Proyek Moderasi Makin Gencar, Generasi Kian Ambyar

Tujuan dari proyek moderasi beragama adalah untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada generasi muda sebagai langkah awal yang berkelanjutan dalam memperkuat nilai-nilai demokrasi.

Oleh. Mahganipatra
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Acara yang diselenggarakan oleh Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama bertajuk, "Dialog Pemuda Lintas Paham Keagamaan Islam" di Bandung, Kamis (5-8-2024), setali tiga uang dengan program, "Sosialisasi Islam Moderat Sejak Dini" di Balikpapan, Kalimantan Timur. Kedua program ini merupakan bagian dari proyek moderasi beragama dari Kementerian Agama.

Dilansir dari kaltim.antaranews.com, (11-9-2024), sebanyak 500 siswa madrasah dan guru dari berbagai latar belakang agama, suku, dan budaya didorong agar ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi moderasi beragama. Kegiatan ini dihadiri oleh ibu negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) dengan didampingi oleh Ibu Wury Ma'ruf Amin dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM).

Agar proyek ini sukses, Kemenag juga telah melibatkan para influencer dan tokoh muda untuk menjadi amplifier dalam menyosialisasikan empat sikap moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, antikekerasan, sikap toleransi, dan penerimaan terhadap tradisi lokal.

Tujuan Proyek Moderasi Beragama

Proyek moderasi beragama tujuannya adalah untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada generasi muda. Sebagai langkah awal dan berkelanjutan, para siswa/pelajar akan diperkuat dengan pemahaman nilai-nilai demokrasi dan kebersamaan di lingkungan sekolah serta masyarakat.

Bahkan di berbagai kesempatan, Kemenag bersama stakeholdernya juga terus berupaya untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama tersebut kepada generasi muda melalui beragam cara, di antaranya:

Pertama, menggabungkan mata pelajaran seperti PAI (pendidikan agama Islam), Pancasila dan Kewarganegaraan dengan mengintegrasikan kurikulum tersebut ke dalam konsep moderasi beragama.

Kedua, melaksanakan pengembangan karakter dalam beragam kegiatan keagamaan. Para siswa diajak untuk mempraktikkan sikap toleran, menghargai perbedaan pendapat, dan menghormati keragaman.

Ketiga, mendorong generasi ke dalam aktivitas dialog lintas agama dan melakukan kunjungan ke tempat-tempat ibadah agama lain. Hal itu dilakukan demi memperluas wawasan serta meningkatkan pemahaman tentang toleransi beragama.

Keempat, melatih para guru dengan pembekalan pemahaman yang mendalam tentang moderasi sehingga bisa menjadi teladan bagi siswanya.

Kelima, melakukan kegiatan ekstrakurikuler, seperti bakti sosial, seminar tentang keberagaman, dan lomba antarsekolah agar bisa menjadi sarana efektif untuk menyosialisasikan moderasi sejak dini.

Keenam, melakukan pendekatan kepada orang tua dalam sosialisasinya agar pemahaman tentang moderasi juga diterapkan di lingkungan keluarga.

Tujuan utamanya yaitu membentuk siswa supaya berpikir moderat, terbuka, dan siap hidup berdampingan dengan masyarakat yang memiliki latar belakang agama dan budaya yang berbeda. Dengan demikian, pemerintah memilih fokus untuk terus menyosialisasikan pengembangan sikap toleransi, saling menghargai perbedaan, dan pemahaman yang mendalam tentang Islam sebagai agama yang rahmatan lil-alamin (rahmat bagi seluruh alam) versi Islam moderat kepada masyarakat.

Fakta di Balik Proyek Moderasi Beragama

Gencarnya proyek moderasi beragama kepada para pelajar disebabkan adanya anggapan bahwa di dalam institusi pendidikan telah berkembang paham radikalisme dan ekstremisme. Paham tersebut dianggap memicu munculnya kasus-kasus kekerasan di dalam lingkungan sekolah dan sekitarnya.

Padahal faktanya, problem kekerasan yang terjadi di kalangan generasi, bukan berasal dari paham radikalisme maupun ekstremisme. Namun, justru karena pengaruh paham dan gaya hidup permisivisme dan liberalisme yang telah merasuk ke tengah-tengah generasi saat ini.

Paham ini masuk melalui sistem pendidikan sekuler dan penerapan sistem kehidupan kapitalisme oleh negara sehingga berdampak pada dekadensi moral generasi. Misalnya, maraknya tawuran antarpelajar, gaya hidup maupun tradisi seks bebas di kalangan pelajar, tingginya angka kriminalitas dan perundungan di masyarakat, aborsi, narkoba, dan lain-lain.

Selain itu, mereka juga rentan terprovokasi oleh hal-hal yang bersifat sepele, seperti sikap iri dan dengki, sakit mental, problem lingkungan, perbedaan strata ekonomi, kurangnya perhatian dari orang tua, dan lain-lain.

Baca juga: Gentle Parenting Apatah Solusi Parenting Zaman Now?

Namun sayangnya, pemerintah sepertinya telah amnesia. Penyebab problem kekerasan hari ini adalah dekadensi moral, tetapi solusi yang diterapkan malah pengembangan sikap toleransi. Ibarat sakit, diagnosisnya sakit kepala, tetapi obat yang diberikan justru obat diare. Apakah ini bisa menyelesaikan masalah? Atau generasi justru kian ambyar.

Proyek Moderasi untuk Melestarikan Sistem Kapitalisme

Proyek moderasi beragama yang gencar disosialisasikan pemerintah hari ini, pada hakikatnya bukan untuk menangkal radikalisme di kalangan pelajar. Akan tetapi, untuk mengadang tersebarnya pemikiran-pemikiran Islam ideologi yang akan membangkitkan umat Islam.

Proyek moderasi beragama hari ini merupakan proyek pesanan dari AS dan sekutunya demi melestarikan sistem kapitalisme sekuler dan hegemoni kekuasaannya. Proyek ini sejatinya hendak menjauhkan generasi muslim dari pemahaman syariat Islam secara Kaffah.

Melalui lembaga think thank dan konsultan pertahanan serta strategis AS dalam Building Moderate Muslim Networks, Amerika dan negara-negara kafir Barat. Mereka telah sepakat bahwa Islam yang sesuai dan dapat diterima hanyalah Islam moderat, bukan Islam ideologi.

Islam moderat adalah Islam yang mendukung demokrasi, sepakat dengan ide-ide HAM, kesetaraan gender, menolak pemberlakuan hukum-hukum syariat Islam, menentang radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.

Bahkan melalui para ulama dan cendekiawan muslim yang sudah terbeli dan teracuni oleh pemikiran sekuler. Mereka tanpa rasa malu, menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang sangat murah, memelintir nas-nas Al-Qur'an dan hadis sebagai legitimasi pendapatnya agar diterima oleh umat Islam.

Salah satunya adalah Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 143;

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

Artinya: "Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) sebagai umat yang "wasath" agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu." (QS. Al-Baqarah: 143)

Adapun label radikal atau ekstremis, memang sengaja disematkan kepada mereka yang mendukung Islam ideologi, yaitu muslim yang telah dan akan berjuang menegakkan syariat Islam secara kaffah dengan mendirikan negara Khilafah Islamiah di seluruh dunia.

Khatimah

Untuk menghalangi tegaknya sistem Islam secara kaffah (Khilafah), kafir Barat dan kompradornya terus menyebarkan propaganda moderasi beragama. Mereka sangat paham dan yakin, jika generasi ini mengambil Islam ideologi, syariat Islam kaffah (Khilafah) akan segera tegak.

Artinya, akan segera lahir duta Islam yang akan berlomba-lomba untuk menerapkan Islam secara kaffah, baik dari sisi akidahnya maupun dari sisi siyasahnya (politik). Mereka juga tidak akan mau berkompromi dengan pemikiran Barat yang sekuler. Pasalnya, jika pemikiran Islam ideologi ini diemban oleh generasi muslim pasti akan lahir profil generasi muslim yang produktif dan tangguh.

Generasi yang siap membangun peradaban mulia yang akan menegakkan sistem Islam secara kaffah (Khilafah). Hanya Khilafah, negara satu-satunya yang akan mampu menjaga dan meng-upgrade kualitas generasi dengan ideologi Islam. Melalui sistem pendidikan Islam, Khilafah akan menyebarkan dan menghidupkan tradisi dakwah demi mewujudkan generasi harisan aminan lil Islam (penjaga Islam yang terpercaya).

Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Mahganipatra Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Tujuh Lapis Bumi dan Kebenaran Al-Qur'an
Next
Solusi Preventif Islam Menangani Bencana
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca Juga: Proyek Moderasi Makin Gencar, Generasi Kian Ambyar […]

trackback

[…] Baca juga: Proyek Moderasi Makin Gencar, Generasi Kian Ambyar […]

trackback

[…] Baca: Proyek Moderasi Makin Gencar Generasi Kian Ambyar […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram