Aturan Islam kaffah tidak hanya mampu menjaga pergaulan generasi muda, tetapi akan menyelamatkan kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
Oleh. Mardiyah
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Berita tentang perkosaan anak yang berlanjut pembunuhan seolah tak ada habisnya. Hal ini menunjukkan betapa tidak aman dan tidak ramahnya negeri yang kita huni saat ini. Salah satu penyebabnya adalah remaja yang kecanduan pornografi. Pergaulan anak-anak yang tanpa filter membuat mereka makin rusak.
Kecanduan Pornografi, Pergaulan Anak Makin Brutal
Pergaulan anak-anak yang rusak pun sudah mengarah pada tindak kriminal. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Anwar Reksowidjojo telah menetapkan empat orang pelaku perkosaan dan pembunuhan seorang remaja putri AA (13 tahun) sebagai tersangka. Keempat remaja tersebut IS (16), MZ (13), MA (12), dan AS. Tersangka yang bertindak sebagai dalang kejahatan tersebut adalah IS (16). (cnnindonesia.com, 6-9-2024)
Kehidupan anak-anak kita makin mengkhawatirkan. Pergaulan mereka pun kian bebas. Di sisi lain, rasa aman menjadi sangat mahal harganya karena tidak dijamin oleh negara. Tayangan pornografi yang seharusnya tidak dikonsumsi anak, remaja, maupun dewasa kini menjadi sangat mudah diakses melalui layar gadget kita.
Betapa banyak fakta tentang rusaknya pergaulan anak-anak yang mengarah pada tindak kriminal. Contohnya kejadian di Palembang yang sungguh membuat miris, anak-anak belia tak disangka bisa berbuat nista. Tindakan tersebut mereka lakukan karena sebelumnya telah terbiasa menonton video porno. Tak heran jika mereka tidak hanya memerkosa, tetapi juga membunuh korbannya.
Penjagaan Berbagai Pihak Hilang, Pergaulan Anak Memprihatinkan
Rusaknya pergaulan anak menunjukkan bahwa peran penjagaan dari berbagai pihak tidak berjalan, baik orang tua, masyarakat, dan negara. Di mana peran negara untuk memblokir situs-situs porno? Kalau pemerintah mau anak-anak kita tidak melihat pornografi, sebetulnya sangat bisa untuk memblokir situs-situs porno tersebut.
Di mana pula ayah dan ibu dari anak-anak belia itu? Apa yang sudah diajarkan pada mereka tentang akhlak, akidah, bahaya pacaran maupun pergaulan bebas? Mungkin orang tua mereka sibuk mencari nafkah sehingga tak sempat memperhatikan pendidikan anak-anaknya.
Anak-anak belia itu hanya berpikir untuk mendapatkan kesenangan jasadiyah semata tanpa memedulikan norma yang ada, baik norma agama, norma sosial, dan lain-lain. Cara berpikir seperti ini dipengaruhi oleh proses pendidikan sekuler, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan pergaulan.
Anak-anak sudah kehilangan kebahagiaan masa kecilnya. Gadget dan internet mampu mengalahkan permainan tradisional yang biasa dimainkan anak-anak. Namun, perubahan ini juga menghasilkan perubahan akhlak dan moral anak-anak.
Anak-anak sangat mudah mengakses hal yang haram yang merusak akhlak dan moral mereka. Hal ini karena negara memang membebaskan siapa pun untuk mengakses pornografi. Di sisi lain, media hiburan anak-anak pun tak luput dari sasaran pornografi.
Sistem pendidikan sekuler menjadi salah satu penyebab merosotnya akhlak dan moral anak-anak. Pasalnya, sistem pendidikan tidak menjadikan anak-anak terikat pada aturan agama, bahkan tidak mau aturan agama dipakai untuk kehidupan sehari-hari.
Circle pertemanan yang buruk turut menyumbangkan buruknya pergaulan anak-anak dan remaja. Tayangan hiburan dan game online yang merusak berseliweran di layar kaca dalam genggaman tangan anak-anak. (kuninganmass.com, 15/8/2024)
Peran Negara Menjaga Generasi
Menjaga masyarakat termasuk generasi muda dari pergaulan yang merusak menjadi tanggung jawab negara. Islam mewajibkan negara agar mencegah terjadinya kerusakan masyarakat dan generasi melalui penerapan berbagai aspek kehidupan. Tentu saja dengan kebijakan yang sesuai aturan Islam, di antaranya pendidikan Islam, media islami hingga sistem sanksi yang menjerakan.
Sistem pendidikan Islam mencetak generasi muslim berkepribadian Islam. Artinya, mereka memiliki cara berpikir islami (aqliyah islamiah) dan pola sikap islami (nafsiyah islamiah). Selain itu, negara Islam akan mengarahkan media agar hanya menayangkan tontonan yang mendidik sehingga dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan. Negara tidak akan mengizinkan penayangan pornografi dan pornoaksi.
Baca: pornografi-merusak-generasi/
Di sisi lain, sistem sanksi dalam Islam betul-betul akan membuat jera. Hukuman untuk pelaku zina dicambuk atau dirajam dan harus disaksikan orang banyak. Hukuman cambuk atau rajam bersifat jawabir dan zawajir. Artinya, sebagai tebusan dosa bagi pelaku dan menimbulkan efek jera bagi yang berniat melakukannya.
Negara seharusnya mengambil aturan Islam untuk mengatasi berbagai persoalan manusia. Pasalnya, mengambil aturan sekuler seperti saat ini telah mengakibatkan kerusakan yang sudah tampak hasilnya, di antaranya adalah anak remaja kecanduan pornografi. Rasulullah bersabda: "Ketika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sungguh mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri." (HR Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ath-Thabrani)
Negara Islam akan mengambil aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan agar syariat Islam kaffah bisa ditegakkan. Fakta ini terbukti pernah terjadi di masa lalu, di mana Khilafah Islam eksis selama hampir 14 abad dan dinobatkan sebagai peradaban terbaik atau golden age of Islam.
Sudah saatnya umat Islam kembali pada aturan Allah yang penuh berkah. Aturan Islam kaffah tidak hanya mampu menjaga pergaulan generasi muda, tetapi akan menyelamatkan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Hebatnya lagi, aturan Islam kaffah tidak menzalimi nonmuslim.
Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com