Bukan tidak mungkin, jika setelah solusi dua negara terealisasi, Palestina justru terbelenggu kebebasannya untuk beribadah kepada Allah. Lambat laun Israel justru akan menguasai tanah Palestina secara menyeluruh.
Oleh. Siti Komariah
(Kontributor NarasiPost.Com dan Freelance Writer)
NarasiPost.Com-Derita rakyat Palestina seakan tiada henti. Kekejaman dan kebrutalan Zionis Israel terus menghantui hari-hari mereka. Mengharap keadilan dan kedamaian dari berbagai belahan bumi lain pun hanya sekadar ilusi. Yang terjadi, nyawa-nyawa tak berdosa terus berguguran tiada henti.
Hingga saat ini, Israel terus menggerogoti wilayah Palestina, bahkan melancarkan serangan demi serangan yang sangat sadis dan tidak berperikemanusiaan. Pada Senin, 3 Juli 2023 lalu, Israel melancarkan serangan pesawat nirawak ke kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang didudukinya. Setidaknya ada 8 orang Palestina tewas dan 50 orang luka-luka akibat serangan tersebut (voaindonesia.com, 3/7/2023).
Konflik Berdarah dan Keadilan bagi Palestina
Awal mula terjadi konflik Palestina-Israel yaitu pada akhir abad ke 19. Pada 2 November 1917, Inggris mengumumkan Deklarasi Balfour, yakni dukungan pendirian negara bagi Yahudi di tanah Palestina. Namun, perjanjian tersebut ditolak oleh rakyat Palestina karena dianggap bahwa Inggris terlalu memaksakan diri untuk mendirikan negara Yahudi di wilayah Palestina, sedangkan hal ini bertentangan dengan keinginan Palestina.
Pada tahun 1936, populasi warga Yahudi meningkat, diperkirakan sekitar 370.000 orang Yahudi migrasi ke Palestina. Hal ini membuat hubungan antara rakyat Palestina dan Israel semakin memanas.
Pada 1947, PBB mengusulkan membagi Yerusalem yang menjadi perebutan antara Palestina/Arab dan Israel menjadi 3 bagian. Sesuai Resolusi Majelis Umum (MU) PBB Nomor 181 yang dikeluarkan pada 29 November 1947, sekitar 42 persen untuk Palestina dan 56 persen dari keseluruhan tanah historis Palestina untuk Israel. Adapun 2 persen Yerusalem dikelola perwalian Internasional. Namun, Resolusi MU ini ditolak oleh rakyat Palestina karena mereka adalah mayoritas, tetapi mengapa mendapatkan bagian wilayah yang sedikit.
Hingga akhirnya, pada tahun 1948 meletuslah perang Israel-Palestina pertama. Pada masa peperangan, Palestina mengalami kekalahan yang mengakibatkan Israel menguasai wilayah Palestina semakin luas yakni sekitar 77 persen. Bukan hanya itu, pascaperang pertama Israel-Palestina, sekitar 700.000 rakyat Palestina harus ke luar dari rumah mereka dan mengungsi di berbagai negara tetangga. https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/jangan-salah-langkah-wahai-palestina/
Dalam posisi kalah pascaperang pertama, rakyat Palestina/Arab tidak mau mengakui Israel sebagai sebuah negara. Mereka tetap menabuh genderang perang melawan Israel untuk mempertahankan hak-hak atas tanah Palestina. Hingga saat ini, rakyat Palestina masih terus berjuang tanpa putus asa untuk menuntut keadilan dan hak tanah mereka yang telah dirampas oleh Israel laknatullah.
Jalan Damai yang Suram
Setelah mengalami konflik berdarah yang begitu panjang, hingga diwarnai dengan aksi kekerasan dan menimbulkan banyak korban jiwa. Pada tahun 1982, bangsa Arab melalui KTT Liga Arab di Fez, Maroko mau mengakui negara Israel dengan syarat berdirinya negara Palestina di tanah tahun 1967 dengan ibu kota Yerusalem Timur.
Palestina terus melakukan perundingan di bawah sponsor Amerika Serikat. Namun, tetap saja mengalami kegagalan. Hingga, pada tahun 1993 kedua belah pihak mencapai kesepakatan Israel yang mengantarkan pembentukan pemerintahan otonomi di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Namun, kesepakatan Oslo gagal mewujudkan negara Palestina di atas tanah tahun 1967 dengan ibu kota Yerusalem Timur.
Jalan perdamaian terus ditempuh oleh rakyat Palestina, namun selalu mengalami kegagalan. Sampai akhirnya Palestina membekukan jalan perdamaian karena Israel terus menggerogoti tanah Palestina dan mengambil paksa tanah mereka. Hingga kini, Israel menduduki Palestina, merampas tanah mereka serta melakukan kekejian dan kebrutalan yang tiada henti.
Harapan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan pun memang masih suram. Proses perundingan perdamaian yang berupaya ditempuh juga jalan di tempat, bahkan bisa jadi mengalami kemunduran.
Amerika Serikat yang dipandang mampu menjadi satu-satunya negara yang memiliki kuasa untuk mendamaikan konflik antara Palestina-Israel, nyatanya juga tak bergeming. Hingga saat ini AS belum memiliki peta konsep yang jelas untuk mendorong proses perdamaian antara Palestina-Israel. Yang terjadi sekarang AS sendiri justru menjadi ganjalan bagi jalan perdamaian tersebut. Keberpihakan AS kian terlihat nyata saat Presiden Trump mengakui bahwa Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hal ini justru memicu kemarahan dari rakyat Palestina.
"Two State Solusion" Harapan Perdamaian?
Hingga saat ini salah satu opsi solusi konflik panjang Palestina-Israel yaitu two state solution atau solusi dua negara. Artinya, Israel dan Palestina hidup berdampingan sebagai negara yang berdaulat di bawah ibu kota Yerusalem. Tujuannya jelas yakni menjadikan Israel dan Palestina menjadi satu negara.
Secara sepintas hal ini seakan menjadi solusi terbaik untuk konflik tersebut, namun hal ini justru menjadi bumerang bagi bangsa Palestina sendiri. Yahudi Israel tidak akan berdiam diri untuk membiarkan kaum muslim Palestina hidup damai. Sebab, Israel sedari awal ingin mendirikan negara di wilayah Palestina dan menguasainya atas klaim agama. Israel mengganggap bahwa tanah Palestina merupakan tanah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka.https://narasipost.com/opini/05/2021/palestina-butuh-solusi-hakiki-bukan-solusi-setengah-hati/
Selain itu, two state solution juga merupakan proyek besar Amerika Serikat dan Israel yang justru menawarkan sebagian besar tanah kaum muslim kepada para penjajah dan musuh Islam secara nyata. Apalagi, kita ketahui jika AS merupakan sekutu Zionis Israel dari dulu. Maka, jelas musuh Islam tidak akan berpihak pada muslim. Bukan tidak mungkin, jika setelah solusi dua negara terealisasi, maka kaum muslim Palestina justru terbelenggu kebebasannya untuk beribadah kepada Allah. Lambat laun Israel justru akan menguasai tanah Palestina secara menyeluruh.
Sekat Nasionalisme
Umat muslim harus paham, bahwa masalah Israel-Palestina merupakan masalah umat muslim yang hanya bisa diselesaikan oleh persatuan umat muslim sendiri. Sebab, berharap pada Barat adalah sebuah fatamorgana. Sampai kapan pun Barat (AS dan sekutunya) tidak pernah memberikan solusi terhadap konflik Israel-Palestina.
Padahal, jika AS sungguh-sungguh ingin menyelesaikan problem ini, hal tersebut sangat mudah dilakukan. Karena kita ketahui bahwa AS merupakan negara adidaya. Melalui kekuasaan diplomatik dan ekonominya, seharusnya bisa memaksa Israel untuk memberikan konsesi kepada Palestina untuk menegakkan hukum Internasional. Tapi, apa yang kita lihat dari tahun ke tahun janji-janji para penguasa AS hanya sebuah retorika tanpa aksi nyata. Bahkan, AS hanya melakukan manuver "tarik-ulur" dan justru menjaga konflik yang tidak berkesudahan di negeri Palestina.
Saat ini, kaum muslim yang harusnya bersatu untuk membela muslim Palestina, justru terhalang oleh sekat nasionalisme yang sengaja diembuskan oleh musuh-musuh Islam sejak keruntuhan daulah Khilafah Utsmaniyah pada 1924 M. Sekat nasionalisme membuat kaum muslim tercerai-berai. Sibuk dengan masalah bangsa dan negaranya sendiri, tanpa peduli terhadap nasib saudara di belahan bumi lainya. Walaupun ada, yang mampu dilakukan hanya sekadar mengecam yang tidak membuat Israel bergeming.
Para musuh Islam dengan dalih nasionalisme menanamkan kecintaan kepada tanah air dan bangsa sendiri melebihi kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, yang membuat hilangnya tali ukhuah dan hilangnya semangat untuk menegakkan perisai sejati kaum muslim yakni Khilafah. Dengan adanya nasionalisme, kaum muslim justru dikungkung dengan sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Tatanan kehidupan termasuk pengelolaan negara dijauhkan dari aturan Allah dan diganti dengan undang-undang buatan manusia yang lemah dan terbatas. Kaum muslim juga dibuat tak berdaya menolong saudara semuslim yang terzalimi, padahal kaum muslim di seluruh dunia adalah saudara, dari Abu Musa Al-'Asy'ari berkata, Rasulullah bersabda: "Antara seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya adalah bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya." (HR. At-Tirmidzi).
Menghadirkan Perisai Sejati Kaum Muslim
Sampai hari Kiamat, tanah Palestina merupakan tanah milik kaum muslim. Sebab, tanah Palestina merupakan tanah kharajiyah kaum muslim sejak tahun 15 Hijriah (637 M) pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Sehingga tanah tersebut wajib untuk diperjuangkan. Sedangkan Zionis Israel wajib hengkang dari tanah Palestina.
Untuk itu, solusi satu-satunya Palestina adalah menghadirkan kembali perisai sejati kaum muslim yakni Khilafah Islamiah. "Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. (HR. Bukhari).
Khilafah merupakan institusi negara yang berlandaskan pada akidah Islam. Khilafah menyatukan umat muslim menjadi satu kesatuan di bawah kepemimpinannya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah. Khilafah memiliki kekuatan militer yang kuat dan tidak tertandingi oleh negara mana pun, bahkan AS sekali pun. Khilafah akan melindungi dan menjaga darah, kehormatan dan agama kaum muslim di mana pun berada.
Sedangkan dalam masalah Palestina jelas Khilafah akan menurunkan pasukan terbaiknya untuk menghancurkan dan mengusir Yahudi Israel dari tanah Palestina. Tidak dibiarkan mereka bercokol dan mengambil sejengkal saja tanah suci kaum muslim tersebut. Karena Israel adalah musuh kaum muslim yang wajib diperangi, Allah berfirman: "Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, tetapi janganlah kalian melampaui batas karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-Baqarah: 190).
Namun, Khilafah wajib untuk diperjuangkan oleh seluruh kaum muslim di dunia. Umat wajib berdakwah bersama kelompok dakwah ideologis yang mengikuti metode dakwah Rasulullah. Kelompok dakwah yang melakukan pembinaan kepada para anggotanya dan terjun langsung di tengah-tengah masyarakat. Metode dakwahnya berupa dakwah pemikiran tanpa kekerasan dan bersifat politik. Menyebarkan dakwah dengan menyingkap tabir-tabir keburukan sistem hari ini. Memperlihatkan bahwa sistem hari ini adalah sistem yang batil dan kufur yang telah mendatangkan nestapa bagi kaum muslim. Membongkar makar-makar yang bermuka dua, seperti AS, Cina, dan para penjajah ideologi lainnya yang sejatinya hanya ingin melakukan penjajahan di berbagai negara muslim.
Khatimah
Saatnya kaum muslim sadar bahwa solusi kenestapaan yang terjadi pada kaum muslim saat ini, baik di Uyghur, Myanmar, Suriah, Palestina dan negara lainnya adalah ditegakkan kembali sistem Islam secara kaffah dalam sendi kehidupan manusia.
Kemudian hanya dengan dakwah yang dilakukan secara istikamah, maka akan terbentuk ukhuah Islamiah yang menjadi ikatan kuat kaum muslim. Sehingga Palestina akan mampu dibebaskan dari cengkeraman Israel, begitu juga dengan kaum muslim saat ini, yang ada di berbagai belahan bumi lainnya juga terbebas dari cengkraman kapitalisme.
Wallahu a'lam bishawab
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Naskah keren banget. Barakallah ❤️
Solusi Palestina hanya akan selesai jika Khilafah segera tegak. Kita umat Islam di Indonesia, sedang dinanti para syekh Palestina untuk segera menjemput janji-Nya. Khilafah tegak di muka bumi.
Aamiin. Bener banget mba. semoga para pejuang dakwah Istiqomah dan siap menjemput pertolongan Allah. Karena Hanya Khilafah Solusi Hakiki seluruh problem kehidupan termasuk palestina
Sedih rasanya kalau bicara nasib kaum muslim dan Palestina. Mereka seperti kapal yang terombang ambing tanpa arah yang jelas. Para penguasa muslim hanya sibuk dengan daerah teritorialnya masing-masing, tanpa mau turun tangan langsung mengusir zionis. Ya, solusinya sudah jelas, dengan mewujudkan kekuatan adidaya untuk mengusir penjajah, yakni Khilafah.
Iya mba Sartinah. Hanya dengan Khilafah unat muslim dan dunia bisa diselamatkan, hidup sejahtera. Sangat merindu dengan sistem kepemimpinan Islam.
Naskahnya keren. Setuju Palestina maupun negeri lainnya akan mendapatkan kemerdekaan hakiki jika kita bersatu dibawah naungan Daulah Khilafah Islamiah.
Penyajian fakta dan alur nya sangat apik, pembagian sub tema yang bagus karena jadinya tiap tema tidak terlalu panjang, ditambah mungkin KBBI nya juga tidak banyak salah (ini problem saya) Congratulations mbak komariah
Syukron jazakillah, Mba. Saya juga masih butuh banyak belajar. . Kita belajar sama-sama, Mba.
Benar sekali. Untuk menghadirkan perisai umat butuh dakwah berjemaah bersama kelompok yang bersifat politik.
Iya mba. Semoga yang sudah melakukan aktivitas dakwah senantiasa diberikan istiqomah untuk senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat untuk menjemput Nasrullah. Aamiin
Kita harus ttp Istikomah djln dakwah agar bisa memperjuangkan syariah islamiah utk melindungi saudara kita d penjuru dunia...Allah huakbar
[…] Rasulullah saw. sebagai nabi terakhir merupakan pembawa risalah Islam yang bertanggung jawab untuk menyebarkannya ke seluruh manusia. Islam merupakan agama penyempurna dari agama-agama samawi sebelumnya sekaligus pedoman hidup yang paripurna bagi manusia.https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/lorong-panjang-palestina-meraih-asa/ […]
[…] Kesimpulannya, sejak awal, Inggris maupun Amerika memang mendukung Israel dan mustahil saat yang sama juga mendukung Palestina. Bahkan, Amerika dan sekutunya justru berkontribusi menopang kekuatan militer Israel. Inilah potret kemunafikan negara Barat yang berdusta memerangi terorisme demi melanggengkan kolonialismenya. Mereka menjadikan kebohongan dan manipulasi sebagai aturan politik yang wajib dijalankan, terutama menyangkut isu-isu kaum muslim. https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/lorong-panjang-palestina-meraih-asa/ […]
[…] https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/lorong-panjang-palestina-meraih-asa/ […]
Ya Allah, sungguh sangat rindu dengan keberadaan khilafah ala min hajin nubuwah di mana kenestapaan saudara kita di Uyghur, Myanmar, Suriah, Palestina dan negara lainnya akan berakhir.
[…] 2.https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/lorong-panjang-palestina-meraih-asa/ […]
[…] Pada tanggal 10 November 1975, PBB kembali mengeluarkan resolusi. Kali ini, PBB menyatakan bahwa zionisme merupakan bentuk rasisme seperti politik apartheid di Afrika Selatan. Israel pun menyebut Resolusi Nomor 3379 itu sebagai sikap anti-Yahudi. Resolusi ini kemudian dicabut oleh PBB pada tahun 1991.Baca juga : https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/lorong-panjang-palestina-meraih-asa/ […]
[…] https://narasiliterasi.id/opini/08/2023/lorong-panjang-palestina-meraih-asa/ […]
[…] Baca: lorong-panjang-palestina-meraih-asa/ […]