Untuk Apa Aku Hidup

untuk apa aku hidup

Terjawab sudah untuk apa aku hidup, yaitu untuk beribadah hanya kepada Allah agar Dia melimpahkan keberkahan, rahmat, dan rida-Nya.

Oleh. Dewi Kusuma
(Kontributor Narasiliterasi.id & Pemerhati Umat)

Narasiliterasi.id-Manusia diciptakan Allah Swt. sebagai makhluk yang paling sempurna. Mengapa? Sebab manusia diciptakan Allah disertai dengan akal yang bisa digunakan untuk berpikir. Dengan adanya akal inilah maka manusia dikatakan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna.

Dua makhluk hidup yang lain, Allah ciptakan tidak disertai akal. Hewan dan tumbuhan adalah makhluk hidup yang diciptakan Allah Swt. tanpa adanya akal. Untuk itu, mereka tidak terbebani hukum, sedangkan manusia terbebani hukum yang harus ditaatinya.

Tujuan Hidup Manusia

Setiap manusia mempunyai tujuan hidup yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan hidup masing-masing. Ada yang berorientasi mencapai kebahagiaan dunia, ada pula yang bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat, dan ada pula yang bertujuan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Manusia akan menuai kerugian jika dalam pandangan hidupnya hanya berorientasi pada kesibukan kehidupan dunia semata. Ia hanya mencari kesenangan hidup di dunia dan beraktivitas hanya untuk mencari harta ataupun mendapatkan kesenangan dan gemerlapnya dunia. Kesibukan dunia adalah aktivitas yang melalaikan jika tidak dilandasi dengan aturan yang berasal dari Allah Swt.

Dari sinilah kita mesti jeli dalam menjalani kehidupan dunia. Kita mesti memahami untuk apa aku hidup? Harus mempunyai tujuan hidup yang jelas demi mendapatkan cinta Allah Swt. Kita mesti memahami kesibukan dunia yang akan melalaikan. Untuk itu, kita mesti menyandarkan kehidupan dunia ini agar sesuai dengan aturan-aturan-Nya.

Tentu kita semua menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka dari itu, kita wajib taat terhadap hukum-hukum syariat. Untuk memahami hukum-hukum syariat, kita mesti belajar. Hal ini perlu agar kita tidak salah langkah dalam menentukan pilihan hidup. Bisa memahami mana yang sesuai dengan aturan Allah Swt. dan memahami mana yang menyalahi syariat Islam.

Dalam sebuah ayat disebutkan bahwa Allah Swt. berfirman:

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اعۡبُدُوۡا رَبَّكُمُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ وَالَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ

Artinya: “Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 21).

Dari ayat ini tentu kita memahami bahwa seluruh manusia diseru untuk hanya menyembah atau beribadah kepada-Nya. Bukan menyembah kepada selain Allah. Dan bukan pula untuk menyibukkan diri dengan mencari kesenangan dunia.

Hidup di Dunia Hanya Sementara

Kita mesti ingat bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Sedangkan kehidupan akhirat itu selamanya. Kehidupan dunia ini mesti dijadikan ladang untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak.

Banyak hal-hal yang bisa kita jadikan ladang dalam mencari pahala. Allah memerintahkan salat, bersedekah, melakukan perbuatan-perbuatan yang baik menurut syariat, bukan perbuatan baik menurut pandangan manusia. Allah pun telah mengatur perputaran waktu siang dan malam. Hal ini agar selaras dalam mengarungi hidup.

Allah jadikan siang untuk mencari karunia maupun rezeki dan Allah jadikan malam untuk beristirahat dan ada saat mustajab untuk berdoa kepada-Nya. Semua ini Allah gilir agar manusia bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dalam QS. Al-Qasas: 73 disebutkan bahwa Allah Swt. berfirman yang artinya:

"Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya."

Pedoman Hidup

Selain dari kalamullah umat Islam juga mempunyai rujukan yang lain untuk menjalani kehidupannya. Adanya sunah, ijmak sahabat dan qiyas. Keempat ini semua yang dijadikan umat Islam dalam mengarungi kehidupannya.

Keempat hal tersebut wajib dijadikan sebagai benteng untuk menggapai rida Allah. Agar kita menjadi manusia yang bertakwa, sehingga kehidupan yang kita jalani tidak sia-sia.

Baca: Denting Nasihat Kehidupan

Al-Qur'an

Al-Qur'an wajib dijadikan hujah dalam menjalankan kehidupan di dunia. Mengapa? Karena Al-Qur'an merupakan sumber dan dalil yang qath’i, sebab ia merupakan wahyu Allah Swt. yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad saw. melalui malaikat Jibril.

As-sunnah

Wajib merujuk kepada as-sunnah karena ini merupakan perkataan, perbuatan, dan pembenaran Rasulullah saw. Susunan kalimat yang berada dalam as-sunnah berasal dari beliau. Namun, maknanya bersumber dari Al-Qur'an. Jika Al-Qur'an merupakan wahyu dari Allah Swt. baik lafaz maupun maknanya. Sedangkan as-sunnah maknanya dari Allah namun susunan lafaznya dari Rasulullah saw.

Dalam QS. An-Najm: 4, Allah Swt. berfirman yang artinya:

"Dan apa saja yang dia (Muhammad) ucapkan itu sesungguhnya bukanlah bersumber dari hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya."

Ijmak Sahabat

Ijmak sahabat merupakan kesepakatan para sahabat atas hukum kasus tertentu. Dan ini juga merupakan hukum syarak yang juga dijadikan pedoman bagi umat Islam. Kesepakatan ini ditujukan kepada hukum tertentu yang mereka ketahui bahwa Rasulullah saw. pernah melakukan, menyatakan, maupun membenarkan kasus yang mereka sepakati bersama.

Qiyas

Adapun qiyas dijadikan sebagai dalil ditentukan dari ilatnya. Jika bersumber dari Al-Qur'an, maka dalil qiyas tersebut adalah Al-Qur'an dan jika bersumber dari al-hadis berarti dalil qiyas tersebut al-hadis. Dengan demikian jelas bahwa rujukan qiyas tersebut adalah ilatnya.

Dengan menggunakan keempat dalil ini, maka manusia hidup telah sesuai dengan tujuan diciptakannya. Allah Swt. menciptakan kita tidak lain hanya untuk beribadah atau hanya untuk menyembah kepada-Nya. Terjawab sudah untuk apa aku hidup, yaitu untuk beribadah hanya kepada Allah agar Dia melimpahkan keberkahan, rahmat, dan rida-Nya.

Wallahualam bissawab.
Serang Banten, 8 Oktober 2024. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Dewi Kusuma Pancawati Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Doom Spending Mengancam Gen Z, Waspada!
Next
Doa, Ka’bah, dan Rezeki
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Tami Faid
Tami Faid
1 month ago

Barakallah bu Dewi, naskahnya sebagai pengingat diri...manusia diciptakan hanya untuk beribadah

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
1 month ago
Reply to  Tami Faid

Wa barakallah fik cantik
Semoga bermanfaat

Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
1 month ago

Masyaallah alhamdulillah barakallah fikum Mba Andrea say dan segenap tim NarasiPost.Com

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram