam memutuskan perkara maupun dokter dalam mendiagnosis suatu penyakit.

Bagaimanapun AI adalah buatan manusia yang tidak sempurna sehingga memiliki keterbatasan yang dapat menjerumuskan pada kesalahan yang fatal. Selain itu, perkembangan AI juga mengarah pada dibuatnya robot yang mampu merespons dengan emosi sebagaimana manusia. Tidak bisa dibayangkan wajah dunia jika penggunaan AI tidak terkendali. Perlahan-lahan manusia akan punah karena teknologi.

Pandangan Islam

Dalam pandangan Islam, kemajuan teknologi diarahkan untuk menunjang kehidupan manusia, serta membantu dan memudahkan, bukan mengkhawatirkan apalagi membahayakan. Teknologi yang dikembangkan akan mengenal batas. Perannya sebagai sarana dalam beribadah serta menyebarkan dakwah dan kemajuan Islam.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diintegrasikan dengan permasalahan di tengah masyarakat. Pada masa kekhalifahan, para ilmuwan mendedikasikan ilmunya untuk kemaslahatan umat. Sebut saja Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Biruni, Ibnu Qurra, dan yang lainnya. Dedikasi tersebut benar-benar sampai aplikasinya pada masyarakat.

Hal itu terjadi karena adanya campur tangan penguasa yang fokus terhadap kemaslahatan umat. Negara Islam tampil sebagai perisai dan pengurus umat, bukan regulator yang melayani para kapitalis. Negara mengambil peran besar dalam pengembangan riset untuk kemaslahatan umat.

Keistimewaan Matahari

Allah berfirman, “Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (Matahari).” (QS. An-Naba: 13)

Allah menjadikan Matahari sebagai zat yang bersinar (dzata dhiya-an) sehingga manusia menamakannya sebagai sumber kehidupan. Pada tatanan tata surya, matahari adalah titik berputarnya benda-benda langit. Matahari juga membantu kita untuk mengidentifikasi dan memahami benda langit lainnya. Misalnya dalam mengenali planet, komet, asteroid, dan sebagainya.

Tenaga Matahari sangat dibutuhkan untuk seluruh fenomena alam di Bumi ini. Mulai dari angin yang dapat bertiup akibat tekanan dan suhu, adanya awan dan hujan, siklus air, proses pasang surut air laut, dan lainnya.

Pada dasarnya, fungsi dari Matahari berasal dari curahan cahaya serta pancaran energinya. Melalui bayangan yang timbul karenanya, sinar matahari dimanfaatkan pula sebagai penentu waktu salat di bumi. Contohnya dengan perantara bayangan sebilah tongkat, kita semua dapat memahami waktu-waktu salat. Bayangan dari Matahari sendiri sudah digunakan oleh berbagai peradaban guna menyusun kalender.

Penutup

Dengan demikian, agar perkembangan dan penggunaan teknologi tidak mengancam dunia saat ini solusinya adalah menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan. Teknologi yang dikembangkan dan dikontrol dengan Islam sehingga kita dapat kembali kepada fitrah kehidupan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Wallahu a’lam bishawab. []

Eksploitasi Anak di Balik Gedung GISBH Malaysia

Eksploitasi anak marak terjadi dalam sistem yang rusak. Sistem kapitalisme sekularisme yang telah rusak sejak dari akarnya sungguh tak mampu menjamin keamanan dan kesejahteraan untuk anak.

Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Eksploitasi anak yang melibatkan perusahaan ternama menggemparkan Negeri Jiran Malaysia. Banyaknya korban dan latar belakang perusahaan membuat publik di sana menjadi heboh.

Perusahaan konglomerat Malaysia bernama Global Ikhwan Services and Business Holdings (GISBH) dituding terlibat eksploitasi dan kasus pelecehan terhadap ratusan anak. Tudingan ini bermula usai polisi melakukan penyelidikan meluas terhadap GISBH atas berbagai kejahatan seperti dugaan pencucian uang dan perdagangan anak. Penyelidikan tersebut dilakukan setelah polisi menyelamatkan 600 anak-anak dalam penggerebekan puluhan bangunan milik perusahaan pada September 2024 lalu. Anak-anak tersebut mengalami kekerasan fisik, gizi buruk, dan eksploitasi tenaga kerja anak. Pemeriksaan kesehatan juga menunjukkan bahwa mereka mengalami kekerasan emosional. Lebih dari 20 orang yang berkaitan dengan GISBH ditahan dan didakwa. (cnnindonesia.com, 3-2-2025)

GISBH dan Sekte Sesat Al-Arqam

GISBH adalah organisasi bisnis terkemuka di Malaysia yang memiliki banyak cabang di berbagai negara seperti Indonesia, Singapura, Mesir, Arab Saudi, Prancis, Thailand, dan Australia. Perusahaan ini bergerak di banyak bidang seperti media, binatu, restoran, supermarket, dll.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1997 oleh sejumlah pengikut Ashaari Muhammad. Inilah yang menjadikan GISBH selalu dikaitkan dengan sekte sesat Al-Arqam yang didirikan oleh Ashaari Muhammad pada 1968.

Al-Arqam sendiri dinyatakan terlarang oleh pemerintah Malaysia pada 1994 karena menyimpang dari ajaran Islam. Kelompok ini membuat kontroversi dengan mengeklaim bahwa Nabi Muhammad dan keempat khalifah dapat ditemui secara fisik dan sadar di dunia nyata melalui bukunya yang berjudul “Ashaari Aurad.”

Kelompok Al-Arqam awalnya didirikan berdasarkan prinsip bisnis Islam dengan fokus pada ekonomi halal dan mendirikan pabrik serta toko kelontong. Grup ini membangun serangkaian kegiatan bisnis, baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan nama Rufaqa Corporation, kelompok ini menjalankan operasinya. Namun, setelah Al-Arqam dilarang oleh pemerintah, namanya diganti menjadi Global Ikhwan Group pada tahun 2010.

Komite Fatwa Negara Bagian Perlis memfatwakan bahwa GISB menyimpang. Keberadaannya juga dianggap sebagai upaya untuk menghidupkan kembali ajaran Al-Arqam yang telah dilarang di seluruh negeri.

Eksploitasi Anak dalam Panti Asuhan

Ratusan anak berhasil diselamatkan polisi saat penggerebekan sejumlah bangunan milik GISBH. Sebelumnya, mereka memang tinggal di dalam panti-panti asuhan milik Global Ikhwan. Meskipun awalnya menolak keberadaan panti asuhan tersebut, tetapi akhirnya pihak GISBH mengakui adanya pelanggaran hukum seperti kasus sodomi yang terjadi di panti. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala GISBH, Nasiruddin Mohd Ali yang telah ditahan polisi bersama puluhan anggota kelompok tersebut. (voaindonesia.com, 15-9-2024)

Panti asuhan tersebut sengaja dibuat untuk mengumpulkan donasi. Sebagian besar anak-anak di panti asuhan juga diduga kuat lahir dari hasil pemerkosaan yang dilakukan para pengikut dan korban kelompok tersebut. Dengan berkedok kemanusiaan, anak-anak tersebut dieksploitasi untuk menghasilkan pemasukan bagi perusahaan.

Mereka mendapat perlakuan yang sangat buruk secara fisik dan mental. Anak-anak ini dipaksa untuk menjual barang-barang. Mereka mendapatkan kekerasan seperti dibakar dengan sendok panas. Bahkan ketika ada yang sakit, tidak diizinkan untuk mencari perawatan sampai kondisinya benar-benar kritis.

Selain kekerasan fisik dan mental, anak-anak tersebut juga mengalami pelecehan oleh pengasuh mereka. Dengan dalih melakukan pemeriksaan medis, anak-anak tersebut dilecehkan. Tak hanya itu, anak-anak korban pelecehan tersebut kemudian dipaksa untuk melakukan sodomi kepada anak-anak yang lain.

Tak disangka bahwa di balik bangunan yang terlihat sebagai panti asuhan dan rumah sosial, ternyata terjadi eksploitasi jahat terhadap anak-anak. Eksploitasi tersebut memberikan trauma mendalam dan merusak masa depan mereka. Luka fisik mungkin dapat disembuhkan segera, tetapi trauma akan sulit untuk dihilangkan.

Eksploitasi Anak Marak

Eksploitasi dan kekerasan terhadap anak terus marak. Hari demi hari bermunculan kasus kejahatan terhadap anak-anak. Tidak hanya secara jumlah, tetapi secara keparahan juga makin meningkat alias makin buruk.

Anak kerap kali dipandang sebagai pihak yang lemah sehingga dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Mereka mengambil untung dari ketidakberdayaan anak-anak untuk kepuasan dan kepentingan sendiri.

Lingkungan tempat anak-anak hidup nyatanya tidak memberikan keamanan. Anak-anak ini senantiasa dalam ancaman predator yang dapat memangsa mereka setiap saat.

Tidak ada jaminan perlindungan untuk anak-anak. Masyarakat dan keluarga tak mampu melindungi anak-anak dari berbagai macam bahaya yang selalu mengintai. Bahkan, banyak kasus di mana keluarga sebagai pihak terdekat malah menjadi pelaku kejahatan terhadap anak. Bahaya ternyata tak hanya datang dari luar, tetapi juga dari orang-orang dekat di sekitar anak. Benar-benar tidak ada rasa aman untuk anak.

Meskipun ada hukum yang diterapkan, tetapi seakan tak bertaji menghentikan aksi kekerasan dan eksploitasi terhadap anak. Sanksi hukum terbilang ringan sehingga tak memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan. Hukum yang ada saat ini tak mampu menjamin keselamatan anak-anak secara penuh.

Minimnya Peran Negara

Negara sebagai pihak yang harusnya mengayomi seluruh warga nyatanya tak mampu menjalankan tugasnya tersebut dengan baik. Peran negara sebagai pelindung generasi pun tak mampu terwujud.

Hal ini lantaran memang sistem sekularisme kapitalisme meniscayakan minimnya peran negara. Dalam sistem ini, negara hanya bertindak sebagai regulator pembuat kebijakan yang realitasnya kerap kali tak berpihak pada rakyat.

Minimnya peran negara ini terjadi di seluruh sektor kehidupan sehingga dampaknya pun meluas. Akibat dari minimnya peran negara tidak hanya membuka tabir perlindungan untuk anak, tetapi juga menumbuhsuburkan berbagai macam kejahatan dan pelanggaran. Anak sebagai pihak yang berada pada kondisi paling lemah, makin terancam keselamatannya.

Tidak berfungsinya keluarga sebagai tempat pengasuhan dan perlindungan bagi anak-anak juga merupakan imbas dari minimnya peran negara. Negara tidak mampu menciptakan kesejahteraan sehingga keluarga-keluarga disibukkan dengan permasalahan ekonomi yang terus mengimpit. Anak-anak kurang mendapat perhatian karena orang tua sibuk bekerja mencari nafkah. Mereka tidak mendapatkan pengawasan sehingga mudah sekali terpapar oleh bahaya yang ada di mana-mana.

Demikian pula dengan ketidakmampuan masyarakat dalam menjalankan kontrol sosial sesungguhnya akibat dari kelalaian negara. Masyarakat tidak mampu menjadi pengawas ketika muncul tanda-tanda yang mengarah pada bahaya. Setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri sehingga tak peduli dengan keadaan sekitarnya. Ketika ada gelagat mencurigakan, tidak ada yang waspada dan bertindak sampai kejahatan pun akhirnya benar-benar menimpa anak-anak kita.

Inilah kondisi anak-anak dalam sistem yang rusak. Sistem kapitalisme sekularisme bukanlah sistem yang layak bagi anak-anak. Sejak dari dasarnya, sistem ini tidak menyediakan jaminan keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan bagi manusia, termasuk anak-anak. Kapitalisme sekularisme tidak mampu memberikan perlindungan secara utuh kepada anak-anak. Malahan, sistem ini membuka celah dan menjadi sarang bagi pelaku kejahatan terhadap anak-anak.

Baca Juga: kekerasan di sekolah salah siapa

Eksploitasi Anak adalah Persoalan Sistemis

Eksploitasi anak merupakan persoalan sistemis. Masalah ini menyangkut dan harus dituntaskan dalam kerangka sistem. Kejahatan terhadap anak ini terjadi karena sistem kapitalisme sekularisme memberi celah dan membiarkannya tanpa tertangani secara tuntas.

Kapitalisme sekularisme telah nyata rusak dan membahayakan anak-anak. Adanya konsep pemasaran, konsumerisme, dan individualisme dalam tataran ekonomi kapitalis telah menghasilkan logika yang memandang segala sesuatu dapat dijadikan komoditas dan dikomersilkan. Hal ini termasuk menggunakan anak-anak sebagai mesin pencetak uang melalui pengumpulan donasi ataupun kerja paksa. Halal dan haram diabaikan. Baik dan buruk disandarkan pada materi. Selama dapat mendatangkan materi, maka itu dianggap baik.

Sekularisme kapitalisme gagal melindungi anak-anak dari berbagai kejahatan dan bahaya karena memang sistem inilah sumbernya. Oleh karena itu, sungguh tidak layak menjadikan sistem ini sebagai sandaran untuk mewujudkan perlindungan hakiki bagi anak.

Sebagai gantinya, ada sistem Islam yang menawarkan jaminan perlindungan menyeluruh untuk semuanya. Islam hadir untuk menjaga dan melindungi setiap jiwa, termasuk anak-anak.

Perlindungan Islam untuk Anak

Perlindungan menyeluruh dapat diwujudkan oleh Islam. Islam melarang adanya pelanggaran atas hak anak dalam bentuk apa pun. Anak harus diberikan ruang hidup yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembangnya.

Dalam Islam, perlindungan dan penjagaan terhadap anak dilakukan oleh seluruh pihak. Keluarga sebagai pihak terdekat harus memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak-anak. Ayah sebagai kepala keluarga menjalankan tugasnya mencari nafkah dan mengayomi seluruh anggota keluarga. Ibu menjalankan perannya sebagai pendidik anak-anak dan mengatur rumah tangga. Ayah dan ibu mendidik dengan kasih sayang dan memberikan perlindungan terbaik untuk anak-anaknya. Tidak dibenarkan adanya kekerasan terhadap anak-anak dengan alasan apa pun.

Sekolah dan lingkungan masyarakat menjadi pilar penting kedua dalam menjalankan perlindungan terhadap anak-anak. Sekolah menjadi tempat membina anak-anak agar menjadi manusia yang taat pada Sang Pencipta. Penerapan sistem pendidikan berbasis akidah Islam memungkinkan terwujudnya suasana belajar anak-anak yang aman dan nyaman. Anak-anak diajarkan tidak hanya teori, tetapi juga praktik langsung tentang berbagai kewajiban syariat seperti berakhlak baik, saling menyayangi, dan menjauhi kekerasan.

Adapun masyarakat menjadi tempat anak-anak belajar dan melakukan interaksi sosial dalam lingkup yang lebih luas lagi. Masyarakat yang diatur dengan Islam akan menjalankan fungsinya dalam kontrol sosial. Amar makruf nahi mungkar senantiasa berlangsung di dalam masyarakat ini sehingga potensi-potensi pelanggaran atau penyimpangan dapat dideteksi lebih dini. Setiap orang akan saling mengingatkan dan menasihati dalam kebaikan dan takwa sehingga kehidupan yang aman dan tenteram dapat tercipta.

Pilar ketiga adalah negara. Inilah pihak yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjamin perlindungan bagi semua, termasuk anak-anak. Dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam kehidupan, negara akan mampu menjamin keselamatan dan kesejahteraan setiap anak.

Negara menegakkan sistem sanksi Islam sehingga setiap pelanggaran akan dihukum secara adil. Selain itu, negara juga memenuhi kebutuhan rakyat secara langsung ataupun tidak langsung dalam rangka menjamin keamanan dan kesejahteraan setiap jiwa.

Khatimah

Eksploitasi anak marak terjadi dalam sistem yang rusak. Sistem kapitalisme sekularisme yang telah rusak sejak dari akarnya sungguh tak mampu menjamin keamanan dan kesejahteraan untuk anak.

Maka dari itu, untuk menghilangkan eksploitasi terhadap anak dibutuhkan sistem yang benar, yakni Islam dengan seperangkat aturannya yang lengkap. Hanya Islam yang mampu menjamin perlindungan menyeluruh bagi anak melalui mekanisme yang tepat.

Hal itu hanya dapat diwujudkan bila Islam diterapkan secara kaffah oleh institusi negara. Dengan keberadaan Daulah Khilafah, syariat Islam akan terselenggara dalam seluruh aspek kehidupan. Islam akan diterapkan secara sistemis sehingga kehidupan tertata dengan baik dan berbagai macam bahaya pun dapat dihindarkan.

Negara menjadi satu-satunya institusi yang mampu melindungi anak dan mengatasi persoalan kekerasan terhadap anak secara tuntas. Negara adalah perisai yang menjadi tempat berlindung rakyatnya sebagaimana sabda Rasulullah: “Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai di mana orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung dari musuh dengan kekuasaannya.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud)

Demikianlah, kemaslahatan akan terwujud secara nyata dalam naungan Khilafah. Keselamatan dan kesejahteraan akan dirasakan oleh setiap insan, termasuk anak-anak yang menjadi generasi penerus masa depan. Mereka sehat, aman, sentosa lahir dan batinnya sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk kemajuan peradaban Islam.

Wallahu a’lam bishshawwab []

Wasabi

Dengan memperhatikan makanan dan memanfaatkan sayuran, salah satunya wasabi sebagai obat, membuat kita menjadi sehat dan siap menjalankan tugas kita sebagai khalifah di bumi.

Oleh. Andrea Aussie
(Pemred NarasiLiterasi.id)

Narasiliterasi.id-Hai, pernah mendengar nama wasabi? Itu lo salah satu jenis makanan dari Jepang. Atau dirimu pernah memakannya? Hm.. kalau dirimu pernah mampir ke restoran Jepang atau jalan-jalan ke Jepang pasti deh nemuin banyak wasabi. Biasanya dipadukan dengan shoyu untuk menyantap sushi atau shasimi.
Masih penasaran? Yuk, saya berikan info lebih lanjut ya!

Asal Usul Wasabi

Wasabia japonica adalah salah satu tanaman asli dari Jepang. Bentuknya seperti rimpang semacam lobak dan termasuk tanaman family (brassicaceaae = kubis-kubisan). Dia tumbuh di daerah pegunungan dengan ketinggian 1300 sd 2500 di atas permukaan air laut. Tanaman ini juga bisa tumbuh di daerah sungai dengan menjaga kelembapannya dengan suhu airnya antara 20 s.d. 80C dengan akarnya harus terendam air.

Tahu gak Guys, tanaman herba ini memiliki aroma harum sekaligus rasa pedas menyengat bila dimakan. Tanaman rizoma ini berwarna hijau terang, berbentuk bulat panjang, dan mengecil di bagian bawahnya. Daunnya berbentuk seperti jantung dengan diameter 10 cm. Bunganya berwarna putih  dengan daun mahkota 4 helai akan keluar dari ujung tangkai. Biasanya terjadi di akhir bulan Februari-Maret.

Menurut sejarah Jepang, budi daya tanaman herba ini sudah dimulai sejak tahun 1596-1615 di hulu sungai Abe, Utogi, Prefektur Shizuoka. Awalnya penduduk Utogi di sana mencabut wasabia japonica yang tumbuh liar dan memindahkannya di lahan sekitar mata air yang terletak di Idogashira. Hasil budi daya ini akhirnya dipersembahkan kepada Togugawa Leyasu yang tinggal di Istana Sumpu sebagai hadiah dan ternyata pihak istana menyukainya. Sejak saat itu wasabi makin dikenal khalayak umum.

Keberadaan wasabi di Jepang pernah dianggap sebagai obat tradisional yang sangat langka dan mahal pada era penguasa Jormon (14.000 – 400 SM). Pada masa itu hanya dikonsumsi oleh para penguasa saja.

Kandungan Wasabi

Guys, jika di Indonesia kita mengenal sambal dengan menggunakan cabe maka wasabi dianggap sebagai sambal oleh masyarakat Jepang. Ada perbedaan mencolok antara wasabi dengan sambal cabe.

Jika dalam cabai terdapat peran capsaicin yang menyebabkan rasa pedas di rongga mulut maka berbeda dengan rasa pedas dari wasabi. Dalam wasabi terdapat senyawa allyl isothiocyanate yang mempunyai sifat violatil dari capsaicin yang menyebabkannya mudah menjadi gas dan merambat hingga ke sinus di belakang mulut dan rongga hidung di mana terdapat saraf-saraf sensoris yang sensitif.

Tahu nggak Guys, saat saya pertama kali mencicipi wasabi rasanya ingin menangis. Ceritanya Guys, saat itu saya menghadiri acara pernikahan salah satu rekan kerja di Hong Kong. Dalam jamuan itu tersedia berbagai menu seafood termasuk aneka ragam sushi dan sashimi. Saat mencicipi sashimi dengan wasabi, hidung saya terasa tersedak dan saraf di otak langsung goyang-goyang menahan rasa yang tak beraturan.

Menurut Joe Palca seorang koresponden sains untuk National Publish Radio mengatakan bahwa di luar sel saraf-saraf terdapat reseptor bernama TRPA1 yang bisa mencium sesuatu dan mengirimkan sinyal ke otak salah satunya adanya sinyal senyawa isothocyanate. Ketika seseorang memakan wasabi maka akan langsung terkontak saraf-saraf TRPA1 dan saraf akan mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak. Efek stimulus ini menimbulkan gejala mulai dari wajah memerah, mata memerah, dan hidung meler.

Pengolahan

Guys, jika kita datang ke restoran Jepang atau datang ke supermarket mencari wasabi maka kita akan menyaksikan makanan berwarna hijau segar. Bisa dipastikan bahwa wasabi itu merupakan tiruan. Hal ini dikarenakan masih langkanya tanaman Wasabia japonica akibat tanaman tersebut sulit untuk tumbuh dan proses menjadi wasabi tidak bisa bertahan lama dalam penyimpanannya.

Kelangkaan Wasabia japonica menyebabkan banyak produsen makanan mengolah tiruan wasabi dengan menggunakan bahan-bahan lain seperti radish (lobak putih), tepung mustard, tepung jagung ditambah pewarna makanan hijau. Pembuatannya sebisa mungkin mirip, tetapi yang tiruan lebih cenderung memiliki rasa pedas/panas dari yang asli.

Wasabi asli akan diolah dengan cara membersihkan rizomanya lalu diparut secara tradisional dengan menggunakan parutan logam sehingga menghasilkan parutan tekstur yang lembut dan aroma yang sedap. Pada jaman dulu rizoma ini diparut menggunakan kulit ikan hiu. Hasil parutan itu diawetkan dalam bentuk bubuk maupun pasta dalam tube.

Ada dua metode membuat wasabi yaitu:

  1. Wasabi asli
    Rimpang Wasabia japonica dibersihkan, lalu diparut, dan dipadatkan. Kemudian didiamkan selama 10 menit lalu disimpan dalam wadah untuk dinikmati.

Budi Daya Wasabi

PT Dayo Wasabi Farm adalah tempat budi daya sekaligus produsen wasabi terbesar di Jepang. Berada di kota Azumino, Prefektur Nagano Jepang  dengan memiliki lahan seluas 11 hektare. PT Dayop Wasabi bisa memproduksinya hingga 60 ton per tahun. Di Indonesia kita bisa menemukan budi daya tanaman wasabiia japonica di daerah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah tepatnya di kawasan dataran tinggi Dieng.

Jika dulu penggunaannya hanya sekadar pendamping makanan utama, tetapi sekarang justru makin digalakkan sebagai campuran pengolahan makanan lainnya. Beberapa produk seperti tube wasabi, seaweed rasa wasabi, wasabi furikake, bumbu kering yang ditaburkan di atas nasi, mayoneses rasa wasabi, dan lainnya.

Perusahaan Kameya Food di Indonesia menanam wasabia japonica dan menjual makanan olahan berbahan dasar wasabi dan telah mengekspor sejak tahun 2011. Bisnis memproduksi atau menjual produk ini makin meningkat, bahkan mampu mengekpor sekitar 170 juta yen ($1,13 juta) pada tahun 2013. Bahkan mereka menetapkan target sebesar 500 juta yen untuk penjualan pada tahun 2026.

So, dengan kata lain bisnis ini makin banyak memberikan keuntungan dalam dunia industri.

Wasabi dalam dunia Kesehatan

Seperti kita ketahui bahwa sushi dan sashimi tidak jauh dengan penggunaan ikan mentah sebagai bahan bakunya. Tentu dong pengolahannya harus ekstra hati-hati agar makanan itu tidak terkontaminasi bakteri yang menyebabkan keracunan.

Dalam wasabi terkandung zat isothiocyanate yang menghantar rasa pedas dan sering bikin tersedak. Nah, zat isothiocyanate di dalamnya itu merupakan insektisida alami yang mampu mengusir serangga dan bakteri pada makanan.

Tahu gak Guys, menurut Healthshots ada beberapa manfaat wasabi untuk kesehatan seperti:

1. Mengandung antioksidan.

Terdapat antioksidan termasuk 6 methylsulfonyl hexyl isothiocyanate (6-MSITC) yang bisa membantu menetralisasi radikal bebas berbahaya dan mencegah penyakit seperti jantung atau kanker.

2. Mengurangi peradangan.

Dari hasil penelitian yang diterbitkan Frontier in Neurology menyatakan ada kandungan vitamin C, potasium, kalsium, dan senyawa lainnya yang bermanfaat melawan peradangan dan penyakit kronis.
Rasa pedasnyai bisa memperlambat perkembangan gangguan neurodegenerative yang disebabkan peradangan.

3. Untuk pencernaan.

Mengandung enzim alami yang membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi sehingga bisa mengurangi kembung dan gangguan pencernaan.

4. Memiliki sifat antibakteri.

Senyawa 6-MSITS di dalamnya memiliki sifat anti inflamasi yang bisa mengurangi rasa sakit, meningkatkan kesehatan sendi, bahkan mengurangi terkena peradangan sendi.

5. Meningkatkan kesehatan jantung.

Rimpang ini dipercaya dapat membantu meningkatkan fungsi pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, dan menurunkan risiko penyakit jantung (kardiovaskular).

Hikmah

Allah Swt. menciptakan alam semesta termasuk tumbuh-tumbuhan agar menusia bisa mengambil manfaatnya. Alam semesta dan semua proses kauniyahnya merupakan bukti tanda-tanda terpenting atas penciptaan-Nya sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surah Abasa ayat 24-32 yang artinya:

Maka hendaklah manusia memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami telah mencurahkan air dari langit dengan berlimpah. Kemudian Kami ciptakan bumi dengan sebaik-baiknya. Lalu Kami tumbuhkan padanya biji-bijian, anggur, sayur-sayuran, zaitun, pohon kurma, kebun-kebun yang rindang, buah-buahan dan rerumputan. Semua itu disediakan untuk kesenanganmu dan hewan ternakmu.”

Dari penjelasan ayat tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwa Allah Swt. menyiapkan biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan yang mengandung protein, karbohidrat, dan nutrisi lainnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan memperhatikan makanan dan memanfaatkan sayuran salah satunya wasabi sebagai obat membuat kita menjadi sehat dan siap menjalankan tugas kita sebagai khalifah di bumi.[]

Taaruf

Taaruf itu harus ada perantara sehingga perempuan dan laki-laki tidak boleh bertemu secara berduaan karena itu melanggar syariat Islam.

Oleh. Rastias
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Dalam Islam, manusia dianjurkan untuk menikah. Pernikahan merupakan salah satu tujuan syariat Islam untuk menjaga nasab. Pernikahan juga merupakan sunah nabi, sebagaimana Rasulullah hidup sama seperti manusia lainnya, yaitu menikah. Banyak hikmah yang akan didapatkan oleh manusia dari menikah, salah satunya adalah dapat menjaga kehormatan diri dari perbuatan maksiat.

Oleh karena itu, jika dirasa sudah pantas dan mampu untuk menikah, tahap selanjutnya adalah mencari pasangan. Dalam Islam, mencari atau memilih pasangan ada caranya, yaitu dengan cara taaruf.

Apa Itu Taaruf?

Istilah taaruf sudah sangat familier di kalangan kaum muslim. Seseorang yang ingin mencari pasangan hidup sesuai dengan syariat Islam, taaruf merupakan pilihan yang tepat. Taaruf berasal dari bahasa Arab, yaitu ta’arafa-yata’arafu-ta’arufan, artinya saling mengenal.

Istilah taaruf tercantum di dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13, "Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, menjadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya di antara kamu yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."

Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), taaruf merupakan perkenalan. Proses taaruf ini diketahui sebagai sarana perkenalan antara laki-laki dan perempuan yang berniat menikah.

Taaruf Bukan Pacaran

Harus dipahami bahwa proses saling mengenal tersebut berbeda dengan pacaran, ya. Taaruf itu harus ada perantara sehingga perempuan dan laki-laki tidak boleh bertemu secara berduaan karena itu melanggar syariat Islam. Waktu taaruf juga tidak boleh terlalu lama dan berbelit-belit. Proses taaruf minimal paling cepat berlangsung selama satu bulan dan maksimal tiga bulan. Setelah proses taaruf selesai, khitbah dilaksanakan, kemudian menuju pernikahan.

Oleh karena itu, jika seseorang sudah memilih jalan taaruf, artinya sudah melangkah ke arah yang lebih baik. Namun, tentunya harus mempersiapkan mental untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, seperti kegagalan.

Sebagaimana kisah seorang pemuda yang bernama Fattah, saat berusia 19 tahun ia meminta izin kepada abah dan uminya untuk menikah. Dia merasa sangat membutuhkan pendamping saat itu. Kemudian dia menghubungi murabbi atau pengajar mengajinya untuk mencarikan akhwat (perempuan) yang siap menikah.

Waktu terus berjalan dan berulang kali Fattah menjalani proses taaruf dengan akhwat (perempuan) dan semuanya gagal. Selalu ada halangan yang menggagalkan proses taarufnya. Pernah ada akhwat yang dia sukai, si akhwat juga memberikan sinyal yang sama, tetapi orang tua Fattah tidak menyetujui. Giliran orang tua Fattah setuju, Fattah yang tidak mau. Ada lagi Fattah mau, orang tua setuju, akhwatnya yang menolak.

Baca: denting-nasihat-kehidupan/

Dalam setahun, Fattah terus saja mencari pendamping hidupnya. Dia membagikan CV biodatanya ke beberapa akhwat lain, tetapi bernasib sama. Hilal masih belum terlihat juga. Allah masih ingin dia sendiri dahulu dan memperbaiki diri.

Selayaknya manusia normal lainnya, ketika seorang laki-laki datang melamar seorang perempuan dan dia menolaknya, bagaimana rasanya? Apalagi ini bukan hanya 1—2 perempuan yang menolaknya. Namun, 16 perempuan.

Sekuat-kuatnya lelaki, Fattah tetap manusia biasa. Ketika sesuatu hal yang diinginkan tidak didapat, pasti ada rasa kecewa, frustrasi, putus asa, dan berbagai macam hal lain yang seolah makin pelik dirasakan.

Takdir Allah

Setelah mengalami kisah yang panjang, Fattah terlihat muram dan sering melamun. Kemudian, sosok umi dengan lembut merangkul mencoba menenangkan dan terus memotivasi agar menerima dengan lapang setiap takdir yang diterimanya.

“Nak, ada sesuatu hal yang dengan mudah kita dapat begitu saja tanpa kita meminta. Namun, ada saatnya juga Allah akan menguji dengan menahan keinginan kita dan memberikan di waktu yang tepat. Yakin saja Allah sedang menyiapkan yang terbaik untuk kamu, Mas. Insyaallah.” Begitu nasihat lembut umi padanya.

Fattah mencoba mencerna setiap kata-kata yang diucapkan uminya. Ya. Umi benar. Segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan dan tentunya sudah pasti terbaik dari Allah. Bukankah dari awal sudah diperingatkan? Kuatkan mental untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi saat taaruf.

Rida Ketetapan Allah

Kalau dipikir-pikir, bukankah ini yang selalu aku minta saat salat istikharah? Setiap selesai salat aku berdoa “Ya Allah, jika dia yang terbaik, mudahkanlah prosesnya. Namun, jika bukan, palingkanlah aku darinya dan palingkanlah dia dariku. Kemudian gantikanlah yang terbaik menurutmu dan buatlah aku rida ketetapan-Mu.”

Akhirnya Fattan merasa menyesal dan malu pada Allah, mengapa harus sedih dan kecewa. Padahal bisa jadi ada keburukan yang coba Allah hindarkan dengan gagalkan proses taaruf, sudah ada yang terbaik dan telah ditetapkannya.

Dalam hal ini Allah telah menjelaskan di dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 26, "Perempuan-perempuan yang jahat untuk laki-laki yang jahat, laki-laki jahat untuk perempuan-perempuan jahat, sementara perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan baik. Mereka yang baik itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia bagi mereka."

Ayat ini menegaskan bahwa setiap perempuan yang tidak baik ucapan dan perbuatannya akan cocok dengan laki-laki yang ucapan dan perbuatannya tidak baik juga. Begitu sebaliknya, setiap perempuan yang baik ucapannya dan perbuatannya akan cocok dengan laki-laki yang baik ucapannya dan perbuatannya; mereka adalah orang-orang yang jauh dari kekejian dan selamat dari tuduhan dusta orang-orang. Mereka akan mendapat ampunan atas dosa-dosa mereka dan mendapat rezeki yang luas di surga.
Wallahualam bissawab.[]

Luka Pengasuhan dan Perjuangan untuk Pulih

Mengakui adanya luka pengasuhan di masa silam menjadi titik awal bagi seseorang untuk bangkit menjadi manusia yang baru.

Oleh. Mahyra Senja
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Setiap orang pasti ingin bisa pulih dari trauma masa kecil dan luka pengasuhan. Tidak ada satu pun manusia yang hidupnya sempurna di dunia ini. Mungkin di antara kita pernah terluka dan pernah merasakan trauma di masa silam. Tanpa dimungkiri, saat itulah kita terserang inner child. Hal ini disebabkan buruknya pengasuhan dari orang tua dan hubungan yang tidak harmonis sehingga luka tersebut terbawa sampai seseorang dewasa.

Inner child merupakan pengalaman masa lalu yang belum mendapatkan penyelesaian yang baik sehingga saat dewasa mengakibatkan seseorang mempunyai emosi yang buruk. Misalnya ketika seseorang mendapatkan pengalaman menyakitkan seperti menjadi korban kekerasan selama masa anak-anak, baik fisik maupun psikis. Hal ini tidak bisa kita biarkan karena lambat laun akan berakibat fatal.

Ada sisi anak kecil yang ada di dalam diri orang dewasa dan masih terluka oleh masa silam. Mungkin kita tidak sadar pernah menyimpan pengalaman emosi yang dialami saat masih kecil. Oleh karenanya, kita merasakan penderitaan dan merasa diri tidak punya harga diri. Hal ini akan menyebabkan seseorang kesulitan dalam berinteraksi di lingkungan sosialnya serta dapat memengaruhi interaksi dan hubungan dengan orang lain.

Dampak Fatal Luka Pengasuhan

Ada luka pengasuhan yang pernah kita rasakan dari orang tua sehingga masih dibayangi oleh luka itu dan belum berdamai dengan keadaan ketika dewasa. Orang-orang yang terjerat oleh luka tersebut sangat rentan mewariskan luka pengasuhan pada buah hatinya. Bukankah ini akan membahayakan mental generasi selanjutnya? Masalah mental ini semestinya ditangani sejak dini agar tidak berdampak pada orang-orang terdekat di sekitar kita karena memengaruhi diri kita sendiri.

Contohnya, kita tidak sadar telah memperlakukan buah hati dengan kasar, temperamental, dan tidak bisa mengontrol diri sendiri. Bahkan, kita merasa tidak percaya diri dan overthinking dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita lantas berdiam diri? Tentu tidak, bukan? Mengakui dengan jujur adalah titik awal perjalanan hidup kita agar bisa menerima takdir dan memahami diri lebih dalam. Dengan demikian, kita akan bertumbuh dengan kekuatan yang baru.

Dari laman kalimprov.go.id, Psikolog Klinis dan Forensik Amerika Stephen A. Diamond mengatakan, “Kita membutuhkan waktu untuk memahami dan mendengarkan inner child dalam diri kita karena kita membutuhkan cinta, kasih sayang, penerimaan, pengasuhan serta merasa dipahami oleh orang lain. Semua itu adalah bagian inner child yang harus tercukupi bagi setiap orang, tentunya dengan kadar yang berbeda-beda.”

Setiap orang tentu punya masa lalu yang berbeda-beda. Ada yang mempunyai pengalaman positif dan ada juga yang negatif. Pola asuh yang kita terima dari orang tua membentuk siapa kita hari ini. Karena itu, kita harus memutus mata rantai pola asuh yang buruk dan menyembuhkan diri sendiri demi generasi yang lebih baik. Jangan biarkan anak-anak kita mengalami luka yang sama. Kita tidak boleh mengabaikan inner child dalam diri karena akan menjadi rantai derita yang tidak berujung hingga lahir generasi berikutnya.

Bangkit untuk Pulih

Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi, bukan? Jadi, cukupkan rantai derita ini hanya pada diri sendiri dan putuskan mata rantai inner child ini dengan menyayangi dan mengasuhnya. Ya, kita harus menyelesaikan masalah mental yang ada di dalam diri agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan muslim yang taat pada Allah Swt. Bagaimana agar kita bisa bangkit untuk pulih dari luka pengasuhan ini? Salah satu caranya yaitu dengan menerima sepenuhnya bahwa di dalam diri kita ada inner child yang terluka, kemudian kita rangkul dan kita cintai.

Terkadang kita sering kali kecewa dengan keadaan ketika ada luka yang bersemayam dalam batin. Namun, ingatlah bahwa apa yang kita miliki saat ini, suatu saat akan diambil oleh Sang Pemilik Kehidupan. Lantas, apakah kita sudah ikhlas melepaskan? Emosi yang bergejolak tidak bisa kita tutupi, tentu rasa sedih juga kita rasakan. Namun, pernahkah kita berpikir apa yang telah terjadi semua atas kehendak Sang Kuasa? Siap atau tidak kita harus terima dengan keadaan yang terjadi.

Baca: lepaskanlah/

Tidak ada hidup yang sempurna, kadang kala kita harus lapang dada dengan realitas yang ada. Berdamai dengan keadaan atau terjerembap dalam lubang luka. Pasti ada rasa kecewa dan marah menerima realitas di masa kecil dahulu. Apakah kita mampu mengendalikan semua itu? Tentu tidak! Meskipun kita sudah berupaya dengan sekuat tenaga, semua itu akan terjadi. Sekarang bukan saatnya menangisi keadaan, tetapi berdamai dengan cara menerima segala ujian.

Keadaan tidak akan berubah, kecuali kita mengubahnya sendiri. Artinya, usaha dan doa diperlukan untuk mencapai kebahagiaan. Allah tidak menguji hamba-Nya di luar batas kemampuan. Allah memberikan kemampuan berpikir pada manusia agar bisa memaknai setiap peristiwa dalam kehidupan dengan positif. Yakinlah akan selalu ada harapan positif terhadap masalah yang kita lalui. Jadi, kita harus semangat berjuang untuk pulih.

Memaafkan, Kunci Berdamai dengan Luka

Tidak ada kata terlambat untuk mengakui dan berdamai dengan keadaan. Selain itu, kita harus tetap berbakti pada orang tua meskipun kita pernah terluka. Dengan demikian, memaafkan mereka dan diri sendiri sangat penting agar bisa pulih. Seperti yang diajarkan dalam agama kita untuk menghormati orang tua dan berbuat baik pada mereka. Dalam Al-Qur'an surah Al-Isra ayat 23 Allah Swt. berfirman yang artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua."

Memaafkan kunci dari akar masalah yang kita hadapi. Mungkin butuh proses dan waktu, tetapi perjalanan hidup kita masih panjang. Saat ini lakukanlah upaya untuk berbuat baik pada orang tua dan berbelas kasih pada diri sendiri untuk merangkul inner child yang ada di dalam diri kita. Bulatkan tekad untuk beramal saleh selagi kita masih bernapas. Jangan biarkan diri kita larut dalam luka terlalu lama, tetapi selamatkan diri kita agar bisa menjadi muslim yang tangguh. Perbanyak zikir pada pagi dan petang serta doa. Semoga Allah menjaga kita semua, amin.
Wallahualam bissawab.[]

Men-challenge Diri dalam Dunia Literasi

Seharusnya anak bukanlah menjadi alasan untuk tidak berkarya. Justru harus mampu men-challenge diri untuk menjadi penulis ideologis yang tangguh.

Oleh. Rastias
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Pada bulan kemarin, tepatnya tanggal 3 Agustus 2024, Mbak Sulastri share info di grup Tim TOS Wangon tentang NarasiPost.Com yang akan mengadakan bedah buku My Story bersama penulisnya, Mom Andrea. Lantaran aku penasaran banget dengan isi buku tersebut, akhirnya memutuskan untuk menghubungi Mbak Dia selaku narahubung acara. Apalagi aku juga melihat story WhatsApp Mbak Sulastri yang mengunggah gambar buku My Story dengan caption, "The Best Mom Andrea" sehingga bertambah rasa penasaranku.

Hari itu juga aku langsung hubungi Mbak Dia. Dalam percakapan, beliau meminta aku untuk list di Konapost. Aku bingung dong, Konapost itu apa? Kemudian Mbak Dia tanya kembali, apakah aku sudah tergabung dalam grup Konapost. Aku jawab, "belum".

Akhirnya beliau menjelaskan untuk tergabung di grup Konapost harus kirim naskah ke NarasiPost.Com dahulu. Aku yang masih dalam kebingungan dengan Konapost, layaknya anak yang patuh sama ibunya. Aku akhirnya mengirim link naskah yang pernah publish di NarasiPost.Com.

Beberapa menit kemudian aku dimasukkan grup Konapost. Untuk mencari jawaban kebingunganku, akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada Mbak Sulastri karena beliau juga tergabung di grup yang sama.

Bahagia dan Kekhawatiranku

Terjawab sudah kebingunganku tentang Konapost. Jujur aku bahagia banget bisa masuk grup tersebut, disandingkan dengan penulis-penulis hebat, bisa belajar banyak melalui sharing-sharing ilmu kepenulisan, dan ada ujian yang diadakan tiap pekannya di grup Konapost untuk men-challenge diri.

Di sisi lain, aku khawatir apakah bisa menetaskan tulisan-tulisan tiap harinya atau mungkin tiap pekannya. Apalagi aku terbilang masih amatir dalam dunia literasi sehingga rasa kurang percaya diri itu terus menggerogoti.

Dahulu sebelum aku mengenal NarasiPost.Com, lebih tepatnya ketika masih awal banget belajar Islam secara kaffah, bisa dibilang girah menulis lagi bagus-bagusnya. Setiap ada TOR dari musrifahku langsung dieksekusi dan disetorkan ke musrifahku. Beliaulah yang mengirim naskahku ke media. Jadi, bisa dibilang aku terima beres sehingga aku tidak tahu media-media mana yang sudah menerima naskah tersebut.

Semenjak aku melahirkan, girah menulis itu terbang bagai ditiup angin. Banyak adaptasi yang harus aku lewati. Mulai dari adaptasi dengan peran baru, amanah baru, dan adaptasi dengan kondisi LDR dengan suami. Setelah sebulan melahirkan, suami kembali lagi ke Ponorogo untuk bekerja, sedangkan aku tetap di Banyumas.

Sibuk Bukan Alasan Malas Men-challenge Diri

Aku melahirkan secara caesar, inilah salah satu alasan kenapa aku tinggal di Banyumas dahulu. Apalagi kondisiku waktu itu bisa dibilang perlu ada orang yang membersamai setiap waktu, sedangkan suami harus bekerja. Setelah operasi caesar, aku merasakan pusing bahkan bumi ini rasanya seperti berputar. Untuk tidur pun harus dengan duduk, ketika berbaring bumi terasa berputar-putar. Semua ini berlangsung kurang lebih dua minggu. Saat aku konsultasi ke bidan, katanya karena darah rendah, kurang tidur, dan keletihan.

Kurang tidur dan keletihan merupakan hal wajar ketika mempunyai seorang anak apalagi masih bayi. Harus bangun malam memberi ASI, mengganti popok, mengayun, dan sebagainya. Bukankah itu kewajiban seorang ibu? Dalam Islam, ibu tugas utamanya adalah ummun wa rabbat al-bayt (ibu dan pengatur rumah suaminya).

Jelaslah seorang ibu tidak hanya bertugas mengurus dan mendidik anak, tetapi mengurus semua pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, menyapu, dan masih banyak lagi. Karena itu, sebagai ibu harus strong dan mampu mengerjakan semua kewajibannya dengan baik.

Baca: denting-nasihat-kehidupan/

Akhirnya menulis pun belum terealisasi optimal seperti dahulu. Sekarang anak udah usia 18 bulan, tetapi masih saja menjadi alasan untuk tidak menulis. Anak menangis minta ponsel ketika melihat ibunya memegang benda itu. Dikasih pun, bukannya anteng malah tambah rewel. Akhirnya aku tidak bisa menulis karena kesulitan pegang ponsel. Bisa pegang ponsel hanya saat anak sedang tidur, sedangkan kalau siang hari anak disuruh tidur susah banget.

Seharusnya anak bukanlah menjadi alasan untuk tidak berkarya. Justru harus mampu men-challenge diri untuk menjadi penulis ideologis yang tangguh. Sekaligus memberi contoh bahwa sebagai seorang muslim, poros kehidupannya adalah dakwah. Aku sadari inilah kekhilafanku melupakan visi yang sudah ditentukan.

Saatnya Men-challenge Diri

Challenge Milad ke-4 NP akhirnya tiba. Bismillah aku niatkan untuk menaklukkannya. Seperti tahun sebelumnya, NarasiPost.Com mengadakan challenge buat sobat Konapost dan sobat literasi lainnya. Namun, kali ini lebih istimewa. Pasalnya, setiap peserta yang ikut challenge akan dibagi menjadi tiga kelompok agar yang menang tidak hanya dia, dia, dan dia saja. Wah, bakalan seru nih.

Reward yang ditawarkan dalam challenge ini banyak dan tentunya sangat menarik, salah satunya 1 gram emas. Siapa coba yang tidak tertarik? Semuanya pasti ingin, termasuk aku. Itu merupakan hal wajar karena sudah menjadi fitrah manusia yang mempunyai naluri (gharizah baqa’) yang sama, yaitu mempertahankan diri, rasa ingin memiliki, diakui, dihargai, dan ingin menang.

Dalam sebuah perlombaan, menang dan kalah itu sudah biasa. Sebaiknya kita kembalikan lagi pada tujuan awal menulis. Luruskan niat untuk mendapat rida Allah sehingga saat kalah tidak kecewa, menang pun tidak jemawa.

Ini pertama kali aku ikut challenge di NarasiPost.Com. Ada rasa senang, takut, dan khawatir. Bagaimana tidak, ternyata oh ternyata salah satu kriterianya juga sama dengan challenge publish naskah, yakni menulis minimal lima naskah dalam sebulan. Kemarin tidak jadi ikut karena alasan tersebut dan takut tidak bisa pegang ponsel, tetapi nyatanya kali ini ikut.

Namun, tidak masalah hitung-hitung untuk men-challenge diri sendiri agar kembali produktif dalam menggerakkan opini Islam. Bismillah tetap jalani, nikmati prosesnya, dan terus berdoa serta berprasangka baik kepada Allah. Bukankah Allah sesuai prasangka hamba-Nya?

Rasulullah bersabda yang artinya: "Allah berfirman sebagai berikut: ”Aku sesuai prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, maka hendaknya ia memprasangkai Aku dengan apa pun yang ia mau". (Hadis sahih diriwayatkan oleh Hakim)
Wallahualam bissawab.[]

Pendidikan Gratis hingga SMA/SMK, Mungkinkah?

Pendidikan yang diklaim gratis ternyata tidak sepenuhnya benar, masih banyak biaya yang harus dibayar oleh orang tua siswa pada sekolah.

Oleh. Neni Nurlaelasari
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi merupakan impian setiap siswa. Sayangnya, tidak sedikit siswa yang terpaksa putus sekolah lantaran orang tua tidak mampu membayar mahalnya biaya sekolah. Salah satu cara mengatasi permasalahan putus sekolah, khususnya di Jawa Timur, adalah program sekolah gratis. Program ini dijanjikan oleh Calon Gubernur Jawa Timur Tri Rismaharini untuk tingkat SMA/SMK. Program ini sudah dilakukan Tri Rismaharini ketika menjabat Wali Kota Surabaya (Detik.com, 20-09-2024).

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Jawa Timur Aries Agung Paewai menyatakan bahwa SMA/SMK negeri di seluruh Jawa Timur tidak dipungut biaya SPP alias gratis. Program ini sudah berjalan lama sebab ada dana BOS dari pemerintah pusat serta tambahan BOPP. Program SMA/SMK negeri gratis ini masih dilanjutkan oleh Pj Gubernur Adhy Karyono (Detik.com, 20-09-2024). Upaya Pemda Jawa Timur yang menggratiskan SPP selama ini patut diapresiasi. Namun, biaya pendidikan tentu tidak hanya terkait SPP. Masih banyak keperluan sekolah yang tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Kapitalisme Setengah Hati

Jika kita cermati, sekolah yang diklaim gratis ternyata tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, masih terdapat biaya yang harus dibayar oleh orang tua siswa, seperti biaya seragam, study tour, LKS, dan lainnya. Berbagai biaya di atas tentu masih memberatkan para orang tua siswa. Sulitnya merealisasikan pendidikan gratis ini disebabkan beberapa faktor seperti minimnya anggaran, budaya korupsi yang mengakar di kalangan pejabat, hingga cara pandang sistem kapitalisme.

Minimnya anggaran mengakibatkan program sekolah gratis belum bisa terwujud sepenuhnya. Keterbatasan anggaran akan menghambat berbagai program. Mirisnya, ada wacana untuk mengalihkan anggaran pendidikan yang biasanya diambil dari APBN, ke depan akan diambil dari pendapatan negara di luar APBN. Anggaran pendidikan yang tidak stabil akan mengganggu program yang seharusnya dijalankan. Ini terjadi akibat sumber daya alam yang ada dikuasai swasta maupun asing. Alhasil, negara tidak memiliki dana yang cukup untuk sektor pendidikan.

Baca: Sekolah Gratis di Kapitalisme, Mimpi!

Di sisi lain, budaya korupsi yang seolah mengakar menjadi potret buruk bagi dunia pendidikan saat ini. Oknum-oknum serakah tega memangkas dana pendidikan untuk kepentingan pribadinya. Seperti kasus korupsi dana BOS yang terjadi di Bengkulu. Dua pelaku korupsi dana BOS 2020-2021 yang merugikan negara sebesar Rp1,2 miliar merupakan mantan Kepala Sekolah dan Bendahara SMPN 17 Kota Bengkulu (CNNIndonesia.com, 13-09-2024). Ini terjadi akibat tidak amanahnya para pejabat yang seharusnya melayani rakyat. Perilaku pejabat yang tidak amanah ini disebabkan penerapan sistem sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Individu yang diamanahi mengurus rakyat menjadi mudah tergiur materi akibat lemahnya iman.

Sementara itu, minimnya peran negara sangat memengaruhi proses pendidikan. Ini terjadi akibat penerapan sistem kapitalisme yang menjadikan materi sebagai tujuan utama. Dalam pandangan kapitalisme, pendidikan dipandang sebagai bisnis yang mampu menghasilkan materi sehingga negara hanya berperan sebagai fasilitator atau penyedia. Tidak heran jika anggaran pendidikan dianggap sebagai beban sehingga harus diminimalkan sebisa mungkin, termasuk wacana pengalihan dana anggaran yang berasal dari APBN, ke depan akan diambil dari pendapatan negara di luar APBN. Selain itu, berbagai biaya seperti pembelian seragam sekolah, LKS, dan study tour merupakan bukti setengah hatinya sistem kapitalisme melayani pendidikan untuk rakyat.

Sistem Islam Menjamin Pendidikan Rakyat

Berbeda dengan sistem kapitalisme yang setengah hati, negara dalam sistem Islam sangat memperhatikan sektor pendidikan. Dalam Islam, pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap individu. Negara wajib menyediakan pendidikan yang berkualitas, gratis, dan merata untuk seluruh rakyat. Melalui pendidikan, negara mampu mencetak generasi penerus yang beriman, berkepribadian Islam, dan memiliki keilmuan yang mumpuni. Generasi ini kelak akan mampu membangun peradaban Islam menjadi kuat. Dengan demikian, anggaran pendidikan menjadi prioritas utama negara dalam sistem Islam.

Berbagai sarana dan fasilitas pendidikan dibangun secara merata agar setiap warga negara bisa merasakan pendidikan yang berkualitas. Negara dalam sistem Islam tidak akan mengalami kesulitan dalam hal anggaran sebab sumber daya alam dalam sistem Islam haram dikuasai oleh swasta maupun asing. Negara wajib mengelola sumber daya alam, kemudian hasilnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat, salah satunya berupa sekolah gratis. Selain dari hasil pengelolaan SDA, masih banyak sumber pemasukan negara dalam sistem Islam, seperti jizyah, ganimah, fai, zakat, dan sebagainya. Peran negara merupakan bentuk tanggung jawab dalam melayani rakyat. Ini sebagaimana hadis Rasulullah saw.,

"Imam/khalifah itu laksana penggembala dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian, sudah semestinya kita meninggalkan sistem kapitalisme yang terbukti setengah hati dalam melayani rakyat. Kemudian beralih menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kaffah) agar sekolah gratis benar-benar mampu diwujudkan. Wallahualam bissawab. []

Penyanderaan Pilot dan Separatisme Papua

Motif penyanderaan yang dilakukan TPNPB-OPM terhadap pilot Susi Air adalah tuntutan untuk kemerdekaan Papua.

Oleh. Arum Indah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Penyanderaan terhadap pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens telah mencapai babak akhir. Setelah hampir 20 bulan terkungkung dalam penyanderaan, Philip akhirnya dibebaskan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pada Sabtu, 21 September lalu. Upaya pembebasan Philip sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, tetapi belum pernah membuahkan hasil. Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom bahkan sempat menyindir pemerintah Indonesia tidak mampu membebaskan sandera. Sebby pun pernah berjanji pihaknya akan membebaskan Philip dengan cara mereka sendiri.

Sebulan sebelum pembebasan Philip, tepatnya Agustus lalu, Sebby mengatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan proposal berisi mekanisme pembebasan Philip dari penyanderaan serta beberapa syarat yang harus dipenuhi pemerintah Indonesia dan Selandia Baru. TPNPB-OPM pun menunjuk fasilitator untuk pembebasan Philip. (nasional.okezone.com, 18-9-2024)

Dalam operasi pembebasan Philip dari penyanderaan, pemerintah mengakui adanya keterlibatan aktivis HAM dari Finlandia bernama Juha Christensen yang berperan sebagai kolaborator. Sebby pun membenarkan pernyataan tersebut dengan menunjukkan sejumlah foto Juha bersama Egianus Kogoya yang merupakan milisi TPNPB Komando Pertahanan Daerah III. Namun, Sebby mencurigai adanya pengkhianatan yang dilakukan oleh Egianus.

Kecurigaan Pengkhianatan dalam Penyanderaan

Sebby mengaku berang atas pembebasan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru itu. Pasalnya, pembebasan Philip dari penyanderaan sama sekali tidak sesuai skenario yang ditulis Komnas TPNPB di dalam proposal yang diajukan ke pemerintah Indonesia. Sebby pun menuduh bahwa Egianus dan kelompoknya telah mengkhianati TPNPB di 35 Komando Wilayah Pertahanan lain serta menerima sejumlah uang dari TNI dan Polri.

Mereka adalah kelompok kriminal yang sandera pilot hanya demi uang. Itu sangat kurang ajar. Jadi, mereka tidak jauh beda dengan pengecut. Egianus menyerahkan diri saja kepada pemerintah Indonesia daripada mengotori nama TPNPB,” ujar Sebby. Meskipun dikhianati, Sebby menegaskan bahwa perjuangan kemerdekaan Papua akan terus dilanjutkan. “Kami masih punya 35 komando pertahanan. Satu komando jadi pengkhianat itu tidak masalah. Kami akan lanjutkan perang,” ujarnya lagi kepada media. (papua60detik.id, 22-9-2024)

Namun, Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz Bayu Suseno menampik hal tersebut. Bayu justru menuduh Sebby telah melakukan propaganda karena pemerintah berhasil membebaskan Philip tanpa harus menyetujui isi proposal dari TPNPB. Bayu pun berani menjamin bahwa tidak ada syarat ataupun uang tebusan yang dikeluarkan untuk membebaskan Philip dari penyanderaan.

Kronologi Penyanderaan Pilot Susi Air

Penyanderaan Philip terjadi pada 7 Februari 2023. Pesawat Susi Air yang berjenis pilatus porter itu dilaporkan telah hilang kontak. Burung besi dengan nomor penerbangan SI 9368 yang dipiloti Philip itu seharusnya tiba di Timika pada jam 07.40 WIT. Kemudian, perusahaan menerima emergency locator transmitter (ELT) atau sinyal tanda keadaan darurat jam 09.12 WIT. Pihak Susi Air langsung merespons sinyal darurat dan mengirim pesawat lain untuk memeriksa posisi dan kondisi. Burung besi itu pun ditemukan dalam kondisi terbakar di landasan Lapangan Terbang Distrik Paro.

Baca juga : demokrasi-kian-ringkih-inilah-kondisi-darurat-negeri/

Pesawat yang membawa lima penumpang dan beberapa barang itu diduga dirusak oleh kelompok TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya. Dugaan ini timbul setelah Sebby mengaku akan bertanggung jawab terhadap sabotase pesawat Susi Air. Sebby juga mengeklaim telah melakukan penyanderaan terhadap sang pilot dan tidak akan membebaskannya sebelum pemerintah Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat, dan Eropa bertanggung jawab. Sebby menuding negara-negara itu telah membantu TNI dan Polri melawan rakyat Papua selama 60 tahun ini.

Sebby pun menegaskan bahwa penyanderaan dilakukan untuk mendesak PBB, Amerika, Eropa, dan Australia untuk bersuara. Penyanderaan juga dilakukan sebagai jaminan untuk tuntutan kemerdekaan Papua dan meminta militer Indonesia angkat kaki dari Bumi Cenderawasih itu.

Penyanderaan dan Tuntutan Papua Merdeka

Motif penyanderaan yang dilakukan TPNPB terhadap pilot Susi Air adalah tuntutan untuk kemerdekaan Papua. Semangat separatisme Papua memang telah bergejolak sejak lama, yakni sejak 1963. OPM sendiri dibentuk oleh opsir Belanda yang terus menanamkan ide pada rakyat Papua untuk melepaskan diri dari Indonesia.

Semangat separatisme ini sebenarnya juga didukung oleh Inggris dan Amerika. Sejak 2013, kantor perwakilan OPM di Oxford, Inggris telah resmi berdiri. Selanjutnya, Amerika Serikat juga mengeluarkan rancangan UU Foreign Relation Authoeization Act (FRAA) yang berisi referensi khusus untuk Papua. UU FRAA ini akan menjadi pintu awal bagi Amerika untuk memuluskan langkah diplomasi dan operasi politik guna meyakinkan Indonesia agar mau melepas Papua atau paling tidak memberikan otonomi khusus bagi Papua untuk mengurus wilayahnya sendiri.

Keterlibatan Asing dalam Gerakan Separatisme

Dalam teori intelijen, kerusuhan yang ditimbulkan oleh OPM bertujuan untuk menciptakan suasana chaos serta memantik perseteruan dengan TNI dan Polri. Selanjutnya pemberitaan media pun akan diarahkan kepada skenario pelanggaran HAM. Skenario ini sebenarnya pernah dilakukan Amerika kepada gerakan Kosovo merdeka agar lepas dari Serbia. Ya, isu-isu HAM memang menjadi “jualan politik” Amerika untuk mendukung gerakan separatisme di berbagai belahan dunia.

Sejatinya, dukungan asing terhadap kemerdekaan Papua sudah berlangsung lama. Asing pun terus mendorong Papua untuk lepas dari Indonesia. Kondisi ini akan terus berlanjut hingga para penjajah Barat berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan dari Papua.

Kemiskinan di Papua

Ada hal yang cukup mengiris hati dari tragedi penyanderaan Philip. Sebelum dibebaskan, Philip sempat meminta dua hal kepada pemerintah, yakni kelengkapan dokumen dan pengiriman bahan makanan karena orang-orang di tempat itu sulit untuk mendapatkan makanan. Permintaan Philip ini harusnya menjadi tamparan keras bagi pemerintah Indonesia. Bagaimana bisa Papua yang merupakan pulau terkaya di Indonesia, justru menjadi wilayah dengan kemiskinan ekstrem hingga warganya pun kesulitan untuk mendapat bahan makanan.

Potret kemiskinan yang sangat parah di Papua adalah masalah krusial yang terus memicu terjadinya konflik. Kondisi ini yang memantik kemarahan rakyat Papua dan menumbuhkan semangat separatisme di tengah-tengah mereka. Ide kemerdekaan Papua seolah menjadi solusi final atas keteledoran pemerintah Indonesia dalam mengurusi mereka. Rakyat Papua merasa sanggup untuk membangun wilayahnya tanpa campur tangan dari pemerintah Indonesia.

Kapitalisme Biang Kemiskinan di Papua

Sayangnya, masyarakat Papua belum menyadari bahwa keterpurukan yang mereka alami disebabkan penerapan sistem kapitalisme. Sistem ini telah melegalkan perampokan SDA dengan dalih investasi. Berbagai SDA yang ada di Papua, mulai dari emas, bauksit, batu bara, besi, tembaga, nikel, hasil hutan, minyak, dan gas bumi semuanya dikuasai oleh asing dan swasta secara legal. Rakyat Papua bahkan tidak bisa menikmati kekayaan alamnya, padahal semua itu adalah milik mereka.

Jika Papua menuntut melepaskan diri dari Indonesia, sungguh tidak akan ada perubahan yang didapatkan selama masih menjadikan kapitalisme sebagai sistem hidup. Mirisnya lagi, jika Papua benar-benar terpisah dari Indonesia, hal itu justru menjadi jalan tol bagi asing untuk makin menguatkan cengkeramannya. Asing justru akan makin leluasa mengobok-obok setiap jengkal wilayah Papua. Selama ini, Papua memang dikenal sebagai negeri yang menjadi tanah rebutan bangsa-bangsa di dunia karena kekayaan alamnya yang luar biasa. Papua tetap akan menjadi negeri terjajah berbalut kemerdekaan semu di bawah kapitalisme.

Islam Solusi Hakiki untuk Papua

Islam memiliki solusi hakiki untuk menyelesaikan konflik di Papua, yakni dengan menerapkan sistem Islam dalam seluruh lini kehidupan. Dengan penerapan hukum syarak, kesejahteraan akan terwujud. Islam menetapkan bahwa segala bentuk kekayaan alam adalah milik umat dan tidak boleh diprivatisasi.

Hadis dari Abyadh  bin Hammal:

Dari Abdyadh bin Hammal, ia pernah mendatangi Rasulullah dan meminta beliau agar memberikan tambang garam kepadanya. Rasulullah pun memberikan tambang tersebut kepada Abyadh bin Hammal. Ketika Abyadh pergi, ada seseorang di majelis itu berkata, ‘Tahukah apa yang telah Anda berikan kepada dia? Sungguh Anda telah memberi dia sesuatu yang seperti air mengalir.’ Ibnu Mutawakkil berkata, ‘Lalu Rasulullah menarik kembali pemberian tambang garam itu dari dirinya.’” (HR. Abu Dawud)

Dari hadis di atas, jelaslah bahwa segala sesuatu yang zatnya seperti air mengalir mustahil dan tidak boleh dimiliki seorang individu. Oleh karena itu, Khilafah akan mengelola berbagai SDA dan memaksimalkan hasilnya untuk kemaslahatan umat. Hasil pengelolaan SDA akan dikembalikan kepada umat dalam bentuk sarana dan prasarana yang dapat menunjang aktivitas masyarakat, seperti sekolah, rumah sakit, pembangunan jalan, pembangunan gedung yang menjadi kebutuhan umat, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain.

Khilafah Menjamin Kesejahteraan

Khilafah akan menjamin kebutuhan primer seluruh warganya, yakni kebutuhan yang berkaitan dengan pangan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan pendidikan. Rakyat tidak perlu bersusah payah untuk sekadar memenuhi kebutuhan perutnya. Para pencari nafkah akan didorong untuk melaksanakan kewajibannya. Negara pun akan menciptakan iklim ekonomi yang kondusif untuk mereka, menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai, atau bahkan memberikan modal usaha kepada rakyatnya yang ingin berwirausaha.

Di lain sisi, gerakan separatisme tidak akan tumbuh subur dalam Islam. Seluruh negeri justru akan bersatu untuk menerapkan Islam serta merasakan kemakmuran dan kesejahteraan. Ini adalah kondisi yang sangat mustahil diwujudkan oleh kapitalisme.

Khatimah

Tragedi penyanderaan yang dialami pilot Susi Air adalah upaya TPNPB untuk menuntut kemerdekaan Papua. Konflik berkepanjangan yang terjadi di Papua terjadi karena penerapan sistem kapitalisme. Kapitalisme telah menyebabkan kondisi Papua sangat parah karena kekayaan alam mereka habis dikeruk serta dikuasai oleh asing dan swasta.

Berbeda dengan kapitalisme, Islam akan menetapkan bahwa SDA adalah milik umat. Hasil pengelolaannya akan dikembalikan sepenuhnya kepada umat. Islam juga meniscayakan kesatuan seluruh negeri di bawah panji Islam dan hanya akan berhukum kepada hukum yang satu serta menetapkan aturan yang satu, yakni syariat Islam.

Wallahua'lam bishawab. []

Repatriasi Artefak, Menghapus Jejak Penjajahan?

Repatriasi artefak Indonesia yang dilakukan Belanda sejatinya merupakan salah satu upaya Belanda untuk memperbaiki citra dan relasi publik dalam hal kolonialisme.

Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Belanda akan tetap melanjutkan proses repatriasi benda seni rampasannya ke Indonesia di bawah pemerintahan baru. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Eppo Bruins pada acara penandatanganan pengembalian 288 benda cagar budaya asal Indonesia yang digelar di lantai dua Gedung Wereldmuseum Amsterdam pada 20 September 2024. Bruins menyatakan bahwa Belanda berjanji melanjutkan proses repatriasi benda seni jarahan Belanda ke Indonesia.

Awalnya, beberapa orang dari Belanda dan Indonesia yang terlibat dalam masalah ini sempat khawatir jika pergantian pemerintahan akan memengaruhi jalannya repatriasi. Namun, kekhawatiran tersebut tidak terbukti sebab Belanda pada pemerintah baru ini tetap melangsungkan kebijakan repatriasi tersebut. Lantas, bagaimana sejarah repatriasi benda jarahan Belanda ke Indonesia?

Sejarah Repatriasi Artefak Indonesia

Sejatinya, repatriasi artefak dari Belanda ke Indonesia sudah terjadi sejak 1970. Kala itu, Ratu Juliana secara simbolis mengembalikan naskah Negarakertagama ke Indonesia yang diwakili oleh mantan Presiden Soeharto. Selanjutnya, pada 1977 dan 2015 Belanda mengembalikan sejumlah barang seni jarahan ke Indonesia.

Setelah itu, gerakan repatriasi benda bersejarah kembali mencuat keras ke permukaan yang dimulai di Prancis. Pada 2018, Prancis mengembalikan beberapa benda seni jarahannya pada era penjajahan ke negara-negara di Afrika. Presiden Prancis Emmanuel Macron setahun sebelumnya mengatakan bahwa Prancis akan mengembalikan barang jarahan yang diperolehnya secara ilegal ke negara-negara Afrika dalam kurun waktu lima tahun.

Pada 2018, Prancis mengembalikan barang bersejarah ke Senegal. Setelah aktivitas itu, menurut Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, diskusi tentang repatriasi benda bersejarah terus bergulir di negara-negara Eropa, termasuk Belanda. Dengan dorongan dari masyarakat Belanda, terkhusus para pemuda untuk memperbaiki masa lalu Belanda dan Indonesia yang menginginkan agar benda-benda jarahan dikembalikan, pada 2019 dan 2020 Belanda mengembalikan sejumlah benda bersejarah Indonesia (bbcnews.com, 13-03-2020).

Selanjutnya, pada 2022 Belanda membentuk Komisi Repatriasi Belanda yang bekerja sama dengan Komite Repatriasi Koleksi Indonesia di Belanda dalam usaha mengembalikan benda jarahan Indonesia yang dirampas Belanda pada masa kolonial. Pada 2023, Belanda resmi mengembalikan 472 artefak Indonesia, kemudian pada 2024, Eppo Bruins dan Hilmar Farid kembali menandatangani surat pengembalian artefak yang meliputi arca Ganesha, arca Brahma, dua arca Candi Singasari, dan 284 benda koleksi Perang Puputan Badung (tempo.co, 22-09-2024).

Repatriasi yang dilakukan Belanda sejatinya bukan sekadar untuk pengembalian harta jarahan, tetapi ini merupakan salah satu upaya Belanda untuk memperbaiki citra dan relasi publik dalam hal penjajahan dan restorasi warisan budaya asli. Lantas, cukupkah repatriasi artefak untuk menghapus jejak penjajahan Belanda terhadap Indonesia?

Tidak Cukup Repatriasi Artefak

Repatriasi artefak yang dilakukan Belanda sejatinya tidak cukup untuk memperbaiki  citra buruk yang dilakukan Belanda kepada Indonesia pada masa kolonial dahulu sebab apa yang dilakukan Belanda kepada Indonesia lebih kejam dan kekayaan alam Indonesia yang dijarah luar biasa besar. Belanda sudah bertahun-tahun menjajah Indonesia. Menurut beberapa sumber, Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun dan sumber lain mengungkapkan sekitar 142 tahun.

Selama bertahun-tahun, Belanda mengeruk sumber daya alam milik Indonesia, terkhusus rempah-rempah seperti lada, cengkeh, dan lainnya. Belanda juga mengeruk kekayaan alam lainnya seperti emas, minyak bumi, batu bara, dan lainnya untuk dijadikan sebagai pemasukan negerinya. Untuk mencapai tujuannya tersebut masyarakat Indonesia harus menderita karena Belanda menerapkan sistem tanam paksa atau dikenal dengan cultuurstelsel.

Rakyat Indonesia terkungkung dalam kejamnya masa penjajahan Belanda. Mereka harus kerja rodi, yaitu bekerja sangat berat dengan upah yang tidak layak, bahkan sering kali tidak mendapatkan upah sama sekali. Mereka juga diharuskan untuk melakukan sistem tanam paksa untuk kesejahteraan kolonialis. Belanda menerapkan berbagai kebijakan yang hanya menguntungkan kolonialis.

Tidak hanya itu, rakyat Indonesia juga sering kali mendapatkan penyiksaan, pembunuhan, pembantaian, bahkan pemerkosaan. Hukuman berat yang tidak manusiawi diberikan kepada rakyat Indonesia yang menolak bekerja atau mencoba melarikan diri. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat industri yang dijalankan Belanda pun tidak terhindarkan. Sungguh rakyat Indonesia sangat terpuruk dan menderita di bawah kepemimpinan kolonialis kala itu. Bahkan sampai saat ini penderitaan rakyat Indonesia masih terus berlanjut, padahal pada 1945 Indonesia telah memperoleh kemerdekaan.

Sayangnya, kemerdekaan tersebut semu sebab sampai detik ini Indonesia masih terkungkung oleh penjajahan nonfisik. Sebagai bukti nyata, SDA yang melimpah di negeri ini tidak bisa dinikmati dan tidak mampu untuk menyejahterakan masyarakat. SDA yang melimpah ini justru dinikmati oleh para oligarki lokal maupun asing. Penjajahan yang sangat kejam ini merupakan akibat dari penerapan sistem sekuler kapitalisme.

Kapitalisme Menyuburkan Penjajahan

Kejamnya penjajahan yang dilakukan oleh Belanda merupakan akibat dari penerapan sistem sekuler kapitalisme. Sistem ini merupakan sistem yang telah menghapuskan sistem Islam (Khilafah) dan membawa manusia pada kesengsaraan. Kapitalisme merupakan sistem yang berasas pada sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan).

Penjajahan merupakan metode sistem kapitalisme untuk mempertahankan eksistensi dan pengaruhnya di dunia. Dengan melakukan penjajahan, baik fisik maupun nonfisik, negara-negara adidaya akan terus menekan dan menjajah negara-negara berkembang dan lemah, seperti Indonesia. Apalagi dengan penerapan sistem ekonomi kapitalisme, negara-negara asing bisa dengan bebas mengeksploitasi sumber daya alam milik negara ketiga di dunia. 

Sistem ekonomi kapitalisme menekankan bahwa swasta, para oligarki, dan negara-negara besar memiliki kebebasan untuk mengendalikan perekonomian dan mengambil keuntungan dari aktivitas tersebut. Selain itu, mereka juga mempunyai kebebasan untuk memiliki sumber daya alam, baik itu tambang emas, nikel, batu bara, dan lainnya di negara-negara lain. Alhasil, sumber daya yang melimpah terus dikuasai oleh para penjajah, sedangkan rakyat tetap dalam penderitaan dan jauh dari kata sejahtera.

Kapitalisme telah menyuburkan penjajahan di negeri ini. Misalnya, Belanda yang bisa dikatakan telah hengkang dari Indonesia secara fisik pada 1945 lalu nyatanya masih memiliki pengaruh di negeri ini. Hanya saja, penjajahan Belanda bukan lagi secara fisik, tetapi secara nonfisik.  Dengan dalih investasi, Belanda beserta negara-negara lainnya, seperti Amerika Serikat, menjajah Indonesia dari beberapa sisi, seperti dari sisi pertanian, kesehatan, energi, dan lainnya.

Di sisi lain, penjajahan sistem kapitalisme juga menjauhkan kaum muslim dari agama mereka. Akibat penjajahan pemikiran ini kaum muslim makin jauh dari Islam kaffah. Walhasil penjajahan tidak akan pernah hengkang dari negeri ini jika Indonesia masih menerapkan sistem kapitalisme.

Solusi Islam

Islam menganggap bahwa penjajahan yang dilakukan oleh Barat merupakan bentuk kezaliman kepada manusia dan ini sangat bertentangan dengan prinsip Islam, yaitu melindungi nyawa dan menyejahterakan manusia. Dengan demikian, Islam sangat anti terhadap penjajahan dan perbudakan serta memerintahkan kaum muslim untuk melawan dan mengusirnya. Allah berfirman,  "Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-Baqarah: 190).

Islam merupakan ideologi satu-satunya yang  mampu menghapus penjajahan di muka bumi ini sebab Khilafah memiliki tentara perang yang sangat kuat dan para panglima perangnya memiliki strategi perang yang luar biasa. Dorongan untuk berjihad di jalan Allah adalah untuk mendapatkan surga sehingga mereka tidak takut syahid di medan perang.

Baca: amanah-kapten-diplomasi-indonesia-telah-usai/

Hal tersebut terlihat ketika Rasulullah mendirikan Daulah Islamiah di Madinah dan mampu membawa masyarakat pada kesejahteraan. Kemudian di bawah kepemimpinannya, Makkah mampu terbebas dari cengkeraman orang-orang Yahudi dan menjadikan Ka'bah sebagai kiblat bagi orang-orang muslim. Selanjutnya, di bawah kepemimpinan Rasulullah dan khulafaurasyidin, Islam mampu menaklukkan dan membebaskan Jazirah Arab dan memerdekakan para budak.

Begitu pula pembebasan Baitulmaqdis pada bulan Rajab oleh Shalahuddin al-Ayyubi dari tangan tentara Salib. Baitulmaqdis awalnya telah dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khaththab dari Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) dengan perjanjian Umariyah. Hanya saja, selang beberapa abad, Yerusalem sempat direbut kembali oleh tentara Salib karena seruan provokatif dari Paus Urbanus II demi kepentingan penjajahan Prancis. Namun, Yerusalem dibebaskan kembali oleh Shalahuddin al-Ayyubi dan penduduknya hidup damai. Sampai akhirnya Daulah Khilafah Islamiah sebagai pelindung dan penjaga kaum muslim dihancurkan Inggris dan para penjajah mulai mendominasi dan membawa manusia pada kesengsaraan.

Khatimah

Dengan demikian, selama sistem Islam tidak diterapkan secara kaffah sebagai aturan kehidupan maka penjajahan akan tetap subur dan menggurita di seluruh negeri-negeri muslim, termasuk Indonesia. Sudah saatnya Islam memimpin dunia dan menghapuskan penjajahan. Wallahualam bissawab. []

Ilusi Sekolah Gratis di Alam Kapitalisme

Pendidikan gratis di era kapitalisme hanya lip service untuk melambungkan dan menjatuhkan harapan rakyat dalam waktu yang sama.

Oleh. Netty al Kayyisa
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Janji kampanye semanis madu kembali terlontar. Bacagub Jatim Tri Rismaharini berjanji akan menggratiskan biaya sekolah tingkat SMA/SMK. Hal ini seperti yang pernah dilakukannya saat menjabat menjadi Wali Kota Surabaya. Risma mengatakan hal ini akan terwujud kembali jika ia menjadi Gubernur Jawa Timur.

Sayangnya janji ini ternyata bukan sesuatu yang baru. Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Jawa Timur Aries Agung Paewai sebagaimana dilansir detikjatim.com (20-9-2024), SMA/SMK Negeri seluruh Jawa Timur gratis alias tidak dipungut biaya SPP. Program sekolah gratis ini sudah lama dilakukan pada masa Gubernur Khofifah. Biaya gratis SPP karena sekolah mendapat dana BOS dari pusat juga BOPP dari Gubernur Jatim.

Sekolah Gratis di Era Kapitalis Hanya Lip Service

Sekolah gratis bukan sesuatu hal yang baru di negeri ini. Program wajib belajar 9 tahun dicanangkan di era Soeharto tepatnya 2 Mei 1984, disusul pada tahun ajaran baru 2015/2016 dalam Nawacita diamanatkan program wajib belajar 12 tahun. Dengan wajib belajar 12 tahun ini diharapkan warga negara Indonesia dapat mengenyam pendidikan sampai tingkat menengah umum sehingga dapat menjadi bekal untuk bekerja pada kehidupannya kelak. Sayangnya setelah hampir 9 tahun berjalan, program ini tak menuai hasil maksimal.

Masalah pendidikan kian bertambah. Sekolah gratis yang didengungkan nyatanya jauh dari harapan. Anak-anak mendapatkan gratis biaya pendidikan atau SPP tetapi untuk biaya yang lain tetap dikenakan tarif yang tak sedikit. Dana BOS yang digadang-gadang bisa membiayai pendidikan hingga jenjang menengah umum, ternyata penggunaannya sudah ditentukan.

Penggunaan Dana Bos

Penggunaan dana BOS diatur untuk 12 komponen, yaitu PPDB, pengembangan perpustakaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler, pelaksanaan asesmen dan evaluasi pembelajaran, pelaksanaan administrasi kegiatan sekolah, pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan, pembiayaan langganan dan jasa, pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, penyediaan alat multimedia pembelajaran, penyelenggaraan kegiatan peningkatan kompetensi keahlian, pelaksanaan kegiatan mendukung keterserapan lulusan, dan pembayaran honor. Dengan besarnya dana BOS berkisar Rp900 ribu sampai Rp1,9 juta per siswa, mampukah memenuhi keduabelas komponen pembiayaan tersebut?

Nyatanya untuk media belajar semacam LKS, kegiatan luar sekolah seperti study tour, rekreasi berkedok belajar di luar kelas dan sebagainya, orang tua harus merogoh kocek yang dalam. Begitu juga untuk prosesi kelulusan semisal wisuda dan pernak perniknya. Maka tetap saja menjadi beban bagi orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya.

Pendidikan gratis di era kapitalisme hanya lip service untuk melambungkan harapan rakyat, meski pada akhirnya harus menelan semua kecewa. Pemerintah yang berorientasi materi tak akan dengan suka hati memberikan layanan pendidikan gratis untuk rakyatnya. Kendala dana selalu menjadi alasan utama. Padahal, pemerintah bisa memberikan pendidikan gratis bahkan hingga level pendidikan tinggi dengan pengelolaan SDA di Indonesia.

Sekolah Gratis Hanya Ada di Sistem Islam

Berharap sekolah gratis di era kapitalisme ibarat pungguk merindukan bulan. Karena sistem pendidikan erat kaitannya dengan sistem ekonomi dan politik. Islam mampu mewujudkan pendidikan gratis pada semua tingkatan hingga level sekolah tinggi dan universitas. Hal ini karena Islam memandang pendidikan warga negaranya adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan akan menentukan nasib negara Islam kelak. Penguasaan tsaqofah Islam, ilmu-ilmu teknologi dan terapan di masyarakat akan membentuk masyarakat mandiri tanpa bergantung pada negara lain, terdepan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menjadi negara maju dengan tingkat pendidikan yang tinggi.

Sebagaimana yang terdapat dalam Kitab Muqadimah Dustur karangan Syekh Taqiyuddin An-Nabhani sebagai rancangan Undang-Undang Dasar Daulah Islam di masa mendatang, disebutkan pada pasal 173 negara wajib menyelenggarakan pendidikan berdasarkan apa yang dibutuhkan masyarakat di kancah kehidupan. Negara wajib menyelenggarakan pendidikan secara cuma-cuma dan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan gratis pula. Inilah salah satu faktor yang menjadikan warga negara Daulah Islam bersemangat dalam menuntut ilmu karena ilmu untuk amal. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Qashash ayat 77 :

وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ‌ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا‌ وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ‌ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”

Kenikmatan duniawi bisa kita rasakan jika kita memiliki kemampuan untuk memenuhi seluruh kebutuhan dengan mudah dan ini tergantung pada ilmu yang kita miliki.

Sistem pendidikan Islam ini akan ditopang dengan sistem ekonomi Islam. Pemasukan negara Islam dari berbagai pos seperti jizyah, fai, kharaj, dan sawafi, yang lainnya akan mampu memenuhi pembiayaan warga negara. Pemasukan dari SDA yang merupakan milik rakyat, dikelola oleh negara, dan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk pelayanan pendidikan dan kesehatan juga akan mampu memenuhi biaya pendidikan yang diperlukan.

Tidak heran, pada masa kejayaan Islam ilmu pengetahuan berkembang pesat, sekolah-sekolah negeri dan swasta dengan fasilitas sama baiknya bertebaran di penjuru negara hingga ke pelosok-pelosok desa.

Jejak Peradaban Islam di Bidang Pendidikan

Ketika Islam berkuasa selama 1400 tahun, jejak-jejak dunia pendidikan tampak nyata. Negara Islam begitu memperhatikan pendidikan warga negaranya. Sebagaimana di masa Daulah Abasiyyah Khalifah Harun Ar-Rasyid membangun Baitul Hikmah sebagai pusat pendidikan negara Islam saat itu. Pada masa Khalifah Mahmud II tahun 1830, beliau mendirikan sekolah kebidanan Tibhane-i Amire Mektebi agar para wanita mendapatkan kemudahan dalam persalinan hingga sekarang.

Berbagai sekolah tinggi dan universitas terkemuka juga berkembang di sejumlah wilayah seperti Gundishapur, Baghdad, Kufah, Isfahan, Cordoba, Alexandrea, Kairo, dan Damaskus. Masyarakat yang memiliki kemampuan mendirikan sekolah, berlomba-lomba mendedikasikan hidup dan hartanya untuk mengembangkan pendidikan di Daulah Islam.

Fatimah al Fihri seorang muslimah kaya raya yang mewarisi harta dari orang tuanya membangun universitas pertama di dunia yang dikenal dengan Universitas Al-Qarawiyyin di Maroko. Universitas ini tercatat dalam Guinness Book of World Records sebagai lembaga tertua yang memberi gelar akademik dan mengenalkan toga pada masyarakat. Universitas ini menggratiskan seluruh pembiayaannya hingga asrama bagi mahasiwa yang belaajr di universitas tersebut.

Khatimah

Selama negara menerapkan sistem kapitalisme dalam mengatur rakyatnya, maka sekolah gratis tak akan terwujud nyata. Karena setiap kebijakan akan diukur dengan besar keuntungan yang akan diraih. Negara juga tidak benar-benar berfungsi sebagai pengurus rakyat tetapi lebih pada fasilitator saja. Kendala dana selalu menjadi alasan utama. Berbeda dengan sistem Islam yang mampu mewujudkan sekolah gratis hingga level universitas karena ditopang dengan sistem ekonomi dan sistem politik. Hanya Islam satu-satunya yang mampu mewujudkan sekolah gratis dan berkualitas untuk rakyatnya.

Wallahu a'lam bish-shawaab. []

Kala Kurenta

Kala kurenta, indahnya dunia terasa sulit kunikmati dan kulihat karena pandanganku mulai kabur. Netraku makin menyempit dan linangan tetes mata mudah bergelayut. Menampilkan onak fatamorgana semu.

Oleh. Andrea Aussie
(Pemred Narasiliterasi.id)

NarasiPost.Com-Kucoba membuka netraku yang terasa berat untuk menyapa dunia. Hawa dingin yang belum beranjak seolah memanjakan tubuhku agar tetap berselimut menikmati keheningan dini hari.Terlebih rasa sakit tulang rusukku yang pernah patah akibat jatuh beberapa tahun lalu terasa menusuk punggungku.

Perlahan kucoba bangkit dari empuknya tempat tidur. Langkah kaki yang terasa berat dan rasa pening luar biasa tetap memaksaku untuk segera bersuci dan menghadap Mihrab-Nya. Menyapa dan memohon ampunan-Nya dalam heningnya sepertiga malam.

Kunyalakan macbook-ku seraya kuembuskan napasku pelan-pelan. Banyak amanah yang harus segera kubenahi dan beberapa masalah yang harus ditangani dengan cepat.. Aih.. terkadang aku merasa lelah saat memikirkannya.

Tangan kananku meraih salah satu iphone-ku. Kucari namanya dan secara perlahan kubaca kembali message yang kuterima kemarin sore.

Mommy, bisakah memilih salah satu gaun kebaya untuk wisudaku? Apakah boleh sekalian untuk acara tunangan?” pesannya.

Deg..!
Ada rasa sembilu menusuk jiwaku. Bulir-bulir kristal bening mulai menetes di pipiku seolah menguak kembali kenangan tentangnya.
Putriku yang terlahir prematur dan hampir terlepas, kini menjelma menjadi seorang sarjana.

Gadis kecilku yang menapak kehidupan penuh kelam dan terjal. Namun, kini berdiri tegak meraih impiannya menjadi seorang peneliti ilmiah.

Nak, model kebaya mana pun yang engkau suka pasti mommy menyukainya. Tapi pilihlah kebaya yang syari. Kebaya yang tidak melukiskan lekuk tubuhmu !” kataku saat dia memaksaku memilih model kebaya yang disodorkan

Sebenarnya banyak model kebaya yang terlihat ribet dan menerawang lekuk badan. Nde nggak suka lho , Mommy ! Nde ingin kebaya yang polos, sederhana, dan anggun!”

Kenapa nggak beli bahannya dan kirim ke tukang jahit sesuai model kebaya yang  ingin kau pakai?

Wah itu. bisa lebih mahal harganya dibandingkan beli dari Shopee.Tahu sendiri kan tukang jahitnya suka getok harga kalau tahu siapa Mommy. Harga satu kebaya bisa lebih dari 1,5 juta!”

“Nak, wisuda itu momen sekali seumur hidupmu setelah kamu lulus kuliah. Jangan pikirkan masalah harganya tapi pikirkanlah mencari busana yang syar’i di acara wisudamu kelak. Coba diskusi dengan Uwa Nena! Beliau pintar sekali memilih berbagai kain!” kataku bijak.

Diam sejenak…
Keheningan menyeruak. Kuurai kembali helai demi helai tentang mimpinya, tangisannya serta kala dia kecewa.

Anakku..
Berulang kali kukatakan betapa bangganya diriku dengan apa yang engkau capai sampai detik ini. Terkadang hati ini tidak percaya. Dua puluh dua tahun bukan waktu yang sebentar. Mengitari titian waktu dan memaknai hitam putihnya hakikat kehidupan.

Putriku..
Jika saja engkau tahu betapa rapuhnya hati ini, Nak! Rasa tercabik perih relung hati, sembilu menusuk nurani. Sebuah kegelisahan dan ketakutanku. Mengingat semua impianmu dan masa depanmu. Aku takut engkau makin jauh dariku, Nak!

Kutahu dan sadar bahwa setiap anak akan tumbuh berkembang hingga suatu saat dia mampu berdiri pada kakinya sendiri. Bahkan, aku harus siap melepasmu kala engkau akan  membangun istanamu sendiri.

Ya.. Pernikahan!
Sebuah mahligai pernikahan yang menuntut kita untuk mempersiapkannya dengan matang. Mahligai yang akan membawamu makin jauh dariku. Mengikuti sang imammu demi meraih cahaya surga-Nya. Apalagi impianmu ingin tinggal di kota besar.

Dan diriku..
Berdiam diri di kota kelahiranmu. Di rumah yang penuh kenangan pahit sebuah kezaliman dalam hidup kita. Menikmati masa-masa tua seorang diri tanpamu. Ah.. rasanya ada luka menganga kalau membayangkannya.

Duhai putriku..
Ketahuilah tubuh ini sudah tak sekuat dulu lagi.. 

Diri ini sudah renta Nak! Kulitku berkeriput bagaikan lukisan benang kusut dalam kanvas. Tangan dan kakiku sudah tidak sekokoh dulu lagi. Sering kali sendi tulang kakiku ngilu, sehingga terasa ringkih saat berjalan. Tubuh pun sering goyah menahan terpaan hidup walaupun semilir angin mencubitnya. Tanganku sudah tidak mampu lagi merengkuhmu. Punggung ini sudah tidak sanggup lagi menahan beban berat, tidak seperti dulu sanggup menggendongmu. Namun Nak, cinta dan hatiku selalu ingin merengkuh dirimu sampai ajalku menjemput

Kumohon Nak..
Kala kurenta, seringlah menengok diriku Nak. Carilah kabar tentangku.. Jangan biarkan diriku hidup sendirian dalam balutan rindu yang berkepanjangan.

Pahamilah Nak..
Kala kurenta, indahnya dunia terasa sulit kunikmati dan kulihat karena pandanganku mulai kabur. Netraku makin menyempit dan linangan tetes mata mudah bergelayut. Menampilkan onak fatamorgana semu.

Baca juga :kala hati harus memilih

Lihatlah diriku Nak.
Kala kurenta, rambut pun makin memutih. Satu persatu gigiku mulai menanggalkannya. Lidahku terasa kelu saat bicara layaknya bayi yang sedang belajar bicara. Tutur kata yang makin luntur seolah mengingatkanku bahwa semua mahluk-Nya akan kembali  luntur ke dalam tanah.

Kala kurenta, Nak..
Memori ingatanku mulai kabur. Ibarat kaset usang yang perlu dibenahi dan memintaku mencatat ulang segalanya. Gelisah hati yang tiada tara berharap rindu yang berujung.

Jangan biarkan diriku menua sendiri, Nak. Diriku takut seperti mereka yang pergi tanpa jejak. Diam sunyi dalam dunia rentanya.

Ingatlah Nak..
Kala diri ini sudah benar-benar pergi selamanya, tak akan ada lagi rengekan mengibamu. Meninggalkan rindu tiada bertepi untukmu. Kumohon, jangan biarkan diri ini sendiri kala kurenta, Nak!
Ingatlah Firman-Nya:

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَإِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali". (QS. Luqman [31]: 14)

Moderasi Beragama dan Generasi Muda

Rasa takut Barat akan kebangkitan Islam membuat segala macam cara dilakukan, termasuk menggaungkan moderasi beragama terhadap generasi muda.

Oleh. Ni’mah Fadeli
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Anak adalah generasi harapan dan penerus bangsa. Oleh karena itu, sudah semestinya anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tetapi juga menjadi amanah negara. Anak berhak mendapat perhatian penuh agar tumbuh menjadi pribadi dewasa yang siap meneruskan pembangunan negara menjadi lebih baik dan maju.

Dalam diri anak harus ditanamkan pendidikan agama yang kuat sebagai fondasi utama agar tidak mudah goyah ketika mengarungi bahtera kehidupan. Nilai-nilai yang baik dan benar harus diupayakan diberikan sejak usia dini, baik oleh orang tua, masyarakat maupun negara. Salah satu nilai yang menjadi fokus serta dianggap penting bagi negara adalah pemahaman moderasi beragama pada anak usia sekolah.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh istri presiden, Iriana Joko Widodo dan istri wakil presiden, Wury Ma’ruf Amin. Pesan tersebut disampaikan kepada 500 pelajar di Balikpapan dalam kegiatan bertajuk Sosialisasi Moderat Sejak Dini yang mengangkat tema, “Cinta Tuhan dengan Mencintai Indonesia”. Kegiatan ini turut dihadiri istri menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) KIM.

Eny Retno Yaqut, istri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa ada empat pilar moderasi beragama yang perlu disosialisasikan kepada para pelajar, yaitu komitmen kebangsaan, antikekerasan, sikap toleransi, dan penerimaan terhadap tradisi lokal. (detik.com, 11-09-2024)

Moderasi Beragama, Proyek Barat

Cara pandang yang moderat terhadap agama adalah inti dari moderasi beragama. Hal ini diwujudkan dengan tidak berlebihan dalam memahami dan mengamalkan agama itu sendiri. Beberapa tahun terakhir moderasi beragama memang sangat nyata digaungkan oleh pemerintah hingga masuk ke kurikulum pendidikan dan disosialisasikan di berbagai kegiatan.

Sementara itu, berbagai problematika remaja yang saat ini makin marak terjadi, seperti perundungan, seks bebas, tawuran, pornografi, pinjaman online, judi online, dan seterusnya yang sedemikian serius, membutuhkan penanganan segera. Anehnya, yang menjadi fokus pemerintah justru memahamkan betapa pentingnya moderasi beragama untuk para pelajar.

Jika dicermati lebih dalam, segala problem remaja di atas sumbernya adalah karena jauh dari agama. Dengan pemahaman agama yang benar, maka seorang remaja tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang agama seperti tersebut di atas.

Selain benteng pribadi, tentu harus ada negara yang menjadi perisai. Hal tersebut tentu sangat sulit terjadi jika negara membiarkan konten kekerasan, pornografi, praktik riba juga judi terus berkembang. Sayangnya, inilah yang terjadi sekarang ketika sistem sekuler kapitalisme menguasai dunia.

Sistem sekuler kapitalisme tak mengenal halal haram. Agama hanyalah sebuah ritual antara manusia pribadi dan Tuhan saja. Olehnya itu, tak patut segala urusan membawa aturan dari Sang Pencipta. Kehidupan harus dijauhkan dari agama karena merasa manusia memiliki kemampuan yang luar biasa.

Moderasi Beragama, Membentuk Toleransi Salah

Di sisi lain, keuntungan materi adalah poros hidup. Oleh karena itu, seberapa pun kerusakan yang ditimbulkan, jika itu menguntungkan dan menambah cuan akan terus dilestarikan. Gaya hidup liberal digencarkan sehingga membuat makin jauhnya manusia dari Sang Pencipta, Allah subhanahu wa ta'ala.

Begitulah, Barat dengan sistem kapitalismenya menguasai dunia saat ini. Rasa takut Barat akan kebangkitan Islam membuat segala macam cara dilakukan, termasuk menggaungkan moderasi beragama terhadap generasi muda. Hal ini agar muslim tetap lelap dan tak menyadari bahwa hanya Islam satu-satunya sistem yang benar untuk mengatur kehidupan.

Baca: bahaya-toleransi-kebablasan/

Pemahaman menjadi sosok moderat dalam beragama dan tak usah terlalu fanatik, menjadi sangat urgen ditanamkan sejak dini. Semuanya dilakukan demi dalih toleransi. Padahal memahami dan menjalankan Islam dengan benar, bukan berarti tidak toleransi. Hanya saja, ada batasan dari Allah sebagai Sang Pencipta dunia dan segala isinya. Manusia sebagai hamba tidak bisa melewatinya dengan menuruti hawa nafsunya saja.

Akidah Kuat Problematika Lewat

Islam memberi tuntunan yang benar kepada manusia dalam memaknai dan menjalani kehidupan karena hidup bukan hanya sekali. Akan ada pertanggungjawaban setelah manusia mati. Oleh karena itu, Allah memberi semua aturan untuk keselamatan manusia itu sendiri.

“Sungguh agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Alkitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Siapa saja yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, sungguh Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran: 19)

Oleh karena itu, Islam menekankan pendidikan akidah bahwa tujuan manusia diciptakan hanya untuk beribadah pada Allah. Setiap perbuatan harus didasarkan pada halal haram yang telah Allah tetapkan.

Selain itu, kebebasan dibatasi oleh syariat, bukan kebebasan tanpa batas yang menuruti hawa nafsu. Tidak menjadikan keuntungan dunia sebagai tujuan, maka negara dengan sistem Islam akan membuat kebijakan sesuai syariat.

Tujuan pendidikan Islam adalah mencetak generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Anak yang memiliki kepribadian Islam akan terjaga dari hal-hal yang terlarang dalam agama. Olehnya itu, dengan sendirinya berbagai problem yang berasal dari kemerosotan moral pun tidak akan terjadi.

Khatimah

Berislam secara benar artinya melakukan semua syariat Islam dalam setiap embusan napas yang telah Allah anugerahkan. Artinya, setiap perbuatan pribadi, pergaulan di masyarakat juga aturan negara hanya akan didasarkan untuk meraih rida Allah. Dengan demikian, Islam sebagai rahmatan lil-'alamin dapat dirasakan di seluruh penjuru bumi.
Walllahualam bissawab.[]

Kementerian Ditambah, Perlukah?

Pembentukan kementerian/lembaga membuat birokrasi kian gemuk yang berakibat makin rumitnya pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian tersebut.

Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan membentuk kementerian atau lembaga baru di pemerintahannya nanti. Rencana pembentukan kementerian baru ini  dibocorkan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo.

Salah satu lembaga yang akan dibentuk oleh Prabowo Subianto nanti adalah Kementerian Perumahan. Diketahui bahwa saat ini bidang perumahan masih dalam naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sehingga pada masa kepemimpinannya nanti, Kementerian PUPR akan dipisah dengan alasan agar masing-masing kementerian bisa fokus menjalankan tugasnya. Misalnya, Kementerian Perumahan nantinya bisa fokus untuk menyediakan rumah bagi masyarakat.

Tidak hanya itu, Prabowo juga dikabarkan akan menambah sejumlah badan. Hal ini diungkapkan oleh Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Ferry Latuhihin. Ia menyebutkan bahwa Prabowo akan membentuk tiga badan, yaitu Badan Pengelola Pengendali Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BP3I-TNK), Badan Penerimaan Negara, dan badan yang berurusan dengan pangan (cnnindonesia.com, 13-09-2024).

Penambahan sejumlah kementerian atau lembaga baru ini digadang-gadang untuk menyukseskan program-program andalan Prabowo nanti. Hanya saja, kebijakan ini nyatanya dianggap kurang tepat oleh beberapa kalangan politisi sebab akan berakibat pada pembengkakan anggaran dan berpotensi menjadi ladang baru para koruptor.

Menambah Kementerian, Pembengkakan Anggaran

Penambahan jumlah kementerian/lembaga sejatinya memiliki risiko besar terhadap anggaran negara. Ekonom UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat mengungkapkan, tidak perlu ada penambahan kementerian/lembaga baru sebab akan berpotensi menambah beban keuangan negara. Bagaimana tidak, ketika kementerian bertambah, pemerintah harus mengalokasikan dana untuk membangun infrastruktur fisik, dana operasional, dan menggaji para pegawai baru.

Pembengkakan anggaran pun akan nyata terjadi jika kebijakan ini benar-benar diteken, padahal keuangan negara harusnya bisa dialokasikan untuk program-program yang bersentuhan langsung dengan kesejahteraan rakyat. Misalnya, pembangunan infrastruktur pendidikan, mewujudkan kesehatan murah dan gratis, menjamin terpenuhinya kebutuhan per individu rakyat, dan lainnya (cnnindonesia.com, 13-09-2024).

Apalagi jamak diketahui bahwa anggaran belanja kementerian/lembaga di negeri ini begitu fantastis. Masih lekat dalam ingatan, DPR pada 2022 menganggarkan pembelian gorden jendela sebesar Rp48,7 miliar untuk 550 unit rumah. (kompas.com, 29-03-2022).

Ladang Baru para Koruptor

Di sisi lain, pembentukan kementerian/lembaga juga dikhawatirkan menjadi ladang baru para koruptor. Eks Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, penambahan kementerian/lembaga baru dikhawatirkan akan menjadi ladang baru bagi para koruptor. Tidak dimungkiri bahwa hampir seluruh elemen pemerintahan di negeri ini tidak lepas dari para tikus berdasi yang memanfaatkan jabatannya untuk mengambil uang rakyat dan negara demi kepentingan pribadi.

Sistem kapitalisme ini telah meniscayakan mengguritanya para tikus berdasi dalam birokrasi. Sistem yang berasas pada materi ini membuat para pejabat memiliki gaya hidup hedonis dan menjadikan standar kebahagiaan pada materi. Alhasil, jabatan yang harusnya untuk me-riayah urusan rakyat, justru dijadikan ladang untuk mendapatkan pundi-pundi materi. Tidak hanya itu, pembentukan kementerian/lembaga ini juga membuat birokrasi kian gemuk yang berakibat makin rumitnya pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian tersebut.

Tumpang Tindih Tugas Kementerian

Pakar Hukum Tata Negara Prof Ludy Lukman mengatakan, penambahan kementerian/lembaga akan berdampak pada panjangnya birokrasi sehingga berpengaruh pada penurunan efektivitas dan efisiensi kinerja pemerintahan. Sebaliknya, ketika kementerian/lembaga lebih sedikit, koordinasi antardepartemen akan mudah dilakukan dan lebih efisien. Ia juga mencontohkan bahwa negara-negara maju, seperti Amerika Serikat hanya memiliki 15 kementerian dan Jepang 11 kementerian.

Senada, Ekonom UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat mengatakan bahwa penambahan struktur baru juga berisiko membuat tumpang tindih dalam pelaksanaan fungsi dan tugas kementerian, memperlambat pengambilan keputusan, dan meningkatkan risiko kebingungan dalam pelaksanaan kebijakan.

Pendapat pakar di atas benar adanya, ketika birokrasi terlalu panjang dan gemuk, maka koordinasi akan sulit, dan terhambat, serta memungkinkan terjadinya tumpang tindih pelaksanaan tugas. Misalnya, antara Bappenas dan Kemendagri, keduanya sama-sama memiliki program yang harus dijalankan di daerah. Lantas, ke arah mana daerah tersebut harus memilih, apakah ke Bappenas atau Kemendagri? Ketika daerah memilih  Kemendagri, program Bappenas tidak akan berjalan efisien, begitu pula sebaliknya.

Begitu pula ketika nanti kementerian baru akan dibentuk, bukan tidak mungkin mereka dan kementerian lama akan saling menuntut tugas dan fungsi masing-masing maka bisa jadi akan terjadi banyak overlap tugas dan membuat pelaksanaan fungsi kementerian makin ruwet. Ini sebagaimana pada masa Kepemimpinan Joko Widodo di periode pertama. Kala itu, Jokowi membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang bertugas untuk mengurus ekonomi kreatif, tetapi pada akhirnya badan ini dilebur kembali ke Kementerian Pariwisata disebabkan terjadi duplikasi tugas dan ketidakefektifan dalam pelaksanaan fungsinya.

Sejatinya, penambahan kementerian atau lembaga merupakan hak prerogatif presiden sebab kementerian merupakan pembantu presiden untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Hanya saja, penguasa tidak boleh semena-mena menggunakan hak prerogatifnya untuk kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Apalagi pembentukan kementerian/lembaga baru ini tercium aroma bagi-bagi kursi kekuasaan terhadap koalisi dari presiden dan wakil presiden terpilih.

https://narasiliterasi.id/opini/09/2024/fufufafa-dan-cacat-politik-demokrasi/

Aroma tersebut wajar muncul dalam tata pemerintahan sistem kapitalisme sebab sistem ini menjadikan kekuasaan sebagai ajang untuk meraih keuntungan pribadi dan kelompoknya, bukan untuk mengurusi urusan rakyat dengan baik. Hal tersebut kian membuktikan bagaimana kebijakan demi kebijakan yang dikeluarkan penguasa bukan untuk kemaslahatan rakyat. Dengan demikian, struktur pemerintahan seperti ini akan berdampak buruk bagi negeri ini. Hal ini berbeda dengan struktur pemerintahan pada masa kepemimpinan Islam.

Islam Mengatur Struktur Pemerintahan

Islam bukan sekadar agama, tetapi sebuah ideologi yang mengatur seluruh kehidupan manusia dalam berbagai ranah, termasuk ranah pemerintah. Islam membentuk sistem pemerintahan secara efisien dan efektif sehingga pelaksanaan tugas-tugas negara bisa berjalan maksimal.

Dalam kitab Ajhizah Daulah al-Khilafah karya Syekh Taqiyuddin an-Nabhani, dijelaskan bahwa Khilafah adalah satu-satunya sistem pemerintahan yang diterapkan oleh Rasulullah saw. di Madinah. Setelah itu,  dilanjutkan oleh masa khulafaurasyidin, dan masa setelahnya sampai keruntuhan Khilafah dan berganti dengan sistem kapitalisme.

Syekh Taqiyuddin menjelaskan bahwa struktur Khilafah dalam bidang pemerintahan dan administrasi terbagi menjadi tiga belas struktur, yaitu:

1. Khalifah (pemimpin negara). Ia merupakan kepala negara yang melaksanakan syariat Islam dan menjalankan roda pemerintahan demi kesejahteraan rakyat. Ia bertanggung jawab penuh terhadap jalannya pemerintahan dan pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah. Pengambilan keputusan tersebut berdasarkan pada Al-Qur'an dan Sunah Rasulullah.

2. Mu'awin Tafwidh merupakan pembantu khalifah yang diangkat langsung oleh khalifah untuk membantunya dalam bidang pemerintahan. Dengan kata lain, ia merupakan wakil dari khalifah. Mereka mendapatkan wewenang untuk mengatur berbagai urusan pemerintahan dan melaksanakannya sesuai dengan pendapatnya. Hanya saja, para pembantu ini wajib melaporkan kepada khalifah tentang segala hal yang telah diputuskan dan dilakukannya.

3. Mu’awin Tanfizh merupakan pembantu khalifah dalam bidang adminstrasi. Mereka bertugas untuk mengurusi bidang administrasi, seperti urusan implementasi kebijakan, pendampingan, dan penyampaian kebijakannya. Mereka tidak memiliki wewenang untuk mengambil sebuah keputusan.

4. Wali (gubernur) merupakan seseorang yang diangkat oleh khalifah untuk memerintah di suatu wilayah (provinsi). Ia diberikan wewenang oleh khalifah dalam bidang pemerintahan dan mengawasi jalannya administrasi di wilayahnya. Ia juga tidak perlu memberikan laporan kepada khalifah ketika memutuskan suatu perkara yang sudah pernah terjadi sebelumnya, tetapi jika ada perkara baru yang belum pernah diputuskan sebelumnya, ia berkewajiban untuk melaporkan kepada khalifah.

5. Amiruljihad merupakan direktorat yang mengurusi seluruh urusan yang berkaitan dengan jihad, baik peperangan maupun pertahanan negara, mulai dari penyiapan pasukan, akademi militer, peralatan, logistik, dan lainnya.

6. Departemen Keamanan Dalam Negeri merupakan direktorat yang menangani urusan yang mengganggu keamanan, menjaga keamanan di dalam negeri, serta mencegah terjadinya segala sesuatu yang mengancam negeri. Direktorat ini berada di setiap wilayah provinsi.

7. Departemen Luar Negeri merupakan direktorat yang menangani seluruh urusan luar negeri yang berkaitan dengan hubungan Khilafah Islamiah dengan negara-negara asing, seperti kerja sama dalam aspek politik, ekonomi, pertanian, dan lainnya.

8. Perindustrian merupakan departemen yang menangani seluruh perindustrian, baik industri ringan maupun industri berat, baik industri milik pribadi maupun industri milik umum.

9. Qadhi (peradilan) adalah lembaga peradilan yang fungsinya menyelesaikan perselisihan antarmasyarakat dan masyarakat dengan perseorangan dalam pemerintahan.

10. Kemaslahatan Umum merupakan direktorat yang menangani urusan administrasi negara dan pelayanan terhadap rakyat. Badan ini terbagi menjadi departemen-departemen, biro-biro, dan unit-unit yang bertugas melayani kepentingan rakyat.

11. Baitulmal merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk mengurusi pendapatan dan belanja negara demi kesejahteraan masyarakat. Badan ini berada di bawah pengawasan khalifah secara langsung.

12. Al-I’lam (penerangan) merupakan lembaga yang  menangani penetapan dan pelaksanaan politik penerangan. Lembaga ini berfungsi di dalam negeri sebagai media untuk mengukuhkan keimanan masyarakat terhadap Islam, sedangkan di luar negeri berfungsi untuk menyebarkan dakwah Islam.

13. Majelis Umat adalah suatu badan yang terdiri dari orang-orang yang mewakili umat Islam untuk memberikan pendapat dan pertimbangan kepada khalifah mengenai suatu permasalahan.

Sepanjang sejarah Khilafah Islamiah berjaya, struktur pemerintahan tidak bertambah dan tidak berkurang. Mereka menjalankan tugasnya dengan baik dan juga bertanggung jawab terhadap amanahnya sebab mereka paham bahwa setiap kepemimpinan adalah amanah yang harus dilaksanakan. Rasulullah bersabda, “Setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Khatimah

Struktur pemerintahan sistem kapitalisme akan mengalami perubahan dan cenderung berdampak buruk bagi anggaran negara maupun pelaksanaan tugas-tugas mereka sebab struktur pemerintahan tersebut dibentuk bukan untuk mengurusi urusan rakyat, tetapi untuk kepentingan individu dan oligarki.

Oleh karenanya, sudah saatnya masyarakat beralih kepada sistem yang memiliki struktur pemerintahan tetap dan efisien dalam menjalankan tugas-tugasnya, sistem tersebut adalah sistem Islam. Wallahualam bissawab.[]

Menakar Keampuhan Gentle Parenting

Berbagai problem muncul seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Gaya parenting pun terus up date untuk menjawab masalah kekinian, di antaranya yaitu gentle parenting.

Oleh. Novianti
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sebelumnya, parenting atau pola asuh umumnya mewarisi dari bagaimana seseorang dibesarkan oleh orang tuanya tanpa dilandaskan pada banyak teori. Orang tua mulai menyadari butuh ilmu dan skill yang mumpuni ketika mendidik anak makin tidak mudah.

Berbagai problem muncul seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Banyak persoalan baru yang tidak terjadi pada masa sebelumnya seperti kecanduan alat gadget. Mulailah parenting ramai dibicarakan dan mendapat perhatian. Gaya parenting pun terus up date untuk menjawab masalah kekinian, di antaranya yaitu gentle parenting.

Gentle Parenting

Dikutip dari tempo.co (15-09-2024), psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener mengatakan bahwa gentle parenting membantu orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosional, menumbuhkan rasa percaya diri, dan ketahanan anak.

Menurut penemu metodenya, Sarah Ockwell-Smith, anak perlu diberi ruang untuk memilih apa yang akan dilakukan berdasarkan dorongan internal, bukan dari kemauan eksternal. Perilaku atas kesadaran diri membuat anak memaknai setiap keputusan dan tindakannya.

Ada empat pokok pendekatan gentle parenting yakni empati, rasa hormat, pengertian, dan batasan. Peran orang tua sebagai pelatih bukan orang yang menghakimi sehingga membuat anak tidak nyaman.

Empati ditempatkan sebagai aspek pertama dalam implementasi gentle parenting. Dalam membangun komunikasi dengan anak, orang tua harus mempertimbangkan perasaan anak agar bisa menyikapi perilakunya dengan tepat.

Rasa hormat adalah prinsip kedua, yakni orang tua harus menunjukkan sikap hormat dengan mau mendengarkan perasaan dan pikiran anak. Orang tua tidak boleh bersikap reaktif dalam merespons. Ajukan dulu pertanyaan agar orang tua memahami alasan di balik perilaku anak. Setiap keputusan anak harus dihargai dan orang tua tidak boleh memaksakan pendapat.

Prinsip ketiga yaitu pengertian, bermakna memahami bahwa anak berkembang secara bertahap dan memiliki tugas-tugas perkembangan yang meliputi semua aspek perkembangan. Anak dilihat secara utuh sehingga orang tua tidak over ekspektasi terhadap anak.

Prinsip terakhir adalah menegakkan batasan. Anak membutuhkan predictable condition yang dibangun lewat batasan atau aturan. Pada awalnya, biasanya anak menunjukkan pemberontakan tatkala dihadapkan pada aturan yang mengekang keinginan mereka. Akan tetapi, jika aturan disampaikan lewat komunikasi dan diterapkan secara konsisten, hidup anak akan terpola dan justru baik bagi perkembangan anak.

Bukan Solusi

Membesarkan anak saat ini memang menantang kesungguhan orang tua. Inovasi dan perubahan terjadi secara besar-besaran juga fundamental hingga memengaruhi tatanan sosial termasuk komunikasi serta interaksi dalam institusi keluarga.

Sebetulnya, empat prinsip dasar gentle parenting juga menjadi prinsip pendidikan Islam. Islam mengajarkan agar orang tua mendidik anak dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang.

Banyak kasus yang berawal dari perlakuan kasar orang tua kepada anak. Ketika anak tidak memperoleh perhatian dan kasih sayang orang tua, mereka akan mencarinya di luar rumah termasuk di media sosial. Anak terlibat narkoba, pergaulan bebas, geng motor, atau kehidupan malam, adalah bentuk pelarian dari hubungan yang tidak harmonis di rumah.

Akan tetapi, kasih sayang bisa berlebihan dan menjerumuskan ketika tidak bersandar pada standar yang kokoh yaitu akidah Islam. Anak diberi ruang yang terlalu bebas, bahkan orang tua merasa bersalah ketika menasihati anak dengan alasan setiap orang memiliki hak asasi.

Anak boleh memilih agama, mau taat pada syariat atau tidak, hingga mencintai sesama jenis pun dianggap sebagai pilihan. Pemaksaan pendapat atau aturan Islam diartikan sebagai pengekangan dan bentuk pelanggaran hak asasi.

Semangat amar makruf nahi mungkar hilang karena orang tua memilih lebih baik damai daripada berkonflik dengan anak. Kepekaan orang tua terhadap alarm bahaya menjadi lemah. Misal, anak belum mau salat di usia 10 tahun, anak perempuan tidak mau berkerudung saat sudah balig. Kemaksiatan dibiarkan karena orang tua lebih mengutamakan kenyamanan anak.

Penerapan gentle parenting tidak didasarkan pada akidah Islam berpotensi melahirkan anak egois, fokus pada kebahagiaan dan kesenangan pribadi, bergaya hidup bebas, dan cenderung tidak mau diatur oleh agama. Ini bertolak belakang dengan doa yang sering orang tua panjatkan yaitu memohon untuk dikaruniai anak qurrotta ‘ayyun atau penyejuk mata.

Parenting Ala Rasulullah

Islam sudah memberikan panduan metode dan cara mendidik anak yang sudah Rasulullah contohkan. Islam memberikan batasan yang jelas tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kenyamanan anak bukan perkara yang diagung-agungkan, bahkan dalam Islam ada bab tentang memberi hukuman kepada anak dalam kondisi tertentu.

Tujuan pendidikan dalam Islam membentuk muslim berkepribadian, pola pikir dan pola sikapnya sesuai tuntunan Islam. Dalam prosesnya, bukan dengan doktrin yang tidak memberikan ruang dialog. Justru keimanan harus lewat proses berpikir agar menjadi iman yang menancap kuat.

Baca: metode-gentle-parenting-vs-parenting-islam

Anak dipahamkan, iman dan ketaatan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Jika iman, harus taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Taat bukan beban berat ketika orientasi hidup untuk meraih rida Allah Swt.

Pelaksanaan syariat Islam bukan menjadi target di masa pra tamyiz, cukup sebatas pengenalan dan pembiasaan. Akan tetapi, saat memasuki masa mumayiz, anak harus diajak melaksanakan syariat Islam dalam keseharian terutama yang bersifat wajib dan diberi hukuman jika menolak.

Rasulullah saw. bersabda, “Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan salat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun. Pukullah karena (tidak mau salat) tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.”

Termasuk dilatih menutup aurat, menjaga pergaulan, berbakti kepada orang tua, dan menghiasi diri dengan akhlak karimah. Sebagai muslim, perbuatan anak terkait dengan ahkamul khamsah. Standar benar dan salah tidak bersifat relatif, tetapi mutlak berdasarkan pada hukum syarak.

Butuh Sistem Islam

Gaya parenting ala Barat yang datang silih berganti bisa membingungkan orang tua yang lemah dalam tsaqofah Islam. Sering kali mereka latah mengikuti dan uji coba model parenting terbaru ditambah fakta permasalahan anak makin bertumpuk dan kompleks.

Akan tetapi, banyak orang tua tidak paham bahwa beratnya mendidik anak saat ini karena kita hidup dalam sistem sekuler kapitalis. Inilah akar masalah yang membuat orang tua terus terengah-engah ketika mendidik anak.

Jika pun orang tua berupaya menerapkan parenting ala Rasulullah, hasilnya tidak bisa optimal. Pendidikan ideal dalam keluarga perlu dukungan negara yang berlandaskan akidah Islam.

Sistem Islam yang mengatur semua aspek bersumber dari hukum Allah, satu-satunya sistem yang mampu melindungi anak dari semua pemikiran yang merusak fitrah. Anak-anak akan tumbuh menjadi generasi terbaik. Pendidikan dalam keluarga sinergi dengan pendidikan oleh negara.

Daripada disibukkan dengan uji coba berbagai gaya parenting ala Barat, lebih baik orang tua kembali merujuk pada parenting Rasulullah. Tidak hanya itu, orang tua ikut berjuang mengganti sistem sekuler kapitalis dengan sistem Islam, solusi yang dijamin keampuhannya menyelesaikan persoalan anak dengan tuntas. []

Fufufafa dan Cacat Politik Demokrasi

Peristiwa akun Fufufafa niscaya terjadi dalam sistem demokrasi yang menjadikan kepentingan sebagai tujuan berpolitik.

Oleh. Arum Indah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Fufufafa mendadak trending di platform X beberapa waktu lalu. Fufufafa merupakan nama sebuah akun Kaskus yang banyak membuat status berisi hinaan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto. Lucunya, akun ini dicurigai milik wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka yang notabene akan menjadi rekan Prabowo dalam menjalankan roda pemerintahan lima tahun ke depan. Wacana liar pun bergulir bebas di media sosial. Tanpa dikomando, netizen saling bekerja sama mengungkap siapa sosok di balik akun Fufufafa. Makin diselidiki, hasilnya makin mengerucut dan menguat pada sosok Gibran.

Bukan tanpa alasan netizen menuding akun Fufufafa adalah milik Gibran. Pasalnya, banyak unggahan status yang sama antara akun Fufufafa di Kaskus dengan akun @Chili_Pari di X. Chili Pari adalah nama usaha kuliner yang dimiliki Gibran. Tidak cukup sampai di situ, akun Telegram bernama Anonymous Indonesia pun turut mengunggah video mengenai upaya seseorang menembus akun Fufufafa dengan memasukkan sebuah nomor telepon. Ketika terbaca oleh Kaskus, tercantum data berupa email dan nomor telepon Chilli Pari di sana.

Nomor telepon yang digunakan untuk menembus akun Fufufafa pun tidak luput dari investigasi. Netizen menyelidiki nomor tersebut di aplikasi Get Contact, hasilnya sesuai dugaan, nama Gibran Rakabuming Raka tertera jelas sebagai pemilik nomor tersebut. Perlu diketahui bahwa aplikasi Get Contact bisa digunakan untuk mengetahui siapa pemilik suatu nomor telepon. Caranya adalah dengan memasukkan nomor telepon dan aplikasi Get Contact akan langsung menampilkan nama pemilik kontak tersebut sesuai dengan yang disimpan di ponsel orang lain.

Akan tetapi, Gibran sepertinya enggan berkomentar panjang. Ketika ditemui oleh awak media, ia justru meminta wartawan untuk bertanya kepada si pemilik akun Fufufafa, padahal pertanyaan wartawan memang ditujukan kepadanya untuk meminta klarifikasi benar tidaknya tudingan netizen.

Seolah ingin menghapus jejak dan meredam kericuhan yang terjadi. Akun Fufufafa malah ketahuan menghapus hampir 2.100 postingan dan akun Telegram Anonymous Indonesia pun sudah tidak bisa diakses karena dituding melanggar hukum yang berlaku di Indonesia. Agaknya ada pihak yang ingin menghapus rekam jejak digital yang ada. Sayangnya, kecanggihan teknologi hari ini membuat segala hal dalam dunia digital dapat ditelusuri dengan sangat mudah.

Di pihak lain, kader Partai Gerindra Sumi Dasco Ahmad ikut berkomentar dan meyakinkan publik bahwa tidak akan ada keretakan hubungan antara Prabowo dan Gibran karena viralnya berita ini. Pihaknya juga mengaku tidak ambil pusing terhadap pemberitaan dan berjanji akan mengungkap sosok asli pemilik akun Fufufafa. (Tempo.co, 14-9-2024)

Akun Fufufafa Penuh Cuitan Sarkasme

Screenshot status akun Fufufafa yang berisi hinaan untuk Prabowo masih beredar luas di media sosial hingga kini. Screenshot itu bahkan telah dibagikan ratusan kali oleh netizen.

Berbagai cuitan akun Fufufafa yang dinilai menghina Prabowo di antaranya tertulis, “Tentara pecatan, cerai, anak melambai, pendukungnya radikal, partai koalisi gak all out mendukung,” juga cuitan lain yang bernada “Istri cerai, anak homo, terus mau lebaran sama siapa?”, dan “Kasihan capres yang anaknya desainer homo”. Status-status ini diunggah pada rentang waktu 2017 dan 2018 lalu. (Liputan6.com, 11-9-2024)

Cuitan sarkasme ini mengarahkan asumsi publik kepada sosok Prabowo. Pasalnya, cuitan ini mengingatkan pada konstelasi politik yang cukup sengit yang terjadi antara Prabowo dan Jokowi pada 2019. Cuitan lainnya pun benar-benar menggambarkan sisi pribadi Prabowo yang memang seorang pensiunan TNI, bercerai dengan istrinya, dan memiliki anak yang merupakan seorang desainer. 

Dahulu Menghina, Sekarang Mesra

Saat ini publik tengah menyaksikan drama perpolitikan yang lucu sekaligus menyedihkan. Masyarakat dapat melihat langsung bagaimana para calon pemimpin saling berebut kepentingan. Mereka rela membuang rasa malu demi merealisasikan tujuan dan kekuasaan. Sedihnya, hampir tidak ada di antara mereka yang benar-benar ingat akan nasib rakyat.

Kita bisa menapak tilas sejarah perpolitikan yang telah terjadi di Indonesia. Pada 2009, Prabowo pernah berkoalisi menjadi pasangan Megawati melawan SBY-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto. Selanjutnya pada 2014, Prabowo maju dan mengumumkan dirinya menjadi capres, ia pun menjadi rival bagi Jokowi-Jusuf Kalla yang saat itu diusung PDIP, partai yang dimotori Megawati. Pada 2019, perseteruan panas dan sengit terjadi antara Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga. Pilpres 2019 ini bahkan banyak menelan korban jiwa akibat kerusuhan massa.

Namun, siapa nyana, tidak lama setelah pilpres berlangsung, Prabowo justru bergabung dengan pemerintahan Jokowi dan mengambil jatah kursi sebagai Menteri Pertahanan. Publik pun merasa dikhianati dan kecewa dengan langkah Prabowo. Tidak kalah mengejutkan, pada Pilpres 2024 Prabowo justru makin mesra dengan Jokowi. Ia pun kembali melenggang maju menjadi capres dengan menggandeng Gibran sebagai wakilnya. Ya, panggung politik saat ini memang tidak lebih dari sekadar simbiosis mutualisme untuk memperoleh kekuasaan.

Fufufafa Bukti Cacat Politik Demokrasi

Kisah Fufufafa dan perjalanan pilpres di Indonesia hanya sedikit contoh dari sekian banyak peristiwa yang terjadi. Demokrasi telah menjadikan budaya menjilat ludah sendiri sebagai budaya yang lumrah dalam kancah perpolitikan. Yang dahulunya lawan, tidak menutup kemungkinan untuk menjadi kawan. Yang dahulunya musuh bebuyutan, sangat bisa menjadi rekan yang saling membutuhkan.

Demokrasi memang tidak seindah harapan rakyat. Sistem yang berasaskan manfaat ini telah tampak kecacatannya dari lahir. Selama sistem ini masih digunakan sebagai landasan perpolitikan, maka akan terus kita saksikan drama “pindah sana pindah sini” dan “tunggang sana tunggang sini” demi mengakomodasikan kepentingan para oligarki.

Apakah demokrasi akan berpihak kepada rakyat? Tidak. Demokrasi tidak lain dan tidak bukan merupakan alat para oligarki untuk memuluskan kepentingan mereka. Lihat saja perpolitikan Indonesia, lakon perpolitikannya hanya beberapa orang saja dan terus berputar-putar di lingkaran yang sama.  Rakyat hanya menjadi korban dari penerapan demokrasi. Suara rakyat hanya dibutuhkan saat pemilu, selebihnya para oligarki yang memegang kuasa.

Kesempurnaan Sistem Islam

Berbeda dengan demokrasi yang menjadikan manfaat sebagai tolok ukur dalam perbuatan, Islam menjadikan halal dan haram menjadi tolok ukur perbuatan. Dalam kancah politik Islam, kita tidak akan menjumpai fenomena sebagaimana yang terjadi dalam demokrasi hari ini. Para elite politik Islam hanya akan bekerja untuk kesejahteraan umat, bukan untuk konglomerat. Hukum yang akan diterapkan di tengah-tengah masyarakat hanya hukum Islam, bukan hukum buatan manusia.

Selain itu, Islam juga telah menetapkan standar calon pemimpin dan wajib dipenuhi bagi siapa saja yang ingin menjadi pemimpin. Tidak perlu ada cemoohan antara satu calon dengan calon yang lain. Tidak akan ada juga ujaran kebencian di antara pendukung para calon sebab apa pun latar belakang calon pemimpin, tujuan mereka nantinya hanya satu, yakni menerapkan Islam kaffah. Penerapan hukum syariat juga akan menihilkan politik kepentingan.

Syarat calon pemimpin yang telah ditetapkan hukum syariat juga menjadi garis batas yang tidak bisa diubah sesuka hati oleh pihak-pihak tertentu. Lebih dari itu, kedudukan pemimpin dalam Islam bukanlah sebatas prestise dan bukan pula ajang untuk menambah kekayaan. Akan tetapi, kepemimpinan dalam Islam adalah tanggung jawab. Seorang pemimpin harus siap mengemban amanah dan bertanggung jawab atas seluruh kondisi rakyatnya. Seorang pemimpin kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah dalam hal apa pun.

Baca juga :isu-kebijakan-program-pemerintah-menuai-kontra/

Sistem Islam juga akan meniscayakan rakyat dan pemimpin yang saling mencintai, bukan saling mencaci. Allah memerintahkan kepada para pemimpin untuk memimpin rakyatnya dengan hukum Islam. Pada saat yang sama, Allah memerintahkan rakyat untuk taat kepada pemimpin yang berpegang teguh kepada hukum syarak. Rasulullah bersabda,

Sebaik-baik pemimpin adalah yang kamu cintai dan mencintai kamu, kamu berdoa untuk mereka dan mereka berdoa untuk kamu. Seburuk-buruk pemimpin adalah yang kamu benci dan membenci kamu, kamu melaknati mereka dan mereka melaknati kamu.” (HR. Muslim)

Khatimah

Peristiwa akun Fufufafa niscaya terjadi dalam sistem demokrasi yang menjadikan kepentingan sebagai tujuan berpolitik. Tidak mengherankan jika para elite politik yang awalnya saling sikut untuk menjatuhkan, bisa saling berangkulan dan bergandengan di kemudian hari.

Peristiwa akun Fufufafa juga tidak akan ditemui dalam sistem politik Islam sebab Islam menihilkan konflik kepentingan dan tidak akan ada lobi-lobi para pejabat. Saat Islam diterapkan dalam bingkai Khilafah Islamiah, para pemimpin hanya akan fokus untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.

Wallahua'lam bishawab. []